Komandan pasukan melintasi hutan perbatasan tanah Penyihir, menuju tanah Bangsa Peri. Dia belum pernah melewati jalan hutan itu. Hanya mengandalkan feeling untuk melakukan perintah yang diberikan Gilang. Pria yang berkorban, agar ada dari mereka yang dapat menyelamatkan diri serta memberi informasi.
Beberapa jam dia melintasi hutan gelap dan sudah sangat kelelahan. Saat dirinya nyaris putus asa, dilihatnya sebuah cahaya terang di balik pepohonan.
Kekuatan fisiknya sudah mencapai batas. Matanya mengabur sebelum mengetahui cahaya terang apa yang ada di depan saja. Dia kalah melawan keadaan. Tubuh komandan itu melayang jatuh dari kuda yang sedang berlari kencang.
Gadis pelayan yang semula dipegangnya erat, ikut terjatuh juga. Namun, kakinya tersangkut di pijakan pelana. Membuatnya terseret jauh di tanah hutan penuh lumut dan rumput kering.
Sekumpulan orang yang sedang duduk di depan api unggun, terkejut melihat seekor kuda melintas cepat sambil menyeret seseorang. Mereka mengejar dan mencoba menghentikannya dengan beberapa rapalan mantera.
Kuda itu berhenti sejauh puluhan meter dari tempat orang-orang itu berkumpul. Mereka berebut melihat apa yang terjadi.
"Seorang gadis Elf!" seru orang yang tiba lebih dulu. Dengan segera ditutupinya tubuh gadis malang itu dengan kain yang menutupi bahu.
Mereka membantu melepaskan pakaian wanita Elf itu dari kaitan pelana kuda.
"Kain pakaiannya bagus. Menurutku, dia wanita bangsawan!" ujar salah satu.
"Siapapun dia, bukankah aneh jika seorang gadis Elf dibawa lari seekor kuda dari arah tanah para penyihir?" tanya yang lain. Dia dapat merasakan keganjilan itu.
"Bukankah kita diminta menambah penjagaan , karena kabar para Orc sudah mengalahkan para Penyihir di perbatasan Tanah Tak Bertuan!" Seseorang mengingatkan tentang berita itu.
"Apa mungkin dia lari dari kejaran Orc?" tebak salah seorang.
Lima pria itu saling pandang satu sama lain. Kemudian menyadari bahaya yang mengancam.
"Kau! Bawa gadis ini ke desa untuk dirawat. Lalu laporkan kejadian ini pada komandan penjaga perbatasan. Minta tambahan penjaga. Kita mungkin harus menghadapi Orc yang nekat mengejar gadis ini!" perintah pemimpin diantara mereka.
"Baik!" ujar penjaga yang disuruh. Sebuah cahaya yang berkelip-kelip berkilauan, terbang ke arah si gadis Elf. Menyelubungi seluruh tubuhnya hingga membuatnya melayang di udara.
"Aku pergi!" ujarnya dan dengan cepat berlalu dari sana.
Empat penjaga yang tersisa, tidak lagi bersantai. Mereka justru bersikap waspada dan memeriksa area sekitar tempat mereka duduk sebelumnya.
"Aku menemukan seseorang!" teriak salah satu penjaga bangsa peri itu. Tangannya mengeluarkan cahaya kecil, untuk menerangi wajah orang yang ditemukannya.
"Seorang Elf pria!" ujarnya saat seorang temannya tiba.
"Mungkin dia menyelamatkan diri bersama gadis itu," sambung temannya.
"Lihat! Tubuhnya penuh luka!" kata mereka.
"Dia masih hidup. Kita harus menyelamatkannya!" ujar pria yang pertama menemukannya.
"Baik. Kau saja yang membawanya ke desa untuk dirawat. Lalu kabarkan pada komandan penemuan ini. Dan cepat kembali!" pesan pemimpin mereka.
"Baik!"
Pria yang ditunjuk segera melakukan tugas. Dia harus cepat pergi dan kembali secepatnya juga. Penjaga perbatasan dengan Negeri Para Penyihir tinggal tiga orang. Itu akan sangat bahaya jika benar ada Orc yang mengejar sampai ke negara mereka.
"Sekarang kita harus meningkatkan kewaspadaan! Mari kita periksa, apakah mungkin ada Elf lain yang menjadi korban dan lari ke sini!" perintahya.
Dua temannya mengangguk dan mengikuti langkah pemimpinnya menuju ke daerah perbatasan dengan negara Para Penyihir.
Di desa kecil Para Peri yang dekat ke perbatasan, komandan penjaga terkejut mendapat laporan tentang wanita Elf yang dibawa lari kuda hingga ke hutan mereka.
"Apakah sudah kau bawa ke tabib?" tanyanya.
"Sudah komandan!" jawab penjaga perbatasan itu segera.
"Bawa aku ke sana dan jelaskan sambil jalan, apa saja yang kau ketahui!" ujarnya sambil melangkah panjang-panjang, keluar dari rumah kayunya.
"Kami tak bisa menilai apapun, selain bahwa pakaiannya dari bahan yang bagus," jawab petugas itu jujur.
"Apa menurutmu dia adalah bangsawan Elf yang pergi ke negeri Para Penyihir?" tanya komandan.
"Kemungkinan seperti itu," jawabnya singkat. Mereka telah sampai di rumah tabib.
"Bagaimana dia?" tanya komandan pada tabib.
"Dia mendapat perlakuan kasar. Dan mengalami shock!" Tabib menunjukkan bagian