Di Goda

"Icha, Mamah hanya ingin bicara sebentar nggak apa-apa ya? sebelumnya tolong jangan tersinggung ya. Apa nggak sebaiknya kamu berhenti saja dari pekerjaanmu? karena Mamah nggak tega melihatmu capek, atau Steve tidak menafkahimu dengan benar, sehingga kamu bekerja sendiri? jika iya, nanti Mamah akan menegurnya," ucap mamah Hongkim.

Di dalam hati Lala merasa iri dengan kehidupan Icha yang sekarang," beruntung sekali nasib Icha, punya suami tampan dan baik hati. Mertuanya juga tidak jahat seperti yang di sinetron-sinetron, ini malah baik minta ampun. Semoga Allah memberikan satu orang yang seperti mereka untukku kelak."

"Nyonya, Tuan Steve tanggung jawab sepenuhnya padaku kok. Ia juga melarangku untuk bekerja, tetapi aku yang menginginkannya untuk bekerja, karena jika aku di rumah saja akan merasa bosan."

Mamah Hongkim memicingkan alisnya," kenapa kamu masih memanggil aku nyonya? dan memanggil suamimu sendiri tuan? ya ampun Icha-Icha."

"Apakah Steve juga yang memintamu untuk seperti ini?" tanya Mamah Hongkim.

Icha hanya tertunduk malu, karena memang dia bingung ingin memanggil apa kepada suaminya, sedangkan mereka tidak pernah ngobrol berdua.

"Icha, mulai sekarang kamu memanggil ku mamah dan jangan memanggil suamimu Tuan, tetapi dengan panggilan sayang atau apa gitu," goda Mamah Hongkim terkekeh.

Pada saat Mamah Hongkim terkekeh, melintaslah Steve. Ia pun ingin mengetahui apa yang menyebabkan mamahnya terkekeh," ada apa sih, mah? kayaknya kok seru banget, boleh nggak nih aku ikutan gabung?"

"Duduklah, Steve. Mamah sedang menggoda istrimu, karena dia itu sangat polos dan lucu. Masa sama mamah memanggil Nyonya, dan sama kamu memanggil Tuan, apa itu tidak lucu?" ucap Mamah Hongkim terkekeh kembali.

"Masa sih, Mah? mungkin Icha sedang ingin bercanda saja, biar mamah ceria. Iya kan, sayang? biasanya dia juga sama aku memanggilnya, sayang."

Tiba-tiba Steve merangkul Icha seraya menaik turunkan alisnya.

Di dalam hati, Icha merasa risih sekali," ih, kesempatan dalam kesempitan ini namanya!"

"Awas saja ya, nanti jika sudah ada di dalam kamar akan aku balas!" batin Icha kesal.

Lain halnya dengan Lala," aahhh mauuu...coba aku yang di posisi Icha, pasti aku akan memeluk erat si tampan ini," batinnya.

Setelah cukup lama berada di rumah mewah Steve, Lalapun berpamitan pulang karena ia tidak enak jika terlalu lama berada di rumah tersebut.

Seperginya Lala, Icha segera masuk ke dalam kamar diikuti oleh Steve," kenapa Tuan mengikuti saya?"

"Aku tidak mengikutimu, apa kamu sudah lupa kalau ini juga kamarku?"

Spontan wajah Icha pias, karena ia memang melupakan hal itu. Jika dirinya saat ini tinggal di rumah mewah milik, Steve. Tetapi dia tidak menyadarinya, dia berpikir saat ini masih berada di rumahnya sendiri.

Icha segera membersihkan tubuhnya ke kamar mandi, tetapi ia melupakan satu hal, di mana ya tidak membawa handuk pada saat masuk ke dalam kamar mandi.

"Astaghfirullah aladzim, aku lupa membawa handuk. Lantas bagaimana aku harus keluar dari sini, sedangkan tidak mungkin aku memakai kembali baju yang telah kotor," batin Icha.

"Aku sungkan untuk meminta tolong padanya untuk mengambilkan handuk," batinnya.

Tetapi ia juga tidak mungkin di dalam kamar mandi terus.

"Tuan Steve!" akhirnya Icha memanggil sembari sedikit membuka pintu kamar mandi, dan memperlihatkan kepalanya, sementara tubuhnya bersembunyi di balik pintu kamar mandi.

"Ada apa, apakah kamu mengizinkanku untuk menyentuhmu?" goda Steve menaik turunkan alisnya.

"Astaghfirullah aladzim, pikirannya mesum dech. Aku ingin minta tolong, ambilkan handuk," ucap Icha kesal dengan tingkah Steve yang kesannya malah menggodanya.

"Nggak mau, ambil saja sendiri."

"Astaga... Tuan. Aku tidak...ih.. jahat banget sih!" umpat Icha memonyongkan bibirnya.

"Aku bersedia menolongmu tapi ada satu syaratnya," pandang mata Steve terus tertuju pada Icha.

"Apa syarat? aku bersedia asal jangan yang aneh-aneh," ucap Icha kesal.

"Nggak aneh kok, dan ini sangat gampang sekali untuk kamu kerjakan."

"Cepat katakan saja, Tuan. Aku sudah kedinginan," ucap Icha.

Steve mengatakan syaratnya," aku ingin kamu tak lagi memanggilku dengan sebutan, Tuan lagi. Tetapi panggil aku, sayang. Dan berikan kecupan terima kasih di sini." Steve menunjuk ke keningnya sendiri.

"Aduh, kurang ajar banget nech orang! lama-lama melunjsk seperti ini!" Icha sangat kesal sekali.

Tetapi dia sudah tidak bisa berkutik lagi, hingga dia pun menerima syarat dari Steve. Satu kecupan mendarat di kening Steve, akan tetapi pada saat Icha akan menjauhkan tubuhnya. Justru Steve mengekangnya, dan tiba-tiba mengecup bibir Icha.

Mata Icha sempat terbelalak karena ulah Steve yang secara tiba-tiba tersebut," apa yang telah anda lakukan, Tuan?'

Steve kembali mengecup bibir Icha dan kali ini lebih lama. Icha tidak bisa melawan, walaupun dia sudah memberontak.

"Ini satu hukuman untukmu, karena tidak menepati janji. Sudah aku katakan, panggil aku dengan, sayang. Awas ya, jika kamu masih saja memanggilku Tuan. Aku akan menghukummu lebih dari ini," ucap Steve terkekeh seraya menaik turunkan alisnya.

"Justru anda yang telah melanggar janji! bukankah aku sudah mengatakan, jika anda boleh menyentuhku jika aku izinkan? aku tidak mengizinkannya, tetapi anda memaksa!" ucap Icha ketus.

"Hust... nggak usah manyun seperti itu, nanti aku cium lagi loh. Bibirmu ternyata manis sekali, apa lagi jika kamu membalas ciumanku, ihh lebih manis dech," goda Steve terkekeh.

"Sudah kan mengejeknya, sekarang anda keluar dari kamar ini, karena aku ingin berpakaian,' ucap Icha ketus.

Tetapi Steve tidak mendengarkan permintaan dari Icha. Ia hanya melangkah pergi menuju ke balkon yang ada di dalam kamar tersebut.

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Icha, ia segera mengenakan pakaiannya.

Sementara Steve senyum-senyum sendiri, dan beberapa kali mengusap bibirnya sendiri," manis sekali bibir Icha, aku pasti akan selalu candu padanya. Apalagi jika dia bisa membalas ciuman ku."

"Jelas sekali jika Icha benar-benar masih polos dan belum berpengalaman. Bahkan dalam hal ciuman pun dia belum terlihat mahir, aku bisa merasakannya."

"Apakah aku benar-benar telah jatuh cinta pada gadis cilik ini ya? padahal awalnya aku hanya ingin menyelamatkan dirinya saja, supaya tidak dibeli oleh lelaki hidung belang."

"Kini perlahan tapi pasti aku telah merasakan getaran cinta di dalam hatiku kepada, Icha."

"Lihat saja Icha, aku pasti bisa meluluhkan dirimu sehingga kamu benar-benar bisa mencintaiku sepenuh hatimu."

Terus saja Steve menggerutu di dalam hatinya. Pikirannya travelling, di mana ia membayangkan dirinya telah bisa meluluhkan hati, Icha.

Beberapa menit kemudian...

Steve melangkah ke arah ranjang, dimana saat ini Icha sedang duduk manis sembari memainkan ponselnya.

Terpopuler

Comments

Cleo Tan

Cleo Tan

lanjut KK sayang 😘😘😘

2023-03-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!