Sela, Kiko dan Anet berburu ayam goreng bersama ke kantin dan setelah mereka akhirnya berhasil mendapatkan ayam goreng kesukaan mereka, segera mereka memakannya namun sialnya saat itu Sela kehabisan ayah goreng dan hanya Kiko juga Anet yang berhasil mendapatkan sisa ayah yang hanya tersisa dua biji di kantin saat itu.
Kedua sahabatnya tersebut terus saja makan dengan sangat lahap karena mereka mendapatkan ayah goreng kesukaan mereka sedangkan Sela menatap dengan kesal dan hanya bisa makan dengan telur yang hanya satu potong di dalam mangkuk makanannya.
"Aishh... Kalian tega sekali melakukan semua ini kepadaku, aaahh aku jadi tidak nafsu makan karena melihat kalian" ujar Sela sambil memasukkan makan dengan paksa ke dalam mulutnya tersebut.
Sedangkan Kiko justru malah dengan sengaja memberikan Sela ayam yang tengah dia makan dia sengaja mendekatkan ayam goreng itu ke dekat wajah Sela dan membuat Sela semakin menginginkan ayam tersebut.
"Eeeuummm ini enak sekali, ayamnya sangat nikmat sekali iya kan Anet" ujar Kiko yang membuat Sela sangat jengkel,
"Aishh.... Kalian berdua membuat aku jengkel saja, setidaknya jika kalian tidak bisa berbagi denganku jangan memakannya seperti itu!" Bentak Sela sangat kesal.
Dia pun merajuk dan segera pergi dari sana meninggalkan kedua temannya tersebut, lagi pula dia pikir setelah jam istirahat adalah mata pelajaran matematika yang tidak lain adalah mata pelajaran yang digurui oleh wali kelasnya saat ini, dia sangat tidak menyukai mata pelajaran matematika sehingga dia sengaja menghindarinya.
Karena tadi tidak mendapatkan ayam yang sangat dia impikan itu, akhirnya Sela pergi memesan makanan di ponselnya dan dia pergi ke belakang sekolah karena sang kurir sudah biasa mengantarkan makanan ke sana untuk para siswa nakal sepertinya, bahkan Sela sudah sangat mengenal kurir pengantar makanan itu sebab dia sudah terlalu sering memesan makanan dari luar secara diam-diam.
Dia memanjat sebuah tangga yang ada disana dan mulai melewati benteng belakang sekolah tersebut dia menunggu sang kurir makanan hingga tiba dan setelah kurir itu memberikan makanan kepadanya berupa sebuah pizza berukuran sedang dia sangat sedang dan dengan cepat menyuruh kurir itu untuk segera pergi dari sana sebelum ada orang lain yang melihat transaksi mereka.
"Aaahh.... Akhirnya kau datang juga, kenapa harus ini lama sekali sih?" Tanya Sela kepada kurir langganannya tersebut,
"Maaf Sela sekarang pesanannya banyak jadi aku sedikit terlambat kesini, lagi pula kau menelponku mendadak sekali sekarang tidak seperti biasanya, apa kau kehabisan ayah lagi yah?" Balas sang kurir tersebut,
"Aishh... Sudahlah kemarikan pizza nya dan kau segeralah pergi sana, ayo cepat tunggu apa lagi!" Ujar Sela sambil membulatkan matanya.
Sang kurir pun segera pergi dari sana dengan cepat menggunakan sepeda motor yang dia kenakan sedangkan Sela juga kembali memanjat benteng belakang sekolah tersebut sambil membawa kantung pizza di tangannya, dia mulai bersiap untuk meloncat ke bawah namun dia tidak melihat dengan benar hingga ketika dia loncat ternyata di bawah sana ada seseorang yang tengah berdiri sambil membaca sebuah buku di tangannya.
Sela sangat kaget dan berteriak menyuruh pria itu untuk menyingkir namun itu semua sudah sangat terlambat karena dia sudah melayang dan jatuh menimpa tubuh pria tersebut.
"Aaahhh... Minggir kau!" Teriak Sela memberikan peringatan,
"Brukkk.....adudududuhhh" ringis Sela yang jatuh menimpa tubuh pria tersebut.
Dia segera bangkit sambil memegangi pinggangnya yang terasa sakit sedangkan pria itu langsung mengambil topinya yang sempat terbuka sebelumnya lalu pria tersebut segera mamakinya dengan cepat.
