Bab 5. Gadis Shaleha

Jarum jam terus berputar, malam pun berganti siang dan semua orang pun kembali pada rutinitasnya masing-masing, seperti halnya Rian setiap habis shalat subuh Ia selalu menyempatkan diri jogging keliling komplek, Ia lebih memilih jogging disekeliling komplek selain menghemat waktu dan biaya, udaranya pun lebih segar.

Bukan tidak mampu untuk nge-gym di pusat-pusat kebugaran seperti teman-temannya yang lain, namun Ia berpikir selagi ada yang lebih terjangkau waktu dan biaya kenapa harus memilih yang susah untuk dijangkau mengingat keterbatasan waktu yang Ia miliki.

Hari libur ingin Ia habiskan dengan menyenangkan Ibunya menemaninya jalan-jalan dan masak-masak didapur karena Bu Widya memang memiliki hobi memasak.

"Assalamu'alaikum" Rian mengucap salam masuk kedalam rumah sambil mengelap keringat yang bercucuran dileher.

"Waalaikumsalam, kalau sudah kering keringatnya langsung mandi terus sarapan, o iya nanti siang Ibu mau keluar belanja beli bahan-bahan buat kue ada pesanan untuk lusa acara arisan." bu Widya menjawab salam Rian sekalian memberitahu kalau nanti siang Ia mau keluar rumah, setiap Ia pergi walaupun anaknya sedang bekerja pasti Ia pamit.

"Iya Bu hati-hati nanti belanjanya" ujar Rian sambil menaiki tangga menuju kamarnya mau mandi dan siap-siap karena sudah jam 6 lewat.

🍁🍁🍁

Teriknya panas Matahari jam 11 siang tidak menyurutkan semangat Nisa untuk terus mengajar berganti kelas dari jam ke jam, sebagai guru favorit pelajarannya sangat ditunggu-tunggu oleh murid-murid MI Manarul Huda,

Ia mengajar murid kelas 3 sampai kelas 6.

Pembawaannya yang ceria dan riang menjadi daya tarik sendiri sebagai guru muda yang diidolakan para murid dan guru laki-laki disekelilingnya.

Teng

Bel berbunyi tepat jam 12 pas tanda kegiatan belajar mengajar sudah berakhir.

"Oke anak-anak pelajaran untuk hari ini ibu cukupkan sampai disini, jangan lupa PRnya dikerjakan dan besok harus sudah siap, tidak ada alasan untuk tidak mengerjakan PR, paham semuanya?!"

Nisa mengakhiri pelajaran dan mengingatkan murid-muridnya untuk mengerjakan PR.

"Paham Bu" anak-anak menjawab serempak dengan wajah berbinar, karena jam pulang yang paling dinanti sudah tiba.

Anak-anak pun berbaris rapi dan menyalami Nisa satu persatu kemudian meninggalkan kelas.

Setelah memastikan semuanya beres dan tidak ada barang yang tertinggal Nisa pun keluar dari kelasnya menuju kantor buat beresin buku-buku yang akan Ia bawa pulang untuk materi pelajaran besok agar Ia pelajari terlebih dahulu.

Sesampainya di kantor Yuli sudah menunggunya dan melambaikan tangan kearah Nisa supaya mendekat dulu ke mejanya sebelum duduk ke kursinya sendiri.

"Ada apa" bisik Nisa pada Yuli.

"Ada titipan salam dari Pak Heri" Yuli menjawab dengan berbisik juga.

"Heri siapa?" tanya Nisa sambil mengingat-ingat yang namanya Heri yang mana, namun sama sekali Ia tidak mengingatnya.

"Ish... Heri itu yang guru olahraga" kesal Yuli pada Nisa.

"Lah guru olahraga bukannya Pak Anto?" ujar Nisa sambil duduk dikursinya, karena setahunya guru olahraga yang Ia kenal adalah Pak Anto yang baru mengajar beberapa Minggu yang lalu.

"Caca, Pak Anto itu ya Pak Heri kan nama lengkapnya Herianto" Jelas Yuli pada Nisa.

Kondisi kantor yang masih lengang membuat mereka berdua leluasa bisik-bisik.

"Waalaikumsalam, udah tuh aku jawab salamnya." ujar Nisa sambil merogoh tasnya ngambil mukena ingin shalat di Mushola karena nanti berniat mau mampir dulu ke supermarket ada yang mau dibeli titipan ibunya.

"Aneh banget tuh pak Anto depan aku kalau ketemu diam-diam aja gak bilang apa-apa, eh ini ngasih salam aja malah dititipin, gaje" Nisa ngedumel dan hanya berani dalam hati, kemudian beranjak berdiri dan meninggalkan kursinya.

"Teh aku mau ke Mushola dulu ya, kalau mau pulang duluan saja" pamit Nisa pada Yuli, Ia meninggalkan sahabatnya karena tahu sedang datang bulan.

"Oke siip" Yuli menjawab sambil merapikan mejanya, Ia tidak berniat pulang duluan malah ingin menunggu Nisa karena tidak ada kegiatan lain dirumahnya pun, kesibukan orang tuanya berjualan dipasar hingga sore membuatnya merasa sepi dirumah sendiri.

Tak berselang lama Nisa sudah kembali dengan wajah lebih segar dan bercahaya walaupun tanpa make up, mungkin karena efek air Wudhu yang selalu rutin membasuh mukanya.

"Lah kirain udah pulang ternyata masih disini" heran Nisa yang melihat Yuli masih duduk dengan santai di kursinya.

"Gak semangat mau pulang juga, dirumah sepi cuma ada bibi" Yuli menjawab dengan lesu.

"Yaudah pulang bareng aku aja ikut kerumahku, tapi mau ke supermarket dulu mau beli titipan ibu." ajak Nisa pada Yuli.

Kemudian mereka pamit pada Pak Muhtar guru piket dan keluar dari kantor menuju parkiran motor kemudian menyalakan motor masing-masing dan jalan beriringan keluar dari area Madrasah menuju jalan raya yang mengarah ke supermarket.

Sesampainya supermarket Nisa dan Yuli memarkirkan motor berdekatan, dan masuk ke dalam menuju tempat barang-barang yang mereka cari.

Nisa berjalan meninggalkan Yuli yang masih sibuk memilih cemilan pergi nyari tempat gula dan terigu pesanan sang ibu kemudian mengambilnya dan bergegas kembali ketempat cemilan lagi dan ternyata Yuli masih belum selesai memilih, padahal keranjang yang Ia tenteng sudah penuh dengan berbagai macam snack.

"Astaghfirullah, ini beli Snack banyak gini buat dimakan apa buat dijual lagi sih? entar gak kemakan malah sayang"

Nisa menegur Yuli, dan yang ditegur malah asyik sendiri seolah-olah gak mendengar apa-apa.

Disaat Yuli sibuk ngambilin snack dan memasukan ke keranjang sedangkan Nisa juga sibuk mengembalikan snack-snacknyang diambil Yuli ketempatnya, tiba-tiba..

Bruk

Terdengar suara barang berjatuhan dibelakang mereka, dan reflek keduanya menoleh kebelakang ternyata seorang Ibu-ibu yang sedang sibuk mendorong troli dan menenteng belanjaan ditangan kirinya jatuh berhamburan ditabrak anak cowok yang mengenakan seragam putih abu-abu jalan buru-buru sambil nelepon.

"Hey kalau jalan yang benar dong lihat depan" teriak Yuli sambil mengejar nak cowok itu.

"Maaf kak saya buru-buru" ujar anak cowok meminta maaf sambil mengatupkan kedua tangannya didada

Sedangkan Nisa langsung menghampiri ibu-ibu kemudian membantu membereskan barang-barangnya yang berhamburan ke lantai dan memasukannya lagi ke troli sebagian Ia tenteng.

"Ibu tidak apa-apa?" tanya Nisa pada si ibu.

"Alhamdulillah enggak Neng, terimakasih banyak ya" jawab si ibu sambil tersenyum ramah, Ia menatap Nisa dengan kagum.

Karena dijaman seperti sekarang sudah langka ada gadis yang mau belanja sembako dan peduli pada sekeliling.

"Kenalin Bu, saya Nisa teman-teman memanggilku Caca dan ini sahabat rasa kakaknya Nisa namanya teh Yuli" Nisa memperkenalkan diri sambil menyalami tangan si ibu dan menciumnya dengan khidmat diikuti Yuli.

"Masya Allah nak, bersyukur ibu dipertemukan dengan kalian gadis-gadis cantik dan shaleha, nama ibu Widya tapi panggil saja ibu ya." Ucap Bu Widya sambil tangan kirinya melepaskan troli yang Ia pegang dari tadi dan beralih mengusap kepala Nisa dan Yuli yang ketutup kerudung secara bergantian, tiba-tiba haru menyeruak dan mendadak ingat pada putrinya, kakaknya Rian.

🍁

Terpopuler

Comments

☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜

☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜

Kebetulan yang bener2 bakalan berlanjut

2024-04-25

0

⏤͟͟͞Rꦻ나의 사랑

⏤͟͟͞Rꦻ나의 사랑

suatu kebetulan banget mentang² di Novel... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
andai nyata aku berharap seperti itu 🏃🏻‍♀️🙈🙈🏃🏻‍♀️

2024-01-03

2

☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕

☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕

waahh ketemu ibunya Rian nih...

2023-12-14

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!