Episode Sebelumnya..
"Aku bukan seperti yang ketiga orang tadi kok. Aku hanya murni membantu kamu bangun saja. Lagipula tidak enak dilihat banyak orang, jika kamu terus duduk di sini sambil menangis." ucap laki-laki itu dengan terus mengulurkan tangannya pada gadis itu.
Anita mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Dan benar saja, orang-orang melihatnya dengan pandangan yang berbeda-beda. Mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa gadis malah duduk dengan rambut yang terurai berantakan, atau mungkin juga ada yang beranggapan bahwa gadis itu aneh atau lemah karena tidak bisa melawan orang-orang yang membully-nya. Karena tidak ingin terus-menerus dilihat oleh orang-orang. Anita pun akhirnya memilih menerima uluran tangan laki-laki itu.
Setelah gadis itu sudah berdiri. Tiba-tiba laki-laki itu langsung mendekatkan dirinya ke telinga gadis itu dengan senyuman smirknya dan spontan membuat gadis itu membulatkan matanya saat ucapan laki-laki itu membuatnya tidak bisa berkata-kata.
"Sekarang! Kau sudah menjadi milikku! Anita." bisik laki-laki itu dengan suara yang terdengar pelan di telinga gadis yang kini mematung di sampingnya.
Anita menatap ke arah laki-laki yang kini sudah berada tepat di hadapannya. Dengan senyumannya yang ditampilkan di bibirnya. Begitu indah. Begitulah pikir orang-orang yang melihatnya, termasuk Anita yang berada tepat beberapa senti itu dari hadapannya.
...****...
Anita memasuki kelasnya dan duduk di tempatnya dengan tas selempang nya yang dia letakkan di belakang kursi. Lalu, menatap ke arah depan saat dosen nya telah masuk.
"Selamat pagi." sapa dosen tersebut dengan ramah.
"Selamat pagi pak." balas para mahasiswa di dalam kelas itu dengan serempak.
Setelah beberapa jam kemudian. Kelas pun berakhir dengan dosen yang mengajar di kelasnya keluar lebih dulu. Anita pun membereskan kembali buku-bukunya ke dalam tasnya dan hendak keluar.
Namun, tepat di depan pintu kelasnya sudah ada Natasha dan kedua temannya sedang tersenyum menyeringai melihat ke arah Anita. Anita yang menatap ke arah ketiga gadis yang berada di pintu kelasnya itu hanya mengeratkan genggamannya pada rok yang gadis itu pakai.
Rasa takut yang menjalar di seluruh tubuhnya. Takut jika ketiga gadis itu akan memperlakukannya seperti pagi tadi. Anita juga sudah mendapatkan lambaian tangan dari ketiga gadis itu.
'Tuhan tolong aku. Tolong jauhkan mereka dariku!' batin Anita.
"Anita, kamu sudah tidak ada kelas lagi kan hari ini? Bagaimana kalau kita pulang bareng. Aku akan mengantarmu pulang." ucap Natasha dengan lembut. Gadis itu tersenyum sembari memainkan rambutnya yang lurus.
Anita pun tak dapat berbuat apa-apa, selain mengangguk kecil. Ia juga mengambil tasnya dan hendak turun menghampiri ketiga gadis itu. Namun, suara laki-laki yang familiar di telinga Anita terdengar di belakang para ketiga gadis itu.
"Kenapa lama sekali, aku sudah menunggu kamu dibawah loh dari tadi." ucap laki-laki itu.
Otomatis ketiga gadis itu langsung membalikkan badannya melihat siapa yang baru saja bicara di belakangnya. Natasha, beserta kedua temannya itu langsung terpesona dengan ketampanan laki-laki yang ada di depan mereka.
"Kamu... bicara sama aku ya?" tanya Natasha dengan lembut. Gadis itu tersenyum manis pada laki-laki yang berdiri di hadapannya.
Sedangkan, laki-laki itu menunduk dan menggelengkan kepalanya. Setelah itu, ia pun melangkahkan kakinya menuju ke arah gadis itu dan berhenti tepat di hadapannya. Dan tentu saja hal itu membuat Natasha merona merah karena di tatap oleh laki-laki tampan itu.
"Kamu...."
"Maaf... bisakah kau minggir!" ucap laki-laki itu memotong ucapan Natasha yang hendak bicara.
Natasha beserta kedua temannya hanya mengernyitkan dahinya bingung. "Hah?! Maksud kamu?"
"Iya, aku bilang bisakah kalian minggir? Karena aku mau menghampiri kekasihku." ucapnya. Dan membuat ketiga gadis itu terdiam dan saling bertatapan satu sama lain.
