Bab.02(Biru Sagara Maheswara)

Teriakan beberapa orang pejalan kaki tidak mampu menghentikan Dara yang berlari kencang, sampai sepersekian detik saja tubuhnya tersungkur di batas trotoar

"Ahk. Sakit!" pekiknya dengan memegangi sikutnya yang berdarah akbat terbentur tembok jalan.

Beruntungnya lagi, motor yang kini berhenti tidak jauh melaju dengan kecepatan sedang dan mampu menghindari kecelakaan.

"Bodoh!" gumamnya saat melihat Dara terjatuh.

Pria yang memakai helm full face melompat turun dengan tergesa gesa dan menghampiri Dara.

"Heh ... Bodoh. Kau sengaja cari mati ya!"

Dara menengadahkan kepalanya, melihat pada sosok yang memakinya kasar dengan pakaian serba hitam, self savety dan juga sarung tangan hitam, tidak lupa sepatu boat kulit dengan warna yang sama.

Gadis itu bangkit dengan cepat, walau kepalanya terasa sedikit pusing namun dia berusaha berdiri dengan tegak.

"Heh ... Kamu yang bodoh! Kalau bawa motor itu yang bener dong, jangan meleng, kamu fikir ini jalan nenek moyang mu apa? Sakit nih, untung aja cuma keserempet, kalau sampe luka parah, atau mati muda gara gara kau. Mau aku hantuin?! Dasar bego! Teriak bodoh padahal sendirinya bodoh!" cerocosnya dengan kesal,

Sosok laki laki di depannya berdecak, memindai wajah penuh kesal dengan dua mata merah dan hidung merahna tanpa ingin membuka helm full face miliknya. Dia terus menatapnya tajam, mendengarkan gadis yang terus menggerutu seperti nenek nenek itu.

"Denger gak apa yang aku bilang, nih sikut ku sakit, mana lutut ku juga sakit pula! Tanggung jawab!" gerutunya lagi dengan tangan yang kini mengenadah ke arahnya. "Mana KTP sama SIM?"

Merasa tidak salah, pria itu tidak mau memberikan dua ID Card miliknya. Dia hanya menatapnya tajam dibalik kaca gelap helm yang dipakainya.

Dara terus saja marah pada pria di depannya itu, sampai pandangannya tiba tiba mengabur dan gelap seketika, lalu tidak ingat apa apa lagi.

Entah berapa lama dia tidak sadarkan diri, dan tersadar sudah berada di ruangan serba putih dengan tirai pink muda.

"Ah ... Kenapa aku ada di sini?" gumamnya pelan saat sadar dia sudah berada di rumah sakit.

Srekk!

Tirai berwarna pink itu kini terbuka hampir setengahnya, membuat Dara yang baru saja tersadar itu kaget. Seorang pria paruh baya yang di ikuti leh suster juga seseorang kini berdiri di hadapannya.

"Karena sudah sadar, anda sudah boleh pulang!"

Dara yang terbeliak hanya bisa menatap semua orang dengan bingung.

"Tidak ada luka yang perlu di khawatirkan, dan kandungan istri anda juga baik baik saja!" tukas pria paruh baya yang memakai jubah putih.

Dara yang bingung kini semakin terhenyak, kehamilan yang baru di ketahui beberapa hari yang lalu kini juga diketahui orang lain selain orang tuanya,

"Mati aku!!" gumamnya dengan menggigit bibirnya.

Seorang pria yang berpakaian hitampun tak kalah kaget saat mendengarnya kehamilannya. Tatapannya pun kini terlihat aneh. Bodoh, apa itu yang membuatnya nekat bunuh diri? Batinnya.

Kedua manik sendu itu menatapnya dengan datar, seolah dia tengah mengingat siapa pria yang berdiri di depannya itu.

"Ahh ... Dia orang yang hampir nabrak tadi!" gumamnya tanpa suara.

Setelah beberapa saat suster dan Dokter kembali memeriksa keadaannya sebelum di ijinkan pulang, lalu tidak lama mereka keluar ruangan.

"Heh ... Apa kau sengaja mengaku kalau aku ini istrimu?"

"Heh bodoh! Mana mau aku melakukannya, dokter sendiri yang berasumsi seperti itu! Mengingat kau sedang hamil dan aku yang mengantarmu, jadi dia mengira kau istriku!" terangnya dengan masih berdiri di tempatnya.

Sebuah ide konyol melintas di fikiran Dara, masa depan nya memang sudah tidak bisa di selamatkan, tapi dia masih bisa menyelamatkan kehormatan keluarganya dari aib kehamilannya.

"Ayo pergi! Kau tidak apa apa dan aku banyak urusan!" ujarnya dengan melangkahkan kakinya keluar.

Dara turun dari ranjang dengan tergesa, "Tunggu! Ada yang mau aku bicarakan denganmu!"

"Katakan saja apa, kau mau aku antarkan pulang? Jawabannya tidak ... Aku sibuk dan terlambat!"

Keduanya berjalan keluar dari ruangan IGD, dan Dara mencekal lengannya.

"Tunggu!"

"Aku akan mencegat taksi untukmu!" ucapnya datar dengan menepiskan tangan Dara.

"Jujur aku sedang ada masalah, masalah berat yang mengancam seluruh hidup ku dan keuargaku."

"Ya ... Aku bisa duga masalah apa itu! Dan mereka pasti kecewa!"

Dara terlihat menghela nafas, bulu bulu lentik di kelopak mata bergerak naik turun karena dia berusaha menahan tangis.

Dan dia pun mulai menceritakan semuanya pada sosok pria yng baru saja di temui. Termasuk soal kehamilan.

"Jadi apa maumu dengan semua yang kau ceritakan ini? Aku bahkan tidak peduli!"

Dara berdecak dan pria itu berdecih. Tidak ada satu pun perasaan iba dari wajahnya, bahkan dia tetap berjalan

"Justru itulah, aku tawarin kesepakatan!"

"Maksudnya?"

"Ya ... Gitu! Kau bisa bantu aku banyak, bagaimana kalau kau bantuin aku dengan mengaku sebagai ayah dari anak ini?"

Pria itu tersentak, bagaimana mungkin melakukan hal seperti itu, tapi ...

"Cukup satu tahun aja dan aku akan bayar full, berapapun yang kau minta sebagai bayarannya." timpalnya lagi tanpa memberi kesempatan lawannya bicara.

"Kau gila! Aku tidak butuh uang!"

"Dua kali lipat, bagaimana. Kau juga boleh minta aja apa aja nanti." ucap Dara dengan tatapan nanar.

"Deal?" Dara mengulurkan tangan ke arahnya. Namun hanya menggantung saja. "Please lah bantu aku! Aku tidak tahu harus minta tolong pada siapa."

"Cari orang lain saja! Aku tidak ada waktu!"

.

Hari mulai sore, jam terus berputar tanpa bisa menunggu sedetikpun. Sebuah motor sport berwarna hitam berhenti di depan sebuah rumah yang sangat besar bergaya eropa. Dara pun turun dari motor dengan takut dan juga sendu.

"Thank udah nganterin aku!" ujarnya dengan wajah yang tertutup kabut suram.

Gadis itu melangkah dengan lunglai , namun kembali berbalik ke arah pria yng kini turun dengan ragu.

"Tunggu. kau yakin tidak berubah fikiran kan, please? Dua kali lipat." berusaha membujuknya lagi.

Pria yang duduk di atas motor itu tetap menggelengkan kepalanya.

BRAK!!

Dara terhenyak saat melihat pintu terbuka, terlihat Baskoro berjalan ke arah keduanya dengan tatapan mengintimisdasi.

"Dara!"

"Papa!" lirihnya.

"Sudah Papa duga kau akan ke rumah nenekmu! Dasar kau nakal, kau ingin membuat nenekmu serangan jantung jika tahu kau hamil hah?" ujarnya emosi, tatapannya beralih pada sseorang pria yaang berdiri disamping dara. "Siapa kau. Apa kau yang membuat putriku hamil Hah? Brengsekk, itu pasti kau, kau menghancurkan masa depan putriku!" ujarnya lagi dengan emosi, bahkan tangannya udah mengepal dan hendak memukulnya namun di halangi Dara.

"Pap ..." ujarnya dengan menangis lalu menggelengkan kepala.

Mendengar lirihan sang putri, Baskoro pun lunglai dan melemah. "Kau satu satunya harapan Papa, tapi kau juga mengecewakan papamu ini Dara!" gumamnya dengan rahang bergemelatuk menahan marah.

"Pap ... Maafin Dara! Maafin dara!"

Dara tersungkur, dia sudah pasrah dengan apa yang akan dilakukan ayahnya. Sekalipun ayahnya marah dan membunuhnya, tetap saja Dara tidak tahu jawaban apa yang bisa dia berikan pada ayahnya.

"Kalau dia bukan orangnya, maka kau harus terima keputusan Papa. Papa akan menjodohkanmu!" ujar Baskoro.

Keputusannya keluar dari rumah tidak berhasil, mengajak kerja sama pria juga tidak berhasil, tapi Dara tidak ingin dijodohkan.

