Teriakan beberapa orang pejalan kaki tidak mampu menghentikan Dara yang berlari kencang, sampai sepersekian detik saja tubuhnya tersungkur di batas trotoar
"Ahk. Sakit!" pekiknya dengan memegangi sikutnya yang berdarah akbat terbentur tembok jalan.
Beruntungnya lagi, motor yang kini berhenti tidak jauh melaju dengan kecepatan sedang dan mampu menghindari kecelakaan.
"Bodoh!" gumamnya saat melihat Dara terjatuh.
Pria yang memakai helm full face melompat turun dengan tergesa gesa dan menghampiri Dara.
"Heh ... Bodoh. Kau sengaja cari mati ya!"
Dara menengadahkan kepalanya, melihat pada sosok yang memakinya kasar dengan pakaian serba hitam, self savety dan juga sarung tangan hitam, tidak lupa sepatu boat kulit dengan warna yang sama.
Gadis itu bangkit dengan cepat, walau kepalanya terasa sedikit pusing namun dia berusaha berdiri dengan tegak.
"Heh ... Kamu yang bodoh! Kalau bawa motor itu yang bener dong, jangan meleng, kamu fikir ini jalan nenek moyang mu apa? Sakit nih, untung aja cuma keserempet, kalau sampe luka parah, atau mati muda gara gara kau. Mau aku hantuin?! Dasar bego! Teriak bodoh padahal sendirinya bodoh!" cerocosnya dengan kesal,
Sosok laki laki di depannya berdecak, memindai wajah penuh kesal dengan dua mata merah dan hidung merahna tanpa ingin membuka helm full face miliknya. Dia terus menatapnya tajam, mendengarkan gadis yang terus menggerutu seperti nenek nenek itu.
"Denger gak apa yang aku bilang, nih sikut ku sakit, mana lutut ku juga sakit pula! Tanggung jawab!" gerutunya lagi dengan tangan yang kini mengenadah ke arahnya. "Mana KTP sama SIM?"
Merasa tidak salah, pria itu tidak mau memberikan dua ID Card miliknya. Dia hanya menatapnya tajam dibalik kaca gelap helm yang dipakainya.
Dara terus saja marah pada pria di depannya itu, sampai pandangannya tiba tiba mengabur dan gelap seketika, lalu tidak ingat apa apa lagi.
Entah berapa lama dia tidak sadarkan diri, dan tersadar sudah berada di ruangan serba putih dengan tirai pink muda.
"Ah ... Kenapa aku ada di sini?" gumamnya pelan saat sadar dia sudah berada di rumah sakit.
Srekk!
Tirai berwarna pink itu kini terbuka hampir setengahnya, membuat Dara yang baru saja tersadar itu kaget. Seorang pria paruh baya yang di ikuti leh suster juga seseorang kini berdiri di hadapannya.
"Karena sudah sadar, anda sudah boleh pulang!"
Dara yang terbeliak hanya bisa menatap semua orang dengan bingung.
"Tidak ada luka yang perlu di khawatirkan, dan kandungan istri anda juga baik baik saja!" tukas pria paruh baya yang memakai jubah putih.
Dara yang bingung kini semakin terhenyak, kehamilan yang baru di ketahui beberapa hari yang lalu kini juga diketahui orang lain selain orang tuanya,
"Mati aku!!" gumamnya dengan menggigit bibirnya.
Seorang pria yang berpakaian hitampun tak kalah kaget saat mendengarnya kehamilannya. Tatapannya pun kini terlihat aneh. Bodoh, apa itu yang membuatnya nekat bunuh diri? Batinnya.
Kedua manik sendu itu menatapnya dengan datar, seolah dia tengah mengingat siapa pria yang berdiri di depannya itu.
"Ahh ... Dia orang yang hampir nabrak tadi!" gumamnya tanpa suara.
Setelah beberapa saat suster dan Dokter kembali memeriksa keadaannya sebelum di ijinkan pulang, lalu tidak lama mereka keluar ruangan.
"Heh ... Apa kau sengaja mengaku kalau aku ini istrimu?"
"Heh bodoh! Mana mau aku melakukannya, dokter sendiri yang berasumsi seperti itu! Mengingat kau sedang hamil dan aku yang mengantarmu, jadi dia mengira kau istriku!" terangnya dengan masih berdiri di tempatnya.
Sebuah ide konyol melintas di fikiran Dara, masa depan nya memang sudah tidak bisa di selamatkan, tapi dia masih bisa menyelamatkan kehormatan keluarganya dari aib kehamilannya.
"Ayo pergi! Kau tidak apa apa dan aku banyak urusan!" ujarnya dengan melangkahkan kakinya keluar.
Dara turun dari ranjang dengan tergesa, "Tunggu! Ada yang mau aku bicarakan denganmu!"
"Katakan saja apa, kau mau aku antarkan pulang? Jawabannya tidak ... Aku sibuk dan terlambat!"
Keduanya berjalan keluar dari ruangan IGD, dan Dara mencekal lengannya.
"Tunggu!"
"Aku akan mencegat taksi untukmu!" ucapnya datar dengan menepiskan tangan Dara.
"Jujur aku sedang ada masalah, masalah berat yang mengancam seluruh hidup ku dan keuargaku."
