Sistem Avatar Menjadi Kaya

Sistem Avatar Menjadi Kaya

Bab.1. Pemuda Malang Mendapat Sistem.

Seperti biasa, ketika manusia lain masih bergelung di dalam selimut mereka. Rozi, pemuda bertubuh kurus dengan pakaian lusuhnya, telah memanggul karung. Seperti hari biasa lainnya, Rozi selalu bersemangat dalam mengais sampah mencari barang bekas. Tak ada keluhan dari bibirnya, Meski kesulitan menggelayuti bahunya setiap hari.

Sebulan lalu, ia masih bisa bekerja di sebuah franchise ayam goreng krispi. Akan tetapi, Tora, pemuda yang sepantaran dengannya, selalu memusuhinya. Tora, merupakan putra dari orang kaya yang memiliki usaha minuman Boba. Entah karena apa, pemuda itu telah memfitnahnya mencuri uang penjualan ayam. Tuan, Bono sang pemilik yang merupakan paman darinya percaya begitu saja terhadap tuduhan tersebut. Hingga, Rozi di pecat dengan cara tidak hormat. Untung dia tidak di laporkan ke polisi.

Demi bertahan hidup, Rozi terpaksa mengorek bak-bak sampah pinggir jalan dengan pengait. Benda yang terbuat dari besi dengan ujung agak bengkok itu berguna untuk mengambil barang-barang bekas seperti botol dan gelas bekas air mineral juga kardus-kardus bekas.

Pemuda berusia sembilan belas tahun dengan rambut sedikit gondrong itu, akan pulang ke gubuknya disaat matahari mulai menyorot tajam. Ya di sanalah ia tinggal sekarang, setelah di usir dari kontrakannya sepekan yang lalu. Makin nestapa lah hidup Rozi.

Sepulang kerumah, Rozi langsung membersihkan barang-barang yang ia dapatkan tadi. Tak ada sarapan ataupun minuman, sebelum dia menjual barang-barang bekas yang ia dapatkan tersebut kepada pengepul.

"Menjadi pemulung ternyata sangatlah susah. Setiap komplek perumahan selalu menutup gerbang dan meninggalkan tulisan, bahwa pemulung di larang masuk. Sementara, bak-bak sampah di jalan juga sudah jarang terdapat batang bekas. Apa ... karena ada program pemerintah yang menganjurkan agar para ibu rumah tangga itu, memisahkan sampah-sampah mereka? Untuk di simpan di bank sampah?" Rozi hanya bisa bertanya-tanya seroang diri.

Tak ada pengusaha franchise yang mau menerimanya bekerja. Karena, Tora telah mencemarkan nama baiknya di sekitar tempat itu. Kebetulan, ada tetangga kontrakan yang mengajaknya menjadi pemulung saja.

Terpaksa, Rozi mengambil pekerjaan ini. Hingga cahaya surya menyengat kulit, ia hanya mendapat sedikit barang bekas. Pemuda yang kulitnya menjadi sedikit hitam akibat terpanggang matahari itu, hanya bisa menghela napasnya. Ia juga, meringis seraya memegangi perutnya yang kempes. Tulang selangkanya terlihat di balik kaus dekilnya yang kendur.

"Semakin susah saja hidupku. Sampai kaki pegal, dan tubuh terbakar matahari. Hanya ini barang yang bisa ku dapat. Seandainya saja, Tuan Bono tidak memecat diriku. Mungkin, keadaanku yang sulit itu tidaklah semakin sulit. Sungguh sial!"gerutu Rozi. Pemuda itu telah berkali-kali mengusap keringat yang mengalir dari pelipisnya. Merutuk nasibnya yang kian buruk saja dari hari ke hari.

Pemuda itu berjalan kembali sembari memanggul barang yang akan ia timbang ke pengepul. Lumayan, Rozi mendapat uang lebih dari lima belas ribu. Setidaknya ia bisa beli makan dan minum buat dua kali.

