Biru terdiam, dia hanya berseringai saat sudut bibirnya terasa perih, sementara Dara berteriak menghalau ayahnya untuk kembali memukul Biru yang tidak bersalah.
Apa yang ada di fikiran Biru saat itu hanyalah sebatas kasihan, melihat seorang ayah yang memperlakukan putrinya yang sudah terkena masalah dengan keras bukanlah jawaban. Setidaknya orang tua harusnya merangkul, bukan memukul.
Laki laki yang baru 2 hari kembali dari luar negeri itu juga tidak berfikir panjang saat memutuskan dirinya ikut tanggung jawab hanya karena iseng belaka.
"Baguslah kalau kau ingin tanggung jawab. kita pulang dan panggil orang tuamu kemari!"
"Aku sudah berusia 22 tahun, dan aku sudah mampu bertanggung jawab atas apa yaang aku lakukan tanpa melibatkan kedua orang tuaku. Mereka sedang bekerja!" sahut Biru dengan mengusap ujung bibirnya yang terluka.
Baskoro berdecih, "Tetap saja orang tuamu harus ikut bertanggung jawab atas perbuatanmu yang melebihi batas. Aku tidak mau tahu, panggil kedua orang tuamu sekarang juga! Ini soal serius." bentaknya lagi dengan tangan yang mengacung ke arah Biru, sementara Dara masih menahannya sekuat tenaga.
"Pap ... Udah!"
Tanpa berfikir panjang, lagi lagi Biru hanya mengiyakan saja, padahal hal itu tidak mungkin dilakukannya dalam satu jam mengingat kedua orang tuanya masih tinggal di luar negeri.
"Baiklah Om, beri aku waktu!"
"Lakukan di rumah ini, aku tidak mau mengambil resiko jika kau nanti akan kabur dan lari dari tanggung jawab." ujar Baskoro yang kemudian masuk kedalam rumah.
Melihat sang ayah yang masuk ke dalam rumah, Dara menghampiri pria bernama Biru.
"Bukannya tadi kamu bilang gak mau ikut kerja sama ini? Kenapa sekarang mau?"
"Setelah aku fikir fikir aku tertarik pada kerja sama yang kau tawarkan," Biru menaik turunkan kedua alisnya dengan mengusap ujung bibirnya yang masih terasa perih.
Dara memicingkan kedua matanya dengan curiga, "Jangan jangan kau tertarik setelah melihat rumah nenekku dan rumah ku bukan? Dasar matre!" sungut Dara.
"Kalau tidak mau yang sudah, aku bisa pergi sekarang juga." Biru membalikkan tubuhya. Merasa permainan ini mulai menarik baginya terlebih wajah Dara yang cantik.
Sejak kecil sampai usianya 22 tahun dia hidup di luar negeri, tahu bagaimana bebasnya hidup disana namun tidak berpengaruh baginya, dia tetap anak manja jika sedang bersama keluarganya dan hidupnya yang lurus saja tanpa ada masalah, pulang ke Indonesia untuk liburan justru dirinya sengaja mencari masalah.
"Tunggu!" Dara mencekal lengannya. "Ok baik ... Baik tuan matre," Dara melihat ke arah pintu rumah, memastikan ayahnya tidak keluar. "Deal ... Aku akan memberimu sesuai dengan yang aku bilang tadi di rumah sakit. Hanya setahun sampai anak ini lahir."
Biru tersenyum, menyambut tangan Dara dan menjabatnya erat. "Ok deal ... Aku akan menghubungi keluargaku dan menyuruh mereka ke sini. Dan kau tahu Dara, kenapa kau masih terlihat baik baik saja dan tidak gelisah setelah tahu kau hamil!" ujarnya lagi menohok.
"Kamu gak tahu apa apa, jadi gak usah so. Aku gak harus bersedih atau bunuh diri. Masa depanku udah hancur dan keluargaku kecewa. Dan aku disini ngerasa gak tahu apa apa!"
