Nayla merasa terkejut karena tiba-tiba Jefri memeluk tubuhnya dari belakang, dan ternyata semua itu sengaja Jefri lakukan karena melihat Andri yang ke luar dari kamarnya menuju balkon.
"Nayla, kenapa kamu tega mengkhianati cinta kita," ucap Andri dengan airmata yang terus menetes pada pipinya, dan tubuh Nayla rasanya lemas mendengar perkataan mantan kekasihnya tersebut.
"M_as Andri," ucap Nayla dengan lirih.
Andri yang tidak kuat melihat semuanya, memutuskan untuk kembali ke dalam kamar.
"Kenapa kamu tidak menyusulnya?" tanya Jefri.
"Apa pantas seorang perempuan bersuami mengejar mantan yang saat ini sudah menjadi Adik iparnya? bagaimanapun juga Mas Andri harus bisa menerima semua kenyataan ini," ucap Nayla dengan menitikkan airmata, kemudian masuk ke dalam kamar.
Apa benar Nayla tulus kepadaku? kenapa hatiku rasanya sakit melihat Nayla meneteskan airmata untuk lelaki lain? tidak mungkin semua ini perasaan cinta, aku tidak mungkin jatuh cinta dengan begitu cepat, ucap Jefri dalam hati.
Sebelumnya Papa Ervan sudah meminta tolong kepada Nayla supaya membujuk Jefri untuk bekerja di perusahaan, karena selama ini Jefri hidup di jalanan menjadi berandalan, bahkan Papa Ervan tidak tau apa yang Jefri lakukan diluar sana.
Saat Nayla melihat Jefri sudah memakai jaket kulitnya dan bersiap untuk pergi, Nayla mencoba berbicara dengan Jefri.
"Mas, mau pergi kemana?" tanya Nayla.
"Mau pergi kemana juga bukan urusan kamu," jawab Jefri.
"Tapi saat ini aku sudah menjadi istri Mas, jadi aku harus tau kemana Suamiku pergi."
"Aku mau kerja," jawab Jefri singkat.
"Sebelumnya Papa sudah meminta tolong kepadaku untuk berbicara dengan Mas supaya mau bekerja di perusahaan," ujar Nayla.
"Kalau aku tidak mau memangnya kenapa? lagian sudah ada Andri yang bekerja di sana, dan Nenek sihir pastinya akan bahagia jika aku tidak mau bekerja di perusahan, karena mereka bisa bebas menguasai harta keluargaku."
"Mas tidak boleh berprasangka buruk kepada oranglain, bagaimanapun juga Mama Indri adalah Ibu sambung Mas."
"Ibu sambung seperti apa yang tega menyiksa Anak tirinya dari semenjak masih kecil, apa aku harus menghormati orang yang sudah menyiksaku? kamu tidak tau apa-apa tentang kehidupanku Nayla, jadi jangan pernah ikut campur urusanku."
Nayla tertegun mendengar perkataan Jefri, ia tidak pernah menyangka sedikit pun jika Mama Indri tega melakukan semua itu, tapi Nayla melihat tidak ada kebohongan dalam mata Jefri.
"Maaf jika aku tidak tau tentang semua itu," ucap Nayla tertunduk sedih.
Jefri merasa bersalah karena telah membentak Nayla, sampai akhirnya Jefri memutuskan untuk mengajak Nayla ke luar bersamanya.
"Apa sekarang kamu mau ikut denganku?" tanya Jefri, dan Nayla menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
Jefri menyuruh Nayla mengganti pakaiannya dengan yang lebih simpel karena mereka akan naik motor.
"Nay, sebaiknya kamu memakai celana saja, kita pergi juga naik motor, kalau kamu memakai pakaian syar'i seperti itu yang ada baju kamu akan terlilit rantai motor," ujar Jefri.
"Tapi sudah seharusnya seorang perempuan menutupi auratnya Mas, apalagi sekarang aku sudah memiliki Suami, dan auratku haram dilihat oleh lelaki lain. Mas tidak mau kan kalau nanti Mas yang harus menanggung dosa jika sampai aku mengumbar aurat? karena dosa yang diperbuat istri akan ditanggung oleh Suaminya, apalagi kalau sampai Suami yang menyuruh istri melakukan dosa."
"Ya sudah bagaimana kamu saja," ujar Jefri yang tidak mau berdebat dengan Nayla.
"Mas tenang saja, aku juga udah pake celana, jadi bakalan leluasa meski pun harus naik motor."
Nayla berpamitan kepada Mama Indri terlebih dahulu sebelum berangkat, karena bagaimanapun juga Mama Indri adalah Mertuanya.