"Gak Pap ... Dara gak mau. Dara gak mau di jodohkan, Dara bisa rawat bayi ini sendiri aja! Dara gak mau nikah!"

"Kau!" Baskoro kembali murka, entah bagaimana caranya agar Dara menurut saja.

"Aku yang telah menghamili Dara Om!"

Dara dan ayahnya menoleh ke arah pria yang kini maju dua langkah. "Aku yang akan menikahinya!" ujarnya lagi.

"Jadi benar itu kau! Kau yang menghamili putriku. Siapa kau hah?"

"Aku...."

Bugh!

Baskoro berada di puncak emosi melayangkan pukulan hingga mengenai ujung bibirnya dan berdarah.

"Katakan siapa kau! Akan aku bunuh kedua orang tuamu yang telah gagal mendidik anaknya!"

"Orang tua ku tidak ada hubungannya dengan semua ini, aku sendiri yang akan bertanggung jawab!"

"Lancang kau!"

"Aku ... Biru Sagara Maheswara!"

Terpopuler

Comments

Ara Aulia

Ara Aulia

🤣🤣🤣 pada hal dara yg salah

2023-04-13

2

∆_•MiMih•_∆

∆_•MiMih•_∆

suka...suka...suka muacchh 😘

2023-03-03

0

May mayarni

May mayarni

lanjut thor

2023-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.01(Hamil)
2 Bab.02(Biru Sagara Maheswara)
3 Bab.03(Yang benar saja?)
4 Bab.04(Kau istriku)
5 Bab.05(Pembatalan pernikahan)
6 Bab.06(Tanggung jawabku)
7 Bab.07(Tahu yang sebenarnya)
8 Bab.08(Penipu)
9 Bab.09(Caraku)
10 Bab.10(Lakukan satu kali)
11 Bab.11(Manfaatkan waktu)
12 Bab.12(Berubah fikiran)
13 Bab.13(Bayi ini jelas anakku)
14 Bab.14(Pergi dari kamarku)
15 Bab.15(Kata Dokter)
16 Bab.16(Suruh Papamu datang)
17 Bab.17(Syaratnya)
18 Bab.18(Bikin penasaran)
19 Bab.19(Parfum mahal)
20 Bab.20(Mengambil kesempatan)
21 Bab.21(Biar gak songong)
22 Bab.22(Hanya Suami diatas kertas)
23 Bab.23(Jangan ngarep)
24 Bab.24(Beri Waktu)
25 Bab.25(Jangan macam macam)
26 Bab.26(Pemegang kendali)
27 Bab.27(Ayo Dara)
28 Bab.28(Mana suamimu)
29 Bab.29(Andai semudah itu)
30 Bab.30(Secepatnya)
31 Bab.31(Tidak sengaja)
32 Bab.32(Investor lebih penting)
33 Bab.33(Tak punya kuasa)
34 Bab.34(Telefon Biru)
35 Bab.35(Pergilah)
36 Bab.36(Kebodohan yang bermanfaat)
37 Bab.37(Beri aku kekuasaan)
38 Bab.38(Dari mana aku mulai)
39 Bab.39(Hari pertama)
40 Bab.40(Jackpott)
41 Bab.41(Gara gara Dara)
42 Bab.42(Masa depan)
43 Bab.43(Cari masalah saja)
44 Bab.44(Aku tidak bisa melakukannya)
45 Bab.45( Dengan cara yang benar)
46 Bab.46(Kepergok)
47 Bab.47(Hah)
48 Bab.48(Khawatir)
49 Bab.49(Bikin penasaran)
50 Bab.50(Hancur)
51 Bab.51(Menolong)
52 Bab.52(Menunggu Umpan)
53 Bab.53(Belum satu)
54 Bab.54(Dara!)
55 Bab.55(Terlalu ikut campur)
56 Bab.56(Serangan jantung)
57 Bab.57(Titisan Zian)
58 Bab.58(Bukan Rian)
59 Bab.59(Maafkan Papa)
60 Bab.60(Ada sesuatu)
61 Bab.61(Aku malu)
62 Bab.62(Belum siap)
63 Bab.63(Dua orang tua)
64 Bab.64(Diterima dengan baik)
65 Bab.65(Iri)
66 Bab.66(Bersiaplah menikah)
67 Bab.67(Menguji kesabaran)
68 Bab.68(Tidak mungkin)
69 Bab.69(Tidak Sudi)
70 Bab.70(Minta hanya padaku)
71 Bab.71(Biru yang tanggung jawab)
72 Bab.72(Keluarga Maheswara)
73 Bab.73(Kau yang tanggung jawab)
74 Bab.74(Habis kesabaran)
75 Bab.75(Keras kepala)
76 Bab.76(Tidak!)
77 Bab.77(Punya uang dan kuasa)
78 Bab.78(Kurang galak)
79 Bab.79(Permintaan maaf)
80 Bab.80(Menarik saham)
81 Bab.81(Jangan khawatir)
82 Bab.82(Itu rahasia)
83 Bab.83(Nomor 1 tetap keuarga)
84 Bab.84(Siapa dia)
85 Bab.85(Intan Aurora)
86 Bab.86(Bawa Dara)
87 Bab. 87(Masih suami istri)
88 Bab.88(Panutanku)
89 Bab.89(Maafkan Papa)
90 Bab.90(Bayaran paling tinggi)
91 Bab.91(Tidak perlu repot)
92 Bab.92(Aku akan memecatmu)
93 Bab.93(Benar benar licik)
94 Bab.94(Anakku)
95 Bab.95(Sahabat Dara)
96 Bab.96(Asisten handal)
97 Bab.97(Diawasi)
98 Bab.98(Menantu Kami)
99 Bab.99(Sudah gak marah)
100 Bab.100(Terlalu Naif)
101 Bab.101(waktu yang tepat)
102 Bab.102(Harusnya tidak melakukannya)
103 Bab.103(Semua salah Biru)
104 Bab.104(Harus Operasi)
105 Bab.105(Bayi laki laki)
106 Bab.106(Hanya perlu waktu)
107 Bab.107(Tidak akan berubah)
108 Bab.108(Pergilah)
109 Bab.109(Izin Dokter)
110 Bab.110(Biru Bodoh)
111 Bab.111(Ucapan Sarkas Daddy)
112 Bab.112(Maafkan Dara)
113 Bab.113(Putraku)
114 Bab.114(Tidak akan terjadi)
115 Bab.115(Cara lain)
116 Bab.116(Mau sampai kapan)
117 Bab.117(Bi ... Aku)
118 Bab.118(Menjadi ayah)
119 Bab.119(Tatapan pertama)
120 Bab.120(Perkara Nama)
121 Bab.121(Waktu yang melelahkan)
122 Bab.122(Ketar ketir)
123 Bab.123(Minta maaf padanya)
124 Bab.124(Berhasil kabur)
125 Bab.125(Cepat atau lambat)
126 Bab.126(Jadi ketahuan)
127 Bab.127(Cucuku yang tampan)
128 Bab.128(Halo Dok)
129 Bab.129(Pria pengecut)
130 Bab.130(Mata Daddy dimana mana
131 Bab.131(Mommy terhebat)
132 Bab.132(Kecemburuan Air)
133 Bab.133(Dara canggung)
134 Bab.134(Berbelit)
135 Bab.135(Kasus semakin pelik)
136 Bab.136(Kasus semakin pelik2)
137 Bab.138(Proses hukum yang rumit)
138 Draff 01
139 Draff 01
140 Draff 01
141 Draff 01
142 Draff01
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab.01(Hamil)
2
Bab.02(Biru Sagara Maheswara)
3
Bab.03(Yang benar saja?)
4
Bab.04(Kau istriku)
5
Bab.05(Pembatalan pernikahan)
6
Bab.06(Tanggung jawabku)
7
Bab.07(Tahu yang sebenarnya)
8
Bab.08(Penipu)
9
Bab.09(Caraku)
10
Bab.10(Lakukan satu kali)
11
Bab.11(Manfaatkan waktu)
12
Bab.12(Berubah fikiran)
13
Bab.13(Bayi ini jelas anakku)
14
Bab.14(Pergi dari kamarku)
15
Bab.15(Kata Dokter)
16
Bab.16(Suruh Papamu datang)
17
Bab.17(Syaratnya)
18
Bab.18(Bikin penasaran)
19
Bab.19(Parfum mahal)
20
Bab.20(Mengambil kesempatan)
21
Bab.21(Biar gak songong)
22
Bab.22(Hanya Suami diatas kertas)
23
Bab.23(Jangan ngarep)
24
Bab.24(Beri Waktu)
25
Bab.25(Jangan macam macam)
26
Bab.26(Pemegang kendali)
27
Bab.27(Ayo Dara)
28
Bab.28(Mana suamimu)
29
Bab.29(Andai semudah itu)
30
Bab.30(Secepatnya)
31
Bab.31(Tidak sengaja)
32
Bab.32(Investor lebih penting)
33
Bab.33(Tak punya kuasa)
34
Bab.34(Telefon Biru)
35
Bab.35(Pergilah)
