2. Penyergapan di Perbatasan

Satu jam berlalu. Kuda-kuda sudah mulai kelelahan karena dipacu sukup kencang. Bahkan Cristal yang berada di dalam kereta, berkali-kali protes. Namun, Gilang mengabaikannya. Dia lebih memilih keamanan sang putri, ketimbang kenyamanannya kali ini.

"Berapa lama lagi kita sampai perbatasan Negara Penyihir?" tanya Gilang pada komandan pasukan.

"Setengah jam lagi, kurang lebih. Tetapi, kuda-kuda sudah sangat lelah, karena dipacu lebih dari dua jam," katanya,

"Langit sudah menggelap. Tak ada waktu memikirkan para kuda. Kita harus sampai tepat waktu di sana, baru bisa istirahat!" tegas Gilang.

"Baik!" Komandan itu pergi memeriksa barisan belakang. Gilang tetap mengawasi ke depan.

Rombongan kecil itu harus melewati celah tebing tinggi, sebelum mencapai perbatasan negara Penyihir. Dan tebing itu mulai terlihat samar-samar dari balik bayang pepohonan lebat.

"Sebentar lagi kita sampai. Pertahankan kecepatan!" perintah Gilang.

Prajurit pengawal sudah merasa senang, saat melihat bayangan tebing di kejauhan. Memang sudah tak jauh lagi. Dan mereka akan aman.

Seperempat jam kemudian, rombongan itu berhasil mencapai perbatasan negara Penyihir, dengan tanah tak bertuan. Semua bersorak gembira. Seperti baru lolos dari lubang jarum

"Apa kita sudah sampai, Paman?" taya Cristal ingin tahu.

"Belum. KIta baru melewati perbatasan yang berbahaya. Sekarang lebih aman, karena kita sudah berada di tanah Bangsa Penyihir.

Rombongan itu masih berjalan perlahan hingga dua ratus meter dari perbatasan. Namun, tak ada satupun penjaga perbatasan yang terllihat.

"Tak ada satupun penjaga yang menyambut, di sini," kata Gilang heran. Padahal keluarga Glenn sudah mengirimkan pesan, bahwa Cristal akan datang hari ini.

"Apa kita perlu istirahat dulu, atau bagaimana?" tanya komandan pasukan pada Gilang.

"Di sini belum cukup aman, jika tak ada pasukan Bangsa Penyihir yang menunggu!" tolak Gilang.

Komandan mengangguk dan terus mengajak kudanya berjalan. Betul-betul hanya berjalan. Karena semua kuda sudah sangat kelelahan.

Brakk!

Kereta barang di belakang, tersungkur jatuh. Kudanya tergeletak dengan napas tersengal. Tak lama, dia mati. Gilang dan komandan pasukan sangat terkejut melihat kejadian itu.

Komandan memeriksa tubuh kuda. Dia harus meyakinkan hati bahwa sebelumnya kuda itu baik-baik saja.

Gilang membuka kereta belakang yang diisi oleh satu pelayan. Matanya melotot melihat keadaan di dalam.

"Hati-hati serangan!" teriak Gilang keras. Dia berlindung di balik kereta yang rubuh, untuk mengeluarkan pelayan yang sudah berlumuran darah. Lengan atasnya terkena panah kecil, hingga tak terlihat mata saat melintas.

"Lindungi kereta!" perintah komandan pasukan sambil memacu kudanya menuju kereta Cristal. Para prajurit pengawal itu berhamburan ke arah kereta yang sekarang terpaksa berhenti.

"Bawa sang Putri!" perintah Gilang pada komandan.

"Dia harus sampai di istana, malam ini!" kata Gilang penuh penekanan.

Putri Cristal dan dua pelayan turun dari kereta dan berlindung dari ancaman panah yang tak terlihat dalam keremangan senja.

"Tuan Puteri, Saya harus membawa Anda ke istana," kata komandan.

Cristal melihat keretanya dengan ngeri. Komandan seakan tahu apa yang tengah dipikirkannya, langsung mengabarkan. "Kita akan naik kuda saja. Itu jauh lebih cepat."

"barang-barangku di sini semua ...." ujar Cristal lirih. Dia merasa sayang dengan begitu banyak perhiasan, asesoris dan pakaian indah yang tertinggal di kereta, jika dia pergi naik kuda.

