Tanpa kehadiran Gara, dua pihak sepakat akan menggelar pernikahan Celin dan Gara pada tanggal yang sudah ditentukan, tepatnya tiga hari mendatang. Setelah basa-basi ke tuan Marvin dan nyonya Vera, tuan Edwin pun pamit pulang bersama putrinya.
"Ma, coba telepon Gara lagi," suruh tuan Marvin.
"Mama sudah telepon Gara tapi tidak diangkat, Pa," terang nyonya Vera memperlihatkan riwayat panggilannya yang begitu banyak.
"Anak kita itu memang tidak berguna, sudah dikasih tahu jangan keluyuran di luar, tetap saja dilanggar, maunya apa dia?" gerutu tuan Marvin kecewa.
"Jangan marah-marah dulu, bisa saja di hari terakhirnya, Gara mau bebas bersama teman-temannya. Apalagi tinggal tiga hari, status lajangnya berakhir. Kali ini kita maklumi Gara, Pa," tutur nyonya Vera menenangkan suaminya itu.
"Kalau niatnya mau begitu, harusnya bukan sekarang. Bikin aku malu saja bahas pernikahan ini, Ma."
Nyonya Vera tersenyum saja mendengar suaminya yang protes. Ia pun mengajak tuan Marvin ke atas istirahat. "Pa, yang penting itu Gara sudah setuju, kita tidak perlu lagi mempermasalahkannya, lebih baik istirahat di kamar, Papa pasti capek dari kantor, yuk."
Tuan Marvin yang dibujuk pun luluh. Pria itu memerintahkan ke pembantu membereskan ruang tamu lalu menaiki anak tangga bersama istrinya.
Memang kemarin Gara terpaksa setuju, tetapi dari lubuk hatinya, ia sangat menolak Celin menjadi istrinya. Alasannya ada pada jawaban dari pertanyaan Jia ke Gara sekarang.
"Tuan, apa tidak masalah kau melakukan ini?" tanya Jia yang sedang berdiri di belakang Gara yang habis mandi.
"Hm, tidak," jawab Gara singkat sambil mengeringkan rambutnya di depan cermin lalu memberikan handuk putih ke Jia.
"Keringkan dulu rambutku," pinta Gara duduk di kursi rias Jia. Gadis itu pun mengelap rambut Gara yang masih basah. "Kenapa kau tanyakan itu?" tanya Gara melihat pantulan Jia di cermin.
"Bukan kah ini tugas seorang istri? Kenapa tidak menikah saja dan meminta itu padanya? Mungkin itu lebih baik daripada melakukannya bersamaku," usul Jia berharap malam ini tidak melayani Gara..
"Istri? Aku tidak butuh," tolak Gara arogan.
"Kenapa?" tanya Jia sedikit kaget. Gara diam sejenak lalu berdiri, kemudian duduk di tepi ranjang. "Aku mandul."
Jia tersentak lagi, saking terkejutnya, hampir menjatuhkan handuk di tangannya itu. Jia pun meletakkan handuk, ikut duduk di dekat Gara. "Maaf, aku pikir karena tuan kaya raya, tuan memerlukan istri, tapi sekarang aku baru tahu kau itu-"
"Sudahlah, jangan dipikirkan lagi," ucap Gara berbaring di ranjang. Jia tambah gugup, merasa bersalah dan takut melayani Gara yang hanya pakai jubah mandi. Tapi ada hal lain yang dipikirkan Jia.
"Tuan Gara memang suka berbuat seenaknya, tapi dia juga baik hati sih. Dia pasti tidak mau menikahinya karena tidak mau merusak harapan wanita itu," gumam Jia membatin.
Melihat Jia diam, Gara beranjak duduk, kemudian memeluk dari belakang. "Apa lagi yang kau pikirkan?" bisik Gara dengan suara lembut. Karena dipeluk tiba-tiba, Jia pun tersadar lalu secepatnya bicara. "Tuan Gara, kau tidak akan ke tempat kerjaku, kan?" tanya Jia gelagapan, hatinya berdebar-debar lagi merasakan nafas Gara yang menghembus ke lehernya.
"Jia, tidak usah memikirkan itu lagi, sekarang lakukan tugasmu," mohon Gara lalu menggigit leher Jia, membuat gadis itu ikut menggigit bibir bawahnya saat tangan Gara mulai nakal mengelus pahanya yang mulus. "Tuan yakin malam ini mau melakukannya?" tanya Jia berbalik badan, dan berhadapan dengan Gara.
Tanpa keraguan lagi, Gara memegang kepala Jia lalu memberinya satu jawaban. Pipi Jia semakin merah dicium mendadak.
"Persiapkan dirimu, Jia," bisik Gara mesum lalu melepas jubah mandinya. Sontak saja, Jia berbalik badan, tidak mau menatap tubuh Gara yang gagah, apalagi adik kecil Gara yang mendebarkan hasratnya.
"Jangan malu begitu, ini tidak akan sakit, malah kau bakal keenakan, Jia." Goda Gara menurunkan perlahan tali tanktop Jia. Gadis itu pun kembali melihat Gara lalu diam malu-malu. Kemudian dengan sendiri, Jia melepaskan semua pakaiannya. Setelah itu, keduanya sama-sama BuGil di atas ranjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Retno Elisabeth
lanjut thor
2023-03-22
1