Rombongan yang dipimpin oleh Bu Mira pun mulai berangkat dan meninggalkan area Madrasah.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit mereka akhirnya sampai ditempat acara yang sudah ramai oleh para tamu undangan.
Bu Mira dan kawan-kawan langsung disambut dengan sukacita sama yang punya hajat, merasa bangga karena guru dari anaknya bisa hadir semua padahal memiliki jadwal yang padat dengan kesibukan masing-masing.
Sedangkan Nisa bersama Yuli selesai bersalaman mereka Memilih duduk di pojokan tidak bergabung dengan guru yang lainnya yang masuk ke dalam.
"Teh mau minum apa? biar Nisa ambilin sekalian." tawar Nisa pada Yuli, sambil jalan menuju tempat minuman sama cemilan.
"Tumben-tumbenan datang-datang langsung ambil minum sama cemilan." Yuli merasa heran karena tidak biasanya Nisa seperti itu.
"Akutu lapar banget sepulang dari Madrasah belum makan apa-apa teh, baru diisi sarapan aja tadi pagi soalnya kan buru-buru." Ucap Nisa sambil melenggang pergi diikuti Yuli.
"Iya lah buru-buru karena tidur kan? dasar pelorr!" Ucap Yuli yang sudah mengetahui kebiasaan dari sahabatnya itu.
"Entahlah Teh kalau menjelang waktu Shalat rasanya ngantuk banget nggak bisa nahan."
"Bukan cuma menjelang waktu Shalat tapi kamu tuh pelorr setiap saat tahu." Akhirnya Yuli memperjelas kebiasaan Nisa, dan yang jadi tersangka hanya senyum mesem-mesem. Karena memang benar adanya dari semua yang dibilang sahabatnya itu.
Di saat mereka sedang asyik ngobrol tiba-tiba Adit datang. "Bu mana kado buat Adit?"
Alamak Adit minta kado segala, kupikir gak bakal minta kado, haiisss kenapa sih gak kepikiran bawa kad**o. Gumam Nisa sambil mengusap lengan.
"Eh Ibu sengaja belum bawa kado takutnya tidak sesuai dengan kemauan Adit, jadi lebih baik Ibu nanya dulu Adit maunya dikasih kado apa?" Ucap Nisa, ia mengacak rambut murid kesayangannya itu.
"Wah kalau soal berkilah emang jagonya ni orang satu." Yuli menyondongkan tubuhnya, berbisik ditelinga Nisa.
"Diam jangan berisik, ini urgent untung saja kepalaku cepat tanggap kalau buat berkilah hihi." Nisa Ketawa sendiri dengan tangan yang menutup mulutnya.
"Jadi Adit boleh request ya bu kadonya?" Adit menatap dua guru muda yang berdiri didepannya dengan bergantian.
"Boleh dong sayang, tapi jangan yang itu ya hehe."
"Bilang aja jangan yang mahal-mahal, kenapa harus terputus ngomongnya." Yuli menyenggol lengan Nisa.
"Teteh kenapa sih suka sok tahu ih, kalaupun benar seperti itu juga tidak usah diperjelas atuh." Nisa mendelik kearah Yuli,
"Apa-apa juga harus jelas persoalannya biar yang lain mudah paham."
"Terserahlah, aku gak pernah menang kalau debat sama teteh, lebih baik aku ngisi perut dulu cacing-cacing sudah pada demo." Jawab Nisa sambil pergi menuju meja prasmanan.
Mereka berdua memang seperti itu kalau sudah di luar jam kerja/mengajar, tidak pernah akur padahal itu sebenarnya ekspresi dari kasih sayang dan persahabatan mereka yang sudah lama terjalin. Nisa yang tidak memiliki kakak perempuan menganggap Yuli sudah seperti kakaknya sendiri, selalu saling terbuka tidak ada yang ditutupi apapun itu.
Aneh itu kan kelihatannya masih anak SMA tapi kenapa udah dipanggil ibu, tingkahnya pun masih kayak ABG nggak mungkin kalau dia guru
Gumam seorang lelaki yang duduknya tidak jauh dari meja tempat Nisa dan Yuli berada.
"Dia memang guru anakku, usianya pun masih sangat muda banget, naksir ya?" Tiba-tiba Papa nya Adit menjawab gumaman Rian.
"Astaga ngagetin banget kenapa sih kalau datang suka tiba-tiba." Rian yang fokus memperhatikan gerak gerik 2 perempuan yang tengah berjalan terjengkit kaget saat tiba-tiba ada suara sang sahabat disamping telinganya.
"Siapa yang datang tiba-tiba dari tadi juga aku di sini loh berdiri, kamunya aja yang nggak fokus karena merhatiin bu guru terus makanya cepat cari gandengan biar ke mana-mana tuh ada yang digandeng. Masa kalah sama truk, hahahaha." Seloroh papanya Adit sambil terbahak sendiri.
"Heh siapa yang merhatiin terus? aku ngeliat cuma aneh aja bocah udah dipanggil Ibu." Elak Rian kemudian ia kembali fokus ke sahabatnya.
"Naksir juga gak apa-apa bro, kan sama lawan jenis cakep pula." Lagi-lagi papanya Adit ngomporin Rian, karena Ia tahu bahwa sahabatnya itu sedang dalam proses mencari pendamping hidup mengingat usianya yang sudah cukup buat berumah tangga.
"Gak lah gak tega masih ABG masa diajak Nikah, Aku mau sama yang sudah dewasa biar langsung bisa diajak nikah gak usah pake acara pacar-pacaran dulu." Rian mengungkapkan keinginannya sambil memainkan ponselnya.
"Tapi gimana mau dapat jodoh gimana mau dapat pasangan kalau yang ada di pikiranmu kerja dan kerja terus, hari libur juga dipakai buat kerja. Coba sekali-kali kalau hari libur itu pergi jalan-jalan siapa tahu ketemu seseorang yang klik di hati." Ucap papanya Adit sambil beranjak berdiri karena ada beberapa tamu yang datang.
"Elah bro, Akutuh bukan nggak kepikiran ke situ tapi mikir-mikir dulu. Ninggalin kerjaan cuman niat pengen jalan-jalan dan nyari sesuatu yang belum jelas Keberadaannya kan malah sia-sia. Kecuali kalau sudah jelas ada yang dituju ada yang disamperin baru tidak masalah ninggalin pekerjaan sekali-kali.
"Untuk saat ini biarlah seperti air mengalir dulu ngapain ngoyo-ngoyo cuma buat ngejar jodoh. Dikejar pun kalau bukan jodoh tetap takkan dapat,
Tapi kalau sudah jodoh pasti akan ada banyak cara untuk Bertemu karena jodoh takkan salah orang dan salah alamat bro." ujar Rian panjang kali lebar.
"Om Rian bicara sama siapa sampai nafsu kayak gitu? Hmpfttt..." Ujar Adit yang berdiri dibelakangnya bersama Perempuan yang dipanggilnya Ibu tadi dengan membawa 1 cup puding ditangannya.
"Eh Adit dari kapan berdiri di situ? Papanya kemana?"
Rian balik bertanya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk menghilangkan malu, mungkin kalau cuma Adit sendiri yang memergokinya Ia tidak akan malu sedangkan ini bersama perempuan yang sedari tadi diperhatikannya.
"Dasar punya sahabat durjana pergi main nyelonong aja gak ngomong-ngomong dulu, kan jadi malu akhirnya keciduk lagi ngomong sendiri" gerutu Rian dalam hati.
"Papa udah pergi dari tadi Om, pas ada tamu yang datang." Jawab Adit Sambil menatap Rian, yang ditatap memalingkan wajahnya. Menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah, menahan malu dan kesal sama sahabatnya.
"O Iya Om kenalin nih guru kesayanganya Adit namanya bu Nisa, Cantik kan?" Tiba-tiba mengenalkan Nisa pada Rian sampai-sampai Nisa yang masih melongo memandang Rian jadi salah tingkah, karena tidak menyangka akan dikenalkan pada laki-laki yang sempat mencuri perhatiannya tadi.
"Ayo Bu kenalan dulu sama om Rian, Dia itu temannya lapa dikantor." Ujar Adit sambil narik-narik tangan Nisa. Sehingga membuat Nisa mau tidak mau memperkenalkan diri dengan gugup.
"Kak eh mas salam kenal. Sa.. Saya Nisa Gurunya Adit." Ucap Nisa sambil mengatupkan kedua tangannya didada.
"Salam kenal juga saya Rian sahabat papanya Adit" Jawab Rian, kemudian Ia menggeser kursi tempatnya duduk memberi jalan pada Adit dan Nisa supaya duduk juga.
"Silahkan duduk dari tadi berdiri terus emang gak pegal?" Rian menatap kedua orang yang terlihat ragu dan canggung.
"Enggak kok, kesini kan cuma kebetulan lewat tapi Adit tadi Malah ngajak berhenti dulu, melihat Kakak ngomong sendiri, eh." Ucap Nisa sambil buru-buru menutup mulut karena keceplosan menyebut Rian berbicara sendiri.
"Oh yasudah kalau begitu." Jawab Rian lagi, yang tiba-tiba kehilangan kata-kata.
"Kalau begitu saya permisi dulu ya mas, eh Kak... ditungguin teman, Assalamu'alaikum." Nisa mengucapkan salam kemudian buru-buru pergi.
"Bye Om" Ucap Adit juga sambil melambaikan tangan
"Waalaikumsalam, bye juga" Jawab Rian membalas lambaian tangan putra sahabatnya sambil menatap punggung Nisa dan Adit.
Anak sama bapak sama-sama nyebelin huft. Gerutu Rian tapi hanya berani di dalam hati karena kapok takut ada yang Mendengarkan lagi seperti Adit tadi.
Rian Abdul Wahab yang akrab disapa Rian itu, Pria berusia 27 tahun Ia sahabat dari Papanya Adit mereka bekerja satu kantor dan bersahabat sejak 2 tahun yang lalu.
Rian adalah putra dari pasangan Alm Bapak Slamet Suryo dan Ibu Widya.
Pak Suryo meninggal sejak 3 tahun yang lalu, sejak itu pula Rian cuma hidup berdua sama ibunya karena kakak Perempuan satu-satunya sudah menikah dan memiliki anak.
🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Masih kecil cantik pula tapi udh jadi guru😀😀😀
2024-04-16
0
⏤͟͟͞Rꦻ나의 사랑
seru... Thor.. lanjut bacanya..
yg namanya Nissa biasanya cantik sesuai dengan namanya 🤣🤣🤣
pertemuan yg ga disengaja..
awas aja dari ga sengaja jadi jatuh cinta...
2024-01-03
4
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
wahh udah saling tatap menatap nih...
2023-12-08
2