Pak guru Joy juga langsung membentak kami bertiga dengan sangat keras bahkan suaranya itu bisa terdengar hingga keluar kelas atau bahkan ke kelas tetangga.
"TRIO ONARRRR! Kalian bertiga, ayo kedepan dan berdiri di samping papan tulis!" Bentak pak guru Joy dengan tatapan matanya yang lebar.
Aku, Anet dan Kiko terpaksa harus menuruti ucapan pak guru Joy karena kami berdua tahu jika semakin di bantah maka hukuman yang di berikannya akan semakin parah dan menyulitkan kami semua, dan itu adalah pertama kalinya Anet ikut mendapatkan hukuman dengan aku dan Kiko, karena sebenarnya dia adalah murid teladan yang rajin belajar dan tidak pernah melanggar aturan seperti aku dan Kiko yang sudah terbiasa di bentak oleh pak guru Joy.
"Tak....tak....tak...." Suara tamparan penggaris papan tulis yang mengenai kaki kami bertiga oleh pak guru Joy.
"Aaaw....adududuh....pak ini sakit sekali, kenapa kau selalu menyiksa kami sih?" Ucap Kiko yang protes.
Alhasil karena dia protes dia kembali mendapatkan satu p*kulan lagi dari pak guru Joya sampai akhirnya dia meminta ampun dan tidak protes sedikitpun lagi.
"Adudu... Maaf pak maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi aku janji" ujar Kiko sambil meringis kesakitan dan mengusap betisnya tersebut.
Akhirnya pak guru Joy memberikan kebebasan kepada kita bertiga dan dia kembali menyuruh kita untuk segera kembali ke tempat duduk semula sampai akhirnya aku bisa kembali duduk dengan tenang walaupun harus memegangi betisku yang sudah terlihat merah karena terkena penggaris yang terbuat dari kayu panjang itu.
"Aishh.... Dia benar-benar guru yang kejam, ahhh betis ku akan sakit" gerutu Sela dengan pelan.
Sampai tidak lama pak Guru Joy langsung berbicara di dalam kelas dan dia mengatakan sebuah pengumuman yang membuat semua orang syok tidak terkecuali Sela, Anet dan Kiko yang paling tidak senang diantara yang lainnya ketika mendengar kabar tersebut.
"Oke... Anak-anak mulai saat ini bapak akan mengajar di kelas kalian sesuai dengan perintah dari wali kelas juga kepala pimpinan sekolah ini, dan mulai saat ini semua peraturan yang bapak berlakukan kepada kalian ketika kalian kelas 11 akan bapak tambahkan dengan peraturan baru nantinya, terutama untukmu Sela!" Ucap pak guru Joy sambil menunjuk ke arahnya dengan penggaris panjang itu,
"Aishh.... Kenapa harus hanya kepadaku saja?" Balas Sela dengan kesal dan bingung.
Setelah pak Joy mengumumkan masalah dirinya yang akan kembali mengajar di kelas tersebut serempak semua siswa yang ada di dalam langsung berdecak pelan dan ada juga diantara mereka yang menghembuskan nafas lesu, karena memang bukan hanya Sela saja yang tidak senang ketika guru killer sepertinya harus kembali menjadi guru sejarah yang mengisi pelajaran di kelas mereka.
Padahal sebelumnya Sela sudah sangat senang dan bahagia karena dia pikir dia tidak perlu lagi mengerjakan banyak sekali tugas catatan dan hafalan dari pak guru Joy yang sangat membakar otak di dalam kepalanya tersebut, namun hari ini seketika harapan dan kesenangannya itu sirna begitu saja.
"Huhu..... Aku rasanya ingin mati saja jika pak guru Joy harus kembali mengajar di kelas" gerutu Kiko yang masih bisa di dengar oleh Sela dan Anet.
Mereka berdua mengangguk pelan karena setuju dengan apa yang di katakan oleh Kiko dalam gerutuannya barusan, sedangkan di depan sana pak guru Joy mulai memperkenalkan seorang siswa baru di sampingnya.
"Sudah... Sudah... Dengarkan hari ini kalian akan kedatangan seorang siswa baru dari luar negeri, dengarkan dia baik-baik saat memperkenalkan diri" ujar pak guru Joy dan seketika anak-anak di dalam kelas langsung terdiam menunggu pria tersebut memperkenalkan dirinya.
"Akira, ayo perkenalkan dirimu, ayo...." Ucap pak guru Joy pada pria tersebut pelan.
Aku dan yang lainnya sudah sangat penasaran dengan siapa nama pria yang terus tertunduk dengan memakai topi hitam juga seluruh pakaiannya yang berwarna hitam itu, dia terlihat seperti orang yang aneh dan tidak menunjukkan wajahnya kepada kami semua sedikitpun.
"Ayo ... Tidak usah malu malu, perkenalkan saja namamu" ujar pak guru Joy mempersilahkan lagi karena siswa baru itu hanya diam mematung selama beberapa saat sebelumnya.
Akhirnya setelah pak guru Joy mempersilahkannya lagi dia mau mulai mengeluarkan suara, walau pun suaranya itu sedikit pelan dan Selanbahkan sampai harus menyodongkan tubuhnya ke depan meja hanya untuk bisa mendengar perkataan yang di ucapkan pria tersebut.
"Namaku Akira" ucap siswa baru itu dengan sangat singkat padat dan kurang jelas.
Sela dan yang lainnya terperangah membelalakkan mata dengan heran karena mereka hampir tidak sempat mendengar perkataan yang keluar dari mulut pria itu.
"Aoshhhm.. dia bicara apa, memperkenalkan diri atau hanya bergumam sendiri, dasar aneh..... Sia sia saja aku sampai harus berdiri seperti tadi ahhh" ucap Sela sambil kembali duduk dengan kesal di kursinya.
"Ahaha.... Namanya Akira yah anak-anak, baiklah Akira silahkan duduk di meja sebelah sana" ucap pak guru Joy sambil menunjuk ke arah kursi yang ada di sampingku.
Melihat itu Sela langsung merasa tidak enak hati karena dan dia tidak ingin pria aneh itu duduk bersampingan dengannya sehingga dia langsung menaruh tas sekolah miliknya tersebut di kursi tersebut, hingga membuat siswa aneh itu hanya berdiri mematung tidak bisa duduk di sana karena ada tas hijau yang menghalanginya.
"Haha... Rasakan itu kau tidak bisa duduk di sampingku, enak saja mau sebangku denganku" gerutu Sela pelan.
Sampai tidak lama pak guru Joy yang melihat itu dia mulai murka dengan tingkah Sela dan langsung saja menghampiri dia lalu mengambil tas sekolahnya tersebut dan mempersilahkan Akira untuk segera duduk di kursi tersebut.
"Aoshhh... Dasar kau bocah tengik, singkirkan tas konyolmu itu, Akira ayo silahkan duduk saja dan abaikan dia, jangan mau kau berteman dengan wanita menjengkelkan seperti ya anggap saja dia tidak ada oke" ucap pak guru kepada Akira sambil menarik tas Selanyang ada di kursi lalu pak guru Joy melempar tas itu ke arah Sela.
Untungnya dia berhasil menangkap tas kesayangannya itu dengan cepat, jika tidak mungkin tas nya tersebut akan jatuh ke lantai dan menjadi kotor.
"E...e..ehhh...aahhh...untung saja aku berhasil menangkapnya, pak kau ini apa-apaan sih, terlihat jelas sekali kau memamjakan siswa baru ini!" Balas Sela yang tidak terima tasnya dilemparkan begitu saja oleh pak guru Joy.
"Apanya yang memanjakan dia itu siswa baru dan kalian seharusnya memperlakukan dia dengan baik, buat dia merasa nyaman di kelas ini dan jangan sampai ada yang berani menyentuhnya, atau jika tidak kalian akan berhadapan denganku!" Bentak pak guru Joy dan dia mem*kulkan penggaris panjangnya itu ke lantai cukup keras.
Hingga membuat siswa lainnya langsung memanggil mengerti dan menjawab ucapannya dengan segera, begitu pun dengan Sela.
"Iya.... Iya pak, aku akan memperlakukannya dengan baik, kenapa kau emosional sekali sih" balas Sela yang masih cemberut kesal.
Pak guru Joy kembali ke depan dan dia mulai membuka buku di mejanya lalu segera memulai pelajaran, sedangkan di sisi lain Sela sudah sangat bosan mendengarkan pak guru Joy yang terus bercerita tentang sejarah kuno di masa lampau, dia sendiri tidak perduli dengan apa yang terjadi di masa lalu, sebab dia merasa dirinya sendiri juga hanya hidup di masa kini, sehingga tidak perlu mengingat bagaimana masa lalu terjadi.
"Sangat membosankan, hoaaamm.... Aku sangat mengantuk" ujar Sela sambil langsung menurunkan kepalanya dan dia tertidur di mejanya dengan buku sejarah sebagai tumpuan kepalanya sendiri.
Berbeda sekali dengan Anet yang mendengarkan pak guru selama pelajaran berlangsung, dia mencatat beberapa hal penting dan selalu aktif dalam beberapa sesi tanya jawab, sedangkan Kiko dia malah sibuk membaca komi di bawah mejanya yang dia sembunyikan dia terus tertawa dan merasa sedih sendiri karena membaca komik yang menurutnya sangat seru.
Sela juga menyukai komik, namun dia lebih suka tidur saat ini sampai tidak lama kemudian pak guru Joy menangkap basa kelakuannya itu.
"Ahhh.... Anak itu memang pantas di sebut dengan Dewi tidur, baiklah anak-anak sampai disini pembelajaran dari bapak hari ini, kalian semua bisa keluar untuk beristirahat sekarang" ujar pak guru Joy menutup pembelajarannya.
Semua siswa pun berhamburan keluar kecuali Sela dan si anak baru tersebut, sebelumnya Anet dan Kiko sudah pergi lebih dulu karena mereka diancam oleh pak guru Joy dengan tatapan matanya yang tajam dan menyuruh mereka berdua untuk segera pergi.
"Syutt.... Sela bangun, pelajaran sudah selesai, hey pak guru Joy berjalan ke arahmu.... Sela bangunlah sebelum kau benar-benar mati kali ini!" Bisik Kiko berusaha membangunkan Sela.
Namun usahanya gagal total karena Sela tetap tidak bangun juga dan pak guru Joy sudah berjalan ke arahnya lalu menyuruh Kiko juga Anet untuk pergi dari sana.
"Pergilah selagi aku memberikan ampun pada kalian berdua, atau nasib kalian akan sama dengan si putri tidur ini!" Ucap pak guru Joy sambil mengibaskan tangannya menyuruhku Anet dan Kiko untuk segera pergi dari sana.
Mau tidak mau mereka berdua pun segera pergi dengan perasaan yang cemas melihat Sela sahabatnya berada di dalam masalah yang sangat besar saat itu dan mereka tidak bisa membantunya sama sekali.
"Huhu... Maafkan kami Sela kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membangunkanmu sebelumnya, semoga kau baik-baik saja" ucap Kiko sambil segera pergi menarik tangan Anet keluar dari kelas itu dan mereka mengintip di balik pintu ruang kelas.
Saat Anet dan Kiko sudah keluar dari kelas nampak pak guru Joy menarik nafas yang panjang dan dia mendekatkan wajahnya ke samping kuping Sela lalu mulai berteriak sangat kencang membuat Sela langsung terbangun dengan kaget bahkan dia hampir saja terjatuh dari kursinya tersebut.
"SELA!!!.... Teriak pak guru Joy sangat kencang.
"O...oa...Astaga...ada gempa apa barusan?" Ucap Sela yang bangun dengan mata terbuka lebar dan rambut yang berantakan.
Melihat Sela yang malah mengira terjadi gempa di dalam kelasnya, itu membuat Kiko dan Anet yang mengintip di luar langsung berusaha menahan tawa karena ekspresi dari wajah Sela sangatlah lucu untuk mereka berdua lihat.
Pak guru Joy justru langsung menjewer telinga Sela dengan kuat dan dia menariknya keatas sekaligus sampai membuat Sela langsung meringis kesakitan dan memegangi tangan pak guru yang menjewer telinganya tersebut, dia juga langsung meminta ampun pada pak guru Joy untuk segera melepaskan jeweran nya tersebut.
"Adududuh.... Pak sakit pak tolong lepaskan aahh.... Telingaku akan copot aduhhh" ringis Sela sambil menepuk tangan pak guru Joy untuk melepaskannya,
"Kau memang tidak ada takut-takutnya denganku, Sela kau harus berjanji untuk tidak tidur di jam pelajaranku lagi dan kau harus menyerahkan catatan mingguan pelajaran sejarah kepadaku setiap hari Sabtu, apa kau mengerti!" Bentak pak guru Joy dengan mengeratkan giginya terlihat sangat jengkel menghadapi Sela,
"AA..a..ahh... Iya iya pak aku akan memberikannya kepadamu apapun yang kau suruh, iya aku janji tidak akan tidur lagi di jam pelajaranmu tapi lepaskan talingaku aduhh ini panas sekali!" Balas Sela langsung berjanji dengan cepat.
Akhirnya pak guru Joy melepaskan telinga Sela dan dia kembali menggebrak meja meluapkan emosinya kepada Sela yang masih sepenuhnya terlepaskan.
"Brak.... Awas saja jika kau membantah aku lagi, bapak tidak akan meloloskan kamu dengan mudah Sela!" Ujar pak guru Joy melontarkan ancaman.
Sela hanya bisa menunduk saja dan ketika pak guru Joy keluar barulah dia bisa kembali duduk sambil memegangi telinganya yang kesakitan dan sudah sangat merah padam seperti kepiting rebus, di saat Sela terus menggerutu kesal dan masuklah Anet juga Kiko menghampirinya pria murid baru itu justru malah tetap terlihat tenang dan diam saja duduk di samping Sela tanpa berbicara sedikitpun, padahal sebelumnya dia juga melihat apa yang terjadi pada Sela juga pak guru Joy, namun sepertinya pria tersebut sama sekali tidak terusik dengan hal itu dan dia malah terus sibuk menggambar sesuatu di bukunya.
"Aarghhhhh.... Dasar guru sejarah menyebalkan, aku hanya tidur beberapa menit saja kenapa dia harus menjewerku dan meminta aku mencatat, sudah tahu aku tidak bisa melakukan semua itu, aaahhhm... Aku harus bagaimana sekarang" gerutu Sela sambil merengek kesal,
Anet datang berlari dan langsung memeluk Sela yang duduk di kursinya dengan cepat.
"Aaahh... Sela apa kamu baik-baik saja, mana yang sakit coba aku periksa" ujar Anet yang mencemaskan keadaannya,
"Anet telingaku sakit, lihatlah itu pasti sangat merah karena pak guru Joy menjewer aku sangat kencang, di tambah dia juga menyuruh aku untuk mengirimkan catatan kepada dia setiap Minggu, itu sangat merepotkan jika aku harus mengumpulkan semua catatan murid di kelas kita huaa... Anet aku tidak ingin melakukannya, itu sangat melelahkan" ucap Sela mengadu pada sahabat baiknya Anet.
"Aahh...cup...cup...cup... Sudahlah Sela aku akan membantumu melakukannya, mari kita lakukan semua itu bersama-sama iya kan Kiko" ujar Anet yang memang baik hati dan selalu perhatian kepada Sela melebihi ibunya sendiri,
Berbeda dengan Anet, Kiko justru malah menolak untuk membantu Sela dan dia malah menertawakan apa yang baru saja terjadi pada Sela.
"Ahahaha... Sela tadi kau sangat lucu, wajahmu itu ah andai saja aku bisa merekamnya ahaha" Tawa Kiko yang terus dengan puas menertawakan Sela.
"Ehh... Kenapa aku juga harus ikut-ikutan, tidak aku tidak mau mengumpulkan catatan, nanti kita akan terlambat pergi ke kantin jika setiap minggunya harus mengumpulkan catatan seperti itu, kalian saja yang lakukan jangan ajak aku, aku tidak mau!" Tambah Kiko menanggapi ucapan dari Anet.
Seketika Sela langsung menatapnya dengan tatapan yang tajam dan dia langsung menepuk tangan Kiko dengan keras dan mengancamnya lagi.
"Aishh.... Bukk..... Rasakan itu, seenaknya saja kau menertawakan aku dan malah tidak mau membantuku, awas saja jika kau tidak membantu aku dan Anet, akan aku sebarkan semua aibmu itu!" Ancam Sela sambil menepuk tangan Kiko sangat kuat.
"Adudu.... Iya iya deh, aku akan membantumu dan Anet, kenapa sih sedikit-sedikit selalu saja mengancamku" balas Kiko sambil meringis kesakitan memegangi sebelah tangannya.
Sela melirik ke samping dan melihat teman sebangku barunya itu hanya menggambar sendiri dan sama sekali tidak pergi dari sana ataupun merasa terusik dengan pembicaraan dan semua yang dilakukan oleh Sela sedari tadi.
Dia mulai merasa aneh dan berusaha menatap wajah pria itu, karena sangat penasaran dengan wajahnya namun dia saat Sela terus menunduk mencoba melihat wajahnya yang terhalang oleh topi hitam itu, pria tersebut seakan tahu bahwa dia tengah di perhatikan seseorang dan langsung saja dia menurunkan topinya lagi lalu bangkit berdiri secara tiba-tiba dan pergi dari sana begitu saja.
"Ehhh..... Ada apa dengan bocah baru itu, dia terlihat sangat aneh bukan?" Ujar Kiko yang juga melihat kejadian saat itu,
"Iya dia aneh sekali" balas Anet menanggapi,
"Entahlah, biarkan saja selama dia tidak menggangguku, ayo kita ke kantin dan berburu ayam goreng" balas Sela sambil langsung mengalengkan kedua tangannya itu pada pundak Kiko dan sebelahnya lagi pada pundak Anet hingga mereka segera pergi ke kantin bersama-sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments