3. Bertemu Dandy

Tendangan kuat mendarat begitu saja pada tubuh yang belum bersiap mendapat serangan itu. Terdengar teriakan parau yang keras mendapatkan hantaman hebat dari beberapa pria dewasa.

Setelah melihat Aziel tak bergerak, mereka segera mengangkat Baron bersama-sama dan membiarkan Aziel yang meringkuk tak bergerak. Arsen yang berada di tubuh Aziel hening, ia bagai mendapat pecutan hebat menyadari hari-hari yang selama ini dijalani oleh putranya ini.

"Ziel, elu sih? Pakai ngelawan segala? Harusnya elu nurut!"

Kepala pemuda bernama Aziel itu mendongak pada sumber suara tadi. Ternyata dia adalah pemuda berseragam sekolah, persis sama dengan pakaian yang saat ini melekat di tubuhnya. Dia duduk di sisi tubuh kawan sebayanya ini.

"Mana yang sakit?" Dia menarik tas yang terpasang pada punggungnya, lalu mengeluarkan jel lidah buaya yang selalu disiapkan untuk keadaan tak terduga seperti ini.

Pemuda itu sudah mengeluarkan jel yang menenangkan bagian luka dalam ini sudah berada setengah bagian di jemari bersiap untuk dioleskan pada tubuh Aziel. Namun, matanya terbelalak. Tak sedikit pun tampak luka dan lebam di tubuh temannya yang jelas mendapatkan serangan brutal.

"Gue nggak mimpikan?" Ia mencubit tangan Aziel dan cubitan itu ditepis kuat.

"Aaagghhh ...." Ringisan pun terdengar dari mulutnya.

Aziel mulai mengubah posisi dan duduk di samping temannya ini. "Apa yang kau kadukan sama si gondrong tadi?" tanyanya dengan raut mata datar terkesan dingin menyeruak pada tubuh lawan bicara.

"Gue hanya bilang tadi lu nyerang gue tiba-tiba waktu gue ajak untuk bekerja. Makanya dia marah. Kayak gak tau giamana Bang Baron aja lu? Minimal kita harus nyetor tiga ratus ribu sehari ke dia. Eh, orangnya lu bikin koma kayak gitu."

Aziel memasang wajah tak tertarik melirik pemuda di sampingnya ini. "Siapa nama kau?"

Remaja itu membelalakkan mata berpindah posisi duduk tepat di hadapannya. "Nama gue? Lu jangan bercande jang!" Punggung tangan pemuda itu melekat di keningnya.

Aziel menepis tangan orang yang ada di hadapanya ini. "Iye, nama kau? Kita tidak pernah bertemu selama ini."

"Ziel, lulu mengalami amnesia ya? Masa lu lupa sama gue? Jangan-jangan tadi itu, Dandy benar-benar menghajar lu ya? Jadi, membuat otak lu bermasalah? Masa lu lupa sama gue yang udah berjuang bersama semejak kita di sini."

Aziel menatap pemuda itu dengan wajah datarnya. "Saya tak tahu! Katakan saja!"

"Gue ini Joki! Masa lu lupa? Anjiirr, tiba-tiba berasa ngomong sama orang tua."

Beberapa waktu berlalu, Arsen mulai mempelajari banyak hal dari informasi yang diberikan oleh Joki. Hal yang mengejutkan membuat ia tak bisa percaya, ternyata selama ini anaknya menjadi pencuri di bawah kungkungan Baron sebagai ketua yang mungkin menculik Aziel dulu.

"Saya tidak mau tinggal di sini lagi!" ucap Aziel. Lalu, ia bangkit lalu beranjak menuju pintu arah keluar gedung.

"Ziel! Apa elu lupa? Udah berapa kali kita mencoba kabur, tapi nggak pernah berhasil. Ini saja kita diizinin sekolah aja udah syukur!" Joki menarik tangan Aziel, tetapi ditepis membuat tubuh Joki oleng dan ambruk.

"Gile anjiirr, sejak kapan lu bisa sekuat ini?" rutuk Joki kembali bangkit.

"Jangan ganggu dan jangan ikuti saya!" Aziel terus beranjak tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

[ Kau masih bertanya? Bukan kah sudah aku katakan supaya kau melakukan hal yang diperintah Agama? ]

"Lalu saya biarkan ketika terus dipukuli saja gitu?"

[ Aku tidak melarangmu membela diri. Jika kamu dihajar seperti itu, disarankan melakukan segala upaya untuk mempertahankan diri. Makanya kamu tidak diberi hukuman. ]

[ Namun, jika kamu melakukannya dengan perasaan dendam dan penuh kebencian, maka bersiaplah misi pahala dan bonus yang harusnya kamu dapat akan berkurang. Amal jariyah yang akan mengantarmu ke surga juga akan berkurang. ]

"Hmmmff ...." Arsen di dalam tubuh anaknya itu melengos kesal. Ia mulai berpikir bahwa menjadi orang baik ternyata sangat lah sulit, karena banyak aturan yang mengikat. Apalagi ia diawasi Sistem yang mengikutinya 24 jam.

Tubuh dan kaki ini, tak tahu harus dibawa ke mana. Rasa lapar dan haus yang luar biasa, mendera tubuhnya yang tiada henti mendapat siksa sedari tadi. Ia merogoh kantung celana bewarna abu-abu dan ternyata kedua kantong kiri dan bolong. Ia beralih pada kantong seragam di dada kiri berlabel OSIS, ternyata kosong juga.

Kruuuyuuuk

Ia memegangi perut menahan rasa lapar yang luar biasa.

[ Kenapa kau tidak berbuat baik? Bukan kah misi menjadi pria soleh itu sudah menjanjikanmu untuk memiliki sesuatu yang kamu inginkan? ]

Kepala pria berusia tujuh belas tahun itu melirik ke arah kiri dan kanan, ia bersiap untuk menyeberangi jalan. Ia melihat warung tegalan dari seberang jalan dan akhirnya memutuskan untuk menyeberang.

Dari satu sisi, rubicon bewarna coklat melintas dengan kecepatan tinggi mendahului kendaraan lain. Saat melihat sosok pemuda berpakaian sekolah melintas, matanya nyalang tak percaya.

"Ahh, pencuri itu masih bisa berdiri rupanya?"

Sang pengemudi menginjak pedal gas dengan dalam. Bibirnya terulas senyum tipis dan bersiap untuk melakukan sesuatu yang tak terduga. Kendaraan melesat cepat dan dengan sengaja bergerak lurus hendak.menghantam tubuh yang menyeberang itu.

[ Sensor bahaya terdeteksi. ]

Tubuh Aziel bergerak dengan sendirinya dengan kecepatan cahaya berlari ke arah penggir jalan. Pemuda yang ada di atas rubicon itu tak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. Aziel, siswa yang tadinya dihajar beramai-ramai dengan teman sekolah lainnya, berlari hingga tak bisa ditangkap lagi oleh lensa mata. Ia melirik ke arah Aziel yang menatap laju kendaraannya.

Tanpa ia sadari dari arah berlawanan, ada kendaraan yang melaju. Ia tersadar dan matanya nyalang mencoba banting strir. Pedal rem diinjak dengan dalam meskipun ia masih harus menabrak tiang listrik.

Aziel bergantian melirik tangannya secara bergantian. "Ini ulahmu juga?" gumamnya.

[ Begitu lah! Jadi kau tak perlu khawatir jika marabahaya tak terduga, tiba-tiba menghampiri. ]

Lalu, pemuda itu melirik ke arah rubicon yang hampir saja menewaskannya di tempat. Dari arah kemudi, keluar seorang pemuda remaja juga. Wajah pemuda itu nanar menatap ke arah dirinya. Aziel kembali melirik ke arah kiri dan kana.

"Kenapa dia? Apa dia mengenalku?"

Pemuda itu berjalan mendekati Aziel. Namun, ternya tubuh yang akan dihantamnya itu telah berpaling dan menjauh. "Oi! Kau! Kemari kau!" teriaknya.

Aziel tak merasa mengenalnya hanya melirik sejenak. Ia melanjutkan langkah kaki karena merasa tidak memiliki kepentingan terhadap pria muda itu. Namun, seseorang itu menahan langkah dengan menarik bahunya secara kasar.

"Lu ngga denger kata gue sialan?" teriaknya di hadapan Aziel.

Aziel melirik pemuda labil itu dengan wajah datarnya, menepis tangannya dengn kasar. "Siapa kau?"

Dandy, tertawa dengan wajah sangarnya. Meskipun ia sedikit heran karena Aziel terlihat tak terluka sama sekali usai dikeroyok bersama teman-temannya tadi. Namun, berlaku pura-pura melupakannya ini sungguh membuatnya sangat terhina.

Dandy menarik Aziel dengan paksa. Namun, tangan Dandy ditepis, kali ini dengan tenaga yang tak main-main, hingga membuat suara tulang bocah itu berderit. Teriakan Dandy membuat semua yang mendengarnya ngilu.

[ Arsen, apa yang kau lakukan pada anak itu? ]

Terpopuler

Comments

Eany Luphdieya

Eany Luphdieya

jadi orang baik itu emang susah arsen, tapi kamu akan menikmatinya saat kamu berada di surga nanti

2023-03-23

2

mantul

2023-03-17

1

Itta Irawan

Itta Irawan

tahan sen, kamu yg buasa hidup dg kezaliman harus berubah jd sosok yg sholeh, sangat sulit memang tp bukankah itu keinginanmu untuk diberi kesempatan mnjdi org baik

2023-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 1. Antara Dua Kematian
2 2. Pria Tua di Tubuh Remaja
3 3. Bertemu Dandy
4 4. Misi pertama
5 5. Saldo di Bank Gaib
6 6. Misi Selanjutnya
7 7. Misi Wudhu yang Benar
8 8. Imam Mesjid
9 9. Keistimewaan Memiliki Sistem
10 10. Sistem Merajuk
11 11. Tobat sebelum M4ti
12 12. Dinas Malam
13 13. Melepaskan Diri
14 14. Kun Faya Kun
15 15. Mesjid di Wilayah Terpencil
16 16. Misi Mengumandangkan Azan Subuh
17 17. Salat Subuh Rasa Salat Ied
18 18. Si Pencuri Cilik
19 19. Terhipnotis
20 20. Sekolah Aziel
21 21. Ganti Rugi
22 22. Aziel yang Sekarang Bukan Aziel yang Dulu
23 23. Menghadap
24 24. Misi Menghabiskan Semua Uang
25 25. Bertemu Kembali dengan Anggota Mafia Arsen
26 26. Punya Motor Baru
27 27. Bonus untuk Kebaikan Tanpa Perintah
28 28. Negosiasi Warung Ayam Goreng
29 29. Hukuman Berhadiah
30 30. Terang-terangan
31 31. Aziel yang Berbeda
32 32. Kepribadian Ganda
33 33. ATM Berjalan
34 34. Sat set sat set
35 35. Sultan Dadakan
36 36. Membeli Warung Ayam
37 37. Senyum adalah Ibadah
38 38. Joki Belum Pulang?
39 39. Misi Seharga 10000 gram Emas
40 40. Pilihan Hidup Baron
41 41. Preman Taubat
42 42. Rencana Bisnis
43 43. Misi Hafal Alquran
44 44. Saling Bermaafan
45 45. Mengejar Dandy
46 46. Dendam pada Dandy
47 47. Usaha Hari Pertama
48 48. Saldo Lima Miliar
49 49. Menghapus Dosa Masa Lalu
50 50. Misi Juz 30
51 51. Sedekah Subuh
52 Susah Update Karena Sibuk Persiapan Lebaran di Kampung Halaman
53 Selamat Hari Raya Idul Fitri
54 52. Beratnya Puasa Hari Pertama
55 53. Kendaraan Baru
56 54. Kami Lucu dan Menggemaskan
57 55.
58 56. Deep Sleep
59 57. Murka
60 58. Mengunjungi Makam Arsen
61 59. Arsen di dalam diri Aziel
62 60. Jiwa Aziel yang Sebenarnya
63 61. Masa yang Hilang
64 promo karya baru
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. Antara Dua Kematian
2
2. Pria Tua di Tubuh Remaja
3
3. Bertemu Dandy
4
4. Misi pertama
5
5. Saldo di Bank Gaib
6
6. Misi Selanjutnya
7
7. Misi Wudhu yang Benar
8
8. Imam Mesjid
9
9. Keistimewaan Memiliki Sistem
10
10. Sistem Merajuk
11
11. Tobat sebelum M4ti
12
12. Dinas Malam
13
13. Melepaskan Diri
14
14. Kun Faya Kun
15
15. Mesjid di Wilayah Terpencil
16
16. Misi Mengumandangkan Azan Subuh
17
17. Salat Subuh Rasa Salat Ied
18
18. Si Pencuri Cilik
19
19. Terhipnotis
20
20. Sekolah Aziel
21
21. Ganti Rugi
22
22. Aziel yang Sekarang Bukan Aziel yang Dulu
23
23. Menghadap
24
24. Misi Menghabiskan Semua Uang
25
25. Bertemu Kembali dengan Anggota Mafia Arsen
26
26. Punya Motor Baru
27
27. Bonus untuk Kebaikan Tanpa Perintah
28
28. Negosiasi Warung Ayam Goreng
29
29. Hukuman Berhadiah
30
30. Terang-terangan
31
31. Aziel yang Berbeda
32
32. Kepribadian Ganda
33
33. ATM Berjalan
34
34. Sat set sat set
35
35. Sultan Dadakan
36
36. Membeli Warung Ayam
37
37. Senyum adalah Ibadah
38
38. Joki Belum Pulang?
39
39. Misi Seharga 10000 gram Emas
40
40. Pilihan Hidup Baron
41
41. Preman Taubat
42
42. Rencana Bisnis
43
43. Misi Hafal Alquran
44
44. Saling Bermaafan
45
45. Mengejar Dandy
46
46. Dendam pada Dandy
47
47. Usaha Hari Pertama
48
48. Saldo Lima Miliar
49
49. Menghapus Dosa Masa Lalu
50
50. Misi Juz 30
51
51. Sedekah Subuh
52
Susah Update Karena Sibuk Persiapan Lebaran di Kampung Halaman
53
Selamat Hari Raya Idul Fitri
54
52. Beratnya Puasa Hari Pertama
55
53. Kendaraan Baru
56
54. Kami Lucu dan Menggemaskan
57
55.
58
56. Deep Sleep
59
57. Murka
60
58. Mengunjungi Makam Arsen
61
59. Arsen di dalam diri Aziel
62
60. Jiwa Aziel yang Sebenarnya
63
61. Masa yang Hilang
64
promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!