The Adventure Of Eric (Penyelamatan Putri Elf)
Hai hai kakak pembaca pecinta genre petualangan. Novel yang lama ditunggu akhirnya hadir juga. Jangan lupa kasih like, vote dan tap favorit ya ❤ Happy reading
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Cari tempat untuk beristirahat!" Gilang memberi komando pada pasukan yang mengawal rombongan.
Komandan pasukan melihat ke sekitar sepanjang perjalanan. Mencari tempat yang tepat untuk mengistirahatkan rombongan.
Hari itu rombongan kecil mereka berjalan sejak fajar menyingsing. Membawa putri Cristal ke tempat pernikahannya di Kerajaan Sihir.
Sebagai seorang sahabat, Gilang bersedia menerima tugas mengantarkan putri Angel mewakili Glenn yang sedang turun untuk menumpas kerusuhan yang diinisiasi oleh Bangsa Orc.
Komandan pasukan mendekati Gilang. "Tuan, di depan sana ada tempat yang cukup sejuk. Bagaimana kalau kita berhenti di sana saja?" tunjuknya ke hamparan rumput luas seratus meter di depan.
"Apakah itu masih termasuk wilayah kita?" Gilang harus waspada di saat-saat seperti sekarang. Karena Bangsa Orc makin sering menimbulkan kerusuhan di mana-mana.
"Ya. Tanah itu masih wiayah negara kita!" Komandan itu mengangguk dengan yakin.
"Baik, kita istirahat sebentar di sana. Jangan lupa beri makan kuda-kuda!" Gilang mengingatkan.
"Siap!" jawab komandan itu, sebelum pergi.
"Paman!" Seorang gadis cantik mengeluarkan kepala dari balik tirai kereta mewahnya.
Gilang dengan cepat mendekat, lalu menurunkan lagi tirai jendela kereta. "Jangan pernah membuka tirai di jalan!" tegurnya tegas.
"Bukankah tidak ada siapa-siapa di sini!" bantah gadis di dalam kereta.
Gilang menghela napas. Dia bisa tahu bahwa gadis cantik itu pasti sedang cemberut sekarang.
"Ingatlah ... Ini bukan istana. Banyak bahaya mengintai di jalan, terutama pada gadis cantik sepertimu!" tegas Gilang lagi. Gadis di dalam kereta tak menjawab.
"Ada apa memanggil paman?" tanya Gilang, kembali pada hal dia dipanggil tadi.
"Apa kita akan berhenti?" tanya gadis itu akhirnya.
"Ya. Kita semua perlu istirahat sebentar untuk memulihkan tenaga. Kuda-kuda juga butuh istirahat," jawab Gilang.
"Baklah. Aku juga ingin ke belakang nanti," timpal gadis itu cepat.
"Di dalam kereta saja. Aku akan panggil pelayanmu!" larang Gilang.
"Tidak! Keretaku bisa bau sepanjang perjalanan!" tolak gadis itu bersikeras.
"Cristal! Bisakah kau memahami ketegangan yang meningkat akhir-akhir ini? Kita harus berhati-hati dan menyembunyikanmu sebaik mungkin!" Gilang mencoba menjelaskan bahaya pada gadis manja itu.
"Huh! Seharusnya Paman Raja mengijinkan kita lewat teleportasi. Jadi tidak perlu melakukan perjalanan yang merepotkan ini!" keluhnya kesal.
"Kan sudah dijelaskan padamu bahwa jalur teleportasi itu dirusak oleh Bangsa Orc. Itu sebabnya semua pintu penghubungnya harus ditutup, agar mereka tidak bisa langsung masuk ke dalam istana!"
Gilang menggeleng lelah. Sudah berapa kali dia dan Angel menjelaskan hal itu tapi Cristal tak juga mau mengerti.
Di depan sana, komandan pasukan sudah memberi aba-aba untuk beristirahat dan membagi pasukan yang berjaga dan yang mengurus makan ternak.
Gilang menjaga kereta yang ditempati Cristal. Sementara dua kereta lagi, berisi pelayan dan barang-barang milik sang putri.
Dua pelayan wanita yang kepalanya mengenakan tudung, datang menghampiri. Gilang membuka sedikit kain tudung untuk memeriksa bahwa mereka benar pelayan istana. Setelah yakin, keduanya dibiarkan masuk ke kereta sang putri.
"Paman, aku mau buang air!" Cristal kembali meminta ijin turun.
"Lakukan di kereta belakang saja. Tidak boleh ke tempat lain!" tegas Gilang, tetap pada pendiriannya.
"Huh! Paman keterlaluan! Ini kan hal pribadi. Nanti semua pengawal itu membicarakanku!" protesnya lagi.
"Akan kupotong lidah mereka jika berani bicara yang bukan-bukan!" jawab Gilang dingin.
"Ah ... baiklah ... baiklah. Ayo, bantu aku ke belakang!" ujar gadis itu sewot.
"Jangan lupakan tudungmu!" tegur Gilang lagi saat gadis itu keluar tanpa penutup kepala.
"Paman cerewet sekali!" dengusnya kesal tapi tetap berbalik juga untuk mengambil tudung di kursi dan memakainya.
"Sudah, apakah puas?" katanya menunjukkan tudungnya pada Gilang.
Gilang tersenyum. "Kau tahu paman lakukan ini karena menyayangimu, kan." Gilang mengikuti dari belakang.
"Jangan membujukku. Aku sedang kesal!" putri cantik itu merajuk.
Gilang diam tapi senyuman tetap mengembang di wajahnya. Sang putri memang dekat dengannya sejak kecil. Gilang sudah sangat hafal tingkah laku gadis itu. Sering bersikap manja pada orang-orang yang dekat dengan keluarganya, termasuk Gilang.
Waktu istirahat satu jam sudah selesai. Semua merasa lega, karena sudah bisa melanjutkan perjalanan lagi. Meskipun tanah itu masih wilayah bangsa Elf, akan tetapi ancaman Orc tetap menghantui. Jadi, tak bisa berlama-lama berdiam diri di suatu tempat terbuka yang jauh dari pemukiman.
"Pukul berapa perkiraan kita tiba di perbatasan Negri Penyihir?" tanya Gilang pada komandan.
"Dengan kecepatan ini, kita akan melewati tanah tak bertuan sekitar petang hari. Jarak yang harus kita tempuh dari sana sampai negri Penyihir, antara satu hingga satu setengah jam," katanya.
"Berarti, saat matahari turun, kita mungkin masih akan berada di tanah tak bertuan?" Gilang memastikan.
Komandan itu mengangguk. Gilang bisa menangkap kegelisahan di matanya.
"Percepat laju kendaraan, agar kita bisa tiba di tanah itu lebih siang!" perintah Gilang.
Komandan terkejut. Dia tak menyangka jika Gilang akan memberikan perintah seperti itu.
"Tuan, kita membawa sang putri di kereta," katanya mengingatkan.
"Justru karena membawanya, maka kita harus bisa sampai di tempat yang aman sebelum gelap turun!" Gilang memberikan alasannya.
"Baiklah." Komandan itu kembali ke posisi depan untuk memberi aba-aba pada semua pasukannya.
"Kita akan berjalan sedikit lebih cepat. Sebab menebus waktu yang terpakai untuk istirahat. Semoga Tuan Putri tidak keberatan." Gilang memberi laporan secara resmi.
"Apa? Itu berarti---"
"Aaahhhh ...!" terdengar pekik tertahan saat kereta dipacu untuk berlari kecil.
"Paman Gilang! Ada apa ini? Jika alasanmu tidak tepat. Maka kau akan dihukum karena ini!" ancam sang putri yang terguncang di dalam kereta.
"Berpeganganlah pada sesuatu agar kau tidak jatuh!" saran Gilang. Kudanya terus berlari di samping kereta sang putri.
Satu jam berlari seperti itu, kuda-kuda mulai kelelahan. Padahal tidak dipacu kencang. Hanya sedikit lebih cepat dari biasa. Akhirnya, mau tak mau kecepatan kembali dikurangi, untuk memberi keringanan pada kuda yang kelelahan.
Setengah jam terlewat, Gilang meminta mereka kembali berlari kecil dan tidak berhenti hingga mencapai daerah perbatasan yang aman.
Rombongan itu kembali memacu kuda agar bisa segera melewati tanah tak bertuan.
Tanah tak bertuan adalah wilayah kosong tanpa pemilik yang posisinya berada tepat diantara kelima bangsa. Tempatnya yang ada di tengah-tengah, membuatnya jadi jalur penghubung yang disukai oleh dua negara yang tidak berbatasan langsung. Seperti halnya Negeri Bangsa Elf dan negeri Bangsa Penyihir yang dibatasi oleh negeri Para Peri.
Sebelumnya, ada portal penghubung ke dunia lain di situ. Tetapi karena terjadi perebutan oleh Bangsa Orc dan mengakibatkan perang besar bertahun-tahun, maka portal itu dihancurkan. Dan tanah itu menjadi tanah tak bertuan yang sangat berbahaya untuk dilewati. ¹)
"Kita memasuki Tanah Tak Bertuan! Tingkatkan kewaspadaan!" teriak komandan pasukan dengan keras.
Dada setiap orang berdegup kencang. Mereka berpacu dengan waktu, dan kuda dipacu lebih cepat lagi, agar segera melewati tempat itu.
"Hiya!" para prajurit itu menggebah kuda sambil tetap memasang kewaspadaan dan memperhatikan keadaan sekitarnya.
Langit senja kemerahan yang seharusnya membawa kesan romantis dan syahdu, justru seperti gulungan api yang menggentarkan nyali di tanah itu.
******
¹) Bisa dibaca di Novel PARA PENYINTAS
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
priscil pkl
ternyata ada kelanjutan dr Para Penyintas.. gaazz baca laah.. 👍👍👍👍
2024-08-31
1
🍁mhes❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
lanjut ah
2024-02-17
1
tehNci
Ternyata SDH dari bulan februari ada sequel para penyintas ini. Kenapa saya baru tau ya?😩 Gara² sinyal internet yg super lemot ditambah hp rusak, Jadi telat tau deh. Tapi Gpp telat, drpd tidak sama sekali. Cerita ini pdhl udah saya tunggu²...
2023-05-15
2