Sistem Kekayaan Pria Soleh
"Anak saya sudah ditemukan?" tanya Arsen seorang Mafia berdarah dingin yang telah kehilangan putra berusia enam tahun, pada saat sebelas tahun yang lalu. Saat ini, ia sedang melakukan pembedahan terhadap korban yang baru saja ditangkap oleh anak buahnya.
Ia mulai memisah-misahkan antara jantung, hati, pangkreas, ginjal, kornea, dan beberapa bagian lain yang bisa dijual demi menghasilkan kekayaan yang berlimpah ruah.
"Sampai hari ini belum, Boss."
"BODOH!" Arsen memamerkan pisau bedah yang ada di tangannya.
Dooorr
Refleks mereka semua tengkurap mendengar suara tembakan itu.
Doorr
Para pasukan berpakaian hitam berlarian tunggang langgang masuk ke dalam ruang bedah tersebut. Arsen ingin mengamuk, tetapi mendengar sorakan para anak buahnya tersebut, membuat ia lari tunggang langgang melompat jendela.
Satuan polisi internasional telah mengepung markas mereka yang selalu saja berpindah-pindah. Arsen yang tidak sempat menyiapkan senjata api, akhirnya berpegangan pada pisau bedah yang ada di tangannya.
Kericuhan yang mereka alami di tengah mengeluarkan organ-organ, membuat mereka tidak bisa membereskan semua itu dan terbengkalai. Arsen tak obahnya bagai pesakitan yang ketakutan dikejar oleh polisi, dan penyidik internasional. Tindakannya yang memperjualbelikan organ secara ilegal, sungguh meresahkan masyarakat dunia.
*
*
*
Pada sebuah pojok sekolah, terdengar suara yang memilukan antara pukulan, tendangan, yang diiringi teriakan parau dari seorang remaja pria berusia tujuh belas tahun. Semua yang ada di sana terlihat menggunakan seragam putih abu-abu.
"Anak lemah! Kalau kau masih berani mencuri barang milik pacar gue, maka kau akan merasakan bagaimana yang namanya sakratul maut." Ia melompat dan melayangkan tendangan pada siswa yang telah meringkuk tak bergerak.
"Sudah, Bro! Dia kagak gerak lagi!" Seorang kawan menahan dirinya untuk melanjutkan aksi yang membuat siswa itu nyaris kehilangan nyawa.
"Mampos aja sekalian! Gue nggak takut! Duit Bapak gue banyak!" teriak Dandy, siswa yang terkenal dengan kebanggannya pada kekayaan orang tuanya.
Doorr
Arsen yang tengah berlari tunggang langgang, kini jatuh tersungkur. Pahanya yang dulu pernah kena tembakan, kini kena tembakan lagi. Wajahnya mengernyit tetapi ia kembali mencoba untuk bangkit.
"Where are you going?" tanya salah satu dari satuan polisi federal internasional, menodongkan senjata api kepadanya.
Arsen melirik segala posisi dan kebetulan hanya ada satu orang saja yang berada di lokasi terdekat dengannya. Wajahnya yang tadi mengernyit, meringis kesakitan, kini mengeluarkan seringai mengerikan.
Dengan cepat ia menendang tangan polisi yang memegang senjata, bersalto menangkap senjata itu dan kali ini telah berada di tangannya. Arsen kini kembali menyeringai menarik pelatuk mengarahkan senjata tepat pada salah satu polisi internasional tersebut.
"Stay away or die?" Arsen menyeringai membuat wajahnya terlihat amat mengerikan.
Polisi internasional tersebut mengangkat kedua tangannya bergerak mundur untuk menjauh. Tanpa ia ketahui, dari sebuah gedung telah bersiap seorang snyper yang telah bersiap untuk menjejalnya dengan senjata laras panjang.
Arsen melirik ke arah kiri kanan memantau perkiraan apa yang akan terjadi. Sepertinya ia membatalkan niat melepaskan salah satu polisi tersebut. Dengan gerakan cepat ia menangkap polisi itu hendak menjadikannya tameng.
Snyper yang telah mengawasi gerakannya semenjak tadi telah mengunci Arsen dalam bidikannya. Pergerakan Arsen yang tiba-tiba, membuatnya menarik pelatuk, dan suara tembakan pun menggema.
Arsen menegang dengan mata berkedip sayu. Sudut bibirnya mengeluarkan darah dan ia kembali ambruk. Arsen mengejang, bagian belakang kepalanya terlihat memuntahkan darah segar yang tiada henti.
"A-Aziel ...." lirihnya dan matanya tak lagi bergerak. Tubuhnya tampak kaku membeku.
*
*
*
"Sayang ... Kenapa kamu menjadi begini?"
Sayup-sayup terdengar suara tangisan seorang wanita yang sangat ia rindukan. Perlahan, ia membuka mata dan ia melihat sosok cantik berpakaian putih tampak sedang menangis. Matanya yang tadi sendu, kini terbuka nyalang tak percaya. Ia melihat sosok istrinya yang meninggal tujuh belas tahun yang lalu, kala melahirkan anak mereka.
"Kenapa kamu menjadi seperti ini?" Kembali jiwa itu menangis di hadapannya.
Tangan Arsen bergerak ingin membelai pipi istrinya. Ia melihat rona kecantikan istrinya yang tak berubah semenjak terakhir bertemu. "Kenapa kamu menangis?" tanyanya sendu.
"KAU!" Suara garang menggema di seisi ruangan yang luas itu.
Jovita, terlihat menggelengkan kepala dengan mata sendu. Arsen yang mengenakan pakaian serba hitam, mencoba menarik istrinya yang menggunakan pakaian putih. Namun, langkahnya tertahan. Ada sosok yang menarik paksa dirinya di sisi kiri dan kanan. Sosok itu begitu kuat dan Arsen tidak berkutik melawannya.
"Kau! Manusia bi*dab! Sekarang kau harus menikmati apa yang kau tuai selama di dunia!"
"Arsen terus meronta melepaskan diri. Akan tetapi, sebuah pintu gerbang yang membuat tubuhnya membara kini terbuka."
Pintu gerbang yang sangat besar itu terus terbuka. Semakin besar terbukanya, semakin panas hawa yang ia rasakan. Arsen melihat kobaran api yang sangat besar. Suhunya empat ribu kali panasnya matahari.
"Aaagghh ..." Ia merasa sangat kesakitan. Padahal, tubuhnya belum mengenai kobaran api itu.
Dua makhluk yang mengiringi sisi kiri dan kanannya kembali mendorong agar pria itu mendekat gerbang kobaran api itu. Namun, Arsen menahan dirinya tidak masuk melewati kobaran api tersebut.
"Wahai manusia! Kenapa kau takut? Kau pantas mendapatkannya! Ini adalah azab yang pantas kau terima atas perbuatanmu di dunia!"
Arsen berlutut menangkupkan kedua tangannya memohon. "Jangan! Jangan masukkan saya ke neraka! Beri saya kesempatan untuk memperbaiki diri!" Arsen memohon dengan wajah ketakutannya.
"APA? Kau katakan kesempatan? Apa kau pernah melaksanakan sholat, puasa, baca Qur'an, berbuat kebaikan?" tanya makhluk itu.
Arsen ingin mengatakan bahwa ia telah melakukan semua dengan baik. Akan tetapi, mulutnya terkunci. Tak sepatah kata pun yang bisa ia ucapkan.
"Kau hanyalah manusia bi*dab, sesuka hati mencabut nyawa manusia demi kepentinganmu. Kau pantas disiksa di dalam sana!"
Arsen menggeleng cepat. "Jangan! Aku mohon beri aku kesempatan."
"Kau sudah m4ti!"
"Tolong aku!" Arsen kembali memohon.
Tiba-tiba, Arsen bagai melintasi lorong yang begitu cepat. Ia melihat sebuah tubuh yang terkapar sendirian di sudut sekolah. Beberapa orang berseragam baru saja meninggalkannya. Arsen tak bisa menghentikan tubuhnya yang bergerak cepat menabrak masuk ke dalam tubuh anak yang sudah tak berdaya lagi.
Beberapa waktu suasana terasa hening. Perlahan, tubuh itu bergerak. "Hah ... Hah ... Hah ...." Napasnya tersengal. Ia merasakan kesakitan luar biasa di sekujur tubuh ini. Tulang-belulangnya seakan remuk terpisah jauh dari persendiannya.
"Hah, apa yang terjadi?" Ia mencoba menggulingkan tubuh pada posisi telentang. Ia mengambil posisi senyaman mungkin supaya bisa mengambil napas dengan lega.
Setelah beberapa waktu, ia mulai bisa bergerak dan melirik ke arah sekitar dan tubuh ini. Ia memegangi pakaian putih yang penuh dengan tempelan sepatu. Ia baru menyadari bahwa dirinya yang berusia lima puluha tahun ini sedang menggunakan seragam sekolah.
"Apa yang terjadi?" Arsen meraba wajahnya. "Aaagghh ...." Kini terasa sakit merasakan beberapa lebam meski tak terlihat langsung oleh matanya. Ia pun mencoba mengubah posisi, duduk.
[ Apa yang kau pikirkan? Bukan kah ini keinginanmu? ]
Arsen melirik ke kiri dan ke kanan. Ia yakin mendengar sebuah suara di dalam otaknya, tetapi wujudnya sama sekali tak dapat ia lihat.
[ Aku adalah Sistem yang akan memandumu, menjadikan tubuh anak laki-laki yang kau tumpangi ini, menjadi kaya raya. ]
Arsen masih tampak bingung. Ia kembali melirik seragam sekolah yang terpasang pada tubuhnya.
[ Bukan kah, kau meminta kesempatan bukan? Kali ini kau sudah mendapatkan kesempatan itu, dan ini hanya berlaku dalam kurun waktu seratus hari. ]
[ Kali ini, tugasmu adalah menjalani misi untuk mengubah takdirnya dan menjadikannya sebagai laki-laki atau pria soleh! ]
Arsen kembali melirik tubuh yang ia gunakan. "Lalu, dia sendiri bagaimana? Apakah dia menyadari saat aku menggunakan tubuh ini?"
[ Dia tertidur, dan tidur dalam waktu yang panjang. Selama seratus hari ini, kau harus mengumpulkan amalan yang banyak, sebagai tabungan agar kau diperhitungkan masuk ke surga! ]
Degh ...
"Aaaagghh ...." Arsen memegang dada yang terasa sakit.
[ Jika kau melakukan perbuatan buruk dan menambah tabungan dosa yang kau miliki, maka segala amalan yang ditabung akan terkuras. ]
[ Dan, kau akan merasakan kesakitan dalam sekujur tubuhmu bagai tersengat aliran listri yang mematikan! ]
"Aziel! Aziel!" Seorang pemuda berwajah berandal sama-sama mengenakan seragam sekolah, tampak berlari mengejarnya. Arsen kebingungan ketika nama itu dipakai untuk memanggil dirinya karena nama itu adalah nama putranya yang telah hilang sebelas tahun yang lalu.
Pemuda itu meraba tubuh yang dipakai oleh Arsen ini. "Gue pikir lu habis dihajar Dandy? Tapi syukur lah! Lu baik-baik aja."
Arsen mengerutkan keningnya. Ia baru menyadari tubuhnya kini tak lagi merasakan sakit. 'Apa yang terjadi?'
[ Selamat menjalani kehidupan sebagai Aziel, anak yang kau cari selama ini! ]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Dodi Dodi
pee
2024-09-19
0
AsSekop
mantap thor. keren tuh. mampir juga di novel sistem pertamaku "System Kill To Be Rich".
👍👍👍....
2023-04-17
2
Regilius
Pritttt!!! Woi! njir🤣🤣🤣🤣🤣
2023-04-14
1