5. Saldo di Bank Gaib

Aziel telah berdiri di sisi pria tua itu, tetapi ia tetap diam. Ia memperhatikan bagaimana pria tua tersebut beberapa kali mencoba menyeberangi jalan. Akan tetapi, ia mengurungkan niatnya kembali.

'Sayang sekali, Kano dan yang lainnya tidak ada di tempat. Kalau mereka ada, orang tua buta ini akan menjadi sasaran empuk.'

"Heh!"

Terdengar suara yang membuat ia tersentak. Tidak hanya Aziel, pria tua yang terus meraba jalanan turut tersentak. Aziel menoleh ke arah belakang dan si pemilik suara adaha seorang remaja perempuan berkerudung.

"Aziel, kamu itu niat nggak sih nolong bapak ini? Padahal, aku sempat kagum melihat kamu sampai menyeberang untuk membantu bapak ini menyeberang. Eh, orangnya cuma bengang bengong doang?"

Aziel tertegun mendengar namanya disebut oleh gadis belia ini. Sudah tentu artinya bahwa gadis remaja tersebut mengenal anak laki-laki bernama Aziel, jauh hari sebelum Arsen memasuki tubuhnya.

Gadis muslimah itu memegangi tongkat pria buta tadi. "Ayo sini, Pak. Biar saya saja yang membantu untuk menyeberang."

Ajakan gadis muda itu disambut anggukan oleh pria tua tadi. Raut wajah Aziel seketika mengerut dan rahangnya menegang. "Dia itu mangsa saya! Lepaskan sekarang juga!"

Gadis tadi melirik pada pemuda yang mengenakan seragam sekolah tersebut. "Kau gila ya? Macam singa ketemu antelop aja? Lagian tumben sekali bahasamu formal kayak gini?"

"Saya ... Saya ... Berasa isekai di dunia bapak-bapak!" ucap gadis itu mencibir.

Aziel pun berjalan menarik pria tua tadi. "Kau menyeberang denganku saja!" ucap Aziel dingin menggenggam pergelangan tangan pria tua tadi.

Dengan cepat ia menarik pria tua tersebut menyeberangi jalanan membuat pria buta tadi kelimpungan mengikuti langkahnya.

"Aaah, tunggu! Bapak takut jatuh ...." Pria itu berjalan mengikuti anak laki-laki bersuara masih parau. Dengan mudah ia mengetahui bahwa orang yang saat ini menolongnya adalah seorang remaja laki-laki yang masih labil.

Setelah sampai di seberang, Aziel melepas begitu saja tangan pria buta itu. Ia melirik ke arah gadis berkerudung yang menatap tajam padanya, bersidekap dada ketika melihat apa yang ia lakukan barusan.

"Ma-makasi ...." Pria buta itu terbata, dan terlihat masih cukup kalut dengan kenyataan bahwa ia baru saja dipaksa berjalan dengan keadaan tak menentu.

Aziel tidak menjawab ungkapan terima kasih itu. Ia masih melirik pada seseorang yang terus memantaunya. Karena, diperhatikan dengan tatapan tajam seperti itu, ia memilih untuk pergi menjauhi pria tua itu. Ia meringis karena perutnya sudah sangat lapar.

[ Ding Ding ]

[ Ada dana masuk ... Saldomu saat ini Rp50.000,-]

"Loh? Tadi katanya seratus ribu?" protesnya.

[ Karena kau sudah memiliki niat buruk pada pria tua tadi, maka danamu dipotong sebesar Rp50.000- ]

Aziel mengerang kesal, tetapi ia masih tidak memiliki banyak komentar atas apa yang baru saja ia dapatkan.

[ .... ]

[ Kau orang tak banyak bicara. Namun, seperti orang bilang, diam-diam menghanyutkan. ]

kruuucuuuk

Akhirnya, yang ia elakkan terdengar juga. Suara yang tak pernah terdengar dari arah perutnya, kini menyeruak dan terdengar oleh semua orang yang ia lewati dalam perjalanannya. Aziel mengernyitkan wajah memegangi perutnya yang sungguh luar biasa lapar.

"Sist, kau bilang aku punya uang lima puluh? Itu terkena biaya admin nggak?"

[ Admin? ]

"Kalau dana sisa lima puluh ribu, biasanya tidak bisa ditarik lagi. Bagaimana caranya aku mengambil uang tersebut?"

[ hahaha kau pikir danamu diambil lewat ATM? ]

[ Kau tak perlu repot! Cukup merogoh kantong kosongmu memikirkan jumlah dana yang ingin kau ambil, maka di sana akan menggenggam uang tersebut. ]

Aziel masih memasang wajah datarnya. Namun, ia merogoh kantong celananya yang bolong tadi langsung mempraktikkan apa yang diucap Sistem. Namun, ternyata zonk.

"Kau bercanda ya?"

[ Kau merogoh kantong bolong! ]

Aziel melirik kantong kemeja putih seragam yang sudah mulai coklat itu. Dan, benar ... di sana ia menemukan satu lembar uang bewarna biru telah terselip dalam keadaan terlipat.