Biru berdecak, terserahlah seperti apa Dara, yang pasti dia sudah mengambil resiko besar. Tak lama Biru terlihat sibuk mengotak ngaatik ponselnya, terlihat keningnya sedang berkerut kadang juga mengernyit. Dua mata tajam terbeliak lalu membola sempurna dan berakhir dengan senyuman.
Satu jam kemudian sebuah mobil taksi berhenti di depan rumah Baskoro.
Sepasang suami istri turun dari pintu belakang setelah seseorang supir yang menoleh ke arah Biru lantas membukakan pintu. Keduanya menghampiri tuan rumah yang sudah menunggu. Biru tersenyum melihatnya dan menyambut mereka lebih cepat.
"Kalian sudah datang?" Serunya kaget.
Keduanya mengangguk lalu berjalan bersama menuju ke arah Baskoro dan istrinya serta Dara yang tersenyum heran.
Dua keluarga itu kini bicara, tentang pernikahan yang akan di selenggarakan dua hari kedepan, persiapan yang singkat dan hanya akan di hadiri oleh beberapa kerabat saja. Keluarga Baskoro mengaturnya dengan sangat cepat bahkan Biru tidak di beri kesempatan.
Begitu juga kedua orang yang hanya bisa diam dan mengangguk saja saat Baskoro bicara apapun.
Setelah semuanya selesai bicara, Biru segera mengajak kedua orang tuanya untuk segera pergi, dan dia sendiri tidak di ijinkan pergi, dia di tempatkan di paviliun yang berada di belakang rumah Dara.
"Psttt ..."
Biru menoleh ke arah desisan suara yang berada di mobil taksi. Dia lantas menghampirinya dengan mencondongkan tubuhnya pada dua orang yang masih terdiam dengan harap harap cemas di kursi belakang lalu dia pun masuk ke pintu samping kemudi.
Supir taksi tergelak, namun segera menutup mulutnya saat Biru menatapnya dengan tajam.
"Yang benar saja, aku menyuruhmu mencari orang dengan postur paling mirip orang tuaku. Yang datang kenapa asisten rumah tangga ibumu?"
"Aduh tuan Alex tidak bilang apa apa, dia hanya bilang kita akan pergi sebentar, dan kalau di tanya ya jawab saja iya" tukas wanita setengah baya dengan tangan gemetaran.
"Aku gemeteran lho ini. Bisa bisanya tuan berbuat seperti ini pada mereka." cetus pria yang berwajah teduh dibelakangnya.
"Lagi pula kau hanya memberiku waktu satu jam. Mau di cari dimana dua orang dengan postur paling mirip. Ya udah lah yang ada saja. Untung aku sudah menyeting mereka dengan keren. Dan kau! Kenapa kau terlibat masalah seperti ini? Mati kau kalau orang tuamu tahu."
Pletak!
"Bodoh! Untuk itu aku menghubungimu, jangan sampai mereka tahu! Aku rasa ini akan seru Lex!"
"Seru? Astaga... Kau memang sudah gila!"
Pria yang terlihat seusianya pun menggelengkan kepalanya lirih begitu juga dengan dua orang yang berada di kursi belakang.
"Biru Biru ... Kau ini bodoh atau apa! Ingat ya ... Aku tidak mau ikut ikutan kalau seandainya dua orang tuamu tahu! Kau pulang ke indonesia hanya mencari masalah! Heran."
"Tenang saja, selama kau tutup mulut! Mereka tidak akan tahu. Dan terima kasih atas bantuan kalian. Bonusnya sudah aku titipkan pada Alex." ujarnya lalu keluar dari taksi yang sengaja dia sewa.
"Heh ... Biru! Kau sudah menyewa orang dan taksi, kau juga membiarkan aku yang bayar. Yang benar saja!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
lina
astaga biru bisa bae
2023-06-07
0
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
seru banget baskoro
2023-04-17
1
Yuli Ana
up lagi donkk💋💋💋seruu...bapak moyang aja seru gini bocah keturunan nya🤣🤣🤣
2023-03-04
0