4. Menunggu

Saat jam istirahat, ketika Jenie asik menikmati makanan di kantin, dua temannya membuat keributan kecil. “Lepasin gue, sakiiiit!”ringis Jenie yang ditarik-tarik sama Anton dan Eki. Satu menarik tangan kanan, satu lagi tangan kiri.

Melihat kejadian itu, Juno bangkit dan menghajar dua siswa yang menarik Jenie tadi. “Lo, gak apa?”

“Gak papa pala lo. Tuh mereka jadi babak belur gara-gara lo?” rutuk Jenie memperhatikan dua temannya yang kesakitan.

"Ah, nyesel gue nolongin lu. Bukannya berterima kasih, malah kena semprot?" rutuk Juno kesal. Juno meninggalkan kantin tersebut dengan wajah bete.

“Elo sih, pakek narik narik gue segala?” Jenie menoyor kepala Eki.

“Sekarang silakan bayar makanan anak-anak yang pada jajan di kantin!” titah Jenie.

“Semuanya?” tanya Eki sedikit keberatan.

“Ya, semuanya, titik! Kalau engga, gue sleding lo pade!” Jenie memesan satu mangkok Bakso, kesukaanya,

“Ba-baiklah” Eki pun segera meriksa isi dompetnya.

*

*

*

Saat jam terakhir hampir berakhir, Juno sengaja duduk di bangku belakang Jenie yang sedang kosong. Ia mendekat pada telinga Jenie dan membisikan sesuatu.

“Tunggu gue, ya? Pulang bareng gue aja sekalian ya?” bisiknya kepada Jenie.

”OK!” jawab Jenie sambil menggaruk kepala menyalin pembahasan matematika di papan tulis.

Bel pulang pun berbunyi, dan ternyata Eki malah mengajak Jenie pulang bersama dengannya.

“Tapi, gue udah ditunggu Juno,” tolaknya.

“Ngapain dia nunggu kamu? Liat aja, dia lagi asik ngobrol dengan Yovie, tuh?” Eki ?menunjuk ke arah Juno.

“Bener juga, dasar ... Awas lo ya? Gue tinggalin, lo!” gumannya mencabikan bibir menarik Eki ke arah motor temannya itu terparkir.

Setelah sampai di rumah, ia langsung melaksanakan kewajiban Zuhur. Di saat menikmati santapan siang, tiba-tiba terlintas bayangan Juno yang berjanji menunggunya.

"Dia udah pulang belum ya?" Usai mengisi perut, Jenie menyeberang menuju rumah tetangganya itu. “Tante, Juno udah pulang belum?”

Di sana, tampak Tante Siska sedang menikmati santapan Siang hari ini.

“Kayaknya dia belom pulang, mungkin sebentar lagi dia sampai. Kamu udah makan belum? Temani Tante makan, yuk?"

Jenie menganggukan kepala dan terlupa bahwa ia sudah makan. Netranya aktif memantau lauk yang ada di atas meja tersebut.

"Waaah ... ada kue brownis kukus.” Jenie histeris meliat menu pencuci mulut yang ada di atas meja.

“Ini baru tante buat. Ayo, ambil aja! Temani Tante makan! Soalnya sepi banget kalau makan sendiri,” ajaknya lagi.

“Sebenarnya aku udah makan, Tante. Tapi, melihat browniesnya, membuatku benar-benar ingin mencicipinya?" Jenie duduk di sebelah ibu Juno.

Setelah itu, ia mencomot kue menikmati sambil bersenda gurau, hingga ia benar-benar melupakan seseorang yang masih menunggunya.

"Makasi tante, brownis buatan Tante, enak banget. Perutku udah kenyang, Aku pulang dulu ya?” Jenie keluar dari rumah besar milik keluarga Juno.

“Oh ya, siapa tau si bego Juno masih menunggu gue di sekolah?” Ingatan keberadaan Juno kembali datang.

Jenie segera mengambil motor dan mengendarai motor tersebut setengah ngebut menuju area sekolah. Namun, ternyata sekolah sudah sangat sepi. Tak satu pun bayangan yang terlihat di sana.

“Tapi, ini kan ayam jago si wiro sableng?” Jenie sangat hafal dengan motor milik tetangganya itu.

“Mungkin dia berada di dalam?” Jenie masuk dan mendapati Juno masih asik ngobrol bersama Yovie.

“Ternyata, dia tidak menungguku?” batinnya.

“JUN?” Jenie memanggil dengan setengah teriak karena posisi mereka cukup jauh.

Juno melambaikan tangan, membuat Jenie berjalan ke arah mereka.

“Oh, gini? Ternyata kalian malah asik pacaran? Gue kira elo sedang nunggu gue tau nggak? Mana udah kebut-kebutan nyari lo kesini”

“Salah lo sendiri, ngapain maen tinggal gitu aja? Untung ada Yovie yang mau nemenin gue,” gerutu Juno tak kalah geram.

“Dasar begoo ... Lo gak mengerti gimana perjuangan gue bisa sampai di sini? Tadi hampir aja gue kesrempet mobil gara-gara buru-buru cari lo ke sini. Eh, nyatanya malah asik-asikan pacaran?"

"Pokoknya, setelah ini gue gak mau temenan sama lo lagi!” Jenie pergi dan kembali kebut-kebutan.

Tanpa dia sadari diam-diam Juno mengikutinya dari belakang untuk memastikan bahwa dia telah selamat sampai dirumah.

“Juno ... lo begok banget tau gak sih?” Jenie teriak-teriak sendiri di dalam kamarnya.

Untung tidak ada orang dirumah. Ayah ke kantor dan Bunda belum pulang mengajar, sementara Villa masih belum pulang les di luar sekolah.

*

*

*

Esoknya di sekolah, Juno lagi-lagi sengaja duduk di belakang Jenie. “Pinjem pulpen dong?” bisik Juno kepada Jenie.

Akan tetapi, Jenie tak mengubris. Ia memasang muka masam,  menutup lubang telinganya dengan headset walkman yang menjadi hadiah dari Juno.

"Saking disayangnya? Dibawa ke mana-mana? Kenapa yang ngasih tidak diajak juga?" gumam Juno di belakang Jenie yang tak mengubris sama sekali.

Jenie tengah asik mendengarkan lagu yang dinyanyikan Mellie Guslow, berjudul, Ada Apa dengan Cinta.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!