"Ma, Nayla berangkat dulu ya," ucap Nayla dengan mencium punggung tangan Mama Indri.
"Jadi kamu mau ikut Jefri keluyuran juga?" sindir Mama Indri.
"Terserah aku mau membawa istriku kemana, bukannya kamu bahagia jika kami ke luar dari rumah ini," ujar Jefri.
Nayla bergegas mengajak Jefri untuk berangkat supaya tidak terjadi pertengkaran antara Mama Indri dan Jefri.
"Kalau begitu kami berangkat sekarang ya Ma, Assalamu'alaikum," ucap Nayla dengan menggandeng tangan Jefri ke luar dari dalam rumah.
Andri yang melihat Nayla bergandengan tangan dengan Jefri kembali merasakan sesak dalam dadanya, apalagi saat naik motor, Jefri menarik tangan Nayla supaya memeluk tubuhnya.
"Sekarang kamu lihat sendiri kan kalau perempuan yang selama ini selalu kamu puja-puja sudah tega mengkhianati kamu," ujar Mama Indri, ketika Andri terus saja menatap kepergian Nayla dan Jefri.
"Mama sekarang pasti sudah puas kan, karena Mama sebenarnya menginginkan semua itu?" ucap Andri dengan lirih.
"Kamu harusnya mengerti kalau Mama melakukan semua itu untuk kebahagiaan kamu Andri, dan sekarang Mama sudah mendapatkan calon istri yang cocok untuk kamu, pastinya selevel dengan keluarga kita juga, bukan perempuan kampung seperti Nayla yang hanya akan menjadi benalu dalam keluarga ini."
Andri yang mendengar perkataan Ibu kandungnya merasa sangat geram karena Mama Indri selalu menilai segala sesuatu dengan uang.
"Cukup Ma, cukup. Mama tidak berhak menghina Nayla, karena Nayla bukanlah benalu, tapi dia adalah cinta sejati Andri."
Tiba-tiba Andri merasakan sakit pada dadanya, dan akhirnya Andri pingsan.
Mama Indri terlihat panik melihat Anak kesayangannya pingsan, kemudian Mama Indri berteriak memanggil Asisten rumah tangga dan Satpam untuk membantu membawa Andri ke Rumah Sakit.
"Kenapa semuanya menjadi seperti ini? semua ini gara-gara perempuan kampung itu," gumam Mama Indri dengan mengepalkan kedua tangannya.
Andri langsung dibawa masuk ke dalam ruang IGD untuk mendapatkan penanganan medis, dan Mama Indri memutuskan untuk memberitahu Papa Ervan tentang keadaan Andri saat ini.
"Beberapa saat kemudian, Dokter ke luar dari dalam ruang IGD, dan Mama Indri bergegas menghampirinya untuk menanyakan keadaan Andri.
"Dok, bagaimana keadaan Anak saya?" tanya Mama Indri.
"Pasien saat ini masih belum sadarkan diri, dan setelah kami periksa, Pasien mengalami serangan jantung karena syok, apalagi sepertinya Pasien tidak makan dan minum, jadi semakin memperparah keadaannya. Pasien saat ini sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat, dan jangan biarkan Pasien terlalu banyak berpikir, karena semua itu akan memperburuk keadaannya," ujar Dokter.
Ada rasa bersalah pada hati Mama Indri, karena semua yang terjadi kepada Andri disebabkan oleh dirinya.
"Bagaimana ini, apa aku telpon Nayla saja supaya Andri bisa segera sembuh? tapi nanti pasti Jefri akan mengejek ku karena sudah meminta bantuan kepada istrinya untuk merawat Andri," gumam Mama Indri yang saat ini berada dalam dilema.
Papa Ervan yang mendapatkan kabar jika saat ini Andri masuk Rumah Sakit, bergegas menuju Rumah Sakit untuk melihat keadaan Andri.
"Ma, bagaimana keadaan Andri saat ini?" tanya Papa Ervan yang baru saja tiba di Rumah Sakit.
"Andri mengalami serangan jantung karena syok Pa, apalagi dari kemarin Andri tidak mau makan dan minum. Kita harus bagaimana Pa, Mama takut Andri sampai kenapa-napa."
Papa Ervan terlihat berpikir, sampai akhirnya Papa Ervan kembali angkat suara.
"Sepertinya kita harus meminta bantuan Nayla."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
auliasiamatir
aku harap jefri nggak ngizinin, biar jadi pelajaran buat mak tirimu
2023-03-11
1
auliasiamatir
enak aja, masak istri kakka mya yang di suruh ngerawat, kan kamu banyak uang, cari sana perawat
2023-03-11
1
auliasiamatir
senjata makan tuan yah ma
2023-03-11
1