episode 5

Geri membawa piringnya ke ruang keluarga, duduk di sisi adiknya, memperlihatkan makanan yang dibawanya dan membuat Anita tersenyum senang, antusias ingin melihat reaksi kakaknya setelah merasakan masakannya.

"Gimana, kak?

Enak kan?

Kata ayah sama bunda enak kok!" Anita dengan wajah penasaran terus menatap kakaknya yang tengah mengunyah makanan hasil olahannya.

"Lumayan, masih bisa di makan!" jawab Geri enteng dan membuat Anita manyun, kesal dengan sikap kakaknya yang datar datar saja mengomentari masakannya.

Melihat adiknya cemberut Geri tertawa, Anita adalah adik kesayangannya, Geri berjanji akan selalu menjaga dan melindungi adik perempuan satu satunya itu. "Enak kok, mantap! buktinya kakak makan kan, nih dah hampir habis!" sambung Geri dengan wajah tersenyum sambil memperlihatkan nasi yang hanya tinggal separuh di piringnya.

"Beneran kak, enak?

Horeee, besok Anita akan belajar masak lagi, biar rasanya lebih enak dari hari ini." Anita tersenyum senang dan kembali fokus dengan film yang ada di hadapannya, sambil mengulum senyum dengan wajah sumringahnya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Hari terus berlalu, besok Boni berencana akan mengadakan lamaran pada kekasihnya, Pak Wardoyo dan Bu Dini dengan berat hati merestui, meskipun Boni sudah dilihatkan bukti semrawut nya keluarga calon istrinya, Boni tak perduli sama sekali.

Menurut penyelidikan orang suruhan pak Wardoyo, keluarga Amira berantakan dengan rekam jejak yang kurang bagus.

Pak Dani ayahnya Amira adalah petugas pajak, namun saat ini sudah di pecat secara tidak hormat lantaran ketahuan menggelapkan uang.

Bu Rianti, ibunya Amira terkenal menipu di arisan arisan dan baru saja ketahuan selingkuh d Ngan suami temannya sendiri. Sedangkan Renaldi, kakaknya Amira, baru saja keluar dari penjara karena kasus narkoba. Dengan kenyataan yang sudah di paparkan beserta bukti yang jelas, Boni tetap pada pendiriannya menikahi Amira, padahal ada bukti jika Amira pernah keguguran saat masih kelas SMA.

"Kami sudah mengingatkan dan melindungi kamu dari keluarga yang salah, tapi sedikitpun kamu tidak perduli, Boni!

Kamu tetap ngotot mempertahankan perempuan itu. Ayah dan bunda, akan mengikuti mau kamu dan merestui pilihanmu ini. Tapi kamu akan lepas tangan jika mereka berbuat curang dan memanfaatkan kamu." pak Wardoyo berdiri dan langsung pergi meninggalkan Boni dan anak anaknya yang lain di ruang keluarga, kecewa bahkan sangat kecewa dengan sikap Boni yang tidak mau mendengarkan nasehat orang tuanya.

"Bunda mau nyusul ayah, kalau kamu tetap pada pendirianmu, hubungi bunda besok pagi, biar bunda persiapkan segalanya. Malam ini renungkan dan pikirkan baik baik langkahmu ini!" Bu Dini memilih menyusul suaminya ke kamar, karena rasa kecewa yang juga tak mampu di tepisnya, sebagai seorang ibu, Bu Dini benar benar tak menyangka jika putranya tidak lagi mau mendengarkan nasehat orang tua yang nyata nyata ada buktinya, cinta sudah membuat Boni tak lagi bisa berpikir menggunakan akal sehatnya.

"Apakah kalian juga akan menentang keputusanku seperti ayah dan bunda?" Boni menatap bergantian kedua adiknya yang sedari tadi hanya memilih diam menyimak saja.

"Aku sih ikut aja, kak!

Jajak sudah dewasa, pasti tau konsekuensi dari pilihan kakak.

Tapi ya itu, ayah dan bunda tidak mungkin menjerumuskan anaknya sendiri, pasti mereka inginkan yang terbaik buat kakak. Jadi pikirkan baik baik." sahut Geri santai sambil menatap layar ponselnya yang masih terbuka dengan aplikasi warna hijau.

