BAB 2. Berusaha Sampai Mencapai Titik Lelah.

Pukul 08.45, Faya sudah sampai di depan sebuah gedung kantor yang menjulang tinggi. Setelah membayar ongkos ojeknya, ia turun dan berjalan menuju ke arah loby. Ia melihat ada beberapa orang yang berpakaian sama dengannya. Bawahan hitam dan atasan putih.

Segera Faya mengikuti mereka dan berjalan masuk ke dalam gedung.

Bruk!

“Auh.” Pekik Faya saat tanpa sengaja dirinya menabrak seseorang. Seorang pria yang sedang memegang sapu dan pel beserta embernya. Dan sontak, ember berisi air kotor itupun langsung tumpah ke lantai.

“Oh, ya ampun. Maaf. Saya gak sengaja.” Ujar Faya sambil membantu pria itu membereskan sapu dan pel.

Pria muda yang hanya mengenakan kaus oblong berwarna hitam dan celana pendek berwarna krem itu hanya diam saja. Dia kembali mengepel tumpahan air dengan pel dan memerasnya ke dalam wadah.

Sementara itu, beberapa pegawai OB wanita datang tergopoh-gopoh dan menghampiri mereka.

“Ya ampun. Sini biar saya yang bersihkan. Makanya, jangan ganggu orang kerja. Kena karma kan.”  Gerutu wanita itu sambil meminta pel dari tangan si pria muda.

“Gak apa-apa, Nek. Cuma begini doang.”

Wanita pembersih yang di panggil ‘nek’ itu hanya menatap tidak enak melihat pria itu membersihkan lantai seorang diri.

“Kamu! Bukannya kamu mau wawancara? Cepat pergi nanti terlambat.” Desis pria itu kembali.

Walaupun bingung, Faya tetap menuruti peringatan pria itu. Ia tidak mau terlambat wawancara. Fayapun segera pergi dari sana dengan meminta maaf terlebih dahulu.

Ternyata, di dalam lobi, ada seorang karyawan yang mengarahkan mereka untuk naik ke lantai 3 dimana sesi wawancara akan di adakan.

Ada sekitar 50 orang yang ada di sebuah ruangan tunggu yang di sediakan untuk para calon pekerja. Dan Faya salah satunya.

Ting!

Ada pesan masuk ke ponselnya.

‘Semoga beruntung, Fay.’

Faya tersenyum membaca pesan itu. Itu adalah pesan dari sahabatnya, Eva. Segera saja ia membalasnya.

‘Semangatt!!’

Butuh waktu setengah jam untuk Faya di panggil. Ia bersama dengan tiga orang lainnya di persilahkan masuk ke dalam sebuah ruangan.

Disana, sudah duduk tiga orang pria berjas dan seorang wanita muda yang nampak anggun. Sepertinya mereka adalah para petinggi perusahaan. Tapi, ada satu kursi yang kosong.

“Silahkan duduk disini.” Pegawai wanita yang mengantarkan mereka mempersilahkan untuk duduk. Faya duduk di kursi paling pinggir.

“Silahkan perkenalkan diri kalian.” Ujar salah seorang pewawancara pria. Ia menunjuk pelamar pria  yang duduk di ujung lainnya.

Selama sesi tanya jawab dari tiga orang yang duduk bersama Faya, jawaban mereka hampir sama saat di tanya mengapa mereka tertarik untuk bekerja di perusahaan FD Corp itu. Mereka dominan memuji perusahaan hingga terkesan menjilat.

Setelah menunggu lama, akhirnya giliran Faya tiba. Ia segera memperkenalkan dirinya.

“Nama saya Fayandayu. Saya lulusan sarjana manajemen di Universitas X. Saya sangat berharap dapat di terima di perusahaan ini.”

“Jadi, kenapa anda tertarik bekerja di perusahaan kami?”

Saat tiba di pertanyaan umum itu, Faya terdiam sejenak. Ia menatapi satu-persatu pewawancara yang ada di hadapannya. Kemudian ia menarik nafas dalam.

“Boleh saya menjawab jujur, Bu?”

“Oh, ya. Silahkan. Kami memang mengharapkan kejujuran anda.”

“Saya ingin bekerja disini karna saya harus menyambung hidup.”

Mendengar jawaban nyeleneh dari Faya, sontak semua orang menatap heran padanya. Termasuk pelamar yang lainnya.

Cari mati, fikir mereka.

“Saya butuh pekerjaan untuk melanjutkan hidup saya. Kalau ibu menerima saya bekerja disini, asalkan di bayar, saya pasti akan melakukan semua pekerjaan dengan sangat baik.”

Seketika suasana menjadi hening. Pewawancara wanita itu bahkan nampak ternganga dengan jawaban Faya. Sepertinya dia baru ini mendapati calon karyawan yang nyeleneh seperti Faya itu. Dan jawabannya sungguh di luar dugaan.

“Oooo ke. Ternyata motifasi anda adalah uang. Tidak apa-apa. Toh kita semua ada di sini memang karna menginginkan sejumlah uang. Terimakasih atas kejujuran anda. Kalian sudah boleh pergi.” Perintah wanita itu kembali kepada mereka.

Setelah keluar dari ruangan, Faya mengelus dadanya yang serasa hampir meledak. Sebenarnya ia sangat gugup saat di dalam tadi. Mengingat ekspresi pewawancara tadi, Faya jadi merasa menyesal karna sudah memilih jawaban itu.

Tapi semuanya sudah terlanjur. Tidak ada yang bisa Faya lakukan selain berharap dan berdoa semoga ia menjadi salah satu yang di terima.

Para pelamar kembali ke ruang tunggu. Mereka di beritahu untuk menunggu selama satu jam setelah semua selesai di wawancara. Karna hasilnya akan di umumkan nanti.

Selama dua jam berikutnya, Faya menanti dengan harap-harap cemas. Setiap detiknya ia merutuki mulutnya yang telah bebas berbicara lain dari yang lain.

Jeglek.

Semua mata tertuju pada pintu ruangan yang terbuka. Seorang pegawai nampak berjalan masuk sambil memegang beberapa lembar kertas.

“Mohon semuanya untuk tenang. Saya akan mengumumkan siapa-siapa saja yang lulus. Tolong di dengarkan baik-baik.”

Dan pegawai itu mulai menyebutkan satu-persatu nama yang lulus wawancara. Faya menggigiti kuku jarinya untuk mengusir rasa gugup yang menyerang. Tapi ternyata itu tidak berhasil membuatnya tenang.

Dan benar saja, sampai akhir namanya tak di sebut oleh pegawai itu.

“Selamat buat yang lulus. Nanti, kami akan menghubungi kalian masing-masing untuk memberitahu di divisi mana kalian akan di tempatkan. Dan yang belum lulus, silahkan dicoba kembali lain waktu siapa tau rezeki. Terimakasih atas perhatiannya.”

Pegawai itu melangkah keluar meninggalkan ruangan. Membawa seluruh rasa percaya diri Faya menghilang di balik pintu besar itu.

Ternyata hari ini tidak berjalan baik seperti yang di harapkan. Ini adalah kegagalan Faya yang ke 8.

Sudah 8 kali ia melamar di perusahaan selama dua tahun setelah ia lulus. Sambil bekerja di minimarket, Faya selalu mengambil kesempatan untuk mendaftar di perusahaan yang lebih besar. Yang tentunya gajinya juga lumayan.

Dan ternyata, kali ini juga dia belum berhasil mendapatkan pekerjaannya. Dia selalu gagal di sesi wawancara. Padahal sudah segala jenis jawaban ia utarakan. Dari yang formal, sampai yang tidak masuk akal. Tapi memang belum rezekinya. Mau bagaimana lagi? Ia hanya bisa terus berusaha sampai mencapai titik lelahnya.