"Ya ... Aku bisa duga masalah apa itu! Dan mereka pasti kecewa!"
Dara terlihat menghela nafas, bulu bulu lentik di kelopak mata bergerak naik turun karena dia berusaha menahan tangis.
Dan dia pun mulai menceritakan semuanya pada sosok pria yng baru saja di temui. Termasuk soal kehamilan.
"Jadi apa maumu dengan semua yang kau ceritakan ini? Aku bahkan tidak peduli!"
Dara berdecak dan pria itu berdecih. Tidak ada satu pun perasaan iba dari wajahnya, bahkan dia tetap berjalan
"Justru itulah, aku tawarin kesepakatan!"
"Maksudnya?"
"Ya ... Gitu! Kau bisa bantu aku banyak, bagaimana kalau kau bantuin aku dengan mengaku sebagai ayah dari anak ini?"
Pria itu tersentak, bagaimana mungkin melakukan hal seperti itu, tapi ...
"Cukup satu tahun aja dan aku akan bayar full, berapapun yang kau minta sebagai bayarannya." timpalnya lagi tanpa memberi kesempatan lawannya bicara.
"Kau gila! Aku tidak butuh uang!"
"Dua kali lipat, bagaimana. Kau juga boleh minta aja apa aja nanti." ucap Dara dengan tatapan nanar.
"Deal?" Dara mengulurkan tangan ke arahnya. Namun hanya menggantung saja. "Please lah bantu aku! Aku tidak tahu harus minta tolong pada siapa."
"Cari orang lain saja! Aku tidak ada waktu!"
.
Hari mulai sore, jam terus berputar tanpa bisa menunggu sedetikpun. Sebuah motor sport berwarna hitam berhenti di depan sebuah rumah yang sangat besar bergaya eropa. Dara pun turun dari motor dengan takut dan juga sendu.
"Thank udah nganterin aku!" ujarnya dengan wajah yang tertutup kabut suram.
Gadis itu melangkah dengan lunglai , namun kembali berbalik ke arah pria yng kini turun dengan ragu.
"Tunggu. kau yakin tidak berubah fikiran kan, please? Dua kali lipat." berusaha membujuknya lagi.
Pria yang duduk di atas motor itu tetap menggelengkan kepalanya.
BRAK!!
Dara terhenyak saat melihat pintu terbuka, terlihat Baskoro berjalan ke arah keduanya dengan tatapan mengintimisdasi.
"Dara!"
"Papa!" lirihnya.
"Sudah Papa duga kau akan ke rumah nenekmu! Dasar kau nakal, kau ingin membuat nenekmu serangan jantung jika tahu kau hamil hah?" ujarnya emosi, tatapannya beralih pada sseorang pria yaang berdiri disamping dara. "Siapa kau. Apa kau yang membuat putriku hamil Hah? Brengsekk, itu pasti kau, kau menghancurkan masa depan putriku!" ujarnya lagi dengan emosi, bahkan tangannya udah mengepal dan hendak memukulnya namun di halangi Dara.
"Pap ..." ujarnya dengan menangis lalu menggelengkan kepala.
Mendengar lirihan sang putri, Baskoro pun lunglai dan melemah. "Kau satu satunya harapan Papa, tapi kau juga mengecewakan papamu ini Dara!" gumamnya dengan rahang bergemelatuk menahan marah.
"Pap ... Maafin Dara! Maafin dara!"
Dara tersungkur, dia sudah pasrah dengan apa yang akan dilakukan ayahnya. Sekalipun ayahnya marah dan membunuhnya, tetap saja Dara tidak tahu jawaban apa yang bisa dia berikan pada ayahnya.
"Kalau dia bukan orangnya, maka kau harus terima keputusan Papa. Papa akan menjodohkanmu!" ujar Baskoro.
Keputusannya keluar dari rumah tidak berhasil, mengajak kerja sama pria juga tidak berhasil, tapi Dara tidak ingin dijodohkan.
"Gak Pap ... Dara gak mau. Dara gak mau di jodohkan, Dara bisa rawat bayi ini sendiri aja! Dara gak mau nikah!"
"Kau!" Baskoro kembali murka, entah bagaimana caranya agar Dara menurut saja.
"Aku yang telah menghamili Dara Om!"
Dara dan ayahnya menoleh ke arah pria yang kini maju dua langkah. "Aku yang akan menikahinya!" ujarnya lagi.
"Jadi benar itu kau! Kau yang menghamili putriku. Siapa kau hah?"
"Aku...."
Bugh!
Baskoro berada di puncak emosi melayangkan pukulan hingga mengenai ujung bibirnya dan berdarah.
"Katakan siapa kau! Akan aku bunuh kedua orang tuamu yang telah gagal mendidik anaknya!"
"Orang tua ku tidak ada hubungannya dengan semua ini, aku sendiri yang akan bertanggung jawab!"
"Lancang kau!"
"Aku ... Biru Sagara Maheswara!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Ara Aulia
🤣🤣🤣 pada hal dara yg salah
2023-04-13
2
∆_•MiMih•_∆
suka...suka...suka muacchh 😘
2023-03-03
0
May mayarni
lanjut thor
2023-03-03
0