"Kau lihat sendiri kan? Dia yang menggangguku!" rutuk Arsen dengan wajah Aziel.
[ Namun, kau tidak boleh mengeluarkan tenaga luar biasamu terhadap anak di bawah umur! ]
Aziel melengos membiarkan pemuda yang tidak ia kenal itu meringis kesakitan sendirinya. Dandy yang seakan tak dipedulikan dalam keadaan kesakitan, terlihat sangat marah.
"Awas kau!" Ia kembali pada rubicon yang sedikit penyok karena menabrak tiang listrik yang terbuat dari beton.
Langkah Aziel bergerak cepat memasuki warteg itu dan segera duduk di bangku dan meja yang ada di sana. "Selagi saya berbaik hati, beri saya makanan gratisan porsi dobel! Saya sangat lapar!"
Pemilik warung mengerutkan keningnya ketika mendengar ucapan Aziel barusan. "Ape kate lu? Apa gunanye buat gue kalau lu lagi berbaik atau kagak? Di sini kagak ada gratisan!" bentak pemilik warteg berkacak pinggang.
Mata coklat laki-laki muda ini membesar dan amarahnya seketika naik ke atas ubuh-ubun. "Eh, Bu! Untung saya mau makan di sini! Seumur-umur saya hidup, mana mau saya singgah ke tempat beginian?"
"APAAA?" teriak pemilik warung merasa terhina. Ia mengeluarkan semua peralatan dapur seperti baskom pastik, centong, dan alat lainnya dilempar pada bocah yang dianggap kurang ajar itu.
Benda-benda yang terus saja melayang mendarat di kepalanya, memaksa pemuda kelaparan itu keluar dengan cepat, berlari meninggalkan lokasi.
"JANGAN BALIK LAGI KE SINI!" teriak sang pemilik warteg.
Aziel melirik ke arah belakang. "Awas kau wanita si*lan!" Aziel memasang wajah dingin melirik pada warteg tersebut.
"Aaaagghhh!" Tubuhnya terasa tersengat kembali. Ia perlahan meringkuh bagai bayi yang sedang merangkak menahan rasa pedihnya sengatan itu.
[ Kata-kata un-faedah terdeteksi. Kau mendapat hukuman. Dana yang kau miliki telah minus Rp100.000,- ]
Mata Aziel liar melihat sisi kiri kanan dengan wajah jelas meringis menahan sakit. "Kau makhluk apa?"
[ Aku adalah Sistem yang akan memandumu masuk ke dalam surga dengan memberikan petunjuk bagimu untuk mendapat pahala. ]
[ ... ]
[ ... ]
Sistem menunggu reaksi Arsen yang ada dalam tubuh Aziel. Namun, pria itu tak banyak berkomentar seolah tak peduli dengan informasi barusan.
Tubuh pria muda itu sudah tidak merasakan sakit lagi. Kini ia bangkit menepuk bagian celana yang cukup kotor karena habis berguling di atas trotoar pinggir jalan. Meskipun orang-orang melihatnya heran, ia berjalan lurus seakan merasa tak terusik sama sekali.
[ Ding Ding ]
Aziel tersentak mendengar sesuatu seperti notifikasi yang terngiang hebat di telinganya. "Apa itu kau, Sist?"
[ ... ]
[ Siapa Sist? ]
"Kamu!"
[ Aku? ]
"Bukan kah kau yang memperkenalkan diri sebagai Sistem?"
[ Oh iya ... Aku lupa. ]
"Mulai hari ini aku panggil kau dengan Sist aja! Atau Bro?"
[ Sist ... Boleh juga. Tapi, kau baru saja mendengar ada notifikasi masuk kan? ]
" .... " Aziel hanya bergeming tak bersuara. Karena, karakter Arsen begitu lah adanya.
[ Kau sudah memiliki misi untuk dijalani. Harga misi pertamamu adalah Rp200.000,- ]
[ Saldomu saat ini adalah minus Rp100.000. ]
[ Jika kau sukses dengan misi ini, maka saldo akan terisi otomatis dengan Rp100.000,- setelah pengurangan. ]
Aziel mengerutkan keningnya. "Seratus ribu? Apa kau yakin aku akan menjalaninya? Aku sudah terbiasa dengan pemasukan miliaran setiap hari," guman Aziel dingin.
"Aaagghhh ...." Tubuh Aziel kembali bagai tersengat oleh aliran listrik yang dahsyat. Namun kali ini, tubuhnya seakan mulai terbiasa dengan itu.
[ Tentu saja! Jika tidak, kau akan diberi hukuman! ]
Wajah Aziel tampak menyernyit. Napasnya terdengar memburu. "Kau mau main-main denganku?"
[ Baik lah, kalau kau masih membandel, sepertinya lebih baik mengembalikanmu ke neraka! ]
Wajah Aziel menegang. Ia teringat kembali akan suhu udara yang begitu menyakitinya meskipun ia telah m4ti. "Jangan! Jangan masukan aku ke sana! Masukan aku ke surga!" Nada suara itu berubah kembali memohon.
"Aku ingin bertemu dengan istriku, Jovita."
[ Turuti aturan yang telah ada! Kau jadikan anak yang selama ini kau abaikan menjadi kaya, maka amalan hidupmu akan memberikan peluang besar untukmu ke surga! ]
Aziel merenung beberapa waktu, akhirnya kepalanya bergerak naik turun. "Apa yang harus aku lakukan?"
[ Lihat ke arah jam dua belas! ]
Mata coklat itu menuju arah tepat pukul dua belas dari tempatnya berdiri. Di sana, tampak pria berjalan menggunakan tongkat meraba ubim terotoar ingin menyeberang ke arah sisi yang ia pijak saat ini. Wajah Aziel menyeringai melihat orang tersebut.
[ Apa kau tahu hal yang harus dilakukan? ]
"Tentuuuu!"
'Ada jantung, hati, ginjal, pangkreas, dan semua yang bisa aku jual!'
Tubuh muda itu segera menyeberang ke sisi pria buta yang berjalan menggunakan tongkat tersebut.
...****************...
Selagi menunggu Author Up ... Mampir yuk ke karya kece milik temenku di bawah ini ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Eany Luphdieya
astaga arsen masih aja ngelawak, mau manggil sist apa bro... untung sistem gk marah🤣🤣
2023-03-23
1
vir@ erick
Arsen arsen tobat.... Malah msih mikir mau jual organ dn lain".... Susah banget iya kalo dah punya sifat buruk. Liat ad mangsa jiwa buruknya meronta ronta
2023-03-08
1
Neng Sari Yantin 2004
astaga seorang arsen meminta makan secara gratis dengan embel² selagi berbaik hati🤣🤣🤣🤣
arsen di suruh menabung amalan baik,malah ada niat menumpuk amalan buruk😂😂tobat sen tobat
lupakan tuh organ tubuh
2023-03-04
1