36
Bab.36(Kebodohan yang bermanfaat)
37
Bab.37(Beri aku kekuasaan)
38
Bab.38(Dari mana aku mulai)
39
Bab.39(Hari pertama)
40
Bab.40(Jackpott)
41
Bab.41(Gara gara Dara)
42
Bab.42(Masa depan)
43
Bab.43(Cari masalah saja)
44
Bab.44(Aku tidak bisa melakukannya)
45
Bab.45( Dengan cara yang benar)
46
Bab.46(Kepergok)
47
Bab.47(Hah)
48
Bab.48(Khawatir)
49
Bab.49(Bikin penasaran)
50
Bab.50(Hancur)
51
Bab.51(Menolong)
52
Bab.52(Menunggu Umpan)
53
Bab.53(Belum satu)
54
Bab.54(Dara!)
55
Bab.55(Terlalu ikut campur)
56
Bab.56(Serangan jantung)
57
Bab.57(Titisan Zian)
58
Bab.58(Bukan Rian)
59
Bab.59(Maafkan Papa)
60
Bab.60(Ada sesuatu)
61
Bab.61(Aku malu)
62
Bab.62(Belum siap)
63
Bab.63(Dua orang tua)
64
Bab.64(Diterima dengan baik)
65
Bab.65(Iri)
66
Bab.66(Bersiaplah menikah)
67
Bab.67(Menguji kesabaran)
68
Bab.68(Tidak mungkin)
69
Bab.69(Tidak Sudi)
70
Bab.70(Minta hanya padaku)
71
Bab.71(Biru yang tanggung jawab)
72
Bab.72(Keluarga Maheswara)
73
Bab.73(Kau yang tanggung jawab)
74
Bab.74(Habis kesabaran)
75
Bab.75(Keras kepala)
76
Bab.76(Tidak!)
77
Bab.77(Punya uang dan kuasa)
78
Bab.78(Kurang galak)
79
Bab.79(Permintaan maaf)
80
Bab.80(Menarik saham)
81
Bab.81(Jangan khawatir)
82
Bab.82(Itu rahasia)
83
Bab.83(Nomor 1 tetap keuarga)
84
Bab.84(Siapa dia)
85
Bab.85(Intan Aurora)
86
Bab.86(Bawa Dara)
87
Bab. 87(Masih suami istri)
88
Bab.88(Panutanku)
89
Bab.89(Maafkan Papa)
90
Bab.90(Bayaran paling tinggi)
91
Bab.91(Tidak perlu repot)
92
Bab.92(Aku akan memecatmu)
93
Bab.93(Benar benar licik)
94
Bab.94(Anakku)
95
Bab.95(Sahabat Dara)
96
Bab.96(Asisten handal)
97
Bab.97(Diawasi)
98
Bab.98(Menantu Kami)
99
Bab.99(Sudah gak marah)
100
Bab.100(Terlalu Naif)
101
Bab.101(waktu yang tepat)
102
Bab.102(Harusnya tidak melakukannya)
103
Bab.103(Semua salah Biru)
104
Bab.104(Harus Operasi)
105
Bab.105(Bayi laki laki)
106
Bab.106(Hanya perlu waktu)
107
Bab.107(Tidak akan berubah)
108
Bab.108(Pergilah)
109
Bab.109(Izin Dokter)
110
Bab.110(Biru Bodoh)
111
Bab.111(Ucapan Sarkas Daddy)
112
Bab.112(Maafkan Dara)
113
Bab.113(Putraku)
114
Bab.114(Tidak akan terjadi)
115
Bab.115(Cara lain)
116
Bab.116(Mau sampai kapan)
117
Bab.117(Bi ... Aku)
118
Bab.118(Menjadi ayah)
119
Bab.119(Tatapan pertama)
120
Bab.120(Perkara Nama)
121
Bab.121(Waktu yang melelahkan)
122
Bab.122(Ketar ketir)
123
Bab.123(Minta maaf padanya)
124
Bab.124(Berhasil kabur)
125
Bab.125(Cepat atau lambat)
126
Bab.126(Jadi ketahuan)
127
Bab.127(Cucuku yang tampan)
128
Bab.128(Halo Dok)
129
Bab.129(Pria pengecut)
130
Bab.130(Mata Daddy dimana mana
131
Bab.131(Mommy terhebat)
132
Bab.132(Kecemburuan Air)
133
Bab.133(Dara canggung)
134
Bab.134(Berbelit)
135
Bab.135(Kasus semakin pelik)
136
Bab.136(Kasus semakin pelik2)
137
Bab.138(Proses hukum yang rumit)
138
Draff 01
139
Draff 01
140
Draff 01
141
Draff 01
142
Draff01

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!