Akhirnya pernikahan Dirga dilakukan terlebih dahulu di banding Arga yang memang lebih muda.
Kedua pernikahan itu lancar dengan di pimpin oleh Romo Jalal di saksikan oleh semua warga, Satrio yang duduk di samping ibunya itu pun terlihat sedih.
"Kenapa kamu le?" tanya mbok Yulia.
"Aku yang besar bersama dengan mas Arga, malah belum nikah sih, kasihan amat," kata pemuda itu sedih.
"Tenang saja, dulu ayah juga nikah telat karena terlalu sibuk," kata Jul.
"Pantes aku punya ayah sudah berumur," kata Satrio yang langsung di keplak oleh bapaknya.
Tak butuh waktu lama saat acara selesai, harusnya kedua pasangan itu duduk di pelaminan.
Tapi Arga memilih duduk bersama keluarganya begitupun dengan Kalista.
Bahkan Lista terlihat tidak nyaman dengan pakaian yang dia kenakan, "ganti saja bajumu, dari pada kamu terus seperti itu," kata Arga yang sedang menikmati camilan yang tersedia.
"Tidak begitu, karena setelah ini kita harus foto bersama buku," kata nyonya Naina yang menghampiri anak menantunya itu.
"Baik nyonya," jawab Lista.
"Jangan panggil nyonya, dia ibu mertua ku, panggil dia bunda seperti kami semua," kata Dewi merangkul gadis itu.
Akhirnya sesi foto keluarga, Arga ingin lari karena selama ini dia tak pernah ikut dalam foto atau momen apapun.
Lista yang juga mengalami hal sama, mengenggam erat tangan dari suaminya.
"Maaf... aku gugup karena ini pertama kalinya aku foto dengan banyak orang," katanya.
Akhirnya Arga pun diam dan ikut foto dan setelah itu dia mengambil tas milik istrinya, dan setelah itu Lista pamit tanpa drama seperti kembarannya.
"Kalista ingat jaga adik mu, kamu mengerti!!" kata ayah gadis itu.
"Dia punya suami, minta suaminya untuk menjaganya, jangan membebani istriku," marah Arga yang menatap kedua orang tua istrinya itu.
Karena dia sudah mendengar tentang apa yang dialami oleh istrinya selama ini.
Jadi dia tak mau melihat istrinya menjadi sengsara lagi, terlebih dia yang mengatur hampir semua usaha di desa.
"Dan untuk semua orang yang berani menghina istriku, maka aku akan membuatnya bisu selamanya, ingat itu tak terkecuali itu keluarga ku sendiri," kata Arga yang langsung menarik Kalista pulang ke tempatnya.
Ternyata mereka pulang ke rumah kediaman Rahmat yang sudah bangunan menjadi tiga rumah yang berukuran sangat luas,
Dan setiap rumah memiliki pelayan dan orang kepercayaan serta pengawal masing-masing.
Dan kini Kalista masuk di ikuti tiga orang pelayan, yaitu mbok Yulia, mbok suna dan mbok Sum.
sedang untuk orang kepercayaan dari Romo Jalal adalah pak Jul, dan tangan kanan Arga adalah Satrio.
Para pengawal ada tiga orang, Joko, Londo dan Acung, mereka adalah orang yang sudah di pilih sendiri oleh Arga.
Bahkan penampilan mereka saja tak kalah seram dari Arga. "maaf mas, apa aku boleh tanya, apa di sini ada peraturan yang harus aku patuhi?" tanya Lista nampak bingung melihat semua orang ini
"Tidak ada, hanya saja ucapan ku adalah hukum di sini, dan jika di luar adalah ucapan Romo, asal kamu tak membuatku marah itu cukup," kata Arga mencengkram dagu istrinya itu.
Lista pun mengangguk dan di antar mbok Yulia masuk ke dalam kamar utama milik Arga.
Gadis itu kaget melihat kamar yang begitu luas dan sangat indah dan dingin.
Tapi dia tertegun melihat ranjang yang di hias dengan sangat romantis itu.
Tanpa di duga Arga juga masuk kedalam kamar dan melihat Lista hanya berdiri memandang ranjang penuh bunga itu.
"Jika kamu alergi kamu bisa menyingkirkannya, karena aku tak bisa tidur karena kelopak bunga itu," kata Arga yang langsung pergi ke kamar mandi
Dan saat dia keluar, dia terkejut melihat semua bunga sudah bersih dan di taruh di sebuah kantong kresek.
Bagaimana bisa gadis itu bekerja secepat itu, dan kini wanita itu juga sudah selesai menata bajunya.
"Kita keluar, karena tadi kamu belum makan siang bukan," tanya Arga
"Iya mas, tapi saya tak perlu makanan aneh-aneh karena saya bisa memasak sendiri," kata Lista yang tak ingin merepotkan semua orang.
"Tidak masalah, para mbok di sini memang sudah tugasnya untuk melakukan semua itu, lagi pula kamu tinggal bilang makan apa atau apa yang kamu bisa atau tidak dalam makanan," perintah Arga
"Baik mas,"
Lista pun buru-buru ke area dapur dan melihat mbok Yulia yang sedang berbincang dengan tiga pengawal yang akan menjaga nyonya batu mereka.
"Permisi, di sini yang biasanya memasak siapa, saya di minta mas untuk menyampaikan apa yang bisa atau tidak saya makan," kata Lista sedikit takut.
"Baik nyonya, karena suami saya sedang ke rumah utama, anda bisa mengatakan pada saya, dan kalian mulai sekarang kemanapun nyonya Kalista pergi, jaga dan ikuti, jangan pernah lengah mengerti," kata Mbok Yulia.
"Siap mbok," jawab ketiganya.
Joko, Acung dan Londo pun undur diri, Kalista mulai duduk di samping nyonya baru itu.
"Jadi nyonya, apa anda alergi sesuatu?" tanya mbok Yulia.
"Tidak punya mbok, saya bisa makan semua bahan dan jenis, tapi saya paling suka sayur rebus, seperti pelayan muda rebus, labu Siam rebus bahkan pare juga di rebus," kata Lista.
"Terus makannya dengan lauk pasti dong nyonya, suka makan daging di masak apa, semur, rendang atau di gulai, karena itu makanan kesukaan tuan Arga," kata mbok Sum penasaran.
"Saya tidak pernah makan itu mbok, karena ayah bilang itu untuk Gita karena dia butuh untuk kesehatannya, jadi saya lebih menyukai ikan lele goreng atau di masak berbagai jenis," jawab Lista
Kedua orang itu saling pandang, "kalau begitu siang ini ada semur daging, apa nyonya mau coba?" tawar mbok suna yang merasa kasihan pada wanita muda itu
"Tidak usah mbok, biar mas Arga saja bagaimana pun makan sayur rebus dan sambal itu sudah enak," kata Lista.
"Mbok kenapa makan siang belum siap," panggil Arga yang batu dari rumah Romo Jalal.
Lista langsung bangkit dan segera menghampiri suaminya itu, dia masih berdiri di samping pria itu, "duduklah, atau perlu aku yang mendudukkan mu juga,"
Mendengar ucapan itu, Lista langsung duduk, dan sepertinya dia ingin membantu para pelayan rumah.
"Mas... bolehkah aku membantu mereka, karena selama ini tugas ku selalu di dapur," kata Lista lirih.
"Pantas tangan mu kasar, kamu di sini itu istri ku bukan pembantu, sekarang tugas mu hanya merawat dirimu, mengerti,"
"Baik mas," jawab Lista tak bisa bicara lagi.
Saat melihat begitu banyak sayur Arga kaget karena dia paling benci benda hijau itu
"Kalian mau menjadikan ku kambing?"
"Itu punya ku nas, aku suka makan itu," jawab Lista.
"Pantas tubuh mu sekecil ini, mbok tolong mulai besok perhatikan gizi untuk nyonya, jika dia tetap seperti ini, aku akan kecewa pada kalian, terutama buat dia menjadi wanita seksi,"
"Baik tuan,"
"Tapi bukankah seharusnya, itu lebih efektif jika mas Arga yang nyemek-nyemek sendiri," kata Satrio yang langsung di lempar timun.
"Ya!! mau mati kamu!" teriak Arga yang begitu keras.
"Aduh singa sudah ngamuk, aku lebih makan deh," kata Satrio yang lari ke dapur.
Dan semua orang hanya tersenyum karena mereka tau jika hanya sosok Satrio yang bisa melakukan itu pada Arga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments