Keputusan

Lala terus memandangi ponsel nya yang berdering ,ia bingung untuk menjawab atau tidak panggilan telpon tersebut.

"Angkat .... enggak ... angkat.... enggak...."

Namun karena terlalu lama menimbang-nimbang panggilan nya pun terputus.

"Huuuuuffftt.....ya sudah deh " Ia meletakkan kembali ponsel nya ,namun ketika hendak beranjak ponsel nya pun kembali berdering

Kali ini ia pun langsung mengangkat telpon nya.

"Ha...hai..." Tenggorokan nya tiba-tiba tercekat ketika ia mengangkat telpon nya itu

"Assalamualaikum...."

"Eh...iya ,maaf lupa , waalaikum salam ....tumben nelpon ada apa?" Tanya Lala

"Enggak ,cuman mau tanya kabar nya aja"

"Oh,aku baik-baik saja. Kamu sendiri gimana kabar nya ? " tanya Lala balik ,ia ingin bertanya mengenai suara bayi yang ia dengar namun kata-kata itu seolah sulit diucapkan

"Alhamdulillah baik.Tadi kemana kok gak ikut video call?"

"Hm...tadi hp aku di cas. Aku nya lagi makan " Jawab Lala jujur

"Oh...aku fikir kamu kenapa "

"Memang nya aku kenapa ?" Tanya Lala

"Beneran kamu tidak apa-apa? Soalnya tadi kata Mila kamu sedang ada masalah. Masalah apa ?"

"Masalah? Enggak kok ,aku gak ada masalah apa-apa " Sahut Lala berbohong

"Beneran gak ada masalah apa-apa? tanya Azzam lagi

"Iya Azzam,.... beneran " Sahut Lala ,namun kemudian kembali terdengar suara tangisan bayi serta suara ibu nya Azzam yang memanggil nya

"Syukurlah kalau tidak ada apa-apa, kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk cerita. Kalau gitu sudah dulu ya ,ibu aku manggil tuh , assalamualaikum "

"Waalaikum salam....." Panggilan telpon pun terputus

Sebenarnya Azzam masih ingin berbicara banyak dengan Lala ,hanya saja ibunya memanggil,dan terpaksa ia harus mengakhiri telpon nya.

Lala masih memegangi ponsel dengan tatapan kosong. Hatinya terasa sakit dan sesak.

"Isshh.... kamu kenapa sih La , huuuuh...."

Lala menghapus kasar air mata nya yang tiba-tiba keluar. Ia pun menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya dengan kasar. Lalu kemudian ia mencoba menghubungi mama nya.

Tuuuuuut'

Panggilan terhubung. Namun butuh beberapa saat panggilan nya diangkat.

"Assalamualaikum mah " Ucap Lala begitu panggilan nya diangkat

"Waalaikum salam. Tumben anak mama yang cantik jelita ini telpon ,ada apa sayang?"

"Ck jangan ngeledek deh " Ucap Lala ketus

"Dih ,anak perawan jangan jutek-jutek pamali" Ucap mama nya

"Kamu ada apa hem,tumben telpon mama jam segini?" Tanya nya lagi

"Iya aku setuju dengan wasiat kakek. Kapan aku nikah ?" cetus Lala tiba-tiba , mendengar itu tentu saja mama nya terkejut ,karena tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba putri nya mengatakan setuju dengan perjodohan nya

"Ada angin apa tiba-tiba kamu setuju ? Biasa nya juga mama yang terus bujuk kamu" tanya mama nya heran

"Udah deh mah, jangan banyak tanya,nanti aku berubah fikiran nih " ucap Lala dengan suara bergetar

Menyadari ada sesuatu yang tak beres dengan putri nya Sri pun bertanya

"Kamu kenapa? "

"Aku gak apa-apa, pokoknya mama dan papa siap kan saja pernikahan nya ,aku gak akan nolak lagi,kalau gitu udah dulu ya ma,salam buat papa , assalamualaikum " Lala memutus sambungan telepon begitu saja

"Nih anak kenapa sih ,kesambet apa coba ?" Gumam Sri

"Kenapa mah?" Tanya Banu

"Ini loh si Lala ,gak ada angin gak ada hujan barusan dia nelpon katanya dia setuju nikah. Malah nyuruh kita buat nyiapin pernikahan nya " Sahut Sri

"Oya ...?" Banu pun nampak terkejut

"Iya ,tapi seperti nya tuh anak sedang ada masalah deh "

"Masalah apa ?" Tanya Banu

"Entahlah ,dari nada bicara nya kaya mau nangis gitu. Jangan-jangan anak kita sedang putus cinta " Tebak Sri

"Bisa jadi ,kalau gak putus cinta mana mau dia " Sahut Banu

"Lalu ini gimana pah?"

"Ya gak gimana-gimana ,kita siapkan saja pernikahan nya. Papa akan buat pengajuan cuti , sementara menunggu papa dapet izin mama pulang duluan ke Bandung dan atur pertemuan mama dengan pihak calon suami Lala " Ucap Banu

"Tapi,apa tidak apa-apa, mama kok kasihan sama Lala " Lirih Sri

"Kalau boleh jujur sebenarnya papa juga tak tega,tapi ini kan sudah wasiat nya ayah,Lala juga kan sudah setuju. Papa yakin ayah tahu apa yang terbaik buat putri kita " Ucap Banu seraya menggenggam tangan istri nya

"Ya sudah kalau gitu. Semoga semua nya berjalan dengan lancar"

"Amiiiin....kita doakan saja yang terbaik buat anak kita "

Sementara di Jakarta.

Setelah menelpon mama nya ,Lala melaksanakan sholat istikharah,Lala melakukan itu untuk meminta petunjuk apakah keputusan nya itu sudah benar dan baik untuk nya atau malah sebaliknya.

Keesokan hari nya.

Selesai berpakaian rapih ,Lala segera pergi setelah mengunci pintu. Seperti biasa ia akan berangkat ke kampus. Setelah selesai ia akan langsung berangkat ke sebuah mall untuk mulai bekerja,ia berencana untuk berhenti bekerja,dan ini kali terakhir nya ia akan bekerja sebagai SPG.

Keputusan nya sudah bulat ,ia pun yakin dengan jalan yang ia ambil.

"Semoga dengan pernikahan ini, aku bisa melupakan nya,dan rasa ini akan hilang bersama hadir nya cinta baru di hati ku untuk suami ku kelak " Batin nya

Dengan langkah gontai Lala berjalan menuju kantin. Ia hendak sarapan terlebih dahulu. Sampai di kantin Lala segera memesan makanan lalu duduk di meja terdekat dengan kasir.

Kondisi kantin pun masih sepi hanya terlihat beberapa orang saja yang datang,sisa nya adalah makhluk tak kasat mata yang beraktifitas layaknya manusia.

Gadis itu terus memperhatikan para hantu itu sampai ia tak sadar jika makanan nya sudah dihidangkan.

"Mbak Lala... ini lho makanan nya " ucap seorang remaja perempuan berusia 15 tahun ,ia merupakan anak salah satu pedagang di kantin,sebelum berangkat ke sekolah remaja itu memang selalu membantu orangtuanya. Di kantin tersebut ada dua kedai pedagang makanan ,meskipun mereka jualan berdampingan ,tak ada persaingan diantara mereka

"Eh iya De,makasih ya " ucap Lala

"Iya mbak "

Lala pun segera memakan makanan nya setelah Dea ,remaja tadi pergi.

Setelah selesai sarapan,Lala pergi menuju taman di belakang kampus tempat dimana ia dan kedua sahabat nya selalu menghabiskan waktu sambil menunggu kelas mereka dimulai.

Baru saja ia duduk di kursi taman,ponsel nya berdering.

"Iya mah, assalamualaikum...."

"Waalaikum salam ...kamu sedang apa La?"

"Aku sudah di kampus mah ,nunggu Sarah sama Mila " Jawab nya

"Ini loh sayang ,mama mau kasih kabar ,besok mama berangkat,papa mu nanti nyusul. Rencana nya mama mau menemui keluarga calon suami kamu ,apa kamu mau ikut untuk berkenalan dulu, minimal dengan orangtua nya dulu" Ucap mama nya

"Enggak mah,mama atur saja " Jawab Lala lagi dengan nada datar

"Ya sudah kalau gitu. Besok mama langsung ke Bandung saja , nanti kalau papa kamu sudah sampai Bandung,kami akan menjenguk kamu di Jakarta "

"Hm...iya mah ,tapi mama di Jakarta nya nginep gak, soal nya kontrakan ku kecil,kamar nya juga hanya satu "

"Itu sih gampang,kita bisa nginep di hotel,lagian kamu sih cari kontrakan kok yang murah ,jadi kan dapet nya yang gitu" Ucap mama nya lagi

"Yaaah...ma...yang penting kan bisa buat neduh dan istirahat,diluar sana masih banyak orang-orang yang tak punya tempat tinggal,kontrakan seperti ini juga sudah cukup, apalagi aku tinggal sendiri" Tutur Lala

"Iya sayang kamu benar. Ya sudah kalau gitu mama mau beres-beres pakaian dulu,kamu hati-hati ya di sana ,jaga diri baik-baik"

"Iya mah,mama juga hati-hati " Balas Lala

Panggilan telepon pun selesai setelah keduanya mengucapkan salam.

"Huuuuuffftt.... semakin cepat mungkin akan semakin baik " Lirih nya

"Apanya yang makin cepat makin baik?" Tanya Sarah tiba-tiba. Ia datang bersama Mila

"Kalian baru datang bukan nya ngucap salam malah langsung nodong pertanyaan" Cetus Lala

"Iya deh maaf , assalamualaikum...." Ucap Sarah

"Waalaikum salam " Sahut Lala

"Kamu habis nangis La? Itu mata kamu sembab gitu?" Tanya Mila

"Enggak. Ini aku kebanyakan tidur "Bohong nya

"Masa sih?" Tanya Mila lagi

"Hmm..." sahut Lala mengangguk

bersambung...

Terpopuler

Comments

Masruri Achmad

Masruri Achmad

bikin penasaran aja thor

2023-03-05

0

fitri rahayu

fitri rahayu

gk sabar dg pertemuan azzam dan lala nanti pas di pernikahan mereka,,, pasti terbengong" mereke🤭🤭🤭

2023-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 Tersenyum getir
2 Seandainya
3 Bertemu geng motor
4 Keputusan
5 Arkana Muadzan
6 Geng motor lagi
7 Semakin mendekati
8 Kecewa
9 Terkena getah nya
10 Cemburu
11 Pertanyaan Sri
12 Sri dan Banu
13 Tak mendapat izin
14 Sarah
15 Bertemu Iqbal
16 Menjenguk Sarah
17 Nasihat Banu
18 Bertemu
19 Senewen
20 Salah tingkah
21 Hanya sahabat
22 Hilang
23 Terpisah
24 Pasar di tengah hutan
25 Mencari Lala
26 Kuntilanak dan Wika
27 Akhir dari sesuatu yang tak pernah dimulai
28 Ingin move on
29 Pulang ke Bandung
30 Barang bawaan
31 Lala ingin kabur
32 Hari pernikahan
33 Terasa ingin salto
34 Gugup
35 Malam pengantin
36 Lala yang lupa
37 Makin berani
38 Merasa panas
39 Digerebek warga
40 Makan malam sederhana
41 Takut cicak
42 Rencana Azzam
43 Masa depan suram
44 Tunggulah aku sayang
45 Kejutan
46 Di kampus Azzam
47 Menemukan foto
48 Kedatangan Ovan di kosan
49 Sakit hati
50 Perasaan Ovan
51 Ajaib
52 Cemburu
53 Terima kasih cemburu
54 Ungkapkan perasaan Azzam
55 Sumpah pocong
56 Calon mempelai
57 Mendadak ngilu
58 Malu
59 Melongo
60 Bertemu ibu Iqbal
61 Azzam ?
62 Disukai makhluk ghaib
63 Keguguran
64 Selalu ada hikmah
65 Rasa kecewa Mila
66 Terjatuh di kamar mandi
67 Terbukti tak salah
68 Salah faham
69 Tak mampu berkata-kata
70 Gambaran ketakutan Lala
71 Terharu
72 Gambaran yang nyata
73 Kondisi Azzam
74 Sang Sutradara Hidup
75 Kondisi Azzam 2
76 Kebencian Lala
77 Sadar
78 Tuan besar
79 Hama wereng
80 Azzam bucin
81 Kelewat mateng
82 Nasihat Banu
83 Perasaan Sarah
84 Tak ingin menolong
85 Mafia cinta
86 Gelisah
87 Mulut cabe
88 Salah satu penerus
89 Misi mengerjai Veena
90 Bertemu di kafe
91 Rencana Azzam
92 Sebuah pin
93 Putar balik
94 Tentang Deni
95 Berbinar
96 Rujak
97 Sosok nenek
98 Pesta
99 Telur ceplok vs telur mata sapi
100 Malam nya Sarah dan Iqbal
101 Hamil
102 Menolong nenek Esih
103 Memberikan keterangan
104 Mila sakit
105 Gempa lokal
106 Bayangan Azzam
107 Mulai jatuh cinta
108 Mila dan Ovan
109 Siaga satu
110 Ikatan cinta
111 Kecelakaan di gerbang tol
112 Tak ingin terjadi sesuatu
113 Sindrom
114 Tuyul di kedai buah
115 Gelisah
116 Balada kacang tanah
117 Bertemu Wina
118 Cenat cenut
119 Kembali ke kota
120 Blingsatan
121 Tampomas raos
122 Melanggar
123 Ngamuk
124 Kecoak nakal
125 Perdebatan
126 Suami idaman
127 Lala melahirkan
128 Lala Panik
129 Ingin pulang
130 Kacau
131 Gak jadi pergi
132 Perhatian Azzam
133 Sarah yang bawel
134 Sarah melahirkan
135 Shock
136 Deni khilaf
137 Mimpi buruk
138 Kejutan untuk Mila
139 Jerit tangis Mila
140 Kepanikan Lala
141 Makhluk pesugihan
142 Ovan sadar
143 Membicarakan Mila
144 Pernikahan Mila dan Ovan
145 Pitik genit
146 Anak pintar
147 Rencana
148 Mengintai
149 Merasa tak percaya
150 Azzam cemburu
151 Mengambil mobil
152 Gelisah ( Deni )
153 Lamaran ustadz Salim
154 Penolakan
155 Kedatangan Deni
156 Calon menantu
157 Kedatangan Lala
158 Rencana Sherly
159 Penemuan Azlan
160 Suasana malam mencekam
161 Kedatangan Mak Esih
162 Tahu gejrot
163 Pernikahan Deni dan Alena
164 Ke acara resepsi
165 Tiba-tiba kerasukan
166 Perasaan Lala
167 Minta disuapin Azzam
168 Mila hamil
169 Kejutan
170 Membantu Nilam
171 Harapan sederhana ( selesai )
172 PENGUMUMAN-PEMGUMUNAN !
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Tersenyum getir
2
Seandainya
3
Bertemu geng motor
4
Keputusan
5
Arkana Muadzan
6
Geng motor lagi
7
Semakin mendekati
8
Kecewa
9
Terkena getah nya
10
Cemburu
11
Pertanyaan Sri
12
Sri dan Banu
13
Tak mendapat izin
14
Sarah
15
Bertemu Iqbal
16
Menjenguk Sarah
17
Nasihat Banu
18
Bertemu
19
Senewen
20
Salah tingkah
21
Hanya sahabat
22
Hilang
23
Terpisah
24
Pasar di tengah hutan
25
Mencari Lala
26
Kuntilanak dan Wika
27
Akhir dari sesuatu yang tak pernah dimulai
28
Ingin move on
29
Pulang ke Bandung
30
Barang bawaan
31
Lala ingin kabur
32
Hari pernikahan
33
Terasa ingin salto
34
Gugup
35
Malam pengantin
36
Lala yang lupa
37
Makin berani
38
Merasa panas
39
Digerebek warga
40
Makan malam sederhana
41
Takut cicak
42
Rencana Azzam
43
Masa depan suram
44
Tunggulah aku sayang
45
Kejutan
46
Di kampus Azzam
47
Menemukan foto
48
Kedatangan Ovan di kosan
49
Sakit hati
50
Perasaan Ovan
51
Ajaib
52
Cemburu
53
Terima kasih cemburu
54
Ungkapkan perasaan Azzam
55
Sumpah pocong
56
Calon mempelai
57
Mendadak ngilu
58
Malu
59
Melongo
60
Bertemu ibu Iqbal
61
Azzam ?
62
Disukai makhluk ghaib
63
Keguguran
64
Selalu ada hikmah
65
Rasa kecewa Mila
66
Terjatuh di kamar mandi
67
Terbukti tak salah
68
Salah faham
69
Tak mampu berkata-kata
70
Gambaran ketakutan Lala
71
Terharu
72
Gambaran yang nyata
73
Kondisi Azzam
74
Sang Sutradara Hidup
75
Kondisi Azzam 2
76
Kebencian Lala
77
Sadar
78
Tuan besar
79
Hama wereng
80
Azzam bucin
81
Kelewat mateng
82
Nasihat Banu
83
Perasaan Sarah
84
Tak ingin menolong
85
Mafia cinta
86
Gelisah
87
Mulut cabe
88
Salah satu penerus
89
Misi mengerjai Veena
90
Bertemu di kafe
91
Rencana Azzam
92
Sebuah pin
93
Putar balik
94
Tentang Deni
95
Berbinar
96
Rujak
97
Sosok nenek
98
Pesta
99
Telur ceplok vs telur mata sapi
100
Malam nya Sarah dan Iqbal
101
Hamil
102
Menolong nenek Esih
103
Memberikan keterangan
104
Mila sakit
105
Gempa lokal
106
Bayangan Azzam
107
Mulai jatuh cinta
108
Mila dan Ovan
109
Siaga satu
110
Ikatan cinta
111
Kecelakaan di gerbang tol
112
Tak ingin terjadi sesuatu
113
Sindrom
114
Tuyul di kedai buah
115
Gelisah
116
Balada kacang tanah
117
Bertemu Wina
118
Cenat cenut
119
Kembali ke kota
120
Blingsatan
121
Tampomas raos
122
Melanggar
123
Ngamuk
124
Kecoak nakal
125
Perdebatan
126
Suami idaman
127
Lala melahirkan
128
Lala Panik
129
Ingin pulang
130
Kacau
131
Gak jadi pergi
132
Perhatian Azzam
133
Sarah yang bawel
134
Sarah melahirkan
135
Shock
136
Deni khilaf
137
Mimpi buruk
138
Kejutan untuk Mila
139
Jerit tangis Mila
140
Kepanikan Lala
141
Makhluk pesugihan
142
Ovan sadar
143
Membicarakan Mila
144
Pernikahan Mila dan Ovan
145
Pitik genit
146
Anak pintar
147
Rencana
148
Mengintai
149
Merasa tak percaya
150
Azzam cemburu
151
Mengambil mobil
152
Gelisah ( Deni )
153
Lamaran ustadz Salim
154
Penolakan
155
Kedatangan Deni
156
Calon menantu
157
Kedatangan Lala
158
Rencana Sherly
159
Penemuan Azlan
160
Suasana malam mencekam
161
Kedatangan Mak Esih
162
Tahu gejrot
163
Pernikahan Deni dan Alena
164
Ke acara resepsi
165
Tiba-tiba kerasukan
166
Perasaan Lala
167
Minta disuapin Azzam
168
Mila hamil
169
Kejutan
170
Membantu Nilam
171
Harapan sederhana ( selesai )
172
PENGUMUMAN-PEMGUMUNAN !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!