Dia Suamiku Bukan Ayah Angkatku

Dia Suamiku Bukan Ayah Angkatku

Bab. 1

"Apa yang terjadi?" Tanyanya seorang pemuda yang baru saja pulang dari tempatnya bekerja belum turun dari atas motornya karena mendengar suara deringan telepon genggamnya itu.

"Tolong segera ke rumah sakit, karena teman Anda yang bernama Aliya Sungkar bersama suaminya Pak Zainul Abbas Adiguna dengan anaknya mengalami kecelakaan dan kondisi kedua sahabat Anda dalam keadaan kritis, jadi kami mohon secepatnya datanglah ke rumah sakit," pintanya perawat yang berada di balik telpon tersebut.

"Baiklah Sus, saya akan segera ke sana,"imbuhnya Fauzi As'ad Anwar yang masih shock mendengar berita duka itu raut wajahnya sulit digambarkan dengan perasaannya yang sangat sedih dan terpukul dengan kejadian yang menimpa keluarga sahabatnya.

Fauzi segera memutar balik motornya itu yang baru saja mematikan mesin motornya. Dia segera ke rumah sakit yang terdekat dimana kedua sahabatnya berada.

"Mbak Aliya bertahanlah, aku pasti akan berusaha untuk menyelamatkan nyawa kalian," gumamnya Fauzi yang semakin menambah kecepatan motornya karena tidak ingin terlambat sampai di RS.

Fauzi tak bisa berkata-kata melihat satu-satunya sahabatnya di dunia yang begitu baik dan peduli padanya harus meregang nyawa sebelum ia sampai di sana. Salah satu suster menutupi tubuh dari mayat sahabatnya itu. Fauzi segera mempercepat langkahnya menuju ruangan itu. Ia melihat Zainul sudah tak bernyawa lagi dan terbujur kaku diatas bangkar rumah sakit.

Pria yang telah merangkulnya selama ini, dan membantu membiayai biaya sekolahnya hingga ke perguruan tinggi itu. Pria yang tidak ada hubungan darah dengannya,tapi rela selalu siap membantunya dalam keadaan susah apapun.

Zainul pria yang baru berusia 35 tahun itu sedangkan istrinya berusia 28 tahun memiliki seorang putri yang baru berusia sepuluh tahun itu. Sekitar sepuluh tahun yang lalu, tanpa sengaja Zainul bertemu dengan anak muda yang berseragam SMP itu menawarkan bantuan padanya untuk membantu memperbaiki ban mobilnya yang kebetulan kempes.

Hingga dari pertemuan itu, mereka sering berkomunikasi satu sama lainnya. Dan Zainul terharu melihat kegigihan dan tekadnya Fauzi yang kuat ingin melanjutkan sekolahnya tapi, kendala dengan biaya dimana ibunya hanya seorang janda yang tidak punya harta benda. Dengan kondisi itulah, Zainul yang saat itu masih bujangan selalu datang mengunjungi rumah Fauzi dan memberikan sejumlah uang untuk biaya hidup emaknya dan Fauzi. Hingga Fauzi mampu berdiri sendiri tanpa uluran tangannya Zainul yang juga sudah memiliki anak dan istri.

"Zan, kenapa kamu pergi begitu cepat, apa kamu lupa jika kelak kamu ingin melihat aku menikah dengan perempuan pilihanku," ratapnya Fauzi yang memeluk tubuh teman yang sudah seperti kakaknya sendiri.

Air matanya membanjiri wajahnya itu melihat kondisi dari sahabat terbaiknya, ia menutup mulutnya saking tidak percayanya dengan apa yang terjadi di depan matanya. Seorang perawat berjalan ke arahnya Fauzi yang meratapi kepergian Zainul untuk selamanya.

"Maaf Pak apakah Anda salah satu keluarga korban?" Tanya suster itu.

Fauzi menolehkan kepalanya ke arah sumber suara itu," Iya benar sekali sus," balasnya Fauzi.

"Tolong ikut kami, karena istri dari korban sepertinya terus menyebut nama seseorang, kalau gak salah Pak Fauzi," jelas perawat itu.

"Saya sendiri Fauzi, Sus,"

"Kalau gitu ikut kami," pinta perawat tersebut.

Fauzi semakin histeris melihat perempuan yang sangat baik padanya yang tidak pernah menentang ataupun protes pada suaminya, jika ia memberikan sejumlah uang kepada orang yang sama sekali tidak ada hubungan darah dengan suaminya itu.

"Mbak Aliya ini Fauzi nbakt, saya yakin Mbak akan selamat jadi bertahanlah," ucapnya Fauzi sambil memegang tangannya Aliyah.

"Fauzi tolong jaga putriku Arifah Handayani untukku, anggap dia seperti anakmu sendiri, berikan dia kasih sayang seperti kepada anakmu sendiri, umurku sudah tidak lama lagi," ucap Aliyah yang terbata-bata dan kurang jelas karena dimulutnya terpasang beberapa alat pentilator pernafasan.

"Jangan bicara seperti itu Mbak, tanpa Mbak minta pun saya akan merawat dan menjaga dan juga melindungi Arifah," pungkasnya Fauzi yang berusaha untuk tidak menangis di depan Aliya.

"La-ialaha-illallah," lirihnya Aliya Sungkar sebelum menghembuskan nafas terakhirnya itu.

Suara mesin pendeteksi jantung sudah berbunyi aneh dan tidak normal, Aliya pun sudah tidak bergerak sama sekali.

"Mbak, bangun Mbak!" Teriak Fauzi yang berusaha untuk membangunkan Aliya.

Fauzi segera berlari ke arah pintu keluar unit gawat darurat untuk memanggil dokter dan perawat.

"Dokter!! Suster! Tolong kesini cepat!" Teriaknya Fauzi.

Beberapa perawat dan dokter segera mendatangi Fauzi," apa yang terjadi Pak?" Tanyanya dokter.

"Kenapa saudara saya tidak bergerak lagi dokter?" Tanya Fauzi sambil menunjuk ke arah Aliya Sungkar yang sudah tidak bernyawa lagi.

Dokter dan perawat segera bertindak untuk membantu dan menolong Aliya, tapi usaha dan upaya apa pun yang dilakukan oleh seorang hamba jika, Allah SWT sudah berkehendak maka semuanya akan hanya berakhir dengan usaha yang sia-sia belaka.

Dokter memerintahkan kepada suster untuk membuka semua alat kedokteran dan kesehatan yang sempat dipakaikan ditubuhnya Aliya Sungkar, karena dia sudah meninggal dunia.

"Maafkan kami Pak,kami sudah berusaha sekuat tenaga dan semampu kami tapi, Tuhan berkehendak lain, saudari Anda sudah meninggal dunia," ungkapnya Bu dokter.

"Innalilahi wa innailaihi rojiun, tidak!" Ratapnya Fauzi yang tubuhnya terhuyung hingga berbenturan dengan pintu.

Pihak kepolisian mendatangi Fauzi dan menjelaskan kronologi kejadian kecelakaan tersebut. Dan sesuai dengan informasi dari polisi, jika kecelakaan maut tersebut yang merenggut nyawa kedua sahabatnya itu murni kecelakaan.

Fauzi baru teringat dengan kondisi dari putri tunggalnya Zainul dan Aliya," ya Allah… kenapa aku melupakan Arifah Azizah Oktarani putrinya Abang," gumamnya lalu kemudian berlari ke arah kamar perawatan Arifah.

Untungnya saja kecelakaan itu, tidak membuat luka yang cukup parah pada Arifah gadis kecil berusia 10 tahun itu terbaring lemah belum sadarkan diri.

"Mulai detik ini kamu adalah putriku, aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu Nak," pria yang berusia 25 tahun itu.

Keesokannya harinya, prosesi pemakaman kedua orang tua Arifah diwarnai tangis haru dan pilu dari semua orang mengenal kedua pasangan suami istri itu. Mereka tidak menyangka orang sebaik keduanya begitu cepat dipanggil untuk meninggalkan dunia ini.

"Abang Zainul, jika Arifah sadar apa yang harus aku katakan padanya, aku pasti tidak sanggup melihat kesedihannya, jika ia tahu bahwa kalian sudah meninggalkannya untuk selama-lamanya," ratap Fauzi sambil mengelus nisan yang bertuliskan nama Zainul.

Air matanya menetes membasahi wajahnya itu, ia harus merelakan kepergian sahabat sekaligus penolongnya itu. Fauzi melakukan berbagai macam pengobatan alternatif terbaik untuk mengobati trauma yang dialami oleh Arifah hingga,ia dinyatakan sembuh total dari penyakitnya akibat kecelakaan itu.

Sepuluh tahun kemudian…

Arifah hendak menaiki undakan tangga di rumahnya itu, persisnya rumah teman mendiang kedua orang tuanya sekaligus Papa angkatnya itu. Perempuan yang bulan ini genap berusia dua puluh tahun. Ia berjalan mengendap-endap menuju ke arah ruangan tengah tempat dua orang sedang berbincang-bincang itu.

Arifah menguping pembicaraan keduanya itu, ia menempelkan telinganya ke tembok agar ia mendengar dengan detail pembicaraan kedua pasangan kekasih itu.

"Abang Zainul, kapan kamu datang melamarku? Papa dan mamaku sering menanyakan perihal tersebut, mereka sudah tidak sabar pengen melihatku bisa bersanding denganmu," ucapnya Aqila Sera yang begitu manjanya dengan menumpukan kepalanya ke pundaknya Fauzi yang sebenarnya enggan bersikap seperti itu.

"Insya Allah… Abang akan melamarmu hari minggu nanti,kamu infokan kepada Tante Lina dengan Paman Syamil untuk mempersiapkan segalanya," ujarnya Fauzi yang kembali melanjutkan pekerjaannya seraya menyingkirkan kepalanya Aqila Sera dari pundaknya itu.

Arifah mengepalkan kedua genggaman tangannya itu," saya tidak akan biarkan pernikahanku terlaksana, karena saya akan membuat rencana kalian akan selalu gagal."

Mampir baca novel baru aku judulnya "Terpaksa Menjadi Orang ketiga"

give away kecil-kecilan khusus pembaca yang rajin" Caranya hanya baca, Like dan komentar.

Terpopuler

Comments

alnino

alnino

jdi ke inget davina

2023-09-30

0

Amiera Ismail

Amiera Ismail

suka alurnya

2023-03-21

0

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Assalamualaikum wr wb, mampir ya

2023-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!