Setelah duduk sejenak Sela baru menyadari bahwa pria yang barusan dia timbah dengan tubuhnya adalah pria aneh seorang siswa baru yang masuk ke kelasnya tadi pagi. Sela yang merasa bersalah dia langsung bangkit lebih dulu dan dia membersihkan pakaiannya lalu mengulurkan tangan untuk membantu pria tersebut berdiri.
"Ehhh.... Kau... Bukankah kau si anak baru itu yah, ayo aku bantu kau berdiri" ujar Sela sambil mengulurkan tangannya.
Pria itu sama sekali tidak menggubris Sela dan dia terlihat berusaha bangkit sendiri namun sepertinya kaki dia terkilir karena tadi Sela jatuh menimpa dia dengan begitu cepat, sehingga ketika pria itu hendak bangkit berdiri di meringis kesakitan memegangi kaki sebelah kanannya.
"Aaaaakkkkk...." Suara pria itu meringis kesakitan.
Sela tentu saja tidak tega melihatnya menahan sakit seperti itu, dia pun segera meraih tangan pria itu dan mengalengkan ya ke pundak dia lalu Sela langsung membantu pria itu berdiri hingga mendudukkan pria itu di bangku yang ada disana.
"Aishh.... Dasar kau pria aneh, sudah tahu tidak bisa berdiri sendiri masih saja gengsi untuk meraih tanganku, ayo sudahlah biar aku bantu kau untuk duduk disana" ucap Sela sambil langsung memapahnya.
Saat sudah mendudukkan pria aneh itu Sela baru ingat dengan pizza miliknya yang juga jatuh bersama dirinya dan saat melihat ke arah pizza nya yang terbuka di tanah dia sangat kaget juga merasa cemas karena takut makanan itu rusak sebab dia belum makan sama sekali sejak pagi.
"Oohhh.... Astaga... Makananku, aaahhh aku harus mencarinya" ujar Sela yang baru mengingat masalah pizza nya itu.
Dia langsung melepaskan pria aneh itu dan pergi mengambil pizzan nya yang tergeletak di tanah dengan posisi wadahnya yang sudah terbuka namun karena Sela melihat pizza nya masih terlihat aman dan tidak kotor dia segera mengambil pizza itu dan kembali menghampiri pria aneh tersebut, dia duduk di meja tersebut dan mulai hendak menikmati pizza miliknya.
"Aahhh... Syukurlah pizzanya masih aman, aku bisa memakannya sekarang aaa" ucap Sela sambil membuka mulutnya.
Baru saja dia hendak memasukkan pizza itu ke dalam mulutnya namun pria misterius itu tiba-tiba saja langsung memegangi tangan Sela dan menahan dia untuk tidak memakan pizza itu.
"Pizza itu kotor apa kau akan tetap memakannya, bagaimana jika ada kuman di dalam sana, debu bertebaran dimana mana dan pasti sudah mengenai pizza itu" ucap pria tersebut terdengar sangat sensitif dengan pizza milik Sela.
Sela menatapnya dengan bingung dan dia segera melepaskan tangan pria aneh di sampingnya yang menahan tangannya dan dia tetap memakan pizza nya itu secara langsung di depan pria itu sendiri.
"Aishh... Jangan sibuk dengan urusan makananku, aku tidak perduli bahkan jika makanan ini jatuh ke tanah tanpa alas aku akan tetap mengambil kembali dan memakannya selama itu belum lima menit" balas Sela dengan santai dan langsung saja menyantap pizza itu dalam sekali suapan yang besar.
Hal itu membuat pria bernama Akira merasa jijik kepada Sela sebab ini adalah pertama kalinya dia melihat seorang wanita yang bersikap seperti seorang pria dan memakan makanan yang sudah jatuh sepertinya dengan begitu mudah.
Akira tidak tahan lagi melihat Sela makan dengan begitu lahap dan banyak sisa makanan yang belepotan di bibirnya dia sangat merasa jijik ketika melihat itu karena selama ini dia memiliki masalah dengan mentalnya dan dia tidak bisa bersosialisasi dengan orang asing ataupun banyak berbicara dengan mereka sebab dia tidak tahan dengan kotor.
Sehingga ketika melihat Sela makan sangat berantakan dan memegang pizza itu dengan tangan kosong itu membuat seorang Akira ingin muntah ketika melihatnya, dia pun memutuskan untuk pergi secepatnya dari dekat wanita menjijikan seperti itu, namun sialnya disaat dia hendak bangkit berdiri di masih merasakan kakinya yang sakit karena terkilir sehingga dia tidak bisa berjalan atau bangkit dari kursi itu.