"Kalau aku sih, mungkin masih kalian semua anggap anak anak. Tapi aku dukung ayah sama bunda. Kakak pikirkan baik baik apa yang akan kakak putuskan. Mumpung Masih ada waktu.

Kami semua menyayangi kak Boni. Kami hanya ingin yang terbaik buat kakak." Anita ikut menimpali ucapan kakaknya. Sedangkan Boni mengerang frustasi antara cinta dan keluarganya.

"Tapi kakak mencintainya. Kakak gak bisa hidup tanpa Amira. Tolong pahami ini.

Meskipun keluarga nya buruk, tapi kakak yakin, Amira gadis yang baik. Kakak pulang ya, nanti bilang sama bunda, kakak akan telpon bunda besok pagi." Boni pergi dengan perasaan gamang. Antara cintanya pada Amira, atau cinta dan baktinya pada keluarga.

"Aaaarg, kenapa harus serumit ini sih?

Ayah juga kenapa pake sewa orang untuk selidiki keadaan keluarganya Amira, huh!" gumam Boni dengan dada yang bergemuruh, ada sedikit keraguan dengan rekam jejak keluarga calon istrinya. Namun Boni tepis, kalau Amora adalah gadis yang baik yang tidak mungkin memanfaatkan dirinya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Akhirnya Boni memutuskan untuk melamar Amira sang kekasih. Dan hari ini keluarga Boni akan datang kerumah Amira melamar.

Keluarga Amira menyambut hangat kedatangan calon besannya, segala macam makanan dan jajanan mahal di hidangkan untuk meraih simpati keluarga calon besan agar anaknya diterima dengan baik oleh keluarga yang terkenal sangat kaya di kampung nya.

Proses acara lamaran berjalan lancar, dan pihak perempuan sudah menentukan tanggal pernikahan yang akan diadakan satu bulan dari hari ini.

Keluarga sepakat dan rombongan keluarga dari Boni pamitan pulang karena hari sudah malam.

Sedangkan Boni masih memilih tinggal di rumah calon istrinya, membiasakan untuk mengakrabkan diri dengan keluarga Amira.

"Mas!

Boleh aku bicara!" tiba tiba Amira datang dan duduk disamping Boni yang tengah menikmati rokoknya di halaman depan rumah.

"Iya, ada apa sayang?" sahut Boni menatap lembut wajah calon istrinya yang memang sangat cantik dengan dress putihnya.

"Tapi kamu jangan marah ya, sebelumnya aku mau minta maaf!" balas Amira memasang wajah sedih dan tak enak pada Boni.

"Ada apa? Bilang saja, aku kan calon suami kamu!" sahut Boni menatap lekat wajah Amira yang terlihat menunduk.

"Itu loh, nak Boni.

Amira itu takut mau ngomongnya, sungkan kali ya.

Mama tadi itu beli makanan dan jajanan pesan di catering terkenal di kota ini, tapi uangnya kurang, mau gimana lagi, kan papanya Amira sudah gak kerja, jadi kami mau minta tolong sama nak Boni buat lunasin sisa pembayarannya.

Sebenarnya mau suguhin yang biasa, tapi ya itu gak enak sama keluarga nak Boni yang terpandang dan kaya." Tiba tiba mamanya Amira datang dan langsung bicara gamblang pada inti masalahnya. Boni mengernyit namun berusaha menepis ragu di hatinya dan mencoba memahami kondisi keluarga Amira yang memang tengah terpuruk ekonominya.

"Iya, ma!

Gak papa, memangnya kurang berapa pembayarannya, biar Boni lunasin!" sahut Boni dengan senyuman ramah.

"Kamu yakin mau lunasin, nak?

Ya ampun terimakasih banyak, memang gak salah Amira milih kamu jadi suaminya. Kamu baik juga pengertian, gak pelit lagi.

Gak banyak kok, cuma tujuh juta saja!" Bu Rianti langsung terlihat sumringah dengan apa yang baru saja di dengarnya, calon menantunya langsung memberikan apa yang dia mau.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)

#Coretan pena Hawa (ongoing)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)

#Sekar Arumi (ongoing)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( ongoing )

New karya :

#Karena warisan Anakku mati di tanganku

#Ayahku lebih memilih wanita Lain

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!