SUAMIKU SAMA SAJA

Membuatkan teh manis, Kinar yang awalnya senyum pada ibu mertua, beringsut begitu saja.

"Ga usah buat minum manis manis, gula mahal. Emang semua enggak pake dibeli apa? udah miskin, buat susah suami seret rejeki lagi. Kalau di pikir pikir, kamu tuh istri pembawa seret rejeki loh Kinar sejak nikahi putraku." ujar ibu mertua, membuat Kinar menelan saliva terasa pahit.

"Kinar yakin, sebentar lagi mas Alex mau interview, semoga diterima." lembut Kinar lembut.

"Alah, sok tahu kamu. Mau gimana. Orang tiap hari minta duit aja kerjaannya, kamu juga disini beban nyepetin mata ibu mertua enggak kaya menantu ibu yang lainnya kaya super duper best, minggir sana! biar suruh Alex cari perempuan lain, yang bisa kasih anak buat putra ibu, biasanya dia bakal lancar tuh rejekinya kalau ganti istri dari kalangan keluarga kaya." oceh ibu mertua, hingga tak terlihat.

Istighfar Kinar mulai bersabar, karena sudah jadi makanan sehari hari ibu mertuanya bersikap demikian.

Kinar, diam bersabar di dalam kamar menangis, hingga beberapa jam kemudian mas Alex pulang. Kinar bahagia pun menghampirinya.

"Mas udah pulang? apa mas diterima kerja, kalau diterima kita cari rumah sewa yuk mas. Meski petak."

"Ih .. kamu ini baru juga dateng, udah ngelantur terus."

"Mas, Tapi ibu selalu salahin aku terus seperti biasanya, meski petak kecil. Kita bisa nyaman tinggal mas, aku mohon mas."

"Kinar, mas mau berangkat lagi. Lagi pula tinggal disini enak, enggak pake bayar semua biaya. Udah anggap aja angin lalu ok! aku pamit."

Kinar menatap suaminya, benar membuatnya gila semakin lama.

Hingga dimana ia merapihkan beberapa uang lembar biru simpanannya yang nyelip ke dalam tas, mengekor tempat interview mas Alex, dimana pernikahan mereka memang terpaksa, tapi Kinar yakin Alex adalah pria baik untuknya.

'Aku kasih semangat mas Alex aja deh.' batin.

Kinar pun pamit pada ibu mertuanya, hingga dimana ia meminta sang ojek pangkalan, mengikuti taksi suaminya pergi.

'Dih mas Alex, bukannya ngirit kok malah naik taksi?' gerutu Kinar, membenarkan helm ojek.

***

"Mas, nambah! aku masih mau lagi!"

"Hey! sayang kita sudah berkali kali melakukannya, kamu tidak capek?"

"Mas, katanya kita mau sesuatu untuk generasi baru. Setelah lahir, Kinar aja yang rawat. Kamu janji kan, terus lahirnya caesar! bukankah Kinar itu hanya istri penebus hutang yang kamu enggak anggap seorang istri?"

"Tentu sayang, dan soal Kinar memang benar. Aku tidak tertarik dengannya."

Kinar bagai tersambar petir, tubuhnya kaku meleset, seperti tercongkel benda tajam. Tumpul menusuk di hati. Kinar pun mendobrak pintu. Begitu terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini, suami yang ia cintai dan hormati sedang berselimut manja dengan separuh penutup kain.

Kinar! ka-mu kenapa disini? Alex terdiam, menutupi sebagian lekukan tubuh Sira.

"Mas, tega kamu! kenapa kamu lakukan ini semua?" teriak Kinar, matanya tak bisa lagi membendung air mata dan kekecewaan.

Tapi Alex hanya santai, mengambil kaos. Lalu memakai penutup bawah diakhiri dengan perekat pinggang, dengan santainya ia berjalan mendekat ke arah Kinar.

"Jangan mendekat mas! aroma mu terlalu busuk!"

"Kinar ingat posisimu apa! ingat aku ini suamimu. Kamu harus nurut sama aku. Aku dan Sira sudah nikah kontrak. Sira janji akan berikan kita keturunan. Tapi aku akan berlaku adil sampai semuanya berhasil. Demi ibuku juga, biar ga ngomel terus ke kamu."

"Apa? kamu pikir dunia itu hanya ranjang saja mas. Apa kamu lupa, sudah beri apa kamu untukku selama delapan tahun ini?" teriak Kinar masih mode emosi bercampur kecewa.

Alex dengan enteng meludah di depan wajah Kinar, dengan gaya petenteng kedua tangan bertolak pinggang. Dan menunjuk wajah Kinar untuk pergi dari sini.

"Kamu lupa, kamu belum memberi aku apa, tangisan anak Kinar karena aku enggak campur denganmu!Keluargaku sudah kebanyakan tanya! capek, aku bahkan bosan juga setiap orang dan keluarga bertanya. Yakin, kalau kamu akan mempertahankan semua ini."

"Maksud mas, aku?"

"Yah! jelas kamu bermasalah Kinar."

"Jadi dengan seperti ini jalannya mas?"

"Ya! kamu harus berterimakasih. Setelah Sira hamil dan melahirkan. Kita bisa bersama, kamu bisa urus fokus sama anak kita."

Mas!

Kinar tak percaya, ia sudah lelah dengan urusan kantor WO keluarga seharian, bahkan sering lembur, jarang berada di rumah. Kini harus di hadapi dengan tingkah pola pikir suaminya yang tidak matang. Terus terang Kinar lah yang selama ini mengurusi seluruh kebutuhan hidup.

Bahkan ibu mertua, ia tahunya jika uang bulanan puluhan juta untuk menafkahi dan menyekolahkan adik suaminya itu, dari jerih payah anaknya selama ini. Padahal Kinar lah semuanya, bahkan tagihan air, listrik dan gas yang sering membludak setiap bulan. Belum lagi di rumah itu ia tinggal, dengan mertua dan adik ipar yang jaraknya sepuluh meter di batasi tembok menjulang.

Kinar terkadang sering lelah, untuk patungan seluruh tagihan di rumah ibu mertuanya, meski sedikit kadang sering gantian. Tetap saja perlakuan ibu mertua selalu menyalahkannya.

"Cukup mas! kalian lanjutkan saja. Aku capek, aku perlu memutuskan semuanya." isak tangis Kinar, pergi.

"Silahkan saja, kamu yang rugi Kinar." cetus Alex dengan tatapan membencinya.

Di Rumah.

Kinar masih tak bisa memikirkan hal, sepulang WO. Ia tak ingin makan, hanya karena mengingat mas Alex. Tapi begitu sampai rumah, makanan yang ia beli, begitu saja basi dan tak berselera. Apalagi mas Alex ikut pulang, membawa wanita itu dan gamblang mengenalkan pada ibu mertuanya.

"Eh ini yang kamu bilang Alex, bawa ke kamar tamu aja gih!" ujar ibu.

"Apa ini balasannya untuk aku mas. Aku mengabdi dan berusaha menjadi istri terbaik. Apa itu kurang?" lirih Kinar, ia menutup kuping karena ******* itu kembali terdengar dengan jelas di sebelah kamarnya.

Sehingga Kinar kembali teringat memori dirinya bersama Alex pertama kali bertemu.

Kinar pun langsung tertidur, akibat sembab tangisan kesedihan yang bercampur. Dimana rumah tangga tak seindah yang dibayangkan, dimana hal seperti ini Kinar harusnya tak menerima perjodohan sang ayah karena hutang, dan itu membuat hidup Kinar semakin runyam selalu di ungkit oleh keluarga suami.

Namun ketika esok pagi, Kinar terkejut kala matanya berusaha membuka, suaminya sedang mengambil beberapa pakaian kemeja yang menggantung.

"Mas, kamu mau kemana, bawa koper?" tanya Kinar, yang bangkit dari ranjang kasur masih mode kebingungan bangun tidur.

TBC.

Terpopuler

Comments

Syabla

Syabla

metua jahat jahat amat sih

2023-03-10

0

Turisa

Turisa

mertua kaya gini paketin jne kak

2023-03-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!