"Aaahhhkkk....."ringis Akira memegangi kakinya.
Sela yang melihat hal tersebut dia langsung menghentikan makannya dan membuang siswa makanannya itu ke tong sampah yang ada disana lalu dia kembali menghampiri Akira dan mengulurkan tangan dia yang terdapat bekas siswa pizza belepotan yang sangat menjijikan bagi Akira.
"Ahh... Kau mau kemana ayo biar aku bantu kau pergi, kau pasti mau ke kelas bukan?" Ujar Sela berniat baik kepadanya.
Namun bukannya menerima uluran tangan dari Sela, Akira justru merasa semakin jijik melihat tangan Sela yang sangat belepotan dengan saus dan sisa-sisa makanan aneh di tangannya itu.
"AA...ahhh... Menjauhlah dariku, tanganmu sangat menjijikkan!" Ucap Akira keceplosan karena dia sudah tidak bisa menahan diri lagi.
Sela yang mendengar kalimat itu tentu saja dia langsung merasa tersinggung dan dia langsung berbicara dengan tertawa sangat kesal kepada Akira yang ada di hadapannya.
"Ohh... Hahaha.... Apa kau bilang tanganku menjijikan, kenapa kau jahat sekali mengatakan kalimat seperti itu?" Balas Sela merasa sangat kesal,
"Ma.. maksudku apa kau tidak bisa mencuci tangan itu, lihatlah sendiri aku tidak mungkin memegangi tanganmu yang kotor itu" balas Akira menjelaskan.
Sela langsung menarik kembali tangannya dan dia melihat tangannya itu membolak balikkan tangannya dan merasa tangannya itu sudah bersih tapi karena pria aneh di hadapannya mengatakan bahwa tangannya masih kotor dia segera mengusapkan tangannya itu ke belakang pakaiannya dan dia kembali mengulurkan tangan kepada pria tersebut.
"Oohh.... Baiklah aku akan membersihkannya, nah sudah ayo aku bantu kau berdiri" ujar Sela membantunya lagi.
Namun pria itu tetap menjauh darinya terutama disaat Sela mengulurkan tangannya pria itu terlihat seperti menghindari Sela dengan cepat, sebab disaat Sela hendak meraih tangannya Akira dengan cepat memindahkan posisi tangannya itu dan dia melakukan hal tersebut tidak satu kali sampai semua kelakuannya membuat seorang Sela merasa sangat kesal dan naik darah di buatnya.
"Aishh... Maumu itu apa sih? Aku kan hanya menawarkan bantuan dan berniat baik untuk membantu kak keluar dari sini dan aku bisa mengantarkan mu sampai ke tujuanmu dengan selamat, kenapa kau malah seakan terus menghalangi apa yang hendak aku lakukan" ucap Sela sedikit meninggikan suaranya.
"Pergi kau, aku bisa berjalan sendiri!" Balas pria itu dengan sombongnya.
Sela tentu saja tidak terima dia di perlakukan seperti itu dia pun langsung saja menyentuh kedua pundak pria itu dan menekan pundaknya itu bersamaan hingga pria itu kembali terduduk disaat sudah jelas dia hendak pergi saat itu.
"Aaih... Kau sangat menjengkelkan, diamlah disini aku akan mengobati kakimu!" Ucap Sela dengan tegas sampai Akira tidak bisa berkutik.
Akira hanya langsung duduk kembali dan dia menarik topinya ke bawah sambil tertunduk dia seperti tidak ingin menatap wajah Sela dan terus menjauhkan wajahnya dari Sela setiap kali Sela berusaha mengintip wajahnya tersebut.
Sela pun sangat kesal di buatnya dan dia langsung saja berjongkok di hadapan pria tersebut, lalu dia menarik kaki Akira dan mengurut kakinya dengan pelan hingga membuat Akira sedikit panik karena Sela mulai melepaskan sepatu yang dia pakai secara tiba-tiba saat itu.
"A...a..apa yang akan gadis gila ini lakukan kepadaku" gumam Akira merasa cemas.
Sampai tiba-tiba saja Sela langsung membalikkan kaki Akira dengan kuat dan cepat, dia membenarkan tulang Akira yang terkilir sedikit sebelumnya.
Sela memang bisa mengobati hal semacam itu makanya dia melakukan hal tersebut untuk mengobati pria aneh tersebut, meskipun sebenarnya dia sangat mendendam dan benci dengan pria itu, namun mengingat dia juga yang menyebabkan kaki pria siswa baru itu sampai terkilir begitu dan dia tidak bisa berjalan dengan normal, Sela pun merasa sedikit bersalah kepalanya.