Setelah mengucapkan terimakasih, Rozi langsung berlalu ke penjual nasi uduk. Ia membeli dua bungkus, untuk makannya saat ini dan nanti malam.

Rozi memutuskan untuk kembali mencari barang bekas. Ia membawa bekal nasi uduk tadi di dalam tas pinggangnya yang sangat kumal. Karena Rozi mendapatkannya dari tempat sampah penduduk. Ia memutuskan akan mencari sampai malam.

Karena, Rozi ingin sekali bisa menabung. Pemuda ini pun kembali memanggul karung dan berjalan agak jauh dari kampungnya. Kaki kurus hitamnya, menginjak aspal panas itu tanpa alas kaki.

"Aku harus berjalan sedikit jauh. Mungkin jika aku ke pasar dekat terminal, aku bisa dapat banyak barang bekas," gumam Rozi. Rozi pun menunduk takut ketika ia harus melewati franchise boba. Karena, ada Tora dan beberapa kawannya yang suka menghina dan berakhir memukulinya.

Inilah, salah satu alasan kenapa Rozi tidak bisa berjalan lebih jauh dari kampungnya. Karena, ia sedikit trauma jika melewati lokasi yang berisi gerombolan pemuda jahat itu. Rozi lelah dan bosan menjadi samsak hidup mereka. Akan tetapi Rozi juga memikirkan kelangsungan hidupnya. Semua ini karena Ia harus mengisi perutnya setiap hari.

"Woy, Tora! Si Ozi buluk lewat tuh!" teriak salah satu pekerja memanggil bos mereka. Rozi langsung terkesiap ketika ia telah dikenali. Ya, siapa lagi pemuda yang bertubuh kurus hitam serta mengenaskan macam dia.

Pemuda berbadan tegap pun keluar dengan pongah dan seringai sinis. Ia berjalan cepat untuk menghampiri di mana Rozi berdiri. Merasakan firasat buruk maka Rozi berniat untuk berlari. Ia tak mau membuang waktunya berurusan dengan Tora.

Terlambat, Tora sudah keburu menarik karung yang ada di punggung Rozi.

"Wah, udah dapet barang banyak neh! Awas aja lu ngambil di tempat sampah gua!" kecam Tora seraya mengeluarkan isi di dalam karung tersebut. Seringainya kembali terbit seiring dengan niat jahatnya.

Pluk!

Sebuah barang di buat seakan jatuh dari dalam karung, Rozi. Membuat sepasang mata Rozi membulat seketika. Ketakutannya semakin menjadi di saat, Tora berteriak kencang.

"Wah lu maling! Itu ponsel gua!" teriak Tora, membuat orang yang melewati mereka berhenti dan memperhatikan apa yang terjadi. Pemuda itu kembali memfitnah dirinya.

"Bu–bukan. Saya gak ngambil," ucap Rozi terbata, hatinya sangat takut sehingga jantungnya berdebar dengan sangat cepat. Namanya sudah terlanjur jelek karena fitnah dari Tora. Entah, apa yang pemuda itu inginkan lagi darinya. Bukankah dia sudah hancur? Rozi pun mudur seraya menggelengkan kepalanya. Karena ia tak memiliki keberanian untuk melawan.

"Mana ada maling ngaku lu, bangsaatt!" Jadi, maling kagak ada kapoknya lu!" Tanpa aba-aba, Tora pun melayangkan tinjunya dengan cepat.

Buggh!

Rozi yang tak siap pun terhuyung, karena pukulan itu mendarat tepat di wajahnya. Belum lagi, Rozi menstabilkan posisi tubuhnya, pukulan kedua sudah mendarat di atas perutnya.

"Argh!" Rozi mengerang kesakitan, dengan tubuh melengkung kedepan. Kedua tangan melingkar di perut kempes yang terkena serangan. Hal itu membuat rasa mual dan nyeri datang bersamaan.

