Sejak itu pula Rian jadi tulang punggung keluarga untuk menggantikan sang ayah, meskipun sebenarnya Pak Suryo meninggalkan warisan yang cukup untuk kehidupan istrinya di masa tua. Namun Rian tidak mau mengandalkan harta warisan peninggalan sang ayah, biarlah ibunya menjadi tanggung jawabnya selama Ia mampu.
"Kamu ngambil puding atau ngambil duren dari pohonnya? lama banget!" tanya Yuli pada Nisa yang baru datang sama Adit setelah 15 menit berlalu sejak pamit mau ngambil puding tadi.
"Ish kebiasaan suka nggak sabaran, ya ngambil puding lah masa metik duren, doyan aja kagak." protes Nisa sambil ngasihin puding ke Yuli kemudian duduk disebelah Adit.
"Bu Caca kan habis kenalan sama Om Rian temen kerjanya Papa dikantor." celetuk Adit tiba-tiba dengan raut tanpa dosanya.
"Hmm... giliran kenalan sama cowok diam-diam saja, lagi susah aja dicari duluan. Om nya ganteng gak Dit? tanya Yuli pada Adit sambil pura-pura merajuk.
"Tapi seganteng apapun laki-laki diluaran sana tetap A Arman yang paling ganteng dimataku, sayangnya Dia gak pernah melihatku, huft." Yuli membatin.
"Om Rian ganteng banget bu. Bu Caca aja tadi disuruh kenalan langsung mau, maaf bu keceplosan." Adit bangkit dari duduknya kemudian pergi buru-buru karena takut kena omel guru kesayangannya itu, Caca adalah panggilan kesayangan buat Nisa dari murid-muridnya.
"Gak apa-apa Dit ibu juga tadi udah lihat semuanya kok, nanya kan cuma buat ngetes kalian aja."
Sahut Yuli, karena memang sebenarnya Yuli memperhatikan Nisa dan Adit waktu mereka berdiri dimeja seberang tempat laki-laki yang memperhatikan Nisa sedari datang tadi.
"Huft dasar bocah punya mulut lemes banget ih, kalau gak sayang udah kusentil tuh yang habis disunat kemarin."
Kesal Nisa yang dari tadi terus-terusan diusilin Adit, mungkin karena usia Nisa yang masih belia untuk seorang guru makanya dianggap seperti kakak oleh para muridnya kalau diluar jam pelajaran, memiliki pribadi yang periang dan menyenangkan sehingga jadi guru favorit disekolahan.
"Eh Neng, bocah tu bukan lemes tapi jujur, mana ada bocah bohong pasti bicara sesuai fakta, apa yang dia lihat dan alami maka itu yang akan diceritakan." Tegur Yuli yang gak setuju dengan ucapan Nisa saat bilang Adit lemes.
"Iya deh, terserah teteh cantik saja yang penting teteh bahagia lahir batin." Jawab Nisa melengos.
"Nisa, Yuli.. Mau pulang sekarang bareng lagi apa nanti? kalau mau pulang bareng ayo kita pamitan dulu bareng-bareng." Bu Mira datang di tengah perdebatan dua perempuan yang sama-sama ingin menang.
"Sekarang dong bu bareng lagi, masa berangkat bareng-bareng pulangnya malah sendiri-sendiri." Nisa menjawab duluan dan diangguki Yuli tanda setuju.
Sedangkan di meja seberang, Rian yang sedang asyik ngobrol dengan temannya yang lain tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ia merogoh saku celana dan ternyata yang menghubunginya itu orang kantor memintanya untuk segera balik lagi dan minta maaf karena waktu IMP (Ijin Meninggalkan Pekerjaan) Rian belum habis. Namun dikarenakan ada urusan yang urgent terpaksa diharuskan segera kembali, yaitu menggantikan papanya Adit mendampingi big boss meeting mendadak.
"Iya saya meluncur sekarang." Ucap Rian sambil menutup panggilan kemudian memasukkan lagi ponselnya kedalam saku celana. Ia pun bangkit dari duduknya kemudian berjalan menuju tempat tuan rumah yang sedang sibuk menyalami tamu yang pada pamitan juga, Ia jalan tergesa-gesa mendahului yang lain nyamperin Andi papanya Adit buat pamitan karena sang Bos sudah menunggunya.
Disaat tangannya sudah terulur buat salaman, tiba-tiba Adit beridiri dan menghadangnya.
"Om kenapa nikung yang barisan depan sih? padahal kan tadi belakangan jalannya, jadi Om harus dibelakang jangan nikung." omel Adit, sedangkan disamping Adit ada perempuan yang menutup mulut dengan kerudung pashminanya menahan tawa. Karena rencananya berhasil ngomporin Adit buat negur om gantengnya itu.
"Tapi Dit om lagi buru-buru ditelepon oleh kantor harus cepet balik buat gantiin Papamu" Rian memberi alasan dan sekilas Ia melihat perempuan yang sedang membelakanginya sambil menutup mulut dengan pundak bergetar, Rian yakin kalau itu gurunya Adit sedang menertawakannya.
"Dia menertawakan aku kayaknya, dasar bocah! jadi guru gak ada jaga imagenya sedikitpun, awas saja nanti aku kerjain balik"
Gerutu Rian dalam hati, Ia yakin kalau Adit menghadangnya juga atas perintah gurunya.
Akhirnya Rian mengalah dan memilih berdiri membiarkan para perempuan bersalaman duluan, baru Ia pamit terakhir setelah mengucap salam Ia langsung menuju motornya yang diparkir disamping jalan seberang rumah Adit dengan buru-buru, Ia nyebrang sambil tangannya masuk ke kantong celana buat ngambil kunci motor.
Sedangkan didalam garasi rumah Adit, Nisa yang sudah menyalakan motor dari tadi bukannya jalan malah bengong dengan mata tak berkedip melihat Rian lewat dengan tergesa-gesa sambil memasukan tangan ke kantong celana, dimatanya sungguh pemandangan yang luar biasa, baru sadar bahwa laki-laki yang tadi Ia tertawakan ternyata memiliki paras yang tampan nyaris sempurna, jalannya yang setengah berlari kecil menambah nilai ketampanannya dimata Nisa.
"Ya ampun ternyata om Rian ganteng banget, perasaan tadi pas didalam B aja gak ganteng, tapi kenapa sekarang jadi ganteng, apa karena kena sinar Matahari ya?" kagumnya dalam hati.
Duk "Aw...sakit tau, kenapa sih kepalaku pake digetok segala?"
Ringis Nisa sambil ngusap-ngusap kepala yang ketutup helm.
"Habisnya kalau gak digetok malah bengong terus kayak orang kesambet, padahal cuma lihat cowok lewat" gerutu Yuli yang udah pegal dari tadi duduk dimotor tapi gak maju-maju.
"Teteh ish, siapa yang bengong gara-gara lihat cowok lewat, tadi mataku kelilipan tau! kalau mata kelilipan terus maksain jalan kan bahaya" elak Nisa yang gak mau ngaku kalau Ia memang benar adanya terkagum-kagum melihat Rian lewat.
"Udah gak usah ngeles kalau udah keciduk ngaku aja, kakakmu ini walaupun jones tapi sudah berpengalaman dalam membaca ekspresi, apalagi ekspresi kamu Ca." jawab Yuli sambil mendelikkan matanya.
"Ayo jalan sekarang! mau sampai kapan nongkrong diatas motor digarasi orang? nunggu sampai bensin habis atau diusir yang punya rumah?" akhirnya Yuli mencak-mencak karena kesal dengan Nisa yang gak biasanya seperti itu banyak bengong padahal Ia sudah kebelet pengen buang air kecil sejak tadi.
"Iya-iya ini jalan sekarang, sensi amat sih kayak lagi pms." Ujar Nisa sambil menarik pedal gas motornya kemudian meluncur keluar meninggalkan rumah Adit, menuju ke Madrasah lagi karena motor Yuli disimpan disana.
Sesampainya di Madrasah tanpa ba bi bu Yuli langsung turun dan ngacir ke toilet perempuan karena sudah gak tahan pengen buang air kecil sampai-sampai lupa melepas helm, sedangkan Nisa hanya melongo melihat Yuli lari sambil pakai helm.
"Tu orang kenapa ya hari ini aneh banget, tadi ngomel-ngomel sekarang malah lari-lari sampai lupa helm gak dilepas" Nisa bergumam kebingungan melihat tingkah Yuli.
Tak berselang lama Yuli muncul berjalan lebih santai sambil nenteng helm ditangannya dengan muka penuh kelegaan.
"Teteh kenapa sih tadi turun dari motor setengah loncat kemudian lari sampai lupa lepas helm?" tanya Nisa pada Yuli
"Kebelet tau, pengen pipis dari tadi pas lagi pamitan itu, mau numpang ke kamar mandi gak enak lagi banyak tamu, eh mau pulang juga gk jalan-jalan karena malah bengong ngelihatin yang bening lewat." Jawab Yuli sambil mendelik.
"Yasallam kenapa atuh gak bilang kalau Teteh kebelet, kalau bilang kan aku langsung tancap gas" ucap Nisa dengan wajah tanpa dosanya.
"Gimana mau bilang kamunya aja bengong terus Ca, udah ah gak usah dibahas lagi malah bikin kesal, ayo kita sholat dulu mendingan, waktu Ashar dah mau abis." ajak Yuli pada Nisa yang dari tadi terus mesem-mesem sendiri.
"Let's go teteh cantikku" ujar Nisa sambil jalan mensejajari langkah Yuli.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Sahabat rasa sodara
2024-04-16
1
⏤͟͟͞Rꦻ나의 사랑
Nisa gadis berparas manis usianya 20thn.
pasti lah kalo belum pernah liat yg bening bisa langsung suka.. apalagi cowoknya dewasa dan matang .. ehh ..🤣🤣🤣
2024-01-03
4
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
wahh..Nisa mulai terseponaa nihh 😄😄
2023-12-08
1