Arifah Azizah Oktarani masih berpeluang dalam selimutnya itu ketika Fauzi dan rombongan keluarganya berangkat ke rumahnya Aqila Sera Syamil. Mereka akan mengadakan acara lamaran yang sudah mereka rencanakan jauh-jauh hari sebelumnya.
Ada kebimbangan yang terjadi pada hatinya Fauzi As'ad Anwar ketika mengemudikan mobilnya menuju rumah Pak Syamil Ahmad calon papa mertuanya itu.
"Ya Allah… kenapa aku mulai bimbang dan juga ragu untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius, bayangan raut wajahnya Arifah seolah menari-nari di pelupuk mataku," batinnya Fauzi.
Sedang di dalam kediaman keluarga besar Fauzi, seorang gadis cantik baru saja terbangun dari tidurnya itu.
"Auhh, kenapa rasa perih tak kunjung hilang juga," keluhnya Arifah.
"Hiks… hiks sakit tahu enaknya ternyata sebanding dengan rasa sakit, perih yang aku rasakan," ratapnya Arifah yang berusaha untuk bangkit dari baringnya itu.
Arifah mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tersebut,ia terkejut melihat dekorasi kamar itu yang ternyata dia sudah berada di dalam kamarnya sendiri.
"Seingatku semalam hingga subuh saya berada di dalam kamarnya ayah, tapi kok sekarang sudah disini juga," gumam Arifah kemudian berjalan tertatih menuju kamar mandi.
Arifah berendam beberapa menit di dalam bathtubnya, hingga perasaannya enakan.
"Semoga saja ayah setelah aku serahkan semuanya untuk ayah dia membatalkan niatnya untuk melamar perempuan matre itu," cicitnya Arifah yang segera menyelesaikan mandinya karena ingin melihat apa yang terjadi di bawah.
Hanya butuh setengah jam saja waktu yang dibutuhkan oleh Arifah untuk berganti pakaian dan berdandan seminimalis mungkin agar ia tidak terlambat untuk mencegah ayah angkatnya. Tapi, Arifah melupakan jam sudah menunjukkan pukul hampir jam dua belas siang.
"Aku harus melihat mereka di dapur," cicitnya Arifah yang menuruni tangga rumahnya itu dengan semangat empat limanya.
Suasana siang itu rumahnya terbilang cukup sepi tidak seperti kemarin dan dua hari yang lalu.
"Kok sepi yah, kemana perginya mereka semua apa jangan-jangan mereka sudah berangkat?" Tebaknya Arifah yang berjalan ke arah dalam kamar aunty Alika Arsana Anwar adik keduanya Fauzi As'ad Anwar.
Tapi, baru beberapa langkah,ia segera menghentikan langkahnya ketika mendengar seruan dari seseorang yang sangat ia kenali suaranya itu. Perempuan yang hanya terpaut tiga tahun darinya.
"Arifah kau mau kemana?" Tanyanya Alifah perempuan yang sudah menikah itu yang baru berusia setahun lebih tapi, sepertinya biduk rumah tangganya mengalami goncangan yang cukup hebat.
"A-nu… a-ku mau ketemu sama Aunty sama uncle Faiz juga, lagian kok rumah sepi yah Aunty, ayah sama yang lainnya pada kemana?" Tanyanya Arifah sembari celingak-celinguk mencari keberadaan pria teman tidurnya itu.
"Abang Fauzi sama yang lainnya sudah berangkat ke rumahnya perempuan sok cantik dan genit itu untuk melamarnya, apa kamu lupa dengan hal sebesar itu?," ketusnya Alifah yang sejak dulu dahulu sudah tidak menyukai kekasih dari abangnya itu seraya menepuk keningnya Arifah.
"Apa!! Melamar apa mereka jadi akan menikah?" Tanyanya Arifah dengan hebohnya itu.
Alifah berjalan ke arah dapur," iya jadi hari ini padahal saya sudah berharap bahkan berdoa semoga acaranya gagal,tapi doaku tidak diijabah oleh Allah SWT mungkin karena jelek," candanya Alifah sambil menarik tangannya Arifah menuju dapur.
Arifah sangat kecewa dan sedih dengan kenyataan yang baru saja ia dengar itu," kenapa sih ayah tidak membatalkan niatnya padahal aku sudah berikan segalanya yang aku punya, kalau seperti ini aku harus segera menghubungi anak-anak untuk segera bertemu dan merundingkan semuanya ini, jalan dan langkah apa yang harus aku tempuh dan pilih karena cara pertama kurang ampuh," batinnya Arifah.
"Hey gadis pemalas kenapa bengong saja,apa kamu tidak lapar setelah tidur hampir setengah hari?" Guraunya Alifah yang hubungan mereka berdua seperti adik kakak saja melebihi keponakan dan seorang tante.
Mereka kemudian duduk di kursi masing-masing untuk menikmati makanan mereka. Wajahnya Arifah sedari tadi di tekuk hingga wajahnya tidak enak dipandang mata.
"Kalau kamu cemburu ayahmu akan menikah kenapa, kamu enggak nikah juga bawa ke sini calon suamimu atau kalau enggak punya Aunty punya banyak teman pria yang masih jomblo belum punya pacar kok," usulnya Alifah.
Arifah mendelik melihat ke arah Alifah," aku gak minat, entar ujung-ujungnya pernikahan aku seperti Aunty lagi yang kacau balau,punya suami tapi, seperti tidak punya saja kemana-mana harus bepergian sendiri, suaminya aunty itu sebenarnya," ucapannya Arifah terpotong kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan dapur tersebut untuk memastikan apa aman atau tidak.
Alifah mengikuti apa yang dilakukan oleh Arifah," kenapa kamu seperti ini,apa yang terjadi sampai-sampai ucapanmu terpotong segala," cercanya Alifah.
Arifah menyimpan jari telunjuknya di depan bibirnya itu," Aunty maaf sebelumnya, sebenarnya suami Aunty selingkuh dengan teman kerjanya sendiri saya dan kedua temanku pernah melihat Uncle Fadil keluar dari salah satu hotel bintang lima berpelukan mesra dengan seorang perempuan," bisiknya Arifah.
Alifah langsung berdiri dari duduknya itu," apa!? Jadi kamu juga tahu masalah itu, kalau seperti itu sangat bagus dan aku bisa menggugat cerai pria jelek dan tidak bermoral itu," tegasnya Alifah yang menggebu-gebu.
Arifah terkejut melihat reaksi dari adik dari ayah angkatnya itu," saya pikir Aunty akan nangis ketar ketir dan histeris berteriak kencang saking marahnya mendengar suami Aunty bermain serong dengan pelakor," ujarnya Arifah yang mendelikkan kedua matanya sambil sesekali menyendok makanan yang tersaji di hadapannya.
"Kau perlu tahu, aku menikahi Mas Fadil karena paksaan dan di jodohkan oleh ayahmu yang ganteng itu, tapi aku sudah menemukan pria yang cukup tampan dan mapan juga melebihi si Fadil itu, kapan-kapan aku perkenalkan kamu dengan calon uncle barumu," imbuhnya Alifah yang bahagia ketika menceritakan tentang kekasih sekaligus selingkuhannya itu yang mampu membuatnya tergila-gila.
"Ish… ish istri macam mana yang duduk di depanku, masih punya suami tapi malah bermain api dengan pria lain, jadi penisirin pengen lihat wajah dan tampangnya pria tersebut," tuturnya Arifah yang mulutnya hampir penuh dengan makanan.
"Pria brengsek dan lucknut seperti Fadil Alamsyah wajar diperlakukan seperti itu, emangnya hanya dia yang bisa berbuat seperti itu, Ingat perempuan jika sudah beraksi dunia bisa hancur, ingat jangan mau jadi ledies lemah tak berdaya dan pasrah dengan nasib dan perlakuan tidak adil dari suami kalian, tunjukkan kepada dunia kalau perempuan yang tersakiti bisa bangkit dan membalikkan keadaan," ucapnya Alifah Arsana Anwar yang penuh semangat membara yang bergelora di dadanya itu.
"Ini nih yang aku suka dari Aunty dan patut dicontoh,apa aku juga selingkuh saja mengingat pria yang aku sukai akan menikah dengan wanita lain, supaya pria itu sadar jika aku yang terbaik dibandingkan tunangannya, gimana menurut Aunty?" Tanyanya Arifah seraya menyentuhkan tangannya di dagunya itu hingga menopang wajahnya sembari menatap intens Alifah.
"Itu amazing ide yang sangat brilian dan cemerlang, Aunty doakan semoga apa yang kamu lakukan berhasil dan sukses mendapatkan pria yang kamu idamkan itu," pungkasnya Alifah yang sama sekali tidak mengetahui jika pria itu adalah saudaranya sendiri yang menjadi targetnya Arifah.
Keduanya kemudian sama-sama tertawa jahat dan penuh arti. Bibi Aminah yang melihat keakraban dan sikap keduanya sempat bergidik ngeri-ngeri sedap saja.
"Gawat kalau mereka bisa bersatu, kasihan pria yang menjadi korban mereka," umpatnya Bi Aminah sang asisten rumah tangganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Feisya Caca
tenang Arifah walopun perih elastis kok🤣🤣 koboi banget Arifah
2023-03-20
0
FarAh kHan
keponakan dan Tante gersek yah 😂
2023-03-07
1