"Dasar maling! Sok jadi pemulung padahal maling! Hati-hati Lo semua. Kerjaan dia kamuflase aja! Sindikat ni anak! Kerjaannya nyolong melulu!" teriak Tora lagi memprovokasi para warga yang ikut berkerumun.

Para pekerja yang merupakan kawan dari Tora juga memukuli tubuh, Rozi yang terduduk. Malangnya, Rozi. Ketika mendengar kata maling, para warga pun terprovokasi dan mereka ikut memukuli tubuh kurus yang tidak bisa melawan itu.Tanpa mencari tahu akan kebenarannya.

Teriakan serta permohonan yang keluar dari mulut Rozi tak satupun digubris oleh mereka. Hingga, tubuh yang sudah babak belur itu pun diseret hingga ke pinggiran sebuah kebun. Seakan belum cukup puas, mereka kembali menekan kaki-kaki kasar mereka ke tubuh lemah pemuda malang yang tak lagi bergerak itu.

Rozi merasakan, beberapa tulang rusuk serta kakinya patah secara bersamaan. Belum lagi, sakit di kepala dan juga matanya. Karena, dia juga berkali-kali mendapatkan pukulan di sana. Melihat keadaannya yang sudah tak bergerak, Tora mengajak para warga tersebut untuk segera membubarkan diri.

Dikira mati, para warga yang ketakutan meninggalkan Rozi begitu saja. Begitupun dengan Tora dan kawan-kawannya. Ketika malam datang, tubuh kurus yang penuh luka itu menggeliat. Napasnya tersengal-sengal, lantaran merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Akan tetapi Rozi tak memiliki tenaga untuk menjerit.

Ma, Pa ... mungkin ini waktu ku untuk menyusul kalian?

Rozi sudah putus asa. Ia merasa tak sanggup hidup lagi dengan keadaan seperti ini. Namun, ia ingat ucapan dari sang mama sebelum tiada. Bahwa, tak boleh ada seorang pun yang merendahkan kita. Karena itu, selama ini Rozi kuat karena ia memiliki cita-cita untuk memiliki ijasah dengan sekolah paket yang terakreditasi. Serta memiliki usaha kuliner seperti mendiang kedua orang tuanya.

Jika, aku memiliki kesempatan hidup, maka aku akan menjadi orang yang lebih kuat dan banyak uang. Aku janji akan bekerja lebih giat lagi!

Seiring dengan kata batin yang terakhir, Kedua mata Rozi kembali terpejam. Tapi ... sesuatu seakan masuk kedalam kepala Rozi.

[ Ding! Anda telah mendapatkan sistem mendadak kaya. ]

Mendengar sebuah suara nyaring di kepalanya. Rozi melotot, ia berusaha menggerakkan kepala dan bicara.

"Si–siapa?"

[ Panggil saya, Alzera! ]

"A–apa maksudnya?" tanya Rozi lagi susah payah. Bahkan untuk sekedar menoleh saja dia tak mampu. Sepertinya leher, Rozi juga patah.

[ Anda akan mendapatkan kekayaan setelah menyelesaikan beberapa misi yang juga akan meningkatkan kekuatan dan juga ketampanan anda. ]

Lalu, sistem pun menunjukkan panel berwarna magenta di hadapan Rozi.

Mata pemuda malang itu semakin melotot. Karena terdapat sistem komputer seperti yang pernah ia lihat di film Marvel, yang menceritakan tentang seorang pembuat robot bernama Tony Stark. Rozi tau karena ia pernah menonton film tersebut di televisi milik pengepul.

"A–aku bisa kaya? Tapi bagaimana? Bergerak saja aku susah!"

[ Sistem juga akan memulihkan keadaan anda. Setelah anda menerima sambungan. ]

"Ba–baiklah. Aku terima," jawab Rozi pelan.

[ Oke. Sambungan dimulai! ]

Rozi menjerit kencang ketika ia merasa kepalanya seperti tertimpa batu besar.

[ Loading ...1% ... 20% ...55% ... 97% ... 100% . Done! Sistem telah terhubung dengan tuan pemilik! ]

Rozi merasa lega, karena siksaan ini berakhir.

[ Anda sudah terikat dengan sistem mendadak kaya. Nikmati hadiah dan berbagai kemudahan. ]

"Sistem!"

"Aku ingin sembuh dulu dari luka-luka ini!" titah Rozi. Seketika sistem menampilkan panel dengan berbagai main menu.

[ Sebagai pengguna baru, anda mendapat modal Seribu koin. Gunakanlah untuk membeli Avatar yang anda butuhkan. ]

Rozi menekan Avatar dewa penyembuh. Dan membelinya hanya dengan harga seratus lima puluh koin.

Dalam sekejap. Sebuah sinar biru mengitari raga ringsek Rozi. Dalam sekejap, kuasa tersebut seakan memulihkan seluruh tubuhnya dari luka-luka yang ia terima tadi. Kulit yang sobek dan lebam hilang tanpa bekas. Serta beberapa bagian tulangnya yang patah kini telah kembali seperti semula.

Zepp!

Rozi sudah berdiri dengan keadaan sehat dan bugar. Pemuda itu menggerakkan anggota tubuhnya, mulai dari leher tangan dan kemudian kaki.

"Aku merasa seperti hidup kembali! Sistem, seluruh luka sudah sembuh. Boleh aku tau, bagaimana statusku sekarang?" tanya Rozi.

[ Baik Tuan, Status anda adalah ... ]

Nama : Rozi Dekheel.

Umur : 19 tahun.

Jenis kelamin : Laki-laki.

Kekuatan : 0

Kecepatan : 5

Kekuatan : 10

Ketampanan : 0,5

Sisa koin : 850

Inventaris : 0

Kotak hadiah : 1

Rozi manggut-manggut saja ketika mendengar penjelasan dari sistem. Apalagi ketika sistem mengatakan jika ia bisa membeli apa saja dari koin tersebut.

"Aku tidak punya tempat tinggal."

[ Buka Kotak hadiah, Tuan.]

Rozi pun menyentuh panel di hadapannya dan meletakkan telunjuknya ke menu yang bertuliskan kotak hadiah.

[ Hadiah telah terbuka, karena anda telah mengaktifkan sistem maka anda mendapatkan hadiah sebuah rumah berlantai tiga di ujung blok. ]

Seketika, kedua mata Rozi membola. Karena, rumah itu adalah milik orangtuanya yang di sita oleh Bank karena harus membayar gaji karyawan.

"Sistem!"

[ Panggil saya, Alzera. ]

"Ah, ya itu. Alzera. Kenapa aku tidak memiliki kekuatan?"

[ Anda bisa mendapatkannya dari elemen. Gunakan koin untuk membuka gembok. ]

Rozi bersorak girang ketika ada beberapa unsur elemen di sana. Dia pun membuka satu gembok elemen.

" Tanah dan batu? Kenapa cuma ini gembok yang bisa di buka?"

[ Karena anda belum menyelesaikan misi. ]

"Lalu apa kegunaannya?"

[ Anda, akan memiliki kekuatan untuk mengangkat benda berat dan menghancurkan benda yang keras.]

"Hebat sekali! Tapi, aku sudah belanja banyak! Oh tidak! Sisa berapa sisa koin ku sekarang, Alzera?" Rozi memegangi kepalanya kaget dengan mata dan mulut membola.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Martinus Halawa

Martinus Halawa

kok seperti kenal dgn nama panjangnya/Facepalm/

2023-11-18

2

Ra dhiraemon

Ra dhiraemon

Hai Kk Aku Mampir Nih

2023-03-24

4

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Kliatanx awal cerita yang menarik, lanjutkan..Thor 😄💪👍👍👍

2023-03-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!