Anita Itu Milikku!

Anita Itu Milikku!

Prolog.

Hai perkenalkan namaku Anita Harem. Aku saat ini sedang berkuliah di universitas negeri yang ada di kota XXXX. Aku datang ke kota ini karena ingin melanjutkan kuliah dan menata perjalanan ku yang mungkin kurang beruntung ini.

Aku sudah tidak memiliki kedua orang tua, di saat aku berusia tujuh tahun. Mereka berdua meninggalkanku, di saat diri ini masih membutuhkan kasih sayang dari mereka. Namun, nyatanya? Mereka berdua memilih untuk pergi meninggalkan ku tepat di hari ulang tahunku yang ke tujuh tahun.

"Halo! Mama sudah ada di mana?" ucap seorang gadis kecil berusia tujuh tahun itu saat sedang asyik mengobrol dengan kedua orang tuanya lewat Videocall.

"Mama, sudah ada di jalan ini sama papa. Sebentar lagi, mama sampai kok sayang. Anita tunggu sebentar ya. Tunggu mama." ucap wanita yang di sebut dengan sebutan mama oleh anak kecil itu.

"Iya, sayang. Anaknya papa. Anita tunggu sebentar ya, nak. Papa dan mama akan segera sampai." kali ini suara laki-laki yang terdengar. Dan benar saja, Burhan suami dari Lastri yang ada di sebelahnya itu yang beralih alih ponsel yang di pegang oleh istrinya.

"Papa sama mama cepetan ya. Anita sudah tidak sabar pengen cepat-cepat tiup lilinnya sama kalian." ucap Anita kecil.

Kedua orang tuanya hanya melemparkan senyumannya dan mengangguk serempak. Ke arah ponselnya, dan saat sedang asyik mengobrol dengan sang anak di seberang sana. Tiba-tiba sebuah truk tangki dari arah persimpangan kiri jalan. Menghantam mobil yang di Kendarai oleh kedua orang tua dari gadis itu.

Anita kecil beserta beberapa mermaid yang berada di samping gadis itu di buat terkejut saat mendengar suara teriakan dari kedua majikannya. Dan sepersekian detik, bersamaan dengan teriakan tersebut terdengar kembali suara tabrakan beruntun yang terdengar dari balik ponsel gadis kecil itu.

"Nyonya!" ucap para mermaid yang berada di sana. Mereka mengambil alih ponsel yang ada di genggaman gadis itu dan terus melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk memastikan bahwa kedua tuan dan nyonya nya baik-baik saja.

Namun, tidak terdengar suara dari keduanya. Melainkan hanya suara sambungan telepon yang telah terputus. "Tuan! Nyonya!"

Dengan cepat mermaid yang juga berada di sana. Mengambil tubuh gadis kecil itu dan langsung menghamburkan gadis kecil itu ke dalam pelukannya. Nampak, Anita kecil juga hanya terdiam saat mermaid nya itu menggendongnya ke dalam pelukannya.

"Bibi.. papa sama mama kenapa? Kenapa terdengar suara mengerikan dari sana? Apa yang terjadi sama mereka berdua bibi?" tanya gadis itu dengan berbagai pertanyaan yang ia lontarkan.

"Nona.. Tuan dan nyonya baik-baik saja. Tidak ada yang perlu nona Anita khawatirkan ya. Sebaiknya, nona saya antar ke atas ya." ucap mermaid itu mencoba untuk tidak membuat nona mudanya khawatir.

Gadis kecil itu hanya diam dan menganggukkan kepalanya. "Iya, bibi."

"Anak pintar. Yasudah! Kita ke atas sekarang." ucap mermaid itu lagi. Dan segera membawa tubuh kecil itu ke atas menuju kamar gadis itu. Mermaid tersebut juga tidak ingin membuat gadis kecil tau apa yang terjadi kepada kedua orang tuanya.

'Tuan, Nyonya. Semoga kalian baik-baik saja. Dan semoga tidak terjadi apa-apa.' gumam mermaid itu dalam hatinya.

Setelah kejadian yang membuat kedua orang tua ku pergi meninggalkan dunia ini. Aku tumbuh menjadi anak remaja yang ceria. Itu awalnya saja! Karena setelah itu masa remaja ku yang ceria sebelumnya. Kini berubah seratus delapan puluh derajat menjadi gadis yang milih untuk menutup diri.

Aku hanya akan keluar dari sarang ku saat jam kuliah saja. Dan setelah itu, aku memilih untuk menghindari pandanganku dari orang-orang luar. Karena...

"Hahaha!! Kau itu pantas menjadi babi hutan yang luntang-lantung tanpa arah Anita." ucap salah satu temannya yang sudah membuatnya terjatuh ke lantai koridor.

Dan salah satu teman dari mereka mencengkram erat dagu gadis itu, sehingga membuat Anita meringis kesakitan saat kuku panjang itu menyentuh dagu Anita. "Apa yang dikatakan oleh Natasha benar. Kamu itu lebih pantas hidup di hutan dengan jelmaan babi yang sangat gendut."

Gadis itu melepaskan cengkeramannya dan tertawa puas dengan ketiga temannya yang berdiri mengelilingi Anita yang terduduk di lantai koridor dengan wajah yang menunduk. Dagunya juga terlihat memerah akibat cengkeraman temannya.

Setelah itu, ketiga orang gadis itu pergi meninggalkan Anita yang sudah meneteskan air matanya. Gadis itu menunduk menutup wajahnya yang sedang menangis dengan rambutnya, agar orang-orang yang melihatnya tidak mengetahui bahwa gadis itu tengah menangis.

"Hei!! Kau butuh bantuan?" ucap seseorang di depan gadis itu. Anita yang terduduk dengan wajah yang menunduk, mendongakkan kepalanya menatap seorang laki-laki itu berdiri di hadapannya tengah tersenyum.

"Ayo!" ucapnya lagi sembari mengulurkan tangannya pada gadis itu. Anita yang melihat uluran tangan laki-laki itu menggelengkan kepalanya.

"Tidak, terimakasih." tolak Anita. Sembari menghapus air matanya dengan kedua tangannya.

"Aku bukan seperti yang ketiga orang tadi kok. Aku hanya murni membantu kamu bangun saja. Lagipula tidak enak dilihat banyak orang, jika kamu terus duduk di sini sambil menangis." ucap laki-laki itu dengan terus mengulurkan tangannya pada gadis itu.

Anita mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Dan benar saja, orang-orang melihatnya dengan pandangan yang berbeda-beda. Mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa gadis malah duduk dengan rambut yang terurai berantakan, atau mungkin juga ada yang beranggapan bahwa gadis itu aneh atau lemah karena tidak bisa melawan orang-orang yang membully-nya. Karena tidak ingin terus-menerus dilihat oleh orang-orang. Anita pun akhirnya memilih menerima uluran tangan laki-laki itu.

Setelah gadis itu sudah berdiri. Tiba-tiba laki-laki itu langsung mendekatkan dirinya ke telinga gadis itu dengan senyuman smirknya dan spontan membuat gadis itu membulatkan matanya saat ucapan laki-laki itu membuatnya tidak bisa berkata-kata.

"Sekarang! Kau sudah menjadi milikku! Anita." bisik laki-laki itu dengan suara yang terdengar pelan di telinga gadis yang kini mematung di sampingnya.

Anita menatap ke arah laki-laki yang kini sudah berada tepat di hadapannya. Dengan senyumannya yang ditampilkan di bibirnya. Begitu indah. Begitulah pikir orang-orang yang melihatnya, termasuk Anita yang berada tepat beberapa senti itu dari hadapannya.

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

... Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!