Anet dan Kiko

Sela menggerutu kesal karena pak guru meninggalkan dia begitu saja, namun disisi lain dia juga merasa senang dan beruntung karena dengan perginya pak guru dia bisa terbebas dari hukuman dan langsung saja masuk berlari ke dalam gedung sekolah hingga dia masuk ke dalam kelas dan duduk di mejanya.

"Aahhhh.... Tanganku aduhh... Ini sangat pegal sekali" gerutu Sela sambil memegangi kedua bahunya yang terasa sangat pegal.

Dia juga memijat tangannya bergantian sendiri, karena sudah mengangkat batu bada dengan sebelah kaki yang harus dia angkat dalam waktu yang cukup lama, sampai tidak lama ketika Sela tengah duduk di kursinya masuklah kedua sahabatnya Anet dan Kiko yang berlari kecil sambil bercanda satu sama lain dengan gelak tawa yang membuat Sela kesal mendengar suara mereka berdua yang cukup mengganggu telinganya karena saat ini dia tengah di penuhi kekesalan.

"Ahaha..... Kiko kau lucu sekali dengan pakaian basket barumu itu ahaha" ujar Anet menertawakan Kiko,

"Apa kau bilang? Hey Anet kemari kau aku tidak akan melepaskanmu!" Teriak Kiko sambil terus berlari mengejar Anet yang saat itu justru malah menghampiri meja Sela.

Mereka berlari mengelilingi meja Sela dan membuat Sela yang tengah kesal semakin murka, dia langsung menepuk mejanya dengan sangat keras sambil berdiri membuat Anet dan Kiko yang saat itu tengah bertengkar kecil langsung terdiam mematung dan kaget.

"Brakk..." Suara gebrakan meja yang di gebrak oleh Sela dengan keras,

"Astaga!.... Sela ada apa denganmu, apa kau sedang darah tinggi yah?" Tanya Kiko sambil merangkul pundak Sela,

"Aishh.... Lepaskan tangan sialanmu itu dariku, kalian berdua ini membuat aku semakin pusing saja, ayo cepat sekarang pijat kedua tanganku!" Bentak Sela memperindah dengan keras.

Anet dan Kiko saling tatapa satu sama lain dan mereka merasa heran melihat tingkah Sela yang tiba-tiba saja memarahi mereka dan menyuruh mereka untuk memijat kedua tangannya.

"Sela ada apa denganmu kenapa kamu harus memijat tanganmu itu?" Tanya Kiko lagi yang masih belum mengerti.

Sela langsung menatapnya dengan tajam dan dia melemparkan sebuah ancaman kepada Ciko yang membuat mereka berdua langsung saja menuruti perintah Sela dan segera memijat tangan Sela saat itu juga.

"Hey.... Apa kau mau foto masa kecilmu yang gendut seperti gentong minyak itu aku sebarkan di sekolah? Ayo lakukan saja, aku sedang emosi sekarang!" Ucap Sela membuat Kiko langsung menurutinya tanpa banyak bertanya lagi.

"A...ah.... Iya iya baik bos Sela aku akan memijat tanganmu dengan sangat baik, mari-mari kau duduklah dengan tenang dan atur nafasmu untuk meredakan emosi di dalam dirimu" ujar Kiko sambil menelan kedua bahu Sela dan membuatnya kembali duduk.

Lalu dia mulai memijat tangan Sela yang sebelah kiri sedangkan Anet memijat tangan Sela yang sebelah kanan, mereka berdua menatap bingung dan heran karena sedari tadi terus melihat wajah Sela yang cemberut dan dia terus mengerutkan kedua alisnya seperti tengah marah besar pagi ini.

"Emm.... Sela apa kau marah karena hukuman dari pak guru sebelumnya?" Tanya Anet mencari tahu lebih dulu pada Sela,

"Iya! Aku marah dan kesal, kau lihat bagaimana mungkin anak baru itu bisa masuk ke dalam kelas dengan mudah bahkan dia diantar oleh pak guru begitu saja ke dalam sedangkan aku di biarkan dengan hukuman yang tidak tahu akan sampai kapan, untung saja aku langsung pergi kemari jika tidak saat ini aku sudah mati dengan kaki yang pegal sebelah" balas Sela masih dengan emosi di wajahnya,

Kiko yang barus mengetahui tentang itu dia langsung merasa penasaran dan menanyakannya kepada Sela dengan antusias, sedangkan Sela justru sedang tidak ingin membahas hal menyebalkan itu lagi sehingga malah Kiko yang mendapatkan semprotan amarah dari Sela.

"Ehh.... Kenapa kalian tidak bilang padaku jika kalian bertemu anak baru, kira-kira dia akan masuk ke kelas mana? Apa dia akan masuk ke kelas kita, apa dia perempuan cantik?" Tanya Kiko yang membuat Sela semakin naik darah di buatnya.

"KIKO!... Kau benar-benar menantangku yah, kemari kau...." Ucap Sela membentak dan dia langsung saja menjewer telinga Kiko dengan keras hingga Kiko memohon ampun kepadanya.

"Aududuhhh...aaaw...Sela lepaskan telingaku aahhh ini sangat sakit, telingaku bisa copot jika kau terus menariknya aaaaahhh" ringis Kiko sambil memegangi tangan Sela yang menjewer telinganya keatas.

Anet yang memang menyukai Kiko dia langsung memohon kepada Sela dan meminta dia untuk memberikan ampunan kepada Kiko atas ucapannya tersebut.

"Sela... Hentikan itu, maafkan saja Kiko dia kan tidak tahu apapun, aduhhh telinganya sudah merah, Sela lepaskan dia atau aku tidak akan memberimu traktir gratis hari ini" ujar Anet yang berhasil membuat Sela melepaskan jeweran di telinga Kiko.

"CK.... Beruntung kau memiliki wanita cantik seperti Anet yang baik hati, jika bukan karenanya aku tidak akan memberikanmu ampunan!" Ujar Sela sambil kembali duduk dan melipat kedua tangannya di dada.

Sedangkan Kiko langsung saja meringis dan bersikap manja pada Anet di tambah Anet juga langsung menanggapi dia dan mengusap telinganya yang memerah tersebut, mereka berdua memang sangat dekat dan mereka bertiga sudah bersama sejak duduk di bangku sekolah dasar, sehingga tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka, semangat Sela selalu menjadi gadis yang ceroboh, pemberani juga pecicilan.

Bahkan dia lebih mirip seperti seorang pria di bandingkan seorang wanita karena dia tidak pernah memakai rok saat ke sekolah dan selalu menggunakan celana panjang di dalam rok mininya tersebut sehingga membuat dia banyak di bicarakan oleh para guru dan siswa lainnya karena di nilai tidak mengikuti peraturan sekolah dan salah satu siswi yang sering bolos kelas matematika.

Mata pelajaran yang paling di sukai ya adalah mata pelajaran olah raga sedangkan mata pelajaran yang jarang sekali dia hadiri adalah matematika, sedangkan mata pelajaran yang paling dia benci adalah sejarah, dimana guru sejarah adalah guru kedisiplinan di sekolah ini yang selalu memberikan dia hukuman karena terlambat masuk sekolah di pagi hari ataupun tidak memakai seragam dengan benar.

Yah guru sejarah tersebut adalah pak guru Joy seorang guru yang usianya masih tiga puluh tahunan dan dia belum menikah di usianya saat itu, dia terkenal dengan kedisiplinan nya saat mengajar dan semua siswa takut dengannya, dimana dia berjalan disitulah semua murid akan membubarkan diri termasuk Sela yang akan langsung bersembunyi tiap kali bertemu dengan pak guru Joy.

Namun sepertinya hari ini bukanlah hari keberuntungan baginya karena dia mendapatkan hukuman dari pak guru Joy sekaligus saat masuk ke dalam kelas tidak lama pak guru Joy masuk bersama seorang siswa baru yang aku sudah pernah lihat di gerbang depan beberapa saat yang lalu.

"E...eh... Kenapa pak guru Joy masuk ke dalam kelas kita? Bukankah dia hanya mengajar kelas satu saja yah?" Tanya Kiko kepadaku dengan berbisik pelan,

"Diam.... Palingan juga dia hanya akan berpidato atau memperkenalkan siswa baru sialan itu" balasku kepadanya.

Bangku Kiko berada di samping kiriku sedangkan bangku Anet ada di depan bangku Kiko, saat kami berbisik dan mendekatkan kepala satu sama lain membicarakan kemunculan pak guru Joy yang tidak di harapkan semua murid itu, dia langsung saja melemparkan penghapus bor yang mengenai kepala Kiko dengan tepat sasaran.

"Peletak.....aduhhh" suara Kiko yang meringis kesakitan.

Sedangkan aku dan Anet langsung membenarkan posisi duduk kami sambil memahan tawa dengan sekuat tenaga karena melihat Kiko yang terkena lemparan penghapus papan tulis itu dengan cukup keras bahkan hingga membuat jidatnya sedikit merah.

Episodes
Episodes

Updated 65 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!