BAB 4. Entah Apa Yang Ada Di Ujung Senyuman.

Prima Hebi Prianggoro.

Itulah nama asli Direktur Eksekutif yang suka sekali mengerjai sekretarisnya itu. Karna saking jahilnya, tidak ada yang betah lebih dari dua bulan bekerja dengannya. Tapi kebanyakan, hanya betah satu bulan saja bekerja. Selebihnya, mereka mengundurkan diri.

Jahilnya Prima terbilang keterlaluan. Pria 28 tahun itu bahkan tega mengganggu sekretarisnya di tengah malam hanya untuk hal-hal yang tidak penting dan bukan perihal pekerjaan.

Hidupnya sangat santai. Saking santainya, ia jarang sekali mengenakan pakaian formal ke kantor. Dia hanya akan mengenakan pakaian jas dan perlengkapannya pada saat waktu-waktu tertentu saja.

Seperti meeting dengan klien penting. Atau menghadiri acara formal yang mengharuskannya mengenakannya. Saat melihatnya sekilas, tidak ada yang menyangka kalau pria yang selalu mengenakan kaus oblong itu adalah pewaris kerajaan FD Corp.

Seperti halnya Faya. Ia sama sekali tidak menyangka kalau pria yang ia fikir OB yang ia temui tadi pagi itu adalah direktur sekaligus bos barunya.

Tapi, rasa kagum dan heran itu seketika menghilang saat ia menatapi benda lengket yang ada di telapak tangannya. Permen karet bekas yang sungguh nampak menjijikkan. Basah dan, iyuh.

Dengusan kesal hampir saja lolos dari mulut Faya. Untung saja kewarasannya memperingatkan kalau pria yang ada di hadapannya itu adalah bosnya.

Faya segera menarik tisu dari atas meja dan melepas permen karet itu dari tangannya. Kemudian membuangnya ke tempat sampah dekat pintu.

“Karna ini hari pertamamu, dan kayaknya Paman Ariga belum menjelaskan apapun sama kamu, kamu boleh istirahat dulu. Nanti kalau butuh, aku akan panggil kamu.”

“Ya?”

“Jangan pura-pura gak dengar. Ku bilang, kamu boleh keluar.”

Bingung, tapi Faya tetap berjalan keluar dengan mengangguk sopan terlebih dahulu.

Dengusan kekesalan hampir saja lolos dari mulutnya. Bagaimana tidak, ia sama sekali tidak pernah menduga kalau bosnya itu punya sikap konyol yang tidak pernah ia duga.

Lazimnya seorang direktur, apalagi di perusahaan besar sekelas FD Corp, seorang direktur akan bersikap anggun, berpenampilan rapi, berwibawa, dan tentu saja, mempunyai sikap yang bijak dan berkesan. Tapi Prima, jauh dari semua kata-kata itu. Sikapnya sungguh menyebalkan.

Baru setelah keluar dari ruangan Prima dan menutup pintunya rapat, Faya berani menghela nafas.

“Harap di maklumi. Memang begitulah kelakuan Pak Prima.” Suara Ariga yang muncul tiba-tiba membuat Faya terkejut. Ia langsung menoleh kepada pria itu dan mengangguk sopan.

“Jadi, gimana? Apa kamu masih menerima pekerjaan ini? Seperti yang kamu tau, Pak Prima bukan bos yang mudah buat di tangani.” Jelas Ariga lagi.

Faya terdiam sebentar. Entah kenapa dia justru merasa tertantang setelah mendengar itu. Tapi, ia juga ragu. Khawatir jika nanti ia tidak sanggup dan ingin menyerah di tengah jalan.

“Faya, berapa gaji tertinggi yang pernah kamu terima selama bekerja?”

Faya diam. Ia melihat ke atas untuk mencari ingatannya.

“1.500.000, Pak.”

“Emm. Kalau begitu, aku akan menaikkan gajimu lima kali lipat dari nominal itu. Gimana?”

Mendengar angka yang menurut Faya fantastis itu, semangatnya jadi berkumpul di kepalanya. Menghitung jumlah uang yang akan dia dapatkan jika ia menerima pekerjaan ini. Dan, jumlah yang berhasil dia perkirakan berhasil membuat kepalanya mengangguk cepat.

“Baiklah, Pak. Saya siap.” Yakin Faya.

Ini adalah sebuah kabar baik bagi Faya. Tentu saja yang menyangkut finansial, bukan kabar baik tentang Prima. Dengan uang segitu, ia sudah bisa mencari kos atau mengontrak rumah sendiri. Yang jelas, ia ingin cepat pergi dari rumah Iwan dan Kirana yang membuatnya sesak. Mencoba hidup mandiri tanpa harus melakukan perintah Kirana yang kadang menganggapnya seperti pembantu.

Mending pembantu, mendapat gaji. Sedangkan Faya, kerja cuma-cuma hanya karna di perbolehkan makan dan tidur di rumah itu. Bahkan Faya lebih banyak mengeluarkan uang untuk kebutuhan sehari-hari mereka.

Mendengar jawaban Faya, Ariga otomatis tersenyum senang. Ia sungguh berharap, kalau Faya bisa ‘menjinakkan’ Prima.

“Baiklah kalau begitu. Saya senang mendengarnya. Ayo kita ke ruanganku untuk menandatangani kontraknya.” Ajak Ariga kemudian.

Faya menurut. Ia mengikuti Ariga ke ruangannya.

Ruang kerja pria paruh baya itu lumayan luas. Ia bisa melihat plang nama di atas meja kerja dengan jabatan kepala sekretaris.

Ooh, jadi bapak ini kepala sekretaris?

“Silahkan duduk.” Ariga mempersilahkan. Ia mengambil dokumen dari mejanya dan menghampiri Faya yang duduk di sofa.

“Ini, silahkan di baca dulu dengan seksama. Bilang saja kalau ada yang mau kamu tambahkan.”

Faya menerima dengan hati-hati. Ia membaca dokumen itu dengan sangat teliti.

Disana, terdapat rincian pekerjaan yang harus dia lakukan terkait untuk meringankan pekerjaan Prima. Namun, ada beberapa pasal yang menyinggung tentang urusan pribadi.

“Maaf, Pak. Tentang pasal 31. Apa maksudnya saya harus berhati-hati terhadap air?” Faya mengernyit.

“Pak Prima, punya trauma dengan air. Jadi, berhati-hatilah. Kamu harus memastikan dia gak terlalu dekat dengan kolam atau apapun yang sejenisnya. Karna itu bisa memicu traumanya kambuh.”

Faya mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. “Baik, Pak. Saya akan mengingatnya.”

“Dan kamu, akan mendapat fasilitas 1 unit apartemen dari perusahaan. Apartemenmu berada di dekat apartemen Pak Prima.”

Dan lagi, kabar itu berhasil membuat mata Faya kembali berbinar. Sungguh sebuah pekerjaan yang di impikan banyak orang. Mendapat banyak sekali bonus dan pundi-pundi. Dengan begini, ia tidak usah repot-repot mencari tempat tinggal lagi.

Tapi Faya tidak tau, betapa pekerjaan berat telah menantinya di ujung senyumannya itu.

“Pekerjaan ini berat. Saya harap kamu sanggup. Kalau dalam waktu 3 bulan kamu menunjukkan kemajuan dalam arti kata, kamu gak menyerah, maka perusahaan akan menambah intensif buat kamu.”

Sudah, bayangan akan kesulitan pekerjaan sudah menghilang dari kepala Faya. Ucapan Ariga benar-benar mampu menyihirnya. Kemudahan dan iming-iming itu membeludak di kepalanya.

“Baik, Pak. Saya akan mengingatnya.”

“Bagus kalau begitu. Kalau kamu ada kesulitan, jangan sungkan-sungkan buat kasih tau saya.”

“Baik, Pak.” Faya full senyum. Sungguh, hari yang ia kira hari buruk, ternyata adalah hari terbaik yang pernah ia rasakan.

“Dan ini, tolong hafalkan secepatnya. Ini akan membantu meringankan pekerjaanmu nantinya.” Imbuh Ariga dengan memberikan sebuah map berisi beberapa catatan yang harus di hafalkan oleh Faya.

“Kalau kamu sudah mengerti, silahkan kembali ke meja kerjamu. Sebentar lagi, Pak Prima akan memintamu untuk membelikan sesuatu.” Ujar Ariga yang ssudah faham betul apa yang akan di lalui oleh sekretaris Prima.

“Baik, Pak. Saya mengerti. Kalau begitu, saya permisi dulu.”

Ariga mempersilahkan kepergian Faya dengan anggukan kepala. Dia menaruh harapan besar kepada gadis itu. Semoga gadis itu mampu bertahan lama ada di dekat Prima.

Faya tersenyum keluar dari ruangan Ariga. Ia mendekap map coklat itu dengan erat kemudian ia berjalan kembali ke tempat kerjanya. Duduk manis disana sambil menunggu perintah dari bos barunya.

Terpopuler

Comments

RahaYulia

RahaYulia

yg lg ngepelin lantai tadi bukan c😅

2023-06-11

0

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

kenapa bisa begitu ya sifat Prima 😲

2023-04-15

0

Bzaa

Bzaa

faya selamat berjuang💪😉

2023-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Pembukaan.
2 BAB 1. Hanya Upaya Untuk Menyemangati Diri Sendiri.
3 BAB 2. Berusaha Sampai Mencapai Titik Lelah.
4 BAB 3. Ternyata Takdir Belum Lupa. Tapi.....
5 BAB 4. Entah Apa Yang Ada Di Ujung Senyuman.
6 BAB 5. Perintah Pertama Untuk Sekretaris.
7 BAB 6. Hari Pertama Yang Buruk Dan Melelahkan.
8 BAB 7. BerlombaTekad Kuat.
9 BAB 8. Kesabarannya Terus Di Uji.
10 BAB 9. Semangat Untuk Diri Sendiri.
11 BAB 10. Niat Menolong Malah....
12 BAB 11. Hati, Tergores Sedikit Demi Sedikit.
13 BAB 12. Pergi. Untuk Berhenti Melukai Hati.
14 BAB 13. Ketakutan Yang Terbawa Sampai Ke Alam Bawah Sadar.
15 BAB 14. Menuntaskan Dendam Kesumat.
16 BAB 15. Menipisnya Rasa Sabar.
17 BAB 16. Takut Di Banting Lagi.
18 BAB 17. Yang Terlihat Di Mata Bukanlah Segalanya.
19 BAB 18. Hadirnya Teman Lama.
20 BAB 19. Canggung Luar Biasa.
21 BAB 20. Puncak Rasa Sakit.
22 BAB 21. Semua Di Awali Dengan Belajar.
23 BAB 22. Berfikir Positif, Agar Yang Terjadi Juga Positif.
24 BAB 23. Butuh Teman Untuk Mengalihkan Kesepian.
25 BAB 24. Diam Bukan Berarti Tidak Berani Melawan.
26 BAB 25. Mungkin Saja Dia Psicho.
27 BAB 26. Merampas Waktu Agar Tidak Berlarut Dalam Kesedihan.
28 BAB 27. Pekerjaan Gabungan.
29 BAB 28. Ingin Terlihat Tampan Untuk Seseorang.
30 BAB 29. Cemburu Samar-Samar.
31 BAB 30. Demi Apa Sampai Begitu?
32 BAB 31. Sedikit Perhatian.Semoga Bisa Membantu.
33 BAB 32. Perasaan Itu, Benar-Benar Sudah Tumbuh.
34 BAB 33. Batasan. Banyak Pertimbangan Jika Harus Melewatinya.
35 BAB 34. Sinyal Darurat Itu Mulai Muncul.
36 BAB 35. Mulai Ada Yang Mengganjal.
37 BAB 36. Rasa Nyaman Itu Sudah Mulai Muncul.
38 BAB 37. Pembalasan Yang Sempurna.
39 BAB 38. Menghina Orang Lain Itu Sama Saja Dengan Merendahkan Diri Sendiri.
40 BAB 39. Sibuk Memikirkan Sikap Manis.
41 BAB 40. Perubahan Ke Arah Yang Lebih Buruk.
42 BAB 41. Rasa Rindu Dan Tidak Tega.
43 BAB 42. Berfikir Jauh Untuk Masa Depan.
44 BAB 43. Waktu Begitu cepat Berlalu.
45 BAB 44. Desiran Semakin Menjadi-Jadi. Apa Sudah Terlambat?
46 BAB 45. Dahulukan Berfikir Yang Baik Sebelum Berprasangka Yang Buruk.
47 BAB 46. Melanggar Larangan Terbesar.
48 BAB 47. Tuntutan Atas Pertanggung Jawaban.
49 BAB 48. Mencoba Bertanya Dengan Hati-Hati.
50 BAB 49. Meyakini sesuatu Tapi Tidak Bisa Mengingatnya.
51 BAB 50. Jadi Terkesan Menghindar.
52 BAB 51. Di Sidang. Nyali Jadi Menciut.
53 BAB 52. Semakin Membuat Posisinya Sulit.
54 BAB 53. Semoga Tersinggung.
55 BAB 54. Berdesir Tak Tahu Malu.
56 BAB 55. Jadi, Suka Apa Tidak?
57 BAB 56. Terus Mengulur Waktu.
58 BAB 57. Judulnya Hari Ini Adalah, Pengganggu.
59 BAB 58. Membakar Hati Milik Musuh.
60 BAB 59. Hnacur Akbiat Angan-Angan Yang Di Bangun Sendiri.
61 BAB 60. Lihatlah, Betapa Putus Asanya Aku.
62 BAB 61. Bukan Perkara Harga Diri Yang Hancur.
63 BAB 62. Semua Itu Hanya Topeng.
64 BAB 63. Penghakiman Itu, Tidak Akan Mudah Untuk di rubah.
65 BAB 64. Tidak Punya Tempat Tujuan.
66 BAB 65. Perasaan Tidak Bisa Di Atur Sesuka Hati.
67 BAB 66. Niat Baik Saja Tidak Cukup.
68 BAB 67. Menghitung Waktu Dengan Tepat.
69 BAB 68. Sedang Butuh Penghiburan Dan Pengalihan.
70 BAB 69. Cerita Paling Asyik Di Dunia.
71 BAB 70. Hatinya Sudah Tertutup.
72 BAB 71. Ingin Jadi Rumah Untuknya.
73 BAB 72. Bukan Untuk Mendapatkan Pujian.
74 BAB 73. Memperjuangkan Maaf Dan Perasaan.
75 BAB 74. Tidak Bisa Kalau Hati Yang Patah.
76 BAB 75. Semoga Hasil Tidak Menghianati Usaha.
77 BAB 76. Hati, Selalu Tak Bisa Di Tebak Debarannya.
78 BAB 77. Masih Ada Sebuah Ragu.
79 BAB 78. Suasana Hati Sudah Terlewat Baik.
80 BAB 79. Bantu Aku Berubah.
81 BAB 80. Luka Akibat Penghianatan.
82 BAB 81. Benar-Benar Bersambut.
83 BAB 82. Padang Bunga Warna-Warni.
84 BAB 83. Perubahan Situasi Dan Status.
85 BAB 84. Terlalu Bersemangat.
86 BAB 85. Menjelma Menjadi Sosok Yang Berbeda.
87 BAB 86. Disesaki Oleh Rasa Bersalah.
88 BAB 87. Berharap Salah.
89 BAB 88. Karma Untuk Kirani.
90 BAB 89. Setiap Orang Punya Dua Topeng Atau Lebih.
91 BAB 90. Mencoba Menepis Kenyataan.
92 BAB 91. Sejatinya, Tidak Ada Yang Bisa Mengubah Masalalu.
93 BAB 92. Munculnya Rasa Takut.
94 BAB 93. Hanya Sebatas Bagian Dari Masa Lalu.
95 BAB 94. Untung Pandai Menyelamatkan Diri.
96 BAB 95. Sudah Menjadi Candu.
97 BAB 96. Silahkan Bahagia.
98 BAB 97. Tidak Baik Terburu-Buru.
99 BAB 98. Hati Yang Patah Belum Tersambung Lagi Dengan Sempurna.
100 BAB 99. Begitulah Cara Sekitar Kita bekerja.
101 BAB 100. Dua peran Untuk Dua Situasi.
102 BAB 101. Bentangan Paling Indah.
103 BAB 102. Sangat Menguras Tenaga.
104 BAB 103. Memang Sederhana. Tapi Sangat Berkesan.
105 BAB 104. Khawatir Tanda Sayang.
106 BAB 105. Komitmen Untuk Saling Percaya.
107 BAB 106. Ingin Menemukan Kepercayaan Yang Sama.
108 BAB 107. Berperang Sendirian.
109 BAB 108. Ibarat Padi Dan Rumput.
110 BAB 109. Keluarga Yang Di Penuhi Oleh Kehangatan.
111 BAB 110. Sudah Di Tentukan.
112 BAB 111. Sistem Tabur-Tuai. Karma Sudah Dibayar.
113 BAB 112. Sisi Wanitanya Terluka.
114 BAB 113. Satu-Satunya Teman.
115 BAB 114. Sejak Awal Memang Sudah Sendiri.
116 BAB 115. Peran Itu Kini Sudah Selesai.
117 BAB 116. Bahteranya Sudah Mulai Berlayar.
118 BAB 117. Bahagia Yang Mulai Datang.
119 BAB 118. Lelah Dan Semangat.
120 BAB 119. Diterima Dengan Hangat.
121 BAB 120. Sudah Bersemayam Di Hati Sejak Dulu.
122 BAB 121. Meminta Maaf Dengan Tulus.
123 BAB 122. Memaafkan Itu Membuat Hati Tenang.
124 BAB 123. Kabar Mengejutkan Dari Favita.
125 BAB 124. Bahagia Dalam Rengkuhan Kebahagiaan.
126 Tengkyu dari PiEl!
127 Novel baru!
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Pembukaan.
2
BAB 1. Hanya Upaya Untuk Menyemangati Diri Sendiri.
3
BAB 2. Berusaha Sampai Mencapai Titik Lelah.
4
BAB 3. Ternyata Takdir Belum Lupa. Tapi.....
5
BAB 4. Entah Apa Yang Ada Di Ujung Senyuman.
6
BAB 5. Perintah Pertama Untuk Sekretaris.
7
BAB 6. Hari Pertama Yang Buruk Dan Melelahkan.
8
BAB 7. BerlombaTekad Kuat.
9
BAB 8. Kesabarannya Terus Di Uji.
10
BAB 9. Semangat Untuk Diri Sendiri.
11
BAB 10. Niat Menolong Malah....
12
BAB 11. Hati, Tergores Sedikit Demi Sedikit.
13
BAB 12. Pergi. Untuk Berhenti Melukai Hati.
14
BAB 13. Ketakutan Yang Terbawa Sampai Ke Alam Bawah Sadar.
15
BAB 14. Menuntaskan Dendam Kesumat.
16
BAB 15. Menipisnya Rasa Sabar.
17
BAB 16. Takut Di Banting Lagi.
18
BAB 17. Yang Terlihat Di Mata Bukanlah Segalanya.
19
BAB 18. Hadirnya Teman Lama.
20
BAB 19. Canggung Luar Biasa.
21
BAB 20. Puncak Rasa Sakit.
22
BAB 21. Semua Di Awali Dengan Belajar.
23
BAB 22. Berfikir Positif, Agar Yang Terjadi Juga Positif.
24
BAB 23. Butuh Teman Untuk Mengalihkan Kesepian.
25
BAB 24. Diam Bukan Berarti Tidak Berani Melawan.
26
BAB 25. Mungkin Saja Dia Psicho.
27
BAB 26. Merampas Waktu Agar Tidak Berlarut Dalam Kesedihan.
28
BAB 27. Pekerjaan Gabungan.
29
BAB 28. Ingin Terlihat Tampan Untuk Seseorang.
30
BAB 29. Cemburu Samar-Samar.
31
BAB 30. Demi Apa Sampai Begitu?
32
BAB 31. Sedikit Perhatian.Semoga Bisa Membantu.
33
BAB 32. Perasaan Itu, Benar-Benar Sudah Tumbuh.
34
BAB 33. Batasan. Banyak Pertimbangan Jika Harus Melewatinya.
35
BAB 34. Sinyal Darurat Itu Mulai Muncul.
36
BAB 35. Mulai Ada Yang Mengganjal.
37
BAB 36. Rasa Nyaman Itu Sudah Mulai Muncul.
38
BAB 37. Pembalasan Yang Sempurna.
39
BAB 38. Menghina Orang Lain Itu Sama Saja Dengan Merendahkan Diri Sendiri.
40
BAB 39. Sibuk Memikirkan Sikap Manis.
41
BAB 40. Perubahan Ke Arah Yang Lebih Buruk.
42
BAB 41. Rasa Rindu Dan Tidak Tega.
43
BAB 42. Berfikir Jauh Untuk Masa Depan.
44
BAB 43. Waktu Begitu cepat Berlalu.
45
BAB 44. Desiran Semakin Menjadi-Jadi. Apa Sudah Terlambat?
46
BAB 45. Dahulukan Berfikir Yang Baik Sebelum Berprasangka Yang Buruk.
47
BAB 46. Melanggar Larangan Terbesar.
48
BAB 47. Tuntutan Atas Pertanggung Jawaban.
49
BAB 48. Mencoba Bertanya Dengan Hati-Hati.
50
BAB 49. Meyakini sesuatu Tapi Tidak Bisa Mengingatnya.
51
BAB 50. Jadi Terkesan Menghindar.
52
BAB 51. Di Sidang. Nyali Jadi Menciut.
53
BAB 52. Semakin Membuat Posisinya Sulit.
54
BAB 53. Semoga Tersinggung.
55
BAB 54. Berdesir Tak Tahu Malu.
56
BAB 55. Jadi, Suka Apa Tidak?
57
BAB 56. Terus Mengulur Waktu.
58
BAB 57. Judulnya Hari Ini Adalah, Pengganggu.
59
BAB 58. Membakar Hati Milik Musuh.
60
BAB 59. Hnacur Akbiat Angan-Angan Yang Di Bangun Sendiri.
61
BAB 60. Lihatlah, Betapa Putus Asanya Aku.
62
BAB 61. Bukan Perkara Harga Diri Yang Hancur.
63
BAB 62. Semua Itu Hanya Topeng.
64
BAB 63. Penghakiman Itu, Tidak Akan Mudah Untuk di rubah.
65
BAB 64. Tidak Punya Tempat Tujuan.
66
BAB 65. Perasaan Tidak Bisa Di Atur Sesuka Hati.
67
BAB 66. Niat Baik Saja Tidak Cukup.
68
BAB 67. Menghitung Waktu Dengan Tepat.
69
BAB 68. Sedang Butuh Penghiburan Dan Pengalihan.
70
BAB 69. Cerita Paling Asyik Di Dunia.
71
BAB 70. Hatinya Sudah Tertutup.
72
BAB 71. Ingin Jadi Rumah Untuknya.
73
BAB 72. Bukan Untuk Mendapatkan Pujian.
74
BAB 73. Memperjuangkan Maaf Dan Perasaan.
75
BAB 74. Tidak Bisa Kalau Hati Yang Patah.
76
BAB 75. Semoga Hasil Tidak Menghianati Usaha.
77
BAB 76. Hati, Selalu Tak Bisa Di Tebak Debarannya.
78
BAB 77. Masih Ada Sebuah Ragu.
79
BAB 78. Suasana Hati Sudah Terlewat Baik.
80
BAB 79. Bantu Aku Berubah.
81
BAB 80. Luka Akibat Penghianatan.
82
BAB 81. Benar-Benar Bersambut.
83
BAB 82. Padang Bunga Warna-Warni.
84
BAB 83. Perubahan Situasi Dan Status.
85
BAB 84. Terlalu Bersemangat.
86
BAB 85. Menjelma Menjadi Sosok Yang Berbeda.
87
BAB 86. Disesaki Oleh Rasa Bersalah.
88
BAB 87. Berharap Salah.
89
BAB 88. Karma Untuk Kirani.
90
BAB 89. Setiap Orang Punya Dua Topeng Atau Lebih.
91
BAB 90. Mencoba Menepis Kenyataan.
92
BAB 91. Sejatinya, Tidak Ada Yang Bisa Mengubah Masalalu.
93
BAB 92. Munculnya Rasa Takut.
94
BAB 93. Hanya Sebatas Bagian Dari Masa Lalu.
95
BAB 94. Untung Pandai Menyelamatkan Diri.
96
BAB 95. Sudah Menjadi Candu.
97
BAB 96. Silahkan Bahagia.
98
BAB 97. Tidak Baik Terburu-Buru.
99
BAB 98. Hati Yang Patah Belum Tersambung Lagi Dengan Sempurna.
100
BAB 99. Begitulah Cara Sekitar Kita bekerja.
101
BAB 100. Dua peran Untuk Dua Situasi.
102
BAB 101. Bentangan Paling Indah.
103
BAB 102. Sangat Menguras Tenaga.
104
BAB 103. Memang Sederhana. Tapi Sangat Berkesan.
105
BAB 104. Khawatir Tanda Sayang.
106
BAB 105. Komitmen Untuk Saling Percaya.
107
BAB 106. Ingin Menemukan Kepercayaan Yang Sama.
108
BAB 107. Berperang Sendirian.
109
BAB 108. Ibarat Padi Dan Rumput.
110
BAB 109. Keluarga Yang Di Penuhi Oleh Kehangatan.
111
BAB 110. Sudah Di Tentukan.
112
BAB 111. Sistem Tabur-Tuai. Karma Sudah Dibayar.
113
BAB 112. Sisi Wanitanya Terluka.
114
BAB 113. Satu-Satunya Teman.
115
BAB 114. Sejak Awal Memang Sudah Sendiri.
116
BAB 115. Peran Itu Kini Sudah Selesai.
117
BAB 116. Bahteranya Sudah Mulai Berlayar.
118
BAB 117. Bahagia Yang Mulai Datang.
119
BAB 118. Lelah Dan Semangat.
120
BAB 119. Diterima Dengan Hangat.
121
BAB 120. Sudah Bersemayam Di Hati Sejak Dulu.
122
BAB 121. Meminta Maaf Dengan Tulus.
123
BAB 122. Memaafkan Itu Membuat Hati Tenang.
124
BAB 123. Kabar Mengejutkan Dari Favita.
125
BAB 124. Bahagia Dalam Rengkuhan Kebahagiaan.
126
Tengkyu dari PiEl!
127
Novel baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!