Rozi tersenyum lebar hingga sudut bibirnya itu menyentuh telinganya. Apalagi, panel berwarna biru transparan ini menunjukkan model penampakan kiosnya nanti.
"Alzera, tampilkan statusku sekarang statusku sekarang!" titah Rozi. Dia ingin tau apa saja yang sudah ia miliki dan berapa banyak kemampuan yang bertambah. Karena, Rozi dapat merasakan aura yang berbeda pada tubuhnya. Bahkan, otaknya kini sangat encer sekali di pakai untung berpikir. Sehingga, Rozi telah memiliki rencana dan rancangan tentang apa saja yang akan dan ingin pemuda ini lakukan selanjutnya.
[ Baik Tuan, Status anda saat ini meningkat. Anda telah mendapatkan hadiah koin senilai seratus juta dan juga kios untuk memulai usaha.
Nama : Rozi Dekheel.
Umur : 19 tahun.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Kepintaran : 30
Kemampuan: 2
Kecepatan : 30
Kekuatan : 30
Ketampanan : 35
Sisa koin : 1250
Inventaris : 3
Hadiah : 0
Saya perjelas di sini. Anda memiliki koin yang bisa di tukar dengan uang. Seratus koin senilai satu juta. Sementara anda memiliki uang cash senilai seratus satu juta, yang di simpan di dalam Doku. Lalu benda inventaris adalah rumah peninggalan orang tua anda, dompet dengan segala isi identitas dan juga dokumen penting serta kios yang baru saja anda dapatkan. ]
"Al, tukarkan semua koinku dengan uang. Aku ingin menyimpannya di bank!"
[ Baik. ]
Lalu label biru itu kembali muncul dan mengarahkan Rozi untuk menukar uang.
Klik!
Dalam sekejap koin emas yang Rozi miliki telah berubah menjadi uang semua. Membuat mata pemuda ini berbinar terang.
"Uangku banyak sekali Al!" pekik Rozi, kegirangan. Ketika ia melihat nominal dengan deretan angka yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Aku akan mulai merubah hidupku dengan ini. Akan ku bangkitkan kembali usaha mendiang mama dan papa. Bagaimanapun caranya. Aku harus bisa!" gumam Rozi dengan semangat yang membara.
Tak ada pikiran untuk foya-foya di saja. Justru, pemuda ini ingin mengembangkan jumlah uang yang ia miliki sekarang. Rozi sudah terbiasa bekerja keras sejak remaja. Dimana anak seumurannya asik belajar dan bermain. Tapi Rozi kecil sudah bergulat dengan pahitnya perjuangan untuk bertahan hidup.
Sehingga, kesusahan dan kekurangan yang sering ia rasakan tidak lantas membuatnya, rakus dan mementingkan egonya. Rozi ingin apa yang ia miliki saat ini bisa berkembang lebih besar lagi. Sungguh, pemikiran yang cerdas dan jauh ke depan.
[ Uang dalam Doku anda saat ini berjumlah: Seratus dua belas juta lima ratus ribu. ]
"Banyak juga. Aku akan menggunakannya sebagai modal. Aku harus punya ATM. ]
[ Anda harus buka rekening dulu! ]
"Ya, aku akan mengurusnya besok."
[ Tidak perlu tuan. Alzera telah membuatkan anda rekening. ]
"Hah! Cepat sekali!"
[ Itulah gunanya sistem yang akan memudahkan hidup anda. Di ponsel anda juga sudah terdapat aplikasi Mobile banking. ]
Tringg!
Rozi mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. Kedua matanya terbelalak. Benar saja, ternyata dirinya telah memiliki rekening dan jumlah deposito yang ia miliki sesuai dengan apa yang di jelaskan oleh Alzera.
Pluk!
Rozi menanggapi kartu ATM juga KTP. Lalu pemuda ini memasukkan kartu tersebut ke dalam dompetnya. Sementara, di dalam benda persegi panjang terlipat yang terlihat sangat lusuh itu, dia masih memiliki uang tunai kurang dari satu juta.
"Keren. Aku bahkan tidak perlu ke bank maupun ke dukcapil." Rozi terkekeh melihat betapa mudah hidupnya sekarang.
[ Karena, sistem tinggal mengirim data anda ke file komputer mereka, Tuan. ]
"Lalu bagaimana dengan kios itu. Aku harus melihatnya, karena beberapa rencana telah tersusun di dalam otakku," tutur Rozi pada Alzera sang sistem.
[ Anda harus menemui orang pemilik kios tersebut. Sistem telah mengurus semuanya. Anda hanya tinggal menerima kunci langsung dari pemiliknya. ] Sistem yang mengaku bernama Alzera ini, memerintahkan Rozi ke tempat dimana kios itu berada.
"Aku sebenarnya butuh kendaraan. Tapi aku tidak bisa menggunakan alat tranportasi apapun."
[ Anda bisa naik kendaraan umum, Tuan. ]
"Ah ya, berikan alamatnya. Aku akan pesan ojek melalui aplikasi," ucap Rozi.
Alzera pun mengirim lokasi kios tersebut. Tak lama ojek yang di pesan oleh Rozi sampai. Sang pengemudi yang nampak sedikit tua itu menyapa ramah pelanggannya. "Nih, helmnya, Dek," ucap sang pengemudi yang mengenakan jaket berwarna hijau terang itu.
"Terimakasih, Pak." Rozi menerima helm yang diserahkan oleh pengemudi ojek online tersebut. Kemudian kendaraan beroda dua itu melaju dengan aman terkendali.
Sesampainya mereka pada alamat yang dituju, Rozi pun turun. Dan memberikan uang berwarna merah sebanyak dua lembar. "Harga di aplikasi hanya lima puluh lima ribu, Dek. Kenapa ini banyak sekali?" sang pengemudi menatap heran uang yang ada di telapak tangannya yang kasar itu.
"Ambil saja buat anak istri anda, Pak. Makasih ya!" Rozi pun berlalu setelah menyerahkan helm pada sang pengemudi. Tanpa Rozi tau jika, pria yang bertengger di atas motor itu menatap punggungnya dengan senyum penuh kebahagiaan.
Rozi sudah berada di depan kios dan berbicara banyak dengan sang pemilik. Pria tua, itu sangat ramah padanya. Serta mendukung segala niat Rozi.
Bertempat di sebuah lokasi strategis, ruko tiga lantai tersebut sangat cocok untuk sebuah tempat usaha franchise yang akan dibangun oleh Rozi. Seperti usaha yang pernah di geluti oleh mendiang kedua orangtuanya.
Bangunan yang memiliki toko di bawah dan tempat tinggal di lantai atas ini begitu apik dan bersih. Namun, bangunan ini masih kosong karena belum ada barang-barang yang dapat menunjang usaha Rozi. Hanya ada beberapa kursi kayu dan plastik di pojokan. Semua karena sang pemilik telah menjualnya sedikit demi sedikit lantaran sang anak terlibat judi slot.
Pemuda sembilan belas tahun ini, mengedarkan pandangannya ke sekeliling bangunan. Merancang apa saja yang akan ia beli untuk keperluan usahanya. Lalu, Rozi mencatatnya di ponsel.
Rozi juga naik ke lantai dua, menemukan beberapa ruangan yang akan ia gunakan sebagai gudang penyimpanan bahan baku. Maupun, mess karyawannya nanti. Sementara, lantai ketiga alias paling atas. Terdapat satu kamar tidur dan juga balkon terpisah yang bisa digunakan untuk menjemur pakaian.
Pemuda dengan wajah yang lebih tampan dari sebelumnya, apalagi ditunjang warna kulitnya yang putih bersih. Menatap bangunan tersebut dengan senyum tipis tanda kepuasan hatinya. Ia tak menyangka jika harapannya sebentar lagi akan terwujud.
"Al! Aku akan menjual ayam krispi legendaris!" ujar Rozi mantap. "Tapi, aku harus mencari karyawan yang akan membantuku. Lalu, siapa mereka?" Rozi nampak bergumam sambil menggaruk kepalanya.
Karena pemuda yang otaknya telah pandai ini memutuskan untuk menjual ayam krispi sesuai dengan komposisi dan cara pembuatan milik orang tuanya dulu. Rozi hanya perlu membongkar memori lamanya untuk mengingat tentang resep tersebut.
[ Carilah orang yang tepat. Misalnya pemuda berhati jujur seperti anda, Tuan. ]
"Orang jujur itu langka, Al!" celetuk Rozi pada sistem yang berbicara melalui pikirannya.
"Mungkin, aku harus berjalan-jalan di sekitar daerah sini dulu. Sekalian, mengenal lingkungan yang akan menjadi tempat merintis usaha. Siapa tau nanti dapat Ilham. Dimana aku akan mencari para karyawan itu," ucap Rozi. Rambut pemuda itu kini nampak rapi dan bergaya. Tidak seperti sebelumnya yang tanpa bentuk serta lepek.
Rozi mengunci bangunan tersebut dan mulai berjalan kaki di sekitar kios. Karena, terdapat beberapa bangunan sama yang berjejer di sana. "Halo anak muda! Pemilik baru ya?" sapa salah satu pemilik kios yang Rozi lewati.
Namun, Rozi hanya membalas sapaan mereka dengan senyum dan jawaban singkat seadanya.
Saat sedang asik berjalan-jalan mencari angin segar, tiba-tiba sistem memaksanya berhenti.
"Ada apa?"
[ System misi kedua sedang menunggu persetujuan anda Tuan, klik tombol hijau untuk mengambil. ]
"Baiklah!"
Klik!
...Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
ARYSTA
bukan nya 125.000.000 juta ya
kok 112.500.000 juta siii...?
2023-04-21
2
Ryan Hidayat
Siker² (Sindir Keras)
2023-04-10
1
Ryan Hidayat
di atas kata nya 100 JT koin
kok ini masih ribuan?
2023-04-10
0