bab 3

"Gimana keadaan mbak Hanum?" Bu Dian menanyakan keadaan Hanum dan hawatir Hanum merasakan sakit.

"Alhamdulillah, sudah agak mendingan Bu!" sahut Hanum singkat sambil tersenyum ramah.

Hanum benar-benar lega, karena Ali sudah menceraikan nya, sudah tak ada lagi yang terus menghina dan menuntutnya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Waktu terus berjalan, saat ini usia Alicia sudah dua belas tahun, Alisia sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Alisia Rininta tumbuh jadi gadis yang sangat cantik, dengan tinggi semampai dan kulit putihnya.

Alisia tumbuh jadi gadis pendiam, tak banyak bicara tapi dia sangat cerdas. Dia memiliki keistimewaan yang anak lain tidak memilikinya.

"Anak bunda sudah pulang?

Kenapa kok lesu begitu?" Sambut Hanum saat putri cantiknya memasuki rumah dengan wajah di tekuk dan mata yang sudah berkaca kaca.

"Ada apa sayang?

Cerita sama bunda, jangan suka memendam masalah sendirian, gak baik!" sambung Hanum lembut dan penuh kasih sayang.

Sejak perpisahannya dengan Ali, hingga saat ini Hanum belum juga menikah, trauma dan tak lagi mau dekat dengan pria, menjadikan Hanum wanita yang dingin dengan setiap pria yang ingin mendekati dirinya.

Hanum sekarang bukan lagi Hanum yang dulu.

Saat ini Hanum sudah menghasilkan puluhan karya dan penghasilan dari menulisnya itu, Hanum buat untuk merenovasi rumahnya menjadi dua tingkat dan terlihat bagus, bahkan Hanum memiliki usaha toko baju muslimah yang cukup laris.

Alisia pun bersekolah di sekolahan favorit di kotanya. Hanum menjadi perempuan sukses yang penuh pesona dengan hijab lebarnya.

Dulu Hanum terlihat begitu dekil dan kusam, tapi sekarang, Hanum terlihat sangat anggun dan cantik.

Wajahnya mulus dan kulit tubuhnya putih seperti mutiara. Hidupnya benar benar berubah.

Dan selama bertahun tahun berpisah, Ali tidak pernah sama sekali datang untuk menjenguk anaknya, bahkan nafkahnya saja sudah lalai.

"Tadi Alisia pulang sekolah, mampir ke toko buku sama Andin, pas di jalan ketemu ayah sama istri barunya.

Dan ayah sama sekali tidak mengenali Alisia." cerita Alisia membuat Hanum mengerutkan wajahnya.

"Apa kamu yakin, itu ayah kamu, nak?" sahut Hanum memastikan, karena Alisia dan ayahnya sudah lama tidak bertemu, takutnya hanya mirip saja.

"Alisia tidak mungkin salah, Bund!

Itu ayah sama istri barunya. Mereka sedang jalan jalan ke mall, dengan kedua anaknya." balas Alisia dengan wajah sedih. Aku tau, dalam diamnya anakku, pasti ada rasa rindu akan kasih sayang ayahnya, yang selama ini sama sekali tidak pernah anakku terima.

"Alisia, rindu sama ayah?" tanyaku hati hati, jantung ini berdebar mendengar kalimat apa yang akan dia lontarkan untuk menjawab pertanyaanku.

"Gak, bund!

Alisia hanya sakit hati saja melihat ayah begitu bahagia dengan wanita jahat itu.

Alisia, terus berdoa untuk penderitaan mereka dan berharap Tuhan segera mengabulkannya.

Alisia benci, benci sekali dengan mereka!" sahut Alisia dengan lelehan air mata, namun sorot matanya mengibarkan api kebencian yang sulit di jelaskan.

"Sayang, apa Alisia tidak bahagia hanya hidup dengan bunda saja?

Alisia rindu sosok ayah?" tanyaku sekali lagi, pertanyaan itu sudah lama ada di benak ini, namun tak kunjung bisa terlontarkan demi menjaga perasaannya yang lembut.

"Alisia bahagia, sangat bahagia. Karena bunda ibu yang hebat dan baik buat Alisia.

Kenapa bunda tanya seperti itu?

Apa bunda khawatir Alisia terluka karena tidak punya ayah?" jawab anakku dengan tatapan sendunya, wajahnya begitu terlihat tertekan.

Banyak hal yang dia sembunyikan tanpa mau membagi nya padaku, oh anakku!

"Bunda takut kamu tidak bahagia, nak!

Maafkan bunda jika belum bisa menjadi orang tua yang baik untuk Alisia. Tapi bunda janji, akan terus berjuang demi kebahagiaan anak bunda. Bunda sayang banget sama kamu sayang." kupeluk erat tubuh kurus putriku, memberinya kehangatan dan kasih sayang yang begitu besar. Aku ingin dia merasa nyaman dan terlindungi, meskipun aku hanyalah seorang ibu yang harus berperan menjadi seorang ayah untuknya.

"Bunda sudah kasih semuanya untuk Alisia. Cinta, kasih sayang, tanggung jawab, dan harta. Bunda itu luar biasa. Aku bangga sama bunda!" sahutnya sambil memeluk erat tubuhku, mampu kurasakan tetesan air bening dari matanya yang kini mulai membasahi bajuku.

"Kamu harus kuat nak, kamu harus tegar dan menjadi orang sukses." batin ini terus menggunakan kalimat kalimat indah untuk permata hatiku, anakku, belahan jiwaku. Karenanya aku sanggup bertahan hingga sampai di titik ini, titik dimana semua terasa begitu ringan kujalani setelah begitu banyak air mata dan kesakitan yang kulalui.

Alloh, begitu baik takdirMU dalam perjalanan yang harus ku jalani bersama anak istimewaku ini. Masyaalloh.

"Alisia istirahat ya, bunda mau masak dulu. Nanti kalau sudah selesai bunda panggil, oke sayang?" waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, sudah waktunya menyiapkan makan malam, biasanya ada bibi, tapi saat ini Bu Narmi sedang cuti karena anaknya melahirkan.

"Bunda gak usah masak, aku mau makan nasi goreng di tempat pak haji Romli, boleh kan?" sahut Alisia dengan wajah penuh harap, sejak kecil Alisia memang sangat menyukai nasi goreng di warungnya haji Romli, dan itu sampai sekarang saat gadis kecilku sudah tumbuh jadi gadis remaja.

"Boleh sayang, boleh banget.

Nanti kita makan di warungnya haji Romli sama sama ya, habis sholat magrib, gimana?" jawabku dengan senyuman sumringah, berharap anak gadisku segera melupakan kejadian siang tadi yang bertemu dengan ayahnya yang tak punya hati itu.

Ah kenapa setiap kali aku mengingat laki laki itu, darahku selalu saja mendidih.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)

#Coretan pena Hawa (ongoing)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)

#Sekar Arumi (ongoing)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( ongoing )

New karya :

#Karena warisan Anakku mati di tanganku

#Ayahku lebih memilih wanita Lain

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Terpopuler

Comments

Erni Kusumawati

Erni Kusumawati

sama Alicia saya jg sedang menunggu balasan utk si jalang dan ayah dzalim mu itu..

2023-03-24

0

Nor Azlin

Nor Azlin

jadilah anak yang berbakti biat ibu mu Alisia ...belajar sampai kamu sukses dengan itu kamu boleh balas apa yang ayah mu buat jenama mu ...lanjut thor

2023-03-08

0

Diana Susanti

Diana Susanti

nyimak kak mantab 👍👍👍👍

2023-03-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!