Ya, sebagian orang tidak pernah berhasil walaupun sudah berusaha mati-matian untuk mencapai tujuan. Dan Faya adalah salah satunya.

Faya berjalan gontai menuruni satu persatu anak tangga. Ia memilih menggunakan tangga karna tidak ingin kesedihannya di lihat oleh orang lain. Bahunya turun dan wajahnya tertunduk lesu. Ia kecewa. Tapi ia tidak tau kemana harus melampiaskan kekecewaannya itu.

Lutut Faya masih gemetar. Rasanya, ia tidak sanggup untuk melanjutkan melangkah. Memaksa kakinya untuk berjalan adalah bentuk dari penyiksaan diri sendiri. Setidaknya, ia harus menyayangi tubuhnya untuk melanjutkan perjuangannya mendapatkan pekerjaan.

Faya berhenti di tangga lantai dua. Ia duduk di keheningan itu. Duduk di tangga sambil menenggelamkan wajahnya di lutut. Ia ingin menangis, tapi airmatanya tidak mau keluar.

yo! jangan lupa dukungannya.....

Terpopuler

Comments

Lea Octa

Lea Octa

sabar faya semoga kesedihan dan ke sialan mu akan berganti menjadi keberhasilan

2023-06-11

0

🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹

🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹

sedihh

2023-04-12

0

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

ikut sedih 😢

2023-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Pembukaan.
2 BAB 1. Hanya Upaya Untuk Menyemangati Diri Sendiri.
3 BAB 2. Berusaha Sampai Mencapai Titik Lelah.
4 BAB 3. Ternyata Takdir Belum Lupa. Tapi.....
5 BAB 4. Entah Apa Yang Ada Di Ujung Senyuman.
6 BAB 5. Perintah Pertama Untuk Sekretaris.
7 BAB 6. Hari Pertama Yang Buruk Dan Melelahkan.
8 BAB 7. BerlombaTekad Kuat.
9 BAB 8. Kesabarannya Terus Di Uji.
10 BAB 9. Semangat Untuk Diri Sendiri.
11 BAB 10. Niat Menolong Malah....
12 BAB 11. Hati, Tergores Sedikit Demi Sedikit.
13 BAB 12. Pergi. Untuk Berhenti Melukai Hati.
14 BAB 13. Ketakutan Yang Terbawa Sampai Ke Alam Bawah Sadar.
15 BAB 14. Menuntaskan Dendam Kesumat.
16 BAB 15. Menipisnya Rasa Sabar.
17 BAB 16. Takut Di Banting Lagi.
18 BAB 17. Yang Terlihat Di Mata Bukanlah Segalanya.
19 BAB 18. Hadirnya Teman Lama.
20 BAB 19. Canggung Luar Biasa.
21 BAB 20. Puncak Rasa Sakit.
22 BAB 21. Semua Di Awali Dengan Belajar.
23 BAB 22. Berfikir Positif, Agar Yang Terjadi Juga Positif.
24 BAB 23. Butuh Teman Untuk Mengalihkan Kesepian.
25 BAB 24. Diam Bukan Berarti Tidak Berani Melawan.
26 BAB 25. Mungkin Saja Dia Psicho.
27 BAB 26. Merampas Waktu Agar Tidak Berlarut Dalam Kesedihan.
28 BAB 27. Pekerjaan Gabungan.
29 BAB 28. Ingin Terlihat Tampan Untuk Seseorang.
30 BAB 29. Cemburu Samar-Samar.
31 BAB 30. Demi Apa Sampai Begitu?
32 BAB 31. Sedikit Perhatian.Semoga Bisa Membantu.
33 BAB 32. Perasaan Itu, Benar-Benar Sudah Tumbuh.
34 BAB 33. Batasan. Banyak Pertimbangan Jika Harus Melewatinya.
35 BAB 34. Sinyal Darurat Itu Mulai Muncul.
36 BAB 35. Mulai Ada Yang Mengganjal.
37 BAB 36. Rasa Nyaman Itu Sudah Mulai Muncul.
38 BAB 37. Pembalasan Yang Sempurna.
39 BAB 38. Menghina Orang Lain Itu Sama Saja Dengan Merendahkan Diri Sendiri.
40 BAB 39. Sibuk Memikirkan Sikap Manis.
41 BAB 40. Perubahan Ke Arah Yang Lebih Buruk.
42 BAB 41. Rasa Rindu Dan Tidak Tega.
43 BAB 42. Berfikir Jauh Untuk Masa Depan.
44 BAB 43. Waktu Begitu cepat Berlalu.
45 BAB 44. Desiran Semakin Menjadi-Jadi. Apa Sudah Terlambat?
46 BAB 45. Dahulukan Berfikir Yang Baik Sebelum Berprasangka Yang Buruk.
47 BAB 46. Melanggar Larangan Terbesar.
48 BAB 47. Tuntutan Atas Pertanggung Jawaban.
49 BAB 48. Mencoba Bertanya Dengan Hati-Hati.
50 BAB 49. Meyakini sesuatu Tapi Tidak Bisa Mengingatnya.
51 BAB 50. Jadi Terkesan Menghindar.
52 BAB 51. Di Sidang. Nyali Jadi Menciut.
53 BAB 52. Semakin Membuat Posisinya Sulit.
54 BAB 53. Semoga Tersinggung.
55 BAB 54. Berdesir Tak Tahu Malu.
56 BAB 55. Jadi, Suka Apa Tidak?
57 BAB 56. Terus Mengulur Waktu.
58 BAB 57. Judulnya Hari Ini Adalah, Pengganggu.
59 BAB 58. Membakar Hati Milik Musuh.
60 BAB 59. Hnacur Akbiat Angan-Angan Yang Di Bangun Sendiri.
61 BAB 60. Lihatlah, Betapa Putus Asanya Aku.
62 BAB 61. Bukan Perkara Harga Diri Yang Hancur.
63 BAB 62. Semua Itu Hanya Topeng.
64 BAB 63. Penghakiman Itu, Tidak Akan Mudah Untuk di rubah.
65 BAB 64. Tidak Punya Tempat Tujuan.
66 BAB 65. Perasaan Tidak Bisa Di Atur Sesuka Hati.
67 BAB 66. Niat Baik Saja Tidak Cukup.
68 BAB 67. Menghitung Waktu Dengan Tepat.
69 BAB 68. Sedang Butuh Penghiburan Dan Pengalihan.
70 BAB 69. Cerita Paling Asyik Di Dunia.
71 BAB 70. Hatinya Sudah Tertutup.
72 BAB 71. Ingin Jadi Rumah Untuknya.
73 BAB 72. Bukan Untuk Mendapatkan Pujian.
74 BAB 73. Memperjuangkan Maaf Dan Perasaan.
75 BAB 74. Tidak Bisa Kalau Hati Yang Patah.
76 BAB 75. Semoga Hasil Tidak Menghianati Usaha.
77 BAB 76. Hati, Selalu Tak Bisa Di Tebak Debarannya.
78 BAB 77. Masih Ada Sebuah Ragu.
79 BAB 78. Suasana Hati Sudah Terlewat Baik.
80 BAB 79. Bantu Aku Berubah.
81 BAB 80. Luka Akibat Penghianatan.
82 BAB 81. Benar-Benar Bersambut.
83 BAB 82. Padang Bunga Warna-Warni.
84 BAB 83. Perubahan Situasi Dan Status.
85 BAB 84. Terlalu Bersemangat.
86 BAB 85. Menjelma Menjadi Sosok Yang Berbeda.
87 BAB 86. Disesaki Oleh Rasa Bersalah.
88 BAB 87. Berharap Salah.
89 BAB 88. Karma Untuk Kirani.
90 BAB 89. Setiap Orang Punya Dua Topeng Atau Lebih.
91 BAB 90. Mencoba Menepis Kenyataan.
92 BAB 91. Sejatinya, Tidak Ada Yang Bisa Mengubah Masalalu.
93 BAB 92. Munculnya Rasa Takut.
94 BAB 93. Hanya Sebatas Bagian Dari Masa Lalu.
95 BAB 94. Untung Pandai Menyelamatkan Diri.
96 BAB 95. Sudah Menjadi Candu.
97 BAB 96. Silahkan Bahagia.
98 BAB 97. Tidak Baik Terburu-Buru.
99 BAB 98. Hati Yang Patah Belum Tersambung Lagi Dengan Sempurna.
100 BAB 99. Begitulah Cara Sekitar Kita bekerja.
101 BAB 100. Dua peran Untuk Dua Situasi.
102 BAB 101. Bentangan Paling Indah.
103 BAB 102. Sangat Menguras Tenaga.
104 BAB 103. Memang Sederhana. Tapi Sangat Berkesan.
105 BAB 104. Khawatir Tanda Sayang.
106 BAB 105. Komitmen Untuk Saling Percaya.
107 BAB 106. Ingin Menemukan Kepercayaan Yang Sama.
108 BAB 107. Berperang Sendirian.
109 BAB 108. Ibarat Padi Dan Rumput.
110 BAB 109. Keluarga Yang Di Penuhi Oleh Kehangatan.
111 BAB 110. Sudah Di Tentukan.
112 BAB 111. Sistem Tabur-Tuai. Karma Sudah Dibayar.
113 BAB 112. Sisi Wanitanya Terluka.
114 BAB 113. Satu-Satunya Teman.
115 BAB 114. Sejak Awal Memang Sudah Sendiri.
116 BAB 115. Peran Itu Kini Sudah Selesai.
117 BAB 116. Bahteranya Sudah Mulai Berlayar.
118 BAB 117. Bahagia Yang Mulai Datang.
119 BAB 118. Lelah Dan Semangat.
120 BAB 119. Diterima Dengan Hangat.
121 BAB 120. Sudah Bersemayam Di Hati Sejak Dulu.
122 BAB 121. Meminta Maaf Dengan Tulus.
123 BAB 122. Memaafkan Itu Membuat Hati Tenang.
124 BAB 123. Kabar Mengejutkan Dari Favita.
125 BAB 124. Bahagia Dalam Rengkuhan Kebahagiaan.
126 Tengkyu dari PiEl!
127 Novel baru!
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Pembukaan.
2
BAB 1. Hanya Upaya Untuk Menyemangati Diri Sendiri.
3
BAB 2. Berusaha Sampai Mencapai Titik Lelah.
4
BAB 3. Ternyata Takdir Belum Lupa. Tapi.....
5
BAB 4. Entah Apa Yang Ada Di Ujung Senyuman.
6
BAB 5. Perintah Pertama Untuk Sekretaris.
7
BAB 6. Hari Pertama Yang Buruk Dan Melelahkan.
8
BAB 7. BerlombaTekad Kuat.
9
BAB 8. Kesabarannya Terus Di Uji.
10
BAB 9. Semangat Untuk Diri Sendiri.
11
BAB 10. Niat Menolong Malah....
12
BAB 11. Hati, Tergores Sedikit Demi Sedikit.
13
BAB 12. Pergi. Untuk Berhenti Melukai Hati.
14
BAB 13. Ketakutan Yang Terbawa Sampai Ke Alam Bawah Sadar.
15
BAB 14. Menuntaskan Dendam Kesumat.
16
BAB 15. Menipisnya Rasa Sabar.
17
BAB 16. Takut Di Banting Lagi.
18
BAB 17. Yang Terlihat Di Mata Bukanlah Segalanya.
19
BAB 18. Hadirnya Teman Lama.
20
BAB 19. Canggung Luar Biasa.
21
BAB 20. Puncak Rasa Sakit.
22
BAB 21. Semua Di Awali Dengan Belajar.
23
BAB 22. Berfikir Positif, Agar Yang Terjadi Juga Positif.
24
BAB 23. Butuh Teman Untuk Mengalihkan Kesepian.
25
BAB 24. Diam Bukan Berarti Tidak Berani Melawan.
26
BAB 25. Mungkin Saja Dia Psicho.
27
BAB 26. Merampas Waktu Agar Tidak Berlarut Dalam Kesedihan.
28
BAB 27. Pekerjaan Gabungan.
29
BAB 28. Ingin Terlihat Tampan Untuk Seseorang.
30
BAB 29. Cemburu Samar-Samar.
31
BAB 30. Demi Apa Sampai Begitu?
32
BAB 31. Sedikit Perhatian.Semoga Bisa Membantu.
33
BAB 32. Perasaan Itu, Benar-Benar Sudah Tumbuh.
34
BAB 33. Batasan. Banyak Pertimbangan Jika Harus Melewatinya.
35
BAB 34. Sinyal Darurat Itu Mulai Muncul.
36
BAB 35. Mulai Ada Yang Mengganjal.
37
BAB 36. Rasa Nyaman Itu Sudah Mulai Muncul.
38
BAB 37. Pembalasan Yang Sempurna.
39
BAB 38. Menghina Orang Lain Itu Sama Saja Dengan Merendahkan Diri Sendiri.
40
BAB 39. Sibuk Memikirkan Sikap Manis.
41
BAB 40. Perubahan Ke Arah Yang Lebih Buruk.
42
BAB 41. Rasa Rindu Dan Tidak Tega.
43
BAB 42. Berfikir Jauh Untuk Masa Depan.
44
BAB 43. Waktu Begitu cepat Berlalu.
45
BAB 44. Desiran Semakin Menjadi-Jadi. Apa Sudah Terlambat?
46
BAB 45. Dahulukan Berfikir Yang Baik Sebelum Berprasangka Yang Buruk.
47
BAB 46. Melanggar Larangan Terbesar.
48
BAB 47. Tuntutan Atas Pertanggung Jawaban.
49
BAB 48. Mencoba Bertanya Dengan Hati-Hati.
50
BAB 49. Meyakini sesuatu Tapi Tidak Bisa Mengingatnya.
51
BAB 50. Jadi Terkesan Menghindar.
52
BAB 51. Di Sidang. Nyali Jadi Menciut.
53
BAB 52. Semakin Membuat Posisinya Sulit.
54
BAB 53. Semoga Tersinggung.
55
BAB 54. Berdesir Tak Tahu Malu.
56
BAB 55. Jadi, Suka Apa Tidak?
57
BAB 56. Terus Mengulur Waktu.
58
BAB 57. Judulnya Hari Ini Adalah, Pengganggu.
59
BAB 58. Membakar Hati Milik Musuh.
60
BAB 59. Hnacur Akbiat Angan-Angan Yang Di Bangun Sendiri.
61
BAB 60. Lihatlah, Betapa Putus Asanya Aku.
62
BAB 61. Bukan Perkara Harga Diri Yang Hancur.
63
BAB 62. Semua Itu Hanya Topeng.
64
BAB 63. Penghakiman Itu, Tidak Akan Mudah Untuk di rubah.
65
BAB 64. Tidak Punya Tempat Tujuan.
66
BAB 65. Perasaan Tidak Bisa Di Atur Sesuka Hati.
67
BAB 66. Niat Baik Saja Tidak Cukup.
68
BAB 67. Menghitung Waktu Dengan Tepat.
69
BAB 68. Sedang Butuh Penghiburan Dan Pengalihan.
