"Assalamualaikum," ucap Doni yang baru saja di rumah.
"Waalaikumsalam," sahut Viola yang saat itu sudah menunggu di ruang tamu.
Doni menatap ke arah Viola yang kini tersenyum ke arahnya.
Viola tampak seksi dengan tank top berwarna gelap dan hotpants dari Jeans.
Viona menggigit bibir bagian bawahnya melihat Doni yang terlihat takjub dengan lekuk tubuh yang ia miliki.
"Mas Doni sudah pulang?" Suara langkah kaki Sindy mengiringi pertanyaan tersebut.
Seketika lamunan Doni buyar.
Sindy menghampiri Doni dan menarik tangannya.
"Ayo Mas aku punya sesuatu untuk mu di kamar," ucap Sindy sambil menarik tangan Doni.
Doni segera naik ke lantai atas kamarnya dan tak lagi menoleh ke arah Viola.
"Sayang, kau mau menunjukkan apa?" tanya Doni.
"Tidak apa-apa aku hanya tidak senang ketika kau menatap Viola seperti itu."
"Bukan begitu sayang,aku hanya kaget," ucap Doni.
"Mas aku sebenarnya tidak setuju jika Viola tinggal di rumah kita. Lihat saja dia sepertinya sengaja menunggu kedatanganmu dengan pakaian seksi itu."
"Jangan so udzon, Viola memang dari dulu seperti itu kok."
"Tapi apa pantas seorang gadis berpakaian seperti itu di depan suami orang?" tanya Sindy dengan nada ketus.
"Iya itu mungkin stylenya dia saja, Sudahlah jangan karena ini kita jadi bertengkar. Kamu harus percaya jika aku hanya mencintaimu," ucap Doni sambil mengecup kening Sindy.
"Bener ya Mas."
***
Viola kembali ke kamarnya sambil mendengus kesal.
'Jika ada wanita itu aku pasti tak bisa mengambil hati Doni, padahal aku yakin sekali Doni sepertinya tertarik padaku.'
Viola tersenyum menyeringai.
'Ya iyalah Bodiku seksi seperti ini, pria mana yang akan menolak Jika disuguhkan dengan pemandangan yang indah. Aku yakin sebentar lagi iman Doni akan luntur dan dia bisa menghianati istrinya itu. Kemudian aku dan bu Misye membujuk Doni untuk mengusir wanita itu dari rumah ini.'
"Ah Doni, Setelah lama tidak bertemu, ternyata kau semakin tampan dan sukses saja. Rasanya aku menyesal pernah putus denganmu, tapi tak mengapa suatu saat aku akan merebut mu dari wanita itu," ucap Viola sambil tersenyum menyeringai.
"Bagaimana caranya menarik hati Doni? Viola bergumam "Oh ya, aku tahu harus melakukan apa."
Viola kemudian menghampiri dapur dan menyiapkan bahan-bahan untuk makan malam mereka nantinya.
Kebetulan saat itu bu Misye hendak menuju dapur untuk mengambil sesuatu.
"Loh Viola, kok kamu yang masak?" tanya Bu Misye heran
"Nggak apalah Tante, Aku ingin memaksakan sesuatu untuk tante dan Doni. Hitung-hitung buat kenangan," cetus Viola
"Kenangan bagaimana maksud kamu?"
"Iya Tante, sepertinya aku nggak bisa lama-lama tinggal di sini, karena Tante lihat sendiri kan, bagaimana Sindy memperlakukanku."
"Ah kamu jangan pikirkan Sindy, Biarkan saja dia mau seperti apa. Justru saya maunya Sindy yang keluar dari rumah ini."
Viola tersenyum dengan penuh kebanggaan.
"Ayo kita masak untuk Doni, kamu harus bisa menarik perhatian Doni dengan masakan kamu."
"Iya Tante."
Bu Misye mengarahkan Viola dengan resep masakan favorit Doni.
***
Doni dan Sindy terbaring diatas tempat tidur tanpa busana setelah melakukan pertempuran di atas ranjang.
Setelah itu mereka mandi bersama dan bersiap menunaikan sholat magrib.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Doni sambil menoleh ke arah kanan kiri.
Setelah Shalat mereka pun berdoa.
Sindy begitu resah dengan kehadiran Viola di rumah itu. Apa lagi Bu Misye sepertinya selalu mendukung Viola.
Jauh di lubuk hatinya Sindy,ia takut jika suaminya itu suatu Saat akan tergoda pada Viola.
"Ya Allah ya tuhan ku, lindungi lah rumah tangga ku, jauhkan kami dari fitnah yang akan memecah belah antara hamba dan suami hamba. Bukakanlah hati mertua hamba agar bisa menerima hamba sebagai menantunya."
Setelah sholat isya, Doni dan Sindy turun menuju meja makan.Sindy sengaja menggandeng mesra tangan Doni sang suami.
"Wah Doni, makan malam hari ini sangat spesial loh, ini masakan Viola semuanya," ucap Bu Misye.
"Iya Ma," sahut Doni sambil tersenyum simpul.
Doni menarik kursi untuk Sindy. Mereka pun mendaratkan bokong secara bersamaan di kursi yang berbeda.
"Sayang ayo makan," ucap Doni sambil mengaut nasi dan lauk pauk untuk Sindy.
Doni berusaha untuk lebih perhatian terhadap sindy karena dia tahu jika Sindy sedang tidak baik-baik saja.
"Iya Mas," lirih Sindy.
"Ehm enak sekali masakan kamu Sin, persis seperti masakan saya, iya kan Don?"
"Iya Ma."
Viola tersenyum penuh kemenangan mendengar pujian Bu Misye.
"Bener-bener menantu idaman kamu Viola, kamu pinter masak, pendidikan tinggi juga tinggi, apalagi bentuk tubuh kamu yang seksi, hanya lelaki yang beruntung bisa memiliki wanita sempurna kamu," tukas Bu Misye sambil melirik ke arah Sindy.
Ser..jantung Sindy berdetak kencang, dengan hati yang seperti teriris-iris.
Teganya Bu Misye memuji wanita lain didepan suaminya. Sementara dirinya selalu tampak salah di mata Bu Misye.
"Masakan Sindy juga enak kok Ma," sahut Doni.
"Sindy juga istri yang sempurna menurut aku, aku bahagia bisa memiliki istri seperti dia," ucap Doni seraya merentangkan tangannya ke pundak Sindy.
Seketika wajah Bu Misye berubah kecut mendengar pujian itu.
Mereka kembali melanjutkan makan malam itu dalam keadaan hening.
Setelah makan malam Doni dan Sindy memutuskan untuk kembali ke kamar mereka.
"Mau kemana Don?"tanya Bu Misye.
"Mau ke kamar Ma, mau romantis-romantisan sama istri,"sahut Doni.
Viona membersihkan meja makan mereka. Namun, tiba-tiba saja sebuah gelas yang berisi air, tumpah jatuh tersebut jatuh dan berderai, ketika hendak melangkah, Viola terpeleset dan terjerembab.
"Akh! Aduh sakit." Viola meringis karena menahan rasa sakit sambil menyentuh betisnya.
Paha Viola terlihat terbuka karena hotpants yang ia kenakan.
"Viola!" teriak Bu Misye sambil menghampiri Viola.
"Aduh, Tante sakit sekali!"
"Viola kami kamu berdarah!"seru Bu Misye.
Doni dan Sindy yang hendak melangkah menuju kamar terhenti kembali menghampiri Viola.
"Viona kenapa Ma?" tanya Doni.
"Aduh sakit! Sakit!"teriak Viola.
"Doni kamu jangan diam saja dong! Cepat bantuin Viola!"
"Iya Ma."
Doni menghampiri Viola.
"Kamu Kenapa bisa seperti ini sih Viola?" tanya Doni.
"Gak tau Don, aku gak sengaja menyenggol gelas hingga tumpah dan pecah. Kakiku sakit sekali sepertinya keseleo."
"Ayo aku bantuin berdiri."
"Gak bisa Don, kaki ku sakit sekali."
"Doni kamu gimana sih kaki viola kan keseleo kamu gendong lah!"
Doni melihat ke arah C
Sindy yang terlihat cemberut.
"Aw! sakit Don! kakiku sakit sekali nggak bisa bangun," keluh Viola.
"Ya sudah, aku gendong."
Doni mengangkat Viola, sementara tangan Viola mengalungkan di leher Doni dengan kepala yang berada di ceruk leher Doni.
Viola memejamkan matanya menikmati aroma tubuh Doni yang membuatnya mabuk kepayang.
'Kamu memang menggoda Don, bahkan sampai saat ini aku masih belum bisa move on dari kamu. Lihat saja akan aku singkirkan istri mu itu, kebetulan mama kamu juga mendukung,' batin Viola.
Viola sengaja mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Doni hingga hidung dan kulit Doni bersentuhan.
Tak ingin Viola memanfaatkan waktu bersama suaminya. Sindy mengikuti Doni hingga ke kamarnya.
Tiba di kamar Viola, Doni mendaratkan bokong Viola di atas tempat tidur.Namun Viola langsung berbaring dengan tangan yang masih menggantung di leher Doni.
Doni yang tidak siap, langsung terlentang menindih tubuh Viola hingga kepala Doni mendarat di dua gundukan kembar yang kenyal milik Viola.
Viona tersenyum sambil menggigit bibir bagian bawahnya.
Melihat adegan tersebut bola mata Sindy membelalak.
Kejadian itu begitu cepat sehingga Doni buru-buru bangkit, karena tak ingin terjadi fitnah. Namun Sindy sudah terlanjur melihat hal itu,
Wajah Sindy berubah masam kemudian ia berlalu begitu saja meninggalkan Doni.
"Sindy!" panggil Doni ketika melihat sang istri yang terlihat marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Doni suami bodoh nampak yang seksi langsung tidak bergerak bodoh
2024-07-16
0
auliasiamatir
dseharuanya jangan marah sama doni dong sin, jkamu juga harus main cantik dong
2023-03-14
2
auliasiamatir
dasar ulat bulu
2023-03-14
0