Arkana Muadzan

Kuliah sudah selesai. Lala dan kedua sahabat nya kini tengah menuju ke mall tempat mereka bekerja.

"Guys...hari ini hari terakhir aku kerja " Ucap Lala

"Hah...kamu mau berhenti kerja ?" Tanya Mila nampak terkejut. Ia sampai menghentikan langkah nya

" Tapi kenapa ?" Sambung Sarah

"Ada deh ,nanti aku cerita kalau udah waktu nya "Sahut Lala sambil memasang senyum manis nya

"Ih kamu mah bikin penasaran saja , apa sih?" Tanya Mila

"Nanti aku kasih tahu. Ya udah cepetan nanti telat loh,aku sih gak apa-apa kena tegur kan mau berhenti, lah kalian bisa-bisa dipotong gaji" Canda Lala

"Ih kamu tuh bercanda nya horor " Cetus Sarah

"Hahaha.....ya udah yuk " Ajak Lala lagi

Ketiga nya pun pergi dengan menaiki taksi online. Selang beberapa menit kemudian mereka sampai. Ketiganya lalu bergegas pergi outlet terpisah.

Di tempat lain.

"Bu,katanya pihak perempuan mau bertemu. Apa ibu mau ikut ?"

"Bapak saja lah yang pergi. Bukan tak mau tapi ini lho kasihan Arkan,masih kecil kalau harus dibawa " Sahut istrinya

"Memang nya kapan pak?" Tanya istrinya lagi

"Lusa. Karena katanya besok dia baru akan berangkat dari luar kota"

"Sekalian aja Azzam nya diajak siapa tahu calon nya ikut juga,kan bisa sekalian kenalan dulu " Ucap istrinya lagi

"Iya , nanti bapak akan bilang kalau dia udah pulang "

Sementara itu Azzam yang sedang ada kelas pun menyimak dengan baik arahan dari dosen nya. Di kampus Azzam terkenal dengan kedinginan nya. Jika biasanya pria dingin akan disukai dan jadi daya tarik para kaum hawa namun berbeda dengan di kampus nya. Sikap Azzam yang dingin justru dianggap sombong dan tak mau bergaul.

Meski begitu Azzam tetap menjalani pendidikan nya itu dengan tenang karena tak ada yang akan mengganggu nya.

Namun semua itu berbeda setelah kehadiran mahasiswi baru pindahan dari Bogor. Mahasiswi itu merasa Azzam benar-benar membuat nya penasaran. Ia terus berusaha untuk mencari perhatian Azzam setiap harinya. Namun sekeras apapun usaha nya tetap tak membuat Azzam melirik pada nya.

Selesai dengan mata kuliah nya, Azzam bergegas pergi dari kampus. Ia tak pernah mengisi waktu nya dengan hal yang menurut nya sia-sia dan membuang waktu. Ia akan langsung pulang ke rumah nya.

Begitulah Azzam. Apa yang dilakukan nya teramat lempeng dan begitu-begitu saja. Membosankan memang tapi itu terjadi juga karena memang susana hatinya yang hampa.

Saat Azzam sudah menyalakan mesin motor nya, tiba-tiba Mayang datang dan berdiri di depan motor nya.

"Boleh minta tumpangan ?"

"Maaf ! Tapi aku tidak biasa boncengin orang, apalagi perempuan " Tolak nya langsung

"Ya makanya biar terbiasa aku ikut ya ,numpang sampai depan Kapolres" Ia mengatakan itu karena arah pulang nya ke arah kiri dari Kapolres sementara Azzam ke kanan

"Maaf gak bisa , assalamualaikum"Azzam pun melewati Mayang begitu saja

"iiiiihhh....sebel sebel....sombong amat mentang-mentang ganteng , ternyata benar omongan orang-orang kalau dia itu sombong nya minta ampun,jangan kan ngasih izin ikut,senyum juga enggak " Gerutu Mayang dengan kesal

"Tapi aku benar-benar penasaran sih. Kita lihat saja mau sampai kapan dia bersikap seperti itu? Apa bisa dia tak tahan dengan pesona ku? " ucap nya lagi dengan menyunggingkan senyum

Mayang memang cantik, penampilan nya pun menarik,semua maat selalu tertuju padanya apalagi kaum Adam yang akan langsung terpikat oleh nya. Bamun berbeda dengan Azzam. Pria itu malah terlihat cuek-cuek bebek terhadap nya,makanya ia sangat penasaran dengan sosok Azzam.

Sesampainya di rumah Azzam segera menuju kamar setelah sebelum nya mengucapkan salam.

Ia mengganti bajunya lalu berjalan ke kamar ibu nya ,dimana bayi mungil tengah tidur didalam nya. Ibu nya sendiri sedang memasak di dapur sedangkan ayah nya sedang pergi.

"Masih tidur dia "ucap nya pelan

Azzam memperhatikan bayi itu dengan tatapan tak dapat diartikan.Melihat bayi itu rasa capek dan gundah nya seakan menguap begitu saja. Ada rasa iba dan kasihan menyelimuti hatinya ketika melihat bayi itu. Azzam sudah terlanjur menyayangi bayi itu layak nya adik sendiri atau bahkan anak sendiri. Selama di kampus pun ia selalu terbayang wajah lucu adik angkat nya itu hingga ia selalu merasa tak sabar untuk segera pulang.

"Mungkin rasanya akan seperti ini kalau aku punya anak sendiri. Selalu kangen dan gak betah berlama-lama ninggalin nya " Gumam nya

"Bagaimana kalau nanti aku nikah? Pasti aku akan sangat merindukan nya " Lirih nya

"Ya Allah.... tega banget orangtua kamu dek, sampai hati mereka membuang mu begitu saja. Mereka tak tahu saja betapa imut dan menggemaskan nya kamu,kamu yang betah di sini bersama ibu dan bapak ,jangan rewel kalau nanti kakak gak ada ya ! " ucap nya pelan sambil mengusap kepala bayi yang tertutup kain bedong

Beberapa waktu lalu Azzam yang sehabis pulang dari kegiatan kampus tak sengaja melihat sebuah mobil pick up berhenti di jalan sepi pinggir hutan. Kondisi jalanan yang gelap karena kurang nya alat penerangan membuat orang yang berada di dalam mobil itu merasa situasi cukup aman dan tak akan ada yang melihat nya. Kebetulan motor yang Azzam kendarai mengalami mati mesin ,ia yang tak begitu mengerti permotoran pun hanya bisa pasrah mendorong motor nya. Hendak ke bengkel pun sudah pada tutup karena malam sudah larut.

Mobil itu kembali melaju setelah seseorang entah wanita atau pria karena gelap nya malam membuat Azzam tak dapat membedakan nya. Orang itu keluar dari mobil dan kembali masuk lalu mobil itu pergi. Awalnya Azzam tak curiga ,ia terus saja berjalan mendorong motor mogok nya itum Hingga pada saat ia sudah berada di tempat mobil itu berhenti ,samar ia mendengar suara. Ia pun menghentikan langkah nya dan menajamkan pendengarannya.

"Oek....oek...." Meski suaranya terdengar lemah namun Azzam yakin dengan pendengaran nya

"Astaghfirullah....itu suara bayi ,tapi dimana ? Masa iya malam-malam begini ada bayi di sekitar sini ,rumah penduduk juga jauh dari tempat ini " Gumam nya

Namun ia pun tak hanya mendengar suara tangisan bayi, ia juga mendengar suara kresek-kresek sontak ia menundukkan kepala nya.

Melihat ada benda hitam bergerak-gerak Azzam mengsetandarkan motor nya lalu ia berjongkok untuk melihat benda hitam itu.

Dengan sangat pelan dan hati-hati Azzam membuka bungkusan kresek hitam di depan nya.

"Laailahailallah..... Astaghfirullah.... Allahu Akbar....Ya Allah "

Sesosok bayi dengan tali ari-ari yang masih menempel dengan placenta nya hanya dibungkus kain tipis di dalam kantong kresek ,dengan segera Azzam membawa bayi itu dalam dekapan nya ,ia tak merasa jijik atau geli.

Azzam segera berlari meninggalkan motor nya menuju pemukiman. Ia mencari tukang ojek untuk mengantarkan nya ke klinik 24 jam.

Sesampainya di klinik 24 jam, Azzam segera memanggil petugas. Dengan sigap para petugas segera menindak lanjuti bayi itu. Dengan tangan bergetar ia menghubungi ayah nya.

Setelah bayi malang itu sudah mendapat penanganan ,dan kini sudah di letakkan di boks bayi ,Azzam dan kedua orangtuanya melihat bayi itu.

"Kasihan sekali " Lirih ibu nya Azzam

"Aku mau angkat jadi anak aku ,boleh kan Bu ,pak?"Tanya Azzam tiba-tiba

Kedua orang tuannya saling lirik

"Kamu kan belum nikah masa mau angkat jadi anak "Ucap ibu nya

"Begini saja gimana kalau ibu dan bapak saja yang angkat bayi itu jadi anak kami ?" Cetus ayah nya

"Serius pak ?" Tanya Azzam

"Iya ,bapak akan secepatnya urus surat pengadopsian setelah itu bapak juga akan masukan bayi ini pada Kartu Keluarga " Tutur ayah nya yang langsung disambut dengan suka cita oleh Azzam

Bayi itu pun diberi nama Arkana Muadzan ,nama itu pun Azzam sendiri yang memberikan nya.

**

Setelah puas memandangi adik angkat nya itu ,Azzam hendak keluar ,namun adik nya terbangun dan langsung menangis.

Azzam pun dengan telaten mengganti popok nya karena rupanya bayi itu mengompol.

Setelah itu Azzam membawa adik nya ke luar rumah. Layaknya seorang ayah yang menggendong bayi nya ,Azzam terlihat sangat menyayangi bayi itu.

Seseorang nampak memperhatikan Azzam dari balik tembok rumah tetangga nya Azzam.

"Hah....dia sudah punya anak ! "

bersambung...

Terpopuler

Comments

fitri rahayu

fitri rahayu

nanti azzam ikut tpi lala yg gk ikut, tp azzam udah kenal sama mama papa nya lala, pasti azzam bisa nebak, atau mending azzam gk usah ikut aja

2023-03-06

0

fitri rahayu

fitri rahayu

kan kan kan beneran si azzam jodohnya lala😍😍😍

2023-03-06

0

Selazih

Selazih

Lala aq kangen sama kamu

2023-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 Tersenyum getir
2 Seandainya
3 Bertemu geng motor
4 Keputusan
5 Arkana Muadzan
6 Geng motor lagi
7 Semakin mendekati
8 Kecewa
9 Terkena getah nya
10 Cemburu
11 Pertanyaan Sri
12 Sri dan Banu
13 Tak mendapat izin
14 Sarah
15 Bertemu Iqbal
16 Menjenguk Sarah
17 Nasihat Banu
18 Bertemu
19 Senewen
20 Salah tingkah
21 Hanya sahabat
22 Hilang
23 Terpisah
24 Pasar di tengah hutan
25 Mencari Lala
26 Kuntilanak dan Wika
27 Akhir dari sesuatu yang tak pernah dimulai
28 Ingin move on
29 Pulang ke Bandung
30 Barang bawaan
31 Lala ingin kabur
32 Hari pernikahan
33 Terasa ingin salto
34 Gugup
35 Malam pengantin
36 Lala yang lupa
37 Makin berani
38 Merasa panas
39 Digerebek warga
40 Makan malam sederhana
41 Takut cicak
42 Rencana Azzam
43 Masa depan suram
44 Tunggulah aku sayang
45 Kejutan
46 Di kampus Azzam
47 Menemukan foto
48 Kedatangan Ovan di kosan
49 Sakit hati
50 Perasaan Ovan
51 Ajaib
52 Cemburu
53 Terima kasih cemburu
54 Ungkapkan perasaan Azzam
55 Sumpah pocong
56 Calon mempelai
57 Mendadak ngilu
58 Malu
59 Melongo
60 Bertemu ibu Iqbal
61 Azzam ?
62 Disukai makhluk ghaib
63 Keguguran
64 Selalu ada hikmah
65 Rasa kecewa Mila
66 Terjatuh di kamar mandi
67 Terbukti tak salah
68 Salah faham
69 Tak mampu berkata-kata
70 Gambaran ketakutan Lala
71 Terharu
72 Gambaran yang nyata
73 Kondisi Azzam
74 Sang Sutradara Hidup
75 Kondisi Azzam 2
76 Kebencian Lala
77 Sadar
78 Tuan besar
79 Hama wereng
80 Azzam bucin
81 Kelewat mateng
82 Nasihat Banu
83 Perasaan Sarah
84 Tak ingin menolong
85 Mafia cinta
86 Gelisah
87 Mulut cabe
88 Salah satu penerus
89 Misi mengerjai Veena
90 Bertemu di kafe
91 Rencana Azzam
92 Sebuah pin
93 Putar balik
94 Tentang Deni
95 Berbinar
96 Rujak
97 Sosok nenek
98 Pesta
99 Telur ceplok vs telur mata sapi
100 Malam nya Sarah dan Iqbal
101 Hamil
102 Menolong nenek Esih
103 Memberikan keterangan
104 Mila sakit
105 Gempa lokal
106 Bayangan Azzam
107 Mulai jatuh cinta
108 Mila dan Ovan
109 Siaga satu
110 Ikatan cinta
111 Kecelakaan di gerbang tol
112 Tak ingin terjadi sesuatu
113 Sindrom
114 Tuyul di kedai buah
115 Gelisah
116 Balada kacang tanah
117 Bertemu Wina
118 Cenat cenut
119 Kembali ke kota
120 Blingsatan
121 Tampomas raos
122 Melanggar
123 Ngamuk
124 Kecoak nakal
125 Perdebatan
126 Suami idaman
127 Lala melahirkan
128 Lala Panik
129 Ingin pulang
130 Kacau
131 Gak jadi pergi
132 Perhatian Azzam
133 Sarah yang bawel
134 Sarah melahirkan
135 Shock
136 Deni khilaf
137 Mimpi buruk
138 Kejutan untuk Mila
139 Jerit tangis Mila
140 Kepanikan Lala
141 Makhluk pesugihan
142 Ovan sadar
143 Membicarakan Mila
144 Pernikahan Mila dan Ovan
145 Pitik genit
146 Anak pintar
147 Rencana
148 Mengintai
149 Merasa tak percaya
150 Azzam cemburu
151 Mengambil mobil
152 Gelisah ( Deni )
153 Lamaran ustadz Salim
154 Penolakan
155 Kedatangan Deni
156 Calon menantu
157 Kedatangan Lala
158 Rencana Sherly
159 Penemuan Azlan
160 Suasana malam mencekam
161 Kedatangan Mak Esih
162 Tahu gejrot
163 Pernikahan Deni dan Alena
164 Ke acara resepsi
165 Tiba-tiba kerasukan
166 Perasaan Lala
167 Minta disuapin Azzam
168 Mila hamil
169 Kejutan
170 Membantu Nilam
171 Harapan sederhana ( selesai )
172 PENGUMUMAN-PEMGUMUNAN !
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Tersenyum getir
2
Seandainya
3
Bertemu geng motor
4
Keputusan
5
Arkana Muadzan
6
Geng motor lagi
7
Semakin mendekati
8
Kecewa
9
Terkena getah nya
10
Cemburu
11
Pertanyaan Sri
12
Sri dan Banu
13
Tak mendapat izin
14
Sarah
15
Bertemu Iqbal
16
Menjenguk Sarah
17
Nasihat Banu
18
Bertemu
19
Senewen
20
Salah tingkah
21
Hanya sahabat
22
Hilang
23
Terpisah
24
Pasar di tengah hutan
25
Mencari Lala
26
Kuntilanak dan Wika
27
Akhir dari sesuatu yang tak pernah dimulai
28
Ingin move on
29
Pulang ke Bandung
30
Barang bawaan
31
Lala ingin kabur
32
Hari pernikahan
33
Terasa ingin salto
34
Gugup
35
Malam pengantin
36
Lala yang lupa
37
Makin berani
38
Merasa panas
39
Digerebek warga
40
Makan malam sederhana
41
Takut cicak
42
Rencana Azzam
43
Masa depan suram
44
Tunggulah aku sayang
45
Kejutan
46
Di kampus Azzam
47
Menemukan foto
48
Kedatangan Ovan di kosan
49
Sakit hati
50
Perasaan Ovan
51
Ajaib
52
Cemburu
53
Terima kasih cemburu
54
Ungkapkan perasaan Azzam
55
Sumpah pocong
56
Calon mempelai
57
Mendadak ngilu
58
Malu
59
Melongo
60
Bertemu ibu Iqbal
61
Azzam ?
62
Disukai makhluk ghaib
63
Keguguran
64
Selalu ada hikmah
65
Rasa kecewa Mila
66
Terjatuh di kamar mandi
67
Terbukti tak salah
68
Salah faham
69
Tak mampu berkata-kata
70
Gambaran ketakutan Lala
71
Terharu
72
Gambaran yang nyata
73
Kondisi Azzam
74
Sang Sutradara Hidup
75
Kondisi Azzam 2
76
Kebencian Lala
77
Sadar
78
Tuan besar
79
Hama wereng
80
Azzam bucin
81
Kelewat mateng
82
Nasihat Banu
83
Perasaan Sarah
84
Tak ingin menolong
85
Mafia cinta
86
Gelisah
87
Mulut cabe
88
Salah satu penerus
89
Misi mengerjai Veena
90
Bertemu di kafe
91
Rencana Azzam
92
Sebuah pin
93
Putar balik
94
Tentang Deni
95
Berbinar
96
Rujak
97
Sosok nenek
98
Pesta
99
Telur ceplok vs telur mata sapi
100
Malam nya Sarah dan Iqbal
101
Hamil
102
Menolong nenek Esih
103
Memberikan keterangan
104
Mila sakit
105
Gempa lokal
106
Bayangan Azzam
107
Mulai jatuh cinta
108
Mila dan Ovan
109
Siaga satu
110
Ikatan cinta
111
Kecelakaan di gerbang tol
112
Tak ingin terjadi sesuatu
113
Sindrom
114
Tuyul di kedai buah
115
Gelisah
116
Balada kacang tanah
117
Bertemu Wina
118
Cenat cenut
119
Kembali ke kota
120
Blingsatan
121
Tampomas raos
122
Melanggar
123
Ngamuk
124
Kecoak nakal
125
Perdebatan
126
Suami idaman
127
Lala melahirkan
128
Lala Panik
129
Ingin pulang
130
Kacau
131
Gak jadi pergi
132
Perhatian Azzam
133
Sarah yang bawel
134
Sarah melahirkan
135
Shock
136
Deni khilaf
137
Mimpi buruk
138
Kejutan untuk Mila
139
Jerit tangis Mila
140
Kepanikan Lala
141
Makhluk pesugihan
142
Ovan sadar
143
Membicarakan Mila
144
Pernikahan Mila dan Ovan
145
Pitik genit
146
Anak pintar
147
Rencana
148
Mengintai
149
Merasa tak percaya
150
Azzam cemburu
151
Mengambil mobil
152
Gelisah ( Deni )
153
Lamaran ustadz Salim
154
Penolakan
155
Kedatangan Deni
156
Calon menantu
157
Kedatangan Lala
158
Rencana Sherly
159
Penemuan Azlan
160
Suasana malam mencekam
161
Kedatangan Mak Esih
162
Tahu gejrot
163
Pernikahan Deni dan Alena
164
Ke acara resepsi
165
Tiba-tiba kerasukan
166
Perasaan Lala
167
Minta disuapin Azzam
168
Mila hamil
169
Kejutan
170
Membantu Nilam
171
Harapan sederhana ( selesai )
172
PENGUMUMAN-PEMGUMUNAN !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!