Bab. 5

Arifah Azizah Oktarani segera menyelesaikan acara makannya bersama dengan auntynya yang hampir seumuran dengannya, hanya terpaut lima tahun darinya.

Alifah Arsana Anwar adik kedua dari ayah angkatnya Arifah. Fauzi As'ad Anwar memiliki tiga saudara yaitu adik keduanya bernama Faiz Aksan Anwar berusia 28 tahun, Alifah Arsana Khaerul 25 tahun dan juga Fahmi Idris Khaerul 22 tahun.

Alifah dengan Fahmi adalah anak dari suami keduanya Bu Fatimah dengan suaminya Pak Khaerul Adi Cipto. Karena ibu Fatimah sudah meninggal dunia, sehingga ayahnya Alifah menikahi seorang perempuan yang bernama Anna Maulida yang melahirkan hanya seorang anak saja yang baru berusia lima belas tahun bernama Amirah.

Arifah cipika cipiki dengan auntynya sebelum meninggalkan ruangan dapur," saya berangkat ke kampus dulu yah Aunty cantik, Ingat cari waktu yang tepat untuk memperkenalkan aku dengan teman tapi mesranya aunty, saya tunggu telponnya," ujarnya Arifah lalu berjalan tergesa-gesa menuju mobilnya walaupun dalam keadaan bagian sensitifnya sesekali masih ngilu.

Arifah segera mengirimkan pesan chat ke grub wa nya yang hanya beranggotakan tiga orang saja,yaitu dia, Ariestya Fathia Lubis dengan Fatir Muhammad Iqbal.

"Aku tunggu kalian di tempat biasa setelah mata kuliah selesai," pesan singkat itu segera dikirim oleh Arifah.

"Siap Mas Arif," balasnya Ariestya.

"Kita ketemu jam dua siang di kafe biasa Pak Aries," balasnya Arifah yang membalas candaannya Ariestya.

Sedangkan Fatir belum sempet membuka pesan whatsappnya, karena ia sedang sibuk dengan kekasihnya yang baru sekitar dua bulan menjalin hubungan dengannya, walaupun sang kekasih sudah berstatus istri orang.

Arifah "Tumben Abang Fatir belum muncul juga, apa hari ini dia ada mata kuliah kah?"

Aristya," hari ini dia libur, tapi tadi sempat nelpon katanya pacarnya ngajak ketemuan sih,"

Arifah "Itu anak dimabuk istri orang rupanya,semoga enggak dilabrak sama suaminya di itu wanita,"

Ariestya "Katanya sih suami perempuan itu selingkuh juga makanya dia balas sakit hatinya dengan cara berpacaran dengan Fatir,apa lagi Fatir pewaris tunggal kelurganya jadi perempuan mana yang enggak tergoda dan tergila-gila padanya,"

Arifah "Pengen ketemu deh dengan wanita itu yang membuat sahabatku harus menjadi pebinor,"

Aristya," entar kita interogasi anak itu, sudah dulu aku mau pakaian nih, assalamualaikum,"

Sambungan pesan chat mereka pun sementara waktu terputus. Arifah mulai menyalakan stok kontak kunci mobilnya.

"Saya harus mencari cara apapun akan aku lakukan agar ayah tidak jadi menikah dengan perempuan matre itu Aqila Sera Wijaya," gumamnya Arifah sambil menambah kecepatan mobilnya menuju kampusnya.

Arifah memang rada-rada pembangkang, egois dan manja tapi kalau masalah akademik pendidikannya pasti akan selalu mendapatkan pujian dari dosen dan teman kelasnya itu. Arifah selalu mendapatkan nilai yang bagus selama ini. Walaupun ia terobsesi dengan kasih sayang dari ayah angkatnya sebagai layaknya seorang pria dengan wanita.

Tiga mata kuliah hari itu cukup mudah ia lewati. Hanya menghitung bulan saja Arifah sudah menyandang status sebagai sarjana S1.

"Alhamdulillah akhirnya Pak Dosen keluar juga, ini saatnya bertemu dengan teman gokilku agar bertukar pendapat mengenai rencana apa yang selanjutnya aku lakukan," cicitnya Arifah.

Seorang pria yang sangat dikenalnya datang menghampirinya yang sedang mengemasi barang-barangnya ke dalam tas ranselnya yang kecil itu.

"Arifah hari ini kamu semakin cantik saja," ucapnya Romeo Arlando yang sudah duduk di hadapannya Arifah seraya memegang buku paketnya Arifah.

"Tolong singkirkan tanganmu dari bukuku!" Ketusnya Arifah.

Romeo hanya tersenyum menanggapi perkataan dari mulutnya Arifah yang sedikit judes itu.

"Galak amat, nanti gak ada yang suka dan naksir sama kamu loh jika selalu galak seperti ini," pungkasnya Romeo.

Arifah menatap jengah ke arah Romea pria yang selalu saja menggangu dan merecoki hidupnya itu," walaupun aku nantinya gak laku aku juga enggak bakalan mau sama kamu."

Arifah segera meninggalkan ruangan kelasnya, dengan kehebohan teriakan dari beberapa teman kelasnya yang meneriaki kegagalan Romeo untuk kesekian kalinya dalam sejarah kehidupannya Romeo.

"Kasihan ditolak lagi nih!" Celetuk salah satu dari mereka.

"Makanya ngaca dulu dong kalau mau dekatin gadis tercantik di kelas kita," teriaknya satunya lagi.

Romeo mengepalkan tangannya sekuat tenaganya karena sudah cukup sudah dia dipermalukan oleh Arifah dengan penolakannya itu. Romeo berusaha bersikap tenang agar tidak diketahui oleh teman kelasnya masalah karakternya selama ini.

Arifah berjalan ke arah parkiran mobilnya,ia sama sekali tidak peduli dan menggubris beberapa siulan dan gombalan cinta dari beberapa pria yang kebetulan berpapasan dengannya. Ia sudah terbiasa dengan hal semacam seperti itu.

Nada dering hpnya segera berbunyi, Arifah mengurungkan niatnya untuk menyalakan mesin mobilnya itu. Ia segera memeriksa siapa yang telah menggangu aktifitasnya.

"Uncle Fahmi!" Cicitnya Arifah dengan mengerutkan keningnya itu.

"Assalamualaikum, Arif posisi dimana?" Tanyanya adik dari ayah angkatnya yang selalu memanggilnya seperti itu sejak dulu karena mereka besar bersama.

Arifah mendelikkan matanya mendengar perkataan dari uncle mudanya itu," saya di kampus uncle ganteng dimana lagi coba, kenapa emang?" Tanyanya balik Arifah.

"Aku kira kamu ikut ke rumah calon istrinya Abang Fauzi," candanya Fahmi Idris yang sudah mengetahui dengan pasti apa yang dirasakan oleh Arifah terhadap kakak sulungnya itu.

"Haha, apa uncle sudah gila apa! Lupa kalau aku sangat menentang pernikahan ayah," dengusnya Arifah.

"Makanya gercep dikit kenapa? Agar Abang Fauzi jatuh ke dalam pelukanmu secara kamu itu cantik masa enggak bisa dapatkan Abang dengan kecantikanmu itu," ujarnya Fahmi Idris yang memang semua yang terjadi antara Fauzi Sa'ad Anwar dengan anak angkatnya itu sudah ia ketahui dengan pasti.

Fahmi juga tempat curhat yang cukup aman selama ini dilakukan oleh Arifah. Malahan sangat merestui hubungan mereka berdua, karena Fahmi juga menentang hubungan kakak sulungnya dengan Aqila Sera Wijaya perempuan tidak benar itu.

"Uncle bantuin dong agar jalanku lebih mudah, gimana?" Tanyanya Arifah sembari menyandarkan kepalanya ke sandaran jok mobilnya itu.

Fahmi baru saja ingin membalas permintaan sekaligus pertanyaan dari Arifah keponakan angkatnya itu, hpnya yang baru dia beli seminggu lalu harus terbang melayang hingga terjatuh ke dalam saluran air.

"Ahh! Sial!" Umpatnya Fahmi Idris.

"Halo, uncle! Apa kamu masih mendengar perkataanku?' teriak Arifah yang ternyata sambungan teleponnya sudah terputus secara sepihak.

Arifah segera melanjutkan perjalanannya menuju kafe tempat mereka janji bertemu.

Fahmi sangat marah karena, tanpa sengaja hpnya harus menjadi korban dari seorang perempuan yang berjalan tergesa-gesa tanpa memperhatikan dengan seksama jalan yang dilaluinya itu.

"Hey!! Apa kamu tidak punya mata ha!?" Bentaknya Fahmi sambil menunjuk ke arah mata perempuan yang tak sengaja menyenggol tangannya yang memegang hp.

Perempuan yang ditujuk itu sama sekali tidak gentar dengan teriakannya Fahmi," apa! Apa aku tidak salah dengar tuh! Kamu yang tidak punya mata yang berjalan seolah kamu adalah pemilik kampus kita ini yang merasa bangga berjalan menguasai semua jalan!" Sarkasnya Ariestya Fathia Lubis.

Fahmi langsung terdiam seperti patung dengan membisu seribu bahasa setelah melihat dengan jelas wajah perempuan yang berani menantangnya itu.

Ariestya tertawa mengejek, "Kenapa kau diam! Apa kamu sudah sadar dengan sikapmu sendiri!? Makanya sebelum berbicara pakai otak jangan kepalanya dipakai untuk nyimpen helm doang!" Cibirnya Ariestya yang langsung bergerak cepat meninggalkan Fahmi Idris yang seakan tersihir oleh pesona dari Ariestya sahabat keponakannya sendiri.

Fahmi tersenyum menyeringai, dia segera menarik tangannya Aristya yang baru beberapa langkah berjalan di belakangnya Fahmi

”Saya akan tunjukkan padamu apa yang ada di dalam otakku setelah bertemu dengan gadis cerewet sepertimu!" Sarkas Fahmi.

Fahmi tanpa aba-aba langsung menarik tengkuk lehernya Aristya lalu mencium bibir mungil yang belum pernah tersentuh sama sekali. Matanya Aristya melotot saking kagetnya dengan apa yang terjadi padanya. Aristya segera berontak untuk melepaskan diri dari ciii uuu maaannya Fahmi dengan mengigit bibirnya Fahmi.

"Auhh sakit!" Keluhnya Fahmi spontan memegangi bibirnya yang sudah bengkak.

"Makanya jadi laki-laki itu punya harga diri sedikit, ingat jika esok aku bertemu denganmu lagi saya akan buat perhitungan, Ingat itu baik-baik!" Ancamnya Ariestya.

Fahmi hanya menyunggingkan senyuman termanisnya ke arah Ariestya," gadis yang unik, saya akan dengan senang hati bertemu denganmu bahkan saya yang akan mencari cara untuk bertemu kamu setiap hari," gumam Fahmi.

Terpopuler

Comments

FarAh kHan

FarAh kHan

lanjutkan berkarya kakak

2023-03-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!