monster buruk rupa

Malam hari, saat semua orang tidur tapi tidak dengan satu orang, dia adalah Argantara.

Seorang pemuda yang memiliki tinggi badan di atas rata-rata dengan tubuh tinggi besar, dan wajah yang jarang dia tunjukkan.

Terlebih rambut panjang selalu tergerai kusut, menutupi wajahnya yang memiliki bekas luka.

Dia berjalan di dalam kegelapan jalan desa Sawahan, bisa di bilang dia adalah singa milik keluarga Rahmat.

Bagaimana tidak, dia adalah orang yang akan menghabisi setiap musuh keluarganya tanpa ampun.

Bahkan pria itu tak mundur dan gentar jika memang banyak orang yang mengepungnya.

Dan hanya dia orang yang bisa menghentikan pria itu, selain Dewi itu adalah Naina sang bunda.

Malam ini dia berjalan cukup jauh hingga kampung sebelah. dan dia sampai di sebuah rumah yang terlihat sederhana dagi kejauhan.

Itu adalah rumah gadis yang akan menjadi istrinya, dia belum tau gadis yang mana akan jadi istrinya.

Dia pun mendekati rumah itu, dan tiba-tiba seorang gadis berjalan keluar dari rumah itu.

Gadis itu sepertinya sangat ceroboh, Karena dia menginjak seekor ular berbisa.

Untung dia di angkat oleh Arga, dan pria itu menangkap ular berbisa itu yang langsung mati di tangannya.

Kalista kaget melihat dirinya di angkat sosok tinggi besar itu, tapi anehnya Kalista tidak berteriak ketakutan.

Tapi malah fokus dengan tangan Arga yang memegang ular itu, karena dia sempat melihat ular itu menggigit pria itu

"Kamu terluka," kata Kalista yang menujuk tangan dari Arga.

Pria itu merasa aneh, bagaimana wanita seperti Kalista tak takut padanya.

"Kamu tak menyebutku genderuwo, atau apapun itu?" suara berat yang terdengar.

"Kenapa? karena penampilan mu ya, tapi aku juga tak sebagus itu, lihatlah dan terima kasih sudah menolong ku," kata Kalista yang akan menghisap bekas gigitan ular itu.

Tapi Arga menghentikan gadis itu dengan dua jarinya, agar tak menyentuh darahnya.

"Jangan mati konyol dengan melakukan itu," kata Arga yang menyentuh wajah Kalista yang sangat kecil menurutnya.

"Aroma mu menyenangkan," lirih Arga yang mencium rambut panjang Kalista sebelum pergi.

Sedang Kalista membeku menutup matanya, karena baru pertama kali dia merasakan di tolong dan di perlakukan seperti manusia.

Karena selama ini semua orang mempermalukan dirinya tanpa ampun.

Arga menuju ke rumahnya, dan dia pun langsung memutuskan untuk tidur saja.

Karena dia juga tak apa yang terjadi padanya, jadi lebih baik dia tidur dan melupakan semuanya.

Keesokan harinya, semua keluarga sudah ada di meja makan, kecuali Arga.

"Mbok Ina tolong panggilkan Arga, kenapa dia tak datang untuk sarapan," kata Naina.

"Mungkin dia sedang tidur, bagaimana bisa anak titisan beruang itu bangun pagi, dia kan beraktifitas saat malam hari, jadi persis hewan bukan," kata Dirga.

"Menurut mu gara-gara siapa yang merasa dirinya tersaingi hingga membuat ku dan dia terjebak dalam kobaran api, dan merusak wajahnya," kata Dewi geram

"Hentikan ini masih pagi, dan Dirga jaga ucapan mu, jika Arga beruang, kamu juga sama,karena kalian lahir dari benih dan rahim yang sama," kesal Romo jalal.

Pasalnya setiap Dirga pulang pasti rumah tak akan pernah tenang, karena putra pertamanya itu selalu saja memancing kemarahan.

"Menjawab nyonya, tuan Arga sudah tidak ada di kamarnya dari sejak pagi tadi," kata Setyo

Orang yang selama ini mengikuti Arga saat bekerja di luar, "apa... memang kemana bocah itu,kenapa aneh sekali," panik Dewi.

Tanpa di duga, pria yang di bicarakan pun datang, "tenang mbak aku baru saja melihat persiapan panen tebu, dan memastikan jika nanti tak ada yang membuat panen terganggu,"

"Ku kira kamu mati, setidaknya rumah ini akan kehilangan beban keluarga buka," kata Dirga.

"Dirga!!" bentak Romo Jalal dan nyonya Naina bersamaan.

"Kenapa kamu tidak mencoba mati terlebih dahulu, dan nanti bilang padaku," kata Arga yang memberikan tangannya yang tadi terluka karena gigitan ular.

keduanya pun saling baku hantam, karena kalah besar dari tubuh adiknya, Dirga pun babak belum, Satrio menarik tubuh Arga, hingga harus di batu oleh setidaknya empat orang karena tanaga Arga ini terlalu kuat dan besar.

Sedang di lantai Dirga mulai mengerang kesakitan, dan mencekik lehernya sendiri.

Melihat itu Nanang panik, "apa yang kamu lakukan Arga, kamu tau jika tak ada obat untuk racun di tubuh mu itu,"

"Tenang saja, itu hanya racun ular weling, jika dalam toga puluh menit mungkin dia bisa mati, ha-ha-ha bagaimana rasanya di pintu ajal Dirga, apa kau menyukainya, setidaknya kamu bisa merasakan bagaimana rasanya panas yang kami rasakan dulu," kata Arga yang memilih duduk santai.

Nanang pun segera mencari penawar racun dari ular weling, api dia tak akan menyangka jika penawar itu tak di temukan.

Karena istrinya itu sudah menyembunyikan semuanya, Dewi pun dengan santai menyiapkan sarapan untuk adiknya itu.

"Setelah menikah nanti, jangan lupa dengan mbak ya," kata Dewi yang bangkit dan mengingat ambil adiknya itu.

"Sayang kamu taruh di mana penawar racun milikku," Panik Nanang.

"Aku tak tau ya," kata Dewi tersenyum menyeringai sambil memeluk adiknya itu dari belakang.

Terpopuler

Comments

gaby

gaby

Bagus, tp msh bny typo, jd msh agak bingung

2023-09-26

0

Aira Zaskia

Aira Zaskia

Astagfirullah mulutmu Arga

2023-03-26

0

Aira Zaskia

Aira Zaskia

Jahat bnget mlutnya padahal adik sndri sodara kandung loh

2023-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!