70
BAB 69. Cerita Paling Asyik Di Dunia.
71
BAB 70. Hatinya Sudah Tertutup.
72
BAB 71. Ingin Jadi Rumah Untuknya.
73
BAB 72. Bukan Untuk Mendapatkan Pujian.
74
BAB 73. Memperjuangkan Maaf Dan Perasaan.
75
BAB 74. Tidak Bisa Kalau Hati Yang Patah.
76
BAB 75. Semoga Hasil Tidak Menghianati Usaha.
77
BAB 76. Hati, Selalu Tak Bisa Di Tebak Debarannya.
78
BAB 77. Masih Ada Sebuah Ragu.
79
BAB 78. Suasana Hati Sudah Terlewat Baik.
80
BAB 79. Bantu Aku Berubah.
81
BAB 80. Luka Akibat Penghianatan.
82
BAB 81. Benar-Benar Bersambut.
83
BAB 82. Padang Bunga Warna-Warni.
84
BAB 83. Perubahan Situasi Dan Status.
85
BAB 84. Terlalu Bersemangat.
86
BAB 85. Menjelma Menjadi Sosok Yang Berbeda.
87
BAB 86. Disesaki Oleh Rasa Bersalah.
88
BAB 87. Berharap Salah.
89
BAB 88. Karma Untuk Kirani.
90
BAB 89. Setiap Orang Punya Dua Topeng Atau Lebih.
91
BAB 90. Mencoba Menepis Kenyataan.
92
BAB 91. Sejatinya, Tidak Ada Yang Bisa Mengubah Masalalu.
93
BAB 92. Munculnya Rasa Takut.
94
BAB 93. Hanya Sebatas Bagian Dari Masa Lalu.
95
BAB 94. Untung Pandai Menyelamatkan Diri.
96
BAB 95. Sudah Menjadi Candu.
97
BAB 96. Silahkan Bahagia.
98
BAB 97. Tidak Baik Terburu-Buru.
99
BAB 98. Hati Yang Patah Belum Tersambung Lagi Dengan Sempurna.
100
BAB 99. Begitulah Cara Sekitar Kita bekerja.
101
BAB 100. Dua peran Untuk Dua Situasi.
102
BAB 101. Bentangan Paling Indah.
103
BAB 102. Sangat Menguras Tenaga.
104
BAB 103. Memang Sederhana. Tapi Sangat Berkesan.
105
BAB 104. Khawatir Tanda Sayang.
106
BAB 105. Komitmen Untuk Saling Percaya.
107
BAB 106. Ingin Menemukan Kepercayaan Yang Sama.
108
BAB 107. Berperang Sendirian.
109
BAB 108. Ibarat Padi Dan Rumput.
110
BAB 109. Keluarga Yang Di Penuhi Oleh Kehangatan.
111
BAB 110. Sudah Di Tentukan.
112
BAB 111. Sistem Tabur-Tuai. Karma Sudah Dibayar.
113
BAB 112. Sisi Wanitanya Terluka.
114
BAB 113. Satu-Satunya Teman.
115
BAB 114. Sejak Awal Memang Sudah Sendiri.
116
BAB 115. Peran Itu Kini Sudah Selesai.
117
BAB 116. Bahteranya Sudah Mulai Berlayar.
118
BAB 117. Bahagia Yang Mulai Datang.
119
BAB 118. Lelah Dan Semangat.
120
BAB 119. Diterima Dengan Hangat.
121
BAB 120. Sudah Bersemayam Di Hati Sejak Dulu.
122
BAB 121. Meminta Maaf Dengan Tulus.
123
BAB 122. Memaafkan Itu Membuat Hati Tenang.
124
BAB 123. Kabar Mengejutkan Dari Favita.
125
BAB 124. Bahagia Dalam Rengkuhan Kebahagiaan.
126
Tengkyu dari PiEl!
127
Novel baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!