"Pergi bersama Paman Gilang?" tanyanya ragu.

"Tuan Gilang. Bertahan di sini. Kita harus segera ke istana dan meminta dikirimkan pasukan tambahan untuk menyelamatkan mereka semua!" jelas komandan itu lagi.

Tiga kuda dipilih, dan dua prajurit dibawa untuk menemani komandan menyelamatkan sang putri.

Sementara itu, serangan panah kembali meluncur. Karena para prajurit sudah mencari tempat berlindung, maka yang banyak kena adalah para kuda tunggangan mereka.

Pekik dan lenguhan kuda yang kesakitan, menambah kengerian di hati Cristal.

"Semua sudah siap!" Komandan memberi tanda pada Gilang.

Gilang mengangguk dan memberi kode pada pasukan yang tinggal, untuk membalas serangan, agar komandan dan Putri Cristal bisa punya kesempatan untuk menjauhi tempat penyergapan itu.

"Sesuai aba-abaku," ujar Gilang dengan kode. Komandan kembali mengangguk, dan bersiap.

"Satu, dua, Tiga!" Gilang berteriak keras. Semua prajurit yang bertahan, mengirimkan panah secara bergantian, ke arah asal mula senjata melesat mengenai mereka.

Di saat bersamaan, komandan pasukan dan dua prajurit lain, masing-masing membonceng seorang wanita bertudung di belakangnya, segera memacu kuda mereka. Memaksa binatang itu lari sekuat tenaga, untuk menjauh dari tempat kereta dan pasukan tertinggal.

Setelah serangan balasan tadi, Gilang tak mendengar reaksi apapun. Pasukan yang dibawanya bukan pasukan sembarangan. Mereka sangatlah terlatih. Jadi mustahil sekali jika mereka salah sasaran.

Gilang dan pasukan itu menunggu serangan balasan. Setelah cukup lama, tempat itu tetap sangat sunyi, tanpa ada satu pun panah meluncur.

"Sial!" Gilang bergegas berdiri. "Mereka mengecoh kita dan pasti sudah mencegat sang Putri serta komandan pasukan!"

Para prajurit itu terkejut mendengar kesimpulan tersebut. Mereka telah dibodohi. Dengan segera menaiki kuda yang ada dan mengejar Gilang seperti orang kesetanan.

Deru langkah kuda berderap di tanah kering. Debu-debu berhamburan. Tapi pasukan kecil itu tak peduli sama sekali. Mereka harus mengejar sang putri dan komandan pasukan yang bermaksud menyelamatkan diri.

"Dari kejauhan sudah terdengar denting pedang. Gilang mempercepat lari kudanya, nyaris seperti terbang. Di depan sana, tiga orang prajurit dikeroyok sekelompok Orc yang bertubuh tambun dan tinggi besar.

Pasukan itu langsung menyerbu ke dalam pertarungan dan membantu tiga orang mereka yang sudah sangat kepayahan.

Pertarungan itu mulai seimbang. Mereka bisa membat kedudukan yang sama. Saat ada kesempatan berdekatan dengan komandan, Gilang bertanya. "Di mana sang putri?"

Komandan itu jadi kebingungan. "Tadi di belakangku!" ujarnya heran.

"Sial!" umpat Gilang. Dia terus merangsek ke depan pria yang besar tubuhnya dua kali tubuh gilang sendiri. Namun, pria itu tak kenal takut.

Putri Cristal adalah tanggung jawabnya. Jadi dia harus bisa keluar dari kepungan dan mencari sang putri di sekitar.

Seperti bisa membaca pikirannya, Orc raksasa itu terus memepet Gilang, tak memberinya sedikitpun kesempatan untuk bisa melepaskan diri dari ayunan pedangnya.

"Kau jangan menganggapku remeh! Kalau masih sayang nyawa, fokuslah pada pertarungan di depanmu!" ejek Orc itu memanaskan hati Gilang.

"Bangsa perusuh! Ini masih tanah Bangsa Penyihir! Mau apa kalian di sini!" teriak Gilang marah.

"Sepertinya kau tak mendapat kabar terbaru. "Istana penyihir sudah kami kuasai!" ujarnya terbahak.

"Omong kosong! Itu hanya ada dalam mimpimu!" Gilang melompat tinggi sembari mengayunkan pedang ke arah pundak Orc di depannya.

"Kalau sedang bertarung, fokuslah. Terlalu banyak omong kosong, bisa membuatmu bodoh!"

Gilang menumpu tanah, kemudian melentingkan badan dan menjejak tingan di dahan pohon, untuk kemudian kembali melompat seperti terbang, ke arah Orc. Pedang besarnya mengayun sepenuh tenaga.

"Aaaahhhh ...!" jerit ngeri melengking, terdengar. Gilang berputaran sambil memegang gagang pedang dengan kuat agar tak jatuh. Sebab, Orc di bawahnya berputar-putar tak tentu arah. Pedang Gilang menacap telak di tengkuknya.

********

Terpopuler

Comments

🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

jd putri selamat kah?

2024-02-17

0

ig: pocipan_pocipan

ig: pocipan_pocipan

AK mampir ya
jgn lpa mampir d karya baru ak mksh

2023-04-02

3

Rosnila Sari

Rosnila Sari

bener2 seru...👍

2023-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. Perjalanan Gilang dan Putri Cristal
2 2. Penyergapan di Perbatasan
3 3. Pertarungan Gilang
4 4. Penjaga Perbatasan Negara Peri
5 5. Pangeran Levyn Ockhenliche
6 6. Kembalinya Pangeran Glenn
7 7. Perjalanan Glenn
8 8. Menemukan Pedang Gilang.
9 9. Petunjuk di Desa Penyihir.
10 10. Serangan Orc
11 11. Serangan Orc 2
12 12. Serangan di Kediaman Angel.
13 13. Istana Jatuh
14 14. Pengangkatan Raja Felix
15 15. Bantuan
16 16. Berita Istana
17 17. Menyusun Rencana
18 18. Perjalanan ke Pantai
19 19. Pesan Berantai
20 20. Gerbang Tujuh Serigala
21 21. Gerbang Tujuh Serigala 2
22 22. Berlayar
23 23. Dean Dan Robert
24 24. Diskusi
25 25. Naga Muda Gerald dan Lyman
26 26. Perintah Dean
27 27. Pengumuman Dean
28 28. Memindahkan Pasien Elf
29 29. Pasien Dokter Dimas
30 30. Ultimatum Dean
31 31. Malam Keberangkatan
32 32. Mendisiplinkan Eric
33 33. Cinta Sejati Ibu
34 34. Melewati Celah Dimensi
35 35. Dunia Asing
36 36. Pelajaran Baru
37 Pengumuman
38 37. Menemukan Hutan Salju
39 Bab 38. Malam di Hutan Salju
40 Bab 39.
41 Bab 40. Dunia Baru
42 Bab 41. Gurun Pasir
43 Bab 42. Kota di Gurun
44 Bab 43. Kerajaan Elf
45 Bab 44. Serangan Serentak
46 Bab 45. Serangan Balasan
47 Bab 46. Kemenangan Sementara
48 Bab 47. Raja dan Pangeran Kurcaci Biru
49 Bab 48. Kerajaan Peri
50 Bab 49. Perselisihan di Kedai Teh
51 Bab 50. Dua Tabib Wanita
52 Bab 51. Silvia
53 Bab 52. Yasmeen dan Ameera
54 Bab 53. Pengobatan Silvia
55 Bab 54. Pengobatan Silvia 2
56 Bab 55. Rahasia Bangsa Cahaya
57 Bab 56. Pesan Eric
58 Bab 57. Badai Pasir
59 Bab 58. Melanjutkan Perjalanan
60 Bab 59. Adu Ketangkasan
61 Bab 60. Hasheem Dari Suku Beiduin
62 Bab 61. Sakitnya Ketua Suku Beiduin
63 Bab 62. Menyelamatkan Kepala Suku Beiduin
64 Bab 63. Menuju Dunia Baru
65 Bab 64. Kembali ke Tepi Pantai
66 Bab 65. Teori Kapal Hantu
67 Bab 66. Menyelamatkan Tawanan Bajak Laut.
68 Bab 67. Menuju Lorong Maple
69 Bab 68. Misteri Lorong Maple
70 Bab 69. Mantera Sihir Kunang-kunang
71 Bab 70. Melawan Kantuk
72 Bab 71. Permintaan Angel
73 Bab 72. Penugasan PAngeran Levyn
74 Bab 73. Perjalanan di Hutan Sihir
75 Bab 74. Sampai Perbatasan Negara Elf
76 Bab 75. Bertemu Pangeran Mahkota
77 Bab 76. BAntuan Bangsa Cahaya
78 Info buku baru
79 Bab 77. Istana Raja Felix
80 Bab 78. Raja Felix
81 Bab 79. Diplomasi Dua Negara
82 Bab 80. Negosiasi
83 Bab 81. Menyiapkan Jalur Teleportasi
84 Bab 82. Permintaan Pangeran Mahkota
85 Bab 83. Rencana Eric dan Robert
86 Bab 84. Memeriksa Pulau Terapung
87 Bab 85. Kemampuan eric
88 Bab 86. Kedatangan Dean
89 Bab 87. Perencanaan Dean
90 Bab 88. Perencanaan Dean 2
91 Bab 89. Mematangkan Rencana
92 Bab 90. Perjalanan Menuju Negara Penyihir.
93 Bab 91. Menyusul Pangeran Glenn
94 Bab 92. Kemarahan Eric
95 Bab 93. Mantera Pembuka
96 Bab 94. Tabir Negara Penyihir
97 Bab 95. Perubahan Eric
98 Bab 96. Membuka Selubung Ibukota Peyihir
99 Bab 97. Mengalahkan Jenderal Utama Orc
100 Bab 98. Menguasai Istana Sihir
101 Bab 99. Levyn dan Hutan Sihir
102 Bab 100. Perjanjian Tanah Tak Bertuan
103 Bab 101. Menghubungi Penguasa hutan Sihir
104 Bab 102. Persiapan Perang Lima Wilayah
105 Bab 103. Perang Besar 1
106 Bab 104. Perag Besar 2
107 Bab 105. Jodoh
108 Bab 106. Koen, Fallen Angel Terakhir Negeri PEri
109 Bab 107. Raja Penyihir dan Bangsa Cahaya
110 Bab 108. Raja Penyihir dan Bangsa Cahaya 2
111 Bab 109. Sekutu Negara Elf
112 Bab 110. Pangeran Taksa
113 Bab 111. Perang Besar
114 Bab 112. Istana Raja Orc
115 Bab 113. Menemukan Cristal
116 Bab 114. Mengantar Cristal
117 Bab 115. Pria Berambut Pirang
118 Bab 116. Pria Berambut Pirang 2
119 Bab 117. Dua Naga Kuno
120 Bab 118. Menyerah
121 Bab 119. Jatuhnya Negara Orc
122 Bab 120. Pengangkatan Raja Elf
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Perjalanan Gilang dan Putri Cristal
2
2. Penyergapan di Perbatasan
3
3. Pertarungan Gilang
4
4. Penjaga Perbatasan Negara Peri
5
5. Pangeran Levyn Ockhenliche
6
6. Kembalinya Pangeran Glenn
7
7. Perjalanan Glenn
8
8. Menemukan Pedang Gilang.
9
9. Petunjuk di Desa Penyihir.
10
10. Serangan Orc
11
11. Serangan Orc 2
12
12. Serangan di Kediaman Angel.
13
13. Istana Jatuh
14
14. Pengangkatan Raja Felix
15
15. Bantuan
16
16. Berita Istana
17
17. Menyusun Rencana
18
18. Perjalanan ke Pantai
19
19. Pesan Berantai
20
20. Gerbang Tujuh Serigala
21
21. Gerbang Tujuh Serigala 2
22
22. Berlayar
23
23. Dean Dan Robert
24
24. Diskusi
25
25. Naga Muda Gerald dan Lyman
26
26. Perintah Dean
27
27. Pengumuman Dean
28
28. Memindahkan Pasien Elf
29
29. Pasien Dokter Dimas
30
30. Ultimatum Dean
31
31. Malam Keberangkatan
32
32. Mendisiplinkan Eric
33
33. Cinta Sejati Ibu
34
34. Melewati Celah Dimensi
35
35. Dunia Asing
36
36. Pelajaran Baru
37
Pengumuman
38
37. Menemukan Hutan Salju
39
Bab 38. Malam di Hutan Salju
40
Bab 39.
41
Bab 40. Dunia Baru
42
Bab 41. Gurun Pasir
43
Bab 42. Kota di Gurun
44
Bab 43. Kerajaan Elf
45
Bab 44. Serangan Serentak
46
Bab 45. Serangan Balasan
47
Bab 46. Kemenangan Sementara
48
Bab 47. Raja dan Pangeran Kurcaci Biru
49
Bab 48. Kerajaan Peri
50
Bab 49. Perselisihan di Kedai Teh
51
Bab 50. Dua Tabib Wanita
52
Bab 51. Silvia
53
Bab 52. Yasmeen dan Ameera
54
Bab 53. Pengobatan Silvia
55
Bab 54. Pengobatan Silvia 2
56
Bab 55. Rahasia Bangsa Cahaya
57
Bab 56. Pesan Eric
58
Bab 57. Badai Pasir
59
Bab 58. Melanjutkan Perjalanan
60
Bab 59. Adu Ketangkasan
61
Bab 60. Hasheem Dari Suku Beiduin
62
Bab 61. Sakitnya Ketua Suku Beiduin
63
Bab 62. Menyelamatkan Kepala Suku Beiduin
64
Bab 63. Menuju Dunia Baru
65
Bab 64. Kembali ke Tepi Pantai
66
Bab 65. Teori Kapal Hantu
67
Bab 66. Menyelamatkan Tawanan Bajak Laut.
68
Bab 67. Menuju Lorong Maple
69
Bab 68. Misteri Lorong Maple
70
Bab 69. Mantera Sihir Kunang-kunang
71
Bab 70. Melawan Kantuk
72
Bab 71. Permintaan Angel
73
Bab 72. Penugasan PAngeran Levyn
74
Bab 73. Perjalanan di Hutan Sihir
75
Bab 74. Sampai Perbatasan Negara Elf
76
Bab 75. Bertemu Pangeran Mahkota
77
Bab 76. BAntuan Bangsa Cahaya
78
Info buku baru
79
Bab 77. Istana Raja Felix
80
Bab 78. Raja Felix
81
Bab 79. Diplomasi Dua Negara
82
Bab 80. Negosiasi
83
Bab 81. Menyiapkan Jalur Teleportasi
84
Bab 82. Permintaan Pangeran Mahkota
85
Bab 83. Rencana Eric dan Robert
86
Bab 84. Memeriksa Pulau Terapung
87
Bab 85. Kemampuan eric
88
Bab 86. Kedatangan Dean
89
Bab 87. Perencanaan Dean
90
Bab 88. Perencanaan Dean 2
91
Bab 89. Mematangkan Rencana
92
Bab 90. Perjalanan Menuju Negara Penyihir.
93
Bab 91. Menyusul Pangeran Glenn
94
Bab 92. Kemarahan Eric
95
Bab 93. Mantera Pembuka
96
Bab 94. Tabir Negara Penyihir
97
Bab 95. Perubahan Eric
98
Bab 96. Membuka Selubung Ibukota Peyihir
99
Bab 97. Mengalahkan Jenderal Utama Orc
100
Bab 98. Menguasai Istana Sihir
101
Bab 99. Levyn dan Hutan Sihir
102
Bab 100. Perjanjian Tanah Tak Bertuan
103
Bab 101. Menghubungi Penguasa hutan Sihir
104
Bab 102. Persiapan Perang Lima Wilayah
105
Bab 103. Perang Besar 1
106
Bab 104. Perag Besar 2
107
Bab 105. Jodoh
108
Bab 106. Koen, Fallen Angel Terakhir Negeri PEri
109
Bab 107. Raja Penyihir dan Bangsa Cahaya
110
Bab 108. Raja Penyihir dan Bangsa Cahaya 2
111
Bab 109. Sekutu Negara Elf
112
Bab 110. Pangeran Taksa
113
Bab 111. Perang Besar
114
Bab 112. Istana Raja Orc
115
Bab 113. Menemukan Cristal
116
Bab 114. Mengantar Cristal
117
Bab 115. Pria Berambut Pirang
118
Bab 116. Pria Berambut Pirang 2
119
Bab 117. Dua Naga Kuno
120
Bab 118. Menyerah
121
Bab 119. Jatuhnya Negara Orc
122
Bab 120. Pengangkatan Raja Elf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!