Natasha yang kepedean tingkat tinggi itu hanya menyingkir untuk memberikan laki-laki itu jalan. Termasuk kedua temannya itu, dengan cepat menyingkir.
Laki-laki itu justru tersenyum dan langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah gadis yang kini sudah berada di depannya dengan kedua mata mereka yang saling bertemu. Laki-laki itu tersenyum manis pada Anita. Sedangkan, gadis itu hanya menatapnya tanpa ekspresi.
"Hei, Anita!! Kamu juga menyingkir goblok! Dia bukan mau menghampirimu. Jadi... jangan sok memasang wajah sok cantik!" ucap Lia pada Anita. Dan mendapat anggukan kepala dari kedua teman lainnya.
Laki-laki itu menoleh sedikit dan kembali melihat ke arah Anita yang kini juga sudah menyingkirkan tubuhnya dengan kepalanya yang menunduk. Laki-laki itu menatapnya dengan lekat dan setelah itu ia langsung menarik tangan Anita dan langsung merangkul pundak gadis itu.
Dan tentu saja hal itu, membuat Natasha dan kedua temannya itu membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang mereka lihat itu. Begitu juga dengan Anita, gadis itu terdiam saat laki-laki itu merangkulnya tepat di depan ketiga gadis itu.
"Maaf, sepertinya kalian salah. Dia Anita, kekasihku."
DEG!!!!
Anita menolehkan kepalanya pada laki-laki yang merangkulnya itu dengan tatapan bertanya. Namun, laki-laki itu hanya tersenyum pada ketiga gadis yang ada di depan keduanya.
"A-apa?! Kekasih? Kamu kekasihnya Anita?" ucap Lia sembari menunjuk ke arah gadis yang ada di rangkulan laki-laki itu.
Laki-laki itu pun langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat. Dan menatap wajah gadis yang ia rangkul itu. "Iya, dia adalah kekasihku."
"Tu-tunggu! Tunggu dulu! Bagaimana bisa seseorang Anita memiliki seorang kekasih yang sepertimu?" ucap Natasha sembari menatap tak suka pada gadis itu.
"Tentu saja bisa, kenapa tidak! Buktinya kita sepasang kekasih. Iya, kan sayang?" ucap laki-laki itu dengan senyuman yang terpampang jelas di bibirnya yang menatap ke arah Anita.
Anita terdiam dan menatap ke arah ketiga gadis yang kini sudah menatapnya dengan tatapan tajamnya. Gadis itu terlihat menarik nafas dan menghembuskan nafasnya perlahan-lahan.
"Iya, dia kekasihku." ucapnya dengan nada yang sedikit bergetar. Gadis itu takut dengan apa yang ia ambil ini akan membuat ketiga gadis itu marah dan akan berbuat hal yang tidak-tidak kepadanya. Tapi, ia juga harus menghindari ketiganya saat ini.
Natasha yang menahan amarahnya hanya menggelengkan kepalanya sembari melirik ke arah kedua temannya. "Ayo, kita pergi!"
Setelah itu, ketiganya pun pergi meninggalkan laki-laki itu dan Anita yang sudah terlihat bergetar hebat. Ia dengan buru-buru melepaskan rangkulan laki-laki itu dan menatapnya dengan tatapan penuh tanya.
"Kenapa kamu melakukan ini? Kita tidak saling mengenal, tapi kenapa kamu bilang kepada mereka. Bahwa aku adalah kekasihmu?" berbagai pertanyaan yang dilontarkan Anita pada laki-laki yang dirinya sendiri tidak tahu siapa nama laki-laki di hadapannya itu.
"Bukankah, seharusnya kamu berterima kasih kepadaku. Karena aku telah menolong mu dari gangguan mereka." ucap laki-laki itu.
Anita terdiam saat mendengar perkataan laki-laki yang sudah menolongnya itu. Lalu Anita pun menundukkan kepalanya. "Maafkan aku."
Laki-laki itu menatapnya dengan alis yang menurun. "Kenapa, kamu malah meminta maaf?"
"Maaf karena tidak seharusnya aku mengatakan hal seperti barusan. Dan seharusnya aku berterima kasih kepadamu karena kamu sudah menolongku. Terimakasih banyak." ucap Anita. Kemudian, gadis itu langsung menundukkan kepalanya kepada laki-laki itu.
Laki-laki itu terdiam saat gadis itu membungkukkan badannya tepat di hadapannya. Laki-laki itu dengan cepat mengangkat kedua bahu gadis itu dan menggelengkan kepalanya. "Aku mohon jangan seperti ini."
.
.
.
...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....
...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments