bukan tandingannya

Dewi masih tak mau bicara hingga akhirnya Nanang kesal, dan menarik istrinya itu ke kamar.

Saat Nanang membuat istrinya itu tak bisa berkutik hingga akhirnya mengakui.

Akhirnya Nanang mengambil penawar racun itu dan langsung memasukkan cairan itu ke jarum suntik.

Bahkan suntikan di berikan bukan hanya untuk satu titik melainkan beberapa titik fatal.

Nanang sedikit was-was karena takut jika dia telat memberikan penawar karena ulah istrinya.

Tiba-tiba melihat Dirga muntah darah, di pun lega melihat kakak iparnya itu terselamatkan.

"Sumpah bercandaan kalian tak lucu," Keta Nanang pada Arga.

"Ayolah itu hanya sebuah candaan, tak usah seperti itu, dulu kalian tak seheboh ini, toh dia juga tak mati bukan," kata Arga menjawab pertanyaan kakak iparnya.

"Itu tak lucu Arga, bagaimana kalau tadi penawar racunnya tidak di berikan tepat waktu," marah Siska istri Dirga.

"Dia mati, kamu jadi janda kaya, dan tak perlu melihatnya menikah dengan orang lain bukan," kata Arga tertawa dan langsung pergi ke kamarnya.

"Arga minta maaf," kata Naina.

"Bunda tak menyuruhnya minta maaf dulu, kenapa aku harus, apa sekarang bunda mau menunjukkan kasih sayang seorang ibu, cih..." kata Arga yang langsung pergi.

Dirga merasa marah dan kesal karena kebodohannya saat kecil membuatnya harus berurusan dengan pria yang tak seharusnya.

Padahal jika Dirga bisa menjadi kakak kesayangan dari adiknya itu seperti Dewi.

Mungkin dia bisa menguasai banyak tempat di kota, terlebih dengan kemampuan dari Arga saat ini yang bisa mengendalikan dan mengunakan racun.

Tapi sayangnya dia malah masuk daftar orang paling di benci oleh Dirga.

Itulah kenapa dia memilih untuk tinggal di kota, dan mengurus semua pekerjaan yang ada di sana.

Pagi ini seperti biasa, Kalista pergi ke pasar krempyeng yang ada di desanya.

Saat gadis itu lewat, beberapa orang nampak berbisik sesuatu sambil tertawa melihatnya

"Eh Kalista aku dengar kamu mau menikah dengan si buruk rupa ya, kasihan amat kalau punya anak nantinya, ibunya jelek dan ayahnya buruk rupa,kalau punya anak pasti cacat dan jelek ya," kata para ibu itu.

"Permisi Bu, lebih baik lihat sekitar sebelum bicara, siapa tau ada orang Romo Jalal," kata Kalista yang tak mau memperpanjang masalah.

Mendengar itu, ketiga ibu-ibu itu langsung celingukan karena takut jika mereka akan mendapatkan masalah.

Sedang Kalista memilih pergi menjauh dari kerumunan ibu-ibu itu yang bikin panas telinga.

Dia bukan tak mau menjawab melainkan merasa tak perlu, lagi pula para wanita itu hanya bisa menghina di belakang.

Pasalnya dia tau jika meski mereka berani menghina Arga, tapi semua orang tetap takut terlebih hampir seluruh usaha milik Romo Jalal di desa di miliki oleh pemuda itu kecuali restoran.

Karena itu di pegang oleh Dewi, sesampainya di pasar Kalista mulai membeli semua yang di perintahkan ibunya.

Dia tak pernah membantah jika orang tuanya yang menyuruh, itulah kenapa dia langsung mengiyakan saat ada lamaran yang datang untuknya dan kakaknya.

Karena syarat pernikahan itu siapapun yang melamar harus mau menerima kedua gadis itu di dalam keluarganya.

Dan yang terpenting tak boleh sampai mereka di pisahkan, tanpa di duga seseorang memeluk kalista dari belakang.

"Halo calon adik ipar?" sapa Dewi yang datang belanja bersama beberapa mbok.

"Pagi Bu Dewi..."

"Hentikan panggilan itu, sekarang panggil mbak Dewi, karna aku calon kakak ipar mu, ho-ho-ho," kata Dewi yang menunjukkan sifat yang ramah di banding saat di sekolah.

"Iya mbak," jawab Kalista

Terpopuler

Comments

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

jodoh mu cermin nan dri diri mu..itu kt nenek ku

2023-03-05

1

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!