[ Ding Ding ]

[ Sisa dana pada akun Bank Gaibmu sebesar nol rupiah. ]

Aziel mengeluarkan selembar uang itu. Kepalanya langsung liar melirik ke segala sisi. Ia melihat satu warung nasi di ujung jalan. Dengan langkah sedikit buru-buru, ia berjalan ke arah sana.

"Baaang ... boleh minta sedikit uang?" Tiba-tiba, muncul seorang anak kecil dengan wajah memelas.

Wajah Aziel mengernyit kesal. "Saya cuma punya uang segini! Seumur hidup, tidak pernah semiskin ini! Pergi sanah!" rutuk Aziel kesal.

[ Dana dipotong Rp50.000! ]

bluusss

Sekerika uang yang telah terjepit di jemarinya menghilang begitu saja. Aziel tersentak melirik ke arah kiri dan kanan.

[ Danamu sudah dikembalikan ke alam baka ]

Rahang Aziel bergetar. Gemeletuk di giginya diiringi suara nyanyian di dalam perutnya. Meringis sekaligus kesal, hanya itu yang bisa ia lakukan.

[ Apa kau belum paham juga? Apa kau kesulitan untuk memiliki akhlak soleh? ]

"Kenapa berdiri di sana? Masuk lah!" ucap pedagang yang terheran melihat siswa berseragam yang tadinya terlihat bersemangat ingin makan di warung ini.

Aziel mulai memutar otak. Matanya liar melirik sesuatu yang tak nyata dan ia menghela napas panjang. "Awas kau, Cah! Gara-gara kau, saya tidak punya uang!" Aziel menunjuk bocah tadi dengan mata tajam.

Akan tetapi, ia berputar dan masuk ke dalam warung. "Kakaak ... Apakah ada pekerjaan yang bisa saya lakukan? Kakak tidak perlu membayar saya dengan uang. Cukup memberikan saya makan seporsi saja, karena saya sangat lapar."

Pemilik warung itu memperhatikan wajah tanpan bermata sipit dengan pupil bewarna coklat ini. 'Ganteng juga.'

"Apa kamu yakin mau dibayar dengan sepiring nasi saja?"

"I-iya ... Saya sangat lapar, tetapi tidak punya uang sama sekali."

Wanita pedagang itu hening sejenak. Ia bergerak mengambilkan nasi dan lauk ke dalam wadah, setelah itu menyerahkannya pada remaja sekolah itu. "Sebenarnya kamu dari mana?"

Aziel menangkap piring itu dengan wajah datarnya. Ia segera melahap makanan itu.

"Cuci tangan dulu! Jangan lupa berdoa!" ucap wanita tadi.

Aziel mengangguk menuju tempat cucian tangan yang berada di dinding warung. Dengan buru-buru ia mengucapkan basmallah dan langsung melahap makanan tadi. Pemilik warung tadi menggelengkan kepala meninggalkan Aziel yang melahap makanannya.

Mata Aziel melirik pada bocah yang ada di luar warung yang terus memperhatikan dirinya. Hal ini membuat ia merasa tidak enak hati. Akhirnya ia memanggil bocah itu untuk mendekat.

"Saya suapin saja!" ucapnya.

Bocah itu mengangguk dan ia menyuapi anak tadi makan. Perasaannya terenyuh ketika menyuapi bocah itu. Arsen teringat pada masa ketika anaknya Aziel masih kecil yang tak pernah mendapat kasih sayang darinya. Bahkan, untuk sekedar menyuapi anaknya makan pun ia tak pernah. Tanpa sadar, air matanya terjatuh karena telah menyiakan waktunya bersama putra semata wayangnya dulu.

Ujung-ujungnya, semua makanan itu telah berpindah pada perut bocah itu. Wajahnya terlihat gembira, perutnya sudah terisi penuh.

"Terima kasih, Bang." Lalu ia pergi begitu saja meninggalkan Aziel yang telah dibanjiri air mata dalam tubuhnya yang kaku.

Terpopuler

Comments

Eany Luphdieya

Eany Luphdieya

pengen ngakak tapi takut dosa🤣🤣 lumayan menghibur, bank gaib tau aja kalau saku bolong gk bisa diisi duit🤣🤣

2023-03-23

3

vir@ erick

vir@ erick

Rekening gaibbb???🤔🤔🤔

2023-03-08

0

vir@ erick

vir@ erick

Ngak ad kapok"ny iya.... Ngak mempan kalo sengat listrik doank... Ngak kira jera

2023-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Antara Dua Kematian
2 2. Pria Tua di Tubuh Remaja
3 3. Bertemu Dandy
4 4. Misi pertama
5 5. Saldo di Bank Gaib
6 6. Misi Selanjutnya
7 7. Misi Wudhu yang Benar
8 8. Imam Mesjid
9 9. Keistimewaan Memiliki Sistem
10 10. Sistem Merajuk
11 11. Tobat sebelum M4ti
12 12. Dinas Malam
13 13. Melepaskan Diri
14 14. Kun Faya Kun
15 15. Mesjid di Wilayah Terpencil
16 16. Misi Mengumandangkan Azan Subuh
17 17. Salat Subuh Rasa Salat Ied
18 18. Si Pencuri Cilik
19 19. Terhipnotis
20 20. Sekolah Aziel
21 21. Ganti Rugi
22 22. Aziel yang Sekarang Bukan Aziel yang Dulu
23 23. Menghadap
24 24. Misi Menghabiskan Semua Uang
25 25. Bertemu Kembali dengan Anggota Mafia Arsen
26 26. Punya Motor Baru
27 27. Bonus untuk Kebaikan Tanpa Perintah
28 28. Negosiasi Warung Ayam Goreng
29 29. Hukuman Berhadiah
30 30. Terang-terangan
31 31. Aziel yang Berbeda
32 32. Kepribadian Ganda
33 33. ATM Berjalan
34 34. Sat set sat set
35 35. Sultan Dadakan
36 36. Membeli Warung Ayam
37 37. Senyum adalah Ibadah
38 38. Joki Belum Pulang?
39 39. Misi Seharga 10000 gram Emas
40 40. Pilihan Hidup Baron
41 41. Preman Taubat
42 42. Rencana Bisnis
43 43. Misi Hafal Alquran
44 44. Saling Bermaafan
45 45. Mengejar Dandy
46 46. Dendam pada Dandy
47 47. Usaha Hari Pertama
48 48. Saldo Lima Miliar
49 49. Menghapus Dosa Masa Lalu
50 50. Misi Juz 30
51 51. Sedekah Subuh
52 Susah Update Karena Sibuk Persiapan Lebaran di Kampung Halaman
53 Selamat Hari Raya Idul Fitri
54 52. Beratnya Puasa Hari Pertama
55 53. Kendaraan Baru
56 54. Kami Lucu dan Menggemaskan
57 55.
58 56. Deep Sleep
59 57. Murka
60 58. Mengunjungi Makam Arsen
61 59. Arsen di dalam diri Aziel
62 60. Jiwa Aziel yang Sebenarnya
63 61. Masa yang Hilang
64 promo karya baru
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. Antara Dua Kematian
2
2. Pria Tua di Tubuh Remaja
3
3. Bertemu Dandy
4
4. Misi pertama
5
5. Saldo di Bank Gaib
6
6. Misi Selanjutnya
7
7. Misi Wudhu yang Benar
8
8. Imam Mesjid
9
9. Keistimewaan Memiliki Sistem
10
10. Sistem Merajuk
11
11. Tobat sebelum M4ti
12
12. Dinas Malam
13
13. Melepaskan Diri
14
14. Kun Faya Kun
15
15. Mesjid di Wilayah Terpencil
16
16. Misi Mengumandangkan Azan Subuh
17
17. Salat Subuh Rasa Salat Ied
18
18. Si Pencuri Cilik
19
19. Terhipnotis
20
20. Sekolah Aziel
21
21. Ganti Rugi
22
22. Aziel yang Sekarang Bukan Aziel yang Dulu
23
23. Menghadap
24
24. Misi Menghabiskan Semua Uang
25
25. Bertemu Kembali dengan Anggota Mafia Arsen
26
26. Punya Motor Baru
27
27. Bonus untuk Kebaikan Tanpa Perintah
28
28. Negosiasi Warung Ayam Goreng
29
29. Hukuman Berhadiah
30
30. Terang-terangan
31
31. Aziel yang Berbeda
32
32. Kepribadian Ganda
33
33. ATM Berjalan
34
34. Sat set sat set
35
35. Sultan Dadakan
36
36. Membeli Warung Ayam
37
37. Senyum adalah Ibadah
38
38. Joki Belum Pulang?
39
39. Misi Seharga 10000 gram Emas
40
40. Pilihan Hidup Baron
41
41. Preman Taubat
42
42. Rencana Bisnis
43
43. Misi Hafal Alquran
44
44. Saling Bermaafan
45
45. Mengejar Dandy
46
46. Dendam pada Dandy
47
47. Usaha Hari Pertama
48
48. Saldo Lima Miliar
49
49. Menghapus Dosa Masa Lalu
50
50. Misi Juz 30
51
51. Sedekah Subuh
52
Susah Update Karena Sibuk Persiapan Lebaran di Kampung Halaman
53
Selamat Hari Raya Idul Fitri
54
52. Beratnya Puasa Hari Pertama
55
53. Kendaraan Baru
56
54. Kami Lucu dan Menggemaskan
57
55.
58
56. Deep Sleep
59
57. Murka
60
58. Mengunjungi Makam Arsen
61
59. Arsen di dalam diri Aziel
62
60. Jiwa Aziel yang Sebenarnya
63
61. Masa yang Hilang
64
promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!