Dan dia langsung saja membantu Akira untuk membenarkan kakinya yang terkilir dengan keahlian yang dia miliki.
Sedangkan Akira langsung berteriak cukup keras merasakan kakinya yang di tekan dengan kuat dan sekaligus hingga mengeluarkan bunyi seperti patah yang membuat dia panik dan ketakutan saat itu.
"Krek...." Bunyi kaki Akira yang di tekan kuat oleh Sela.
"Arrkkk.... Aaaahh kakiku, apa kakiku akan patah aaaahhhh" ringis Akira sambil memegangi kakinya itu dan tanpa sadar topinya tersebut tiba-tiba saja terbuka karena angin yang bertiup disana cukup kencang.
Dan Akira tidak menyadari hal itu sebab dia sibuk memegangi kakinya dan merasakan sakit di kakinya yang luar biasa, sedangkan Sela yang melihat wajah Akira secara dekat dan langsung seperti itu, dia terperangah kaget dan terpukau melihat betapa tampannya seorang Akira saat itu.
"Waahhh.... Dia tampan juga, kulitnya lebih bagus daripada kulit wajahku sendiri" gerutu Sela pelan.
"Aaaahh.... Kakiku... Aduhh.... Ehh.. sekarang tidak sakit lagi?" Ucap Akira yang mulai menyadari bahwa kakinya sudah sembuh seperti semula.
Dan kakinya sudah tidak sesakit sebelumnya lagi, dia langsung mencoba berdiri dan dan mencoba berjalan pelan lalu mulai meloncat mencoba kakinya tersebut, dan dia tersenyum kecil bahagia merasakan kakinya sudah bisa dia gerakkan seperti semula dan ketika dia hendak mengucapkan terimakasih kepada Sela dia baru sadar bahwa topinya jatuh di tanah dan Sela mengambilnya saat itu.
"Aahh... Terima.....aahh..topiku berikan itu padaku!" Ucap Akira sambil menunduk secara cepat.
Hal itu membuat Sela merasa sedikit heran dengan kelakuan pria aneh tersebut, dia pun segera memberikan topi hitam tersebut kepadanya karena memang sejak awal dia juga berniat mengambilkan topi itu untuk memberikan kembali kepada siswa baru tersebut.
Dan di saat Sela memberikan tapi itu kembali kepadanya, Akira langsung saja pergi dengan cepat dari sana dan dia meninggalkan Sela begitu saja tanpa basa basi sedikitpun.
"Wahh... Dia benar-benar anak yang aneh dan misterius, apakah dia itu sungguh seorang siswa SMA seperti aku?" Gerutu Sela dengan heran.
Dia mengabaikan hal itu dan segera bangkit berdiri lalu pergi dari sana dengan cepat, dia tidak ingin kembali ke kelasnya dan dia dengan sengaja menemui Kiko di lorong kelas secara diam-diam.
"Syuutt.... Kiko....hey... Kiko bodoh aku disini!" Ucap Sela berbicara pelan memanggil Kiko yang saat itu berjalan hendak masuk ke kelas,
"Eh... Sela sedang apa kau berdiri di balik tembok, kau sedang main petak umpet yah?" Tanya Kiko kepada Sela dengan polosnya,
"Aishh... Dasar idiot, cepat ambilkan tas sekolahku, sana cepat ambil!" Ujar Sela memerintah.
Kiko merasa heran dan dia masih tidak mengerti apa yang di minta oleh Sela, sehingga hal itu membuat Sela sangat kesal dan dia langsung saja menendang bagian belakang Kiko dengan kakinya cukup keras.
"Dukk.... Bodoh kau sudah cepat ambilkan saja tasku, ini hal mendesak Kiko!" Ucap Sela dengan gemas.
"Aahh... Iya iya... Kau itu memang suka memerintah orang yah" gerutu Kiko sambil segera masuk ke dalam kelas.
Dia mengambil tas sekolah milik Sela yang ada di belakang kursinya tepat di samping Akira yang saat itu sudah duduk di samping kursi Sela.
Kiko mengambil tas hijau milik Sela dan memberikannya dengan cepat, sedangkan Sela langsung saja berlari kabur dari sekolah secepat yang dia bisa, bahkan dia nekat memanjat pohon untuk keluar dari benteng sekolah dan meloncat keluar dari wilayah sekolah menggunakan jalan samping.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments