"Keterlaluan, pak Rahmat tolong panggilkan pak RT, ini sudah masuk KDRT namanya." pak Jamal terlihat kesal dan meminta pak Rahmat untuk memanggil pak RT agar masalah KDRT tidak disepelekan oleh Ali.
"Siapa kalian, kenapa suka sekali ikut campur urusanku. Dia istriku, aku berhak melakukan apapun sama dia, perempuan miskin dan bodoh kayak dia, pantas untuk di hajar biar tidak lancang sama suami." teriak Ali tak terima, karena para tetangga ikut campur urusannya. Dan semua itu semakin membuat sebagian warga yang hadir menyayangkan sikapnya itu, dan justru membuatnya semakin di benci oleh warga karena ulahnya.
Pak Burhan selaku RT dengan sigap langsung datang kerumah Hanum.
Ali yang memang sudah hilang rasa malunya tak lagi perduli dengan bisik bisik tetangganya.
"Apa yang terjadi, kenapa mbak Hanum bisa sampai menangis histeris begini?" Pak Burhan langsung masuk dan melihat Hanum tengah menangis sesenggukan. Sedangkan Alisia sudah digendong oleh salah satu tetangga untuk dijauhkan dari pertengkaran orang tuanya. Karena anak sekecil Alisia tidak pantas melihat perdebatan orang tuanya.
"Mas Ali sudah menikah lagi dan memiliki anak dari selingkuhan nya, setiap pulang kemari selalu mengeluhkan kalau gak punya uang. Sudah hampir satu tahun, dia tidak memberikan nafkah yang layak untuk kami.
Dua ratus ribu satu bulan. Tapi setiap pulang selalu marah dan menuntut ini itu." Sahut Hanum sambil terisak karena rasa sakit di tubuh dan hatinya.
Tak perduli aib rumah tangganya diketahui banyak orang, karena Ali sudah sangat keterlaluan.
Pak RT dan yang lain hanya bisa beristigfar, menatap iba pada Hanum yang terlihat sangat kecewa.
"Apa benar, Pak Ali sudah menikah lagi dan punya anak?" tanya pak RT tegas dan tatapan penuh intimidasi pada Ali yang bahkan terlihat sangat tenang, tidak merasa bersalah sama sekali.
"Iya, benar!
Memang salah dan merugikan kalian kalau aku mempunyai istri dua?" sahut Ali penuh dengan ketidak sukaan.
"Tidak merugikan kami, tapi merugikan anak dan istri sampean. Dengan tidak memberikan nafkah yang cukup padahal mampu, itu sudah dzalim pada istri, dan hukumnya dosa, karena mengabaikan yang seharusnya mas Ali jaga dengan rasa cinta dan limpahan kasih sayang." jawab pak Burhan tenang, meskipun hatinya mulai geram dengan sikap Ali yang sedikitpun tak merasa berdosa.
"Halah, orang bisanya cuma minta dan dikasih berapapun selalu habis, perempuan tak berguna dan jelek kayak dia, pantas hidup sengsara." sahut Ali dengan teganya, hingga membuat semua yang hadir mengumpat mulut tajamnya itu.
"Kalau memang aku begitu buruk dan sehina itu di mata kamu, talaq aku sekarang di hadapan warga.
Karena lebih baik aku hidup sendiri bersama anakku, dari pada berstatus istri tapi seperti janda yang ditinggal mati suaminya. Status kamu gak berguna sama sekali untukku!" balas Hanum penuh dengan penekanan. Tak ingin lagi bertahan pada laki laki yang tak punya hati, dari pada terus menerus makan hati.
"Baiklah kalau itu mau kamu." sahut Ali cepat tanpa mau berpikir akibat dari sikapnya itu.
Dengan lantang, Ali mengucapkan talaq yang disaksikan pak RT dan beberapa warga.
"Alhamdulillah." Hanum mengucap syukur, karena terlepas dari laki laki jahat seperti Ali.
"Banyak saksi yang melihat kamu mentalaq ku.
Jadi jangan pernah kamu kembali ke rumahku, apapun alasannya." sahut Hanum tegas dan matanya tersirat kebencian dan sumpah serapah darinya untuk Ali, yang kini sudah jadi mantan.
"Aku juga gak bakal kerumah kumuh kamu ini.
Kita sudah selesai, jangan pernah lagi menghubungi ku." balas Ali cepat dan segera pergi meninggalkan rumah Hanum.
Semua menatap iba pada Hanum.
Namun justru Hanum tersenyum, melepaskan rasa sakit dan beban hatinya, karena sudah lepas ikatan dari Ali yang kejam.
Semua warga pergi meninggalkan rumah sederhananya Hanum.
Dan Bu Dian yang tadi membawa Alisia, kembali datang dengan menggendong Alisia yang masih tertidur.
'Maaf mbak Hanum, tadi saya lancang membawa Alisia kerumah, karena kasihan kalau harus menyaksikan pertikaian mbak Hanum dengan suami.
"Iya Bu Dian, terimakasih banyak. Maaf kalau sudah merepotkan." sahut Hanum lemah dengan senyum yang dipaksakan.
"Gimana keadaan mbak Hanum?" Bu Dian menanyakan keadaan Hanum dan hawatir Hanum merasakan sakit.
"Alhamdulillah, sudah agak mendingan Bu!" sahut Hanum singkat sambil tersenyum ramah.
Hanum benar-benar lega, karena Ali sudah menceraikan nya, sudah tak ada lagi yang terus menghina dan menuntutnya.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)
#Coretan pena Hawa (ongoing)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)
#Sekar Arumi (ongoing)
#Wanita kedua (Tamat)
New karya Hawa
#Kasih sayang yang salah
#Cinta berbalut Nafsu
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
Happy ending ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Nurr Amirr🥰💞
Hadir thorrrr... 🥰🥰🥰... Tabur tuai itu ada Ali sekrg kamu lantang menghina Hanum sikit masa kamu jg akan merasanya....
2023-10-18
0
Erni Kusumawati
Banyak sih suami modelan si Ali di dunia nyata..m3ngharap istri pertama cantik tp tdk diberikan modal utk mempercantik diri..yg ada uangnya mrk berikan utk jalang2 yg berkeliaran..jelas aja jalang cantik lah wong mmg dia mencari mangsa dg menggunakan kecantikan mukanya saja...
2023-03-24
2
Nor Azlin
suami kayak Ali harus dibuang jauh2 biar tidak mengganggu kehidupan mu sama anak perempuan mu...biar sendiri & jadi janda tapi hati kamu senang tampa tersakiti dengan suami kayak Ali
2023-03-07
1