Suasana tampak begitu tegang, karena Samuel tidak pernah melihat wajah sang istri yang begitu murka seperti saat ini. Bahkan di saat ia ingin memegang tangan Allea, dengan sangat kasar istrinya itu pun melepaskan tangannya.
"Sayang, sejak kapan kamu mengetahui tentang hubunganku dengan Viona? Kenapa kamu hanya diam saja, kenapa kamu tidak pernah memberitahu aku kalau sebenarnya kamu sudah mengetahui semuanya. Bahkan selama ini seolah kamu tidak mengetahuinya, kamu tetap bersikap biasa, bersikap baik dan romantis terhadapku," tanya Samuel.
"Jadi sekarang kamu sudah mengakui bahwa semua itu adalah benar," kata Allea.
"Iya itu memang benar. Lagipula bukankah aku sudah tidak bisa mengelak lagi? Kamu sudah mengetahui semuanya, kamu juga sudah mempunyai bukti-buktinya. Lalu untuk apalagi aku mengelak," kata Samuel.
"Ya baguslah. Aku pikir kamu akan sama seperti selingkuhan kamu yang mencoba untuk mengelak dan malah mencari alasan lain agar aku percaya. Kalian berdua pikir aku ini bodoh, sudah sejak lama aku curiga dengan hubungan kamu dengan Viona Mas. Aku nggak pernah menyangka ya Mas kalau kepercayaan aku kepada kamu saat itu, malah kamu manfaatkan untuk berselingkuh dengannya. Apa salahku Mas, apa kurangnya aku? Atau karena selama 2 tahun ini kita menikah, aku belum bisa memberikanmu keturunan sehingga kamu berselingkuh, iya?" Tanya Allea yang kini matanya pun tampak berkaca-kaca. Rasanya ia sudah tak sanggup lagi untuk menahan kesedihan dari rasa sakit hatinya itu.
"Enggak Sayang, sama sekali bukan karena itu. Aku sama sekali nggak pernah mempermasalahkan selama menikah kita belum memiliki keturunan. Tapi aku juga nggak tahu kenapa waktu ini aku malah tergoda dengan Viona, aku khilaf, aku juga nggak tahu kenapa aku bisa melakukan hal itu dengan Viona. Tapi jujur akhir-akhir ini aku sudah menghindarinya, aku ingin mengakhiri hubunganku dengannya dan kembali fokus dengan kembali fokus dengan hubungan kita. Jadi tolong kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya," pinta Samuel.
Plak …
Setelah tadi menampar pipi cantik Viona, saat ini Allea pun menampar pipi tampan suaminya karena merasa sakit hati atas ucapan yang baru saja ia dengar. Bahkan tangannya sendiri juga terasa panas karena kuatnya tamparan yang ia berikan kepada Samuel. Akan tetapi bagi Samuel rasa sakit itu tak mengapa dibandingkan rasa takutnya kehilangan Allea.
"Enak sekali ya Mas kamu berbicara seperti itu. Setelah kamu mendapatkan apa yang kamu mau dari Viona, terus kamu mau mencampakkannya begitu saja. Dan kamu bilang mau fokus dengan aku setelah kamu mengkhianatiku. Kamu pikir kamu itu siapa yang bisa sesuka hati kamu melakukan hal itu," ucap Allea dengan suara meninggi.
"Lalu aku harus bagaimana sekarang? Tolong beri aku kesempatan Allea. Aku minta maaf, aku akan memperbaiki semuanya, aku janji. Kalau kamu mau tampar aku, tampar aja sepuasnya, aku akan terima yang penting kamu memaafkan aku dan memberi aku kesempatan.
"Tamparan ini tidak ada arti apa-apa Mas. Dan maaf semuanya sudah terlambat, aku mau kita berpisah," ucap Allea dengan tegas.
Samuel menggelengkan kepalanya, menatap Allea tidak percaya. Ia tidak mau dan sangat tidak siap untuk kehilangan Allea, wanita yang masih sangat dicintainya.
"Enggak, aku nggak akan pernah menceraikan kamu," tolak Samuel.
"Kamu sama sekali tidak bisa menolak atau melarang permintaan cerai aku Mas. Kalau kamu tidak mau menceraikan aku, maka aku yang akan menggugatnya. Karena aku punya bukti-bukti yang kuat, aku yakin Pengadilan Agama akan langsung menerima gugatan cerai aku itu," ucap Allea.
"Tolong, tolong jangan lakukan itu Allea. Aku benar-benar minta maaf, aku mencintai kamu, aku tidak mau kehilangan kamu. Aku janji tidak akan pernah lagi berselingkuh di belakang kamu," kata Samuel.
"Siapa yang bisa menjamin Mas kalau kamu tidak akan melakukannya lagi? Mungkin kamu akan berhenti untuk berselingkuh dengan Viona, tapi bisa aja kalau nantinya kamu akan berselingkuh dengan wanita lain. Bukankah waktu itu aku pernah mengatakan kepada kamu, bahkan semua orang juga akan sama sepertiku bahwa masalah dalam rumah tangga sebesar dan seberat apapun jika itu sudah menyangkut tentang perselingkuhan, maka aku tidak akan pernah bisa memaafkannya. Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini, kamu hampiri saja selingkuhanmu itu. Katakan saja bahwa kita akan berpisah dan nantinya kalian berdua akan bisa bersama," ucap Allea.
"Enggak, aku nggak mau. Tolong Sayang jangan lakukan ini padaku, aku cinta sama kamu Allea," ucap Samuel.
Allea sama sekali tak mau menggubrisnya lagi, ia memilih segera masuk ke dalam rumah orang tuanya itu dan mengunci pintu.
Tok … tok … tok …
"Allea, tolong buka pintunya Sayang. Tolong dengarkan aku, maafkan aku Allea. Tolong jangan lakukan ini padaku, aku menyesal, aku benar-benar khilaf. Aku tidak akan pernah melakukannya lagi. Beri aku kesempatan Allea."
Ketukan pintu diiringi teriakan, juga isak tangisnya itu sama sekali tak mempengaruhi Allea. Allea tetap kekeh dengan keputusannya untuk tetap meminta cerai kepada suaminya yang telah berkhianat.
Kini Allea pun menangis tersedu-sedu di balik pintu, merasakan sakit hati yang luar biasa. Riska yang saat itu melihat Allea dalam keadaan seperti itu segera saja menghampiri dan meraih tubuh sang anak ke dalam dekapan hangatnya.
Di saat itu pula Samuel bergegas pergi meninggalkan rumah orang tua Allea dengan perasaannya yang begitu hancur.
"Sayang, sudah Sayang. Kamu jangan seperti ini. Mana anak Mami yang selalu kuat. Mami yakin keputusan kamu adalah keputusan yang benar, kamu tidak perlu menyesalinya. Mungkin Samuel memang bukan jodoh kamu. Mami yakin jika nantinya kamu pasti akan mendapatkan yang lebih baik dari Samuel," ucap Riska.
"Enggak Mi, Al nggak akan pernah membuka pintu hati untuk pria lagi. Jika Al sudah berpisah dengan Samuel, itu artinya Al memutuskan untuk hidup sendiri," ucap Allea.
Riska hanya terdiam, di saat ini hati anaknya benar-benar hancur. Bahkan sebagai seorang ibu, Riska dapat merasakan bagaimana rasa sakit yang dirasakan oleh anaknya saat ini.
****
Hingga malam pun semakin larut, kini Allea keluar dari kamarnya ingin pergi untuk mencari udara segar, menenangkan pikirannya yang saat ini benar-benar kalut sehingga ia tak dapat memejamkan matanya.
"Kakak mau kemana?" Tanya Aldo yang kebetulan saat itu baru pulang dan melihat kakaknya hendak pergi.
"Bukan urusan kamu," jawab Allea ketus.
"Kak Allea jangan seperti itu dong. Aku sudah tahu masalah kakak, tadi Mami sudah cerita ke aku, maka itu aku pulang. Sekarang ini sudah malam Kak, Kakak nggak boleh keluar," larang Aldo.
"Sudah aku katakan ini bukan urusan kamu Aldo. Kamu sendiri bebas keluar kemanapun kamu mau, kenapa sekarang kamu harus melarang aku untuk pergi," kata Allea dengan emosi.
"Tapi aku ini anak laki-laki Kak, lagipula sekarang aku juga sudah ada di rumah. Kakak mau kemana? Kenapa harus pergi malam-malam seperti ini?" Tanya Aldo.
"Bukan urusan kamu aku mau kemana dan jam berapa aku pergi," jawab Allea.
"Ada apa sih ini, kenapa kalian ribut-ribut?" Tanya Sastro Wijaya, ayah dari Allea dan Aldo yang menghampiri mereka bersama dengan sang istri, Riska Sasmita Andriana.
Bersambung …
Aldo Satria Wijaya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments