Sudah beberapa hari Sindy tinggal di rumah itu. Meski selalu dianggap musuh oleh ibu mertuanya. Namun Sindy berusaha untuk terus mengambil perhatian Bu Misye dengan segala cara.
Pagi ini Sindy membuatkan sarapan untuk Doni sang suami. Setelah sarapan siap, ia langsung membawanya menuju meja makan.
Saat itu Doni dan Bu Misye tengah berbincang-bincang membicarakan sesuatu.
"Selamat pagi Ma," ucap Sindy menyapa Bu Misye.
Bukannya menjawab ,wajah bu Misye justru berubah menjadi masam.
Doni mengusap punggung Sindy.
"Sabar ya Sayang, aku yakin dengan kelembutan hati kamu suatu saat Mama pasti akan menerima kamu," ucap Doni.
Kata-kata itu selalu saja keluar dari mulut Doni, ketika Sindy diperlakukan tidak baik oleh bu Misye, tapi apalagi yang bisa Sindy lakukan selain bersabar.
"Iya Mas," jawab Sindy dengan bibir yang gemetar. Rasanya dia ingin menangis karena selalu mendapat penolakan dari bu Misye.
Tak ingin masalah itu berlarut, Sindy menguatkan hatinya untuk duduk bersama Bu Misye dan Doni.
"Oh ya Don, beberapa hari lagi Viola pulang dari Malaysia. Mama minta dia untuk tinggal di sini sementara waktu ya itung-itung menemani Mama lah biar nggak kesepian gitu," ucap Bu Misye.
"Viola, tapi kenapa dia tidak pulang langsung ke Surabaya,Ma?" tanya Doni dengan nada sedikit keberatan.
"Mama yang minta dia untuk tinggal beberapa lama di sini, biar kita semakin dekat saja," cetus Bu Misye.
Doni menghela nafas panjang.
"Terserah mama saja lah."
Bu Misye tersenyum menyeringai.
"Gitu dong Doni, kapan lagi kamu bisa membahagiakan Mama mu ini. Ingat loh Doni, kalau istri itu bisa jadi mantan, tapi kalau orang tua gak ada yang namanya mantan," sindir Bu Misye.
Deg Ser…
Lagi-lagi ucapan Bu Misye terasa mengiris di hati Sindy. Sindy yang tak pernah diperlakukan kasar oleh keluarga hanya bisa menahan air matanya.
'Kenapa setiap kata-kata yang keluar dari mulut mama seperti ingin memprovokasi aku dan mas Doni,' batin Sindy.
Doni menggenggam tangan Sindy untuk menguatkan istrinya itu, sebenarnya Doni juga tahu jika kata-kata Bu Misye bermaksud menyindir Sindy.
Setelah pembicaraan itu, keadaan kembali hening.
***
Setelah sarapan pagi, Sindy mengantar Doni hingga di depan pintu. Mereka pun berjalan bergandengan tangan.
Sindy merasa penasaran tentang sosok Viola yang dibicarakan oleh Bu Misye.
"Mas Viola itu siapa?" tanya Sindy.
"Teman aku waktu kuliah dulu," sahut Doni enteng.
"Teman, cuma teman?" gak ada hubungan Keluarga dengan kamu?"
"Gak ada."
"Tapi kenapa mama memintanya untuk tinggal bersama kita?"
"Gak tahu juga, tapi ya sudahlah, aku sudah payah membujuk Mama untuk ikut tinggal di sini, jadi aku nggak mau Mama kecewa jika aku menolak keinginannya."
Wajah Sindy seketika berubah.
"Kamu sabar ya, sayang. Aku janji gak macem-macem kok, aku tetap cinta sama kamu," ucap Doni sambil mencium kening Sindy.
"Iya Mas." Hanya itu yang bisa Sindy jawab.
"Aku pergi dulu," ucap Doni.
"Hati-hati di jalan Mas."
***
Sindy melambaikan tangannya ke arah Doni yang keluar dari garasi.
Tanpa sengaja Sindy melirik ke arah ibu-ibu yang sedang bergosip di depan rumah sambil berbelanja dengan tukang sayur keliling.
"Eh Bu Misye, saya baru lihat menantunya, cantik juga ya," ucap Salah satu tetangga melirik ke arah Sindy.
"Iya wajahnya saja yang cantik,tapi akhlaknya ih amit-amit," ucap Bu Misye sambil bergidik.
"Emangnya kenapa Bu, akhlaknya?" tanya salah seorang ibu-ibu.
"Di depan suaminya saja dia baik sama saya, kalau gak ada suaminya, saya dibentak-bentaknya. Saya kecewa sekali Doni memilih wanita seperti dia."
"Benarkah Bu?"
"Iya, karena itu saya gak mau bicara sama dia."
"Oh begitu Bu."
"Iya, Bu. Memang ya, kalau Keluarganya gak bener, anaknya pasti gak bener juga, saya yakin si Sindy itu pakai pelet untuk menundukkan Doni. Saya sering melihatnya sedang melakukan ritual di kamar," ucap Bu Misye
"Astagfirullah Bu, tapi istri Doni itu pakai kerudung Bu, masak melakukan hal musyrik seperti itu?"
Bu Misye memutar bola mata malasnya.
"Itu hanya kedoknya saja, biar gak terlalu kelihatan. Ibu-ibu hati-hati saja jika bicara sama Sindy, kalau dia pinjam uang gak usah dikasih, tapi lebih baik gak usah dekat-dekat dia. Saya takut jadi korban pesugihan nya," ucap Bu Misye.
"Astagfirullah, kok ibu bisa bicara seperti itu sih?"tanya salah satu tetangga.
"Bu saya hanya memperingatkan, hati-hati saja. Karena saya melihat sendiri dengan mata kepala sendiri dia sering melakukan ritual."
"Ih kok aku jadi takut ya, Bu. Dilingkungan kita ada orang seperti dia."
"Makanya Bu besok-besok kalau milih menantu jangan cuma cantik, tapi pilih juga akhlak yang baik dan terutama bibit-bebet dan bobotnya jangan seperti saya yang sudah menyesal. Sekarang anak saya yang jadi korban," ucap Bu Misye bernada nyinyir.
Sindy mengintip dari balik pintu, untuk melihat para ibu-ibu tetangga dan bu Misye.
Entah apa yang lagi dibicarakan Bu Misye dengan ibu-ibu itu lagi, Sindy sudah tak bisa mendengar karena mereka berbicara secara berbisik-bisik.
Dengan langkah gontai Sindy menapaki tangga menuju lantai atas kamarnya.
Setibanya di kamar Sindy langsung menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.
Melihat bu Misye yang seperti itu, ia jadi enggan untuk keluar dari kamar.
Sindy bersandar pada sandaran tempat tidurnya. Tatapannya menerawang jauh mencoba mencari letak kesalahannya pada bu Misye.
Berkali-kali Sindy mengingat, tapi memang ia merasa tak pernah melakukan kesalahan pada bu Misye.
'Ya Tuhan, ubahlah hati ibu mertuaku agar bisa menerima aku sebagai menantunya. Aku tak ingin karena mertuaku, aku dan suamiku sampai harus berpisah," batin Sindy.
***
Keesokan harinya, Sindy kembali bertemu dengan bu Misye di meja makan.
Karena hanya pagi dan malam hari mereka berkumpul untuk sarapan dan makan malam bersama.
Semalam Doni lembur, karena itulah Sindy tak ikut makan malam, ia memutuskan untuk tak bertemu dengan bu Misye agar tak sakit hati.
Doni dan Sindy duduk bersamaan berhadapan dengan bu Misye.
"Doni, hari ini kamu antar Mama ya."
"Antar ke mana Ma?" tanya Doni.
"Antar ke bandara mau jemput Viola."
"Antar ke bandara? Kenapa nggak suruh Viola saja menggunakan taksi untuk sampai ke sini, biar Doni nggak repot Ma."
"Doni, Viola itu tamu kita, lagi pula hanya sebentar saja kita ke bandara nggak lama kok."
"Tapi Ma, akan lebih praktis jika Viola menggunakan taksi."
" Ya sudahlah bilang saja kamu nggak mau bantuin mama," dengus Bu Misye dengan wajah yang cemberut.
Melihat bu Misye yang cemberut, mau tak mau Doni menyetujui keinginan mamanya itu.
"Baiklah jam berapa jemputnya?"
"Jam 02.00 siang. Tapi jemputnya kita berdua saja ya," ucap Bu Misye.
"Loh kenapa cuman berdua ma, aku mau bawa Sindy."
"Ngapain juga kamu bawa Sindy, dia kan nggak penting. Viola itu pindah dari Malaysia ke Jakarta, tentunya dia pasti akan bawa barang yang banyak mana cukup kalau menambah satu penumpang lagi,"
Doni semakin tak enak hati terhadap istrinya. Lagi-lagi dia selalu berada dalam dilema antara memikirkan perasaan Bu Misye atau perasaan Sindy.
Doni melirik ke arah
Sindy yang terlihat sedih.
"Sayang, maaf ya aku nggak bisa bawa kamu, lain kali kita akan pergi bersama. Oh ya kita juga belum sempat berbulan madu. Nanti kalau Viona ada di rumah ini kita akan pergi liburan berbulan madu," ucap Doni dengan lembut untuk membujuk Sindy.
Sindy hanya bisa mengangguk pasrah.
"Iya mas, tidak apa-apa," sahut Sindy, lagi-lagi bibirnya bergetar ketika menyangkut omongan suaminya itu.
Melihat Cindy yang pasrah dan Doni yang selalu menuruti keinginannya bu Misye semakin besar kepala.
'Lihat saja sebentar lagi akan kupastikan Doni akan menceraikanmu dan memilih Viola,' batin Bu Misye.
***
Waktu menunjukkan pukul 02.00 siang bu misye dan Doni tiba di bandara.
Setibanya di lobby bandara, mereka dihampiri oleh Viola yang ternyata sudah menunggu kehadiran kedua orang itu.
"Halo Viola," sapa Bu Misye.
"Halo Tante." Balas Viola
Mereka berdua pun cupika-cupike.
Setelah berbasa-basi sebentar dengan Viola, Bu Misye mengajak Viola untuk naik ke mobil Doni.
Viola duduk di samping Doni, karena itu permintaan dari bu Misye.
Sebenarnya Doni tak enak hati jika harus membawa mantan pacarnya tinggal di rumah mereka.
Namun, ia tak berdaya karena sang ibunda selalu mengancam akan pergi meninggalkan rumah yang mereka tempati saat ini.
Karena memikirkan perasaan Sindy, Doni jadi lebih banyak diam ketika dalam perjalanan menuju rumah.
Namun,tidak begitu dengan Viola. Ia terus mengajak Doni mengobrol. Bahkan tak segan-segan Viola mengungkit kenangan ketika mereka berpacaran dulu.
***
Sekitar 1 jam Mereka pun tiba di rumah.
Satu persatu penumpang turun dari mobil.
"Loh Don istri kamu mana, kok tamu datang nggak disambut sih," cetus Viola ketika tak melihat siapa pun menyambut mereka.
"Ada kok, Ayo silahkan masuk," ajak Doni.
Doni langsung menghampiri Sindy yang berada di kamarnya.
Ketika masuk ke dalam kamar, ia melihat Sindy tengah melamun.
"Sayang kamu kenapa?" tanya Doni sambil menepuk pundak Sindy.
"Eh Mas, sudah pulang ?"tanya Sindy yang baru tersadar dari lamunannya.
"Iya, ada tamu di bawah. Ayo samperin," ajak Doni.
Mereka pun menghampiri Viola dan Bu Misye.
"Sayang, ini Viola," ucap Doni memperkenalkan Viola pada Sindy.
Sindy dan Viola berjabat tangan.
"Saya Viola, mantan pacarnya Doni," ucap Viola sambil tersenyum.
"Mantan pacar?" gumam Sindy dengan wajah yang sedikit kaget.
Bi Misye tersenyum menyeringai melihat ekspresi wajah Sindy.
"Ayo Viola, saya antar ke kamar kamu, kamu pasti butuh istirahat setelah perjalanan jauh," ucap Bu Misye.
"Iya Tante."
Sindy menatap punggung Bu Misye dan Viola yang berlalu meninggalkan mereka.
'Apa maksud mama, membawa mantan pacarnya mas Doni untuk tinggal di rumah kami,' batin Sindy.
"Sayang aku pergi dulu ya," ucap Doni yang seketika membuyarkan lamunan Sindy.
"Mas, ternyata Viola itu…"
"Sudahlah, kamu tenang saja, Viola hanya mantan aku, sedangkan kamu istri aku. "
"Tapi Mas, bagaimana…"
"Aku bilang sudah Sin! aku capek harus mengimbangi antara perasaan kamu dan Mama. Sudah jangan pikir macam-macam, aku pergi dulu," ucap Doni seraya berlalu.
Sindy hanya bisa menatap kepergian Doni dengan air matanya yang metes secara perlahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Misye ada niat jahat
2024-07-16
0
Desy Rs Azuz
Laki2 ga tegas
2023-05-04
1
Putri Minwa
💪💪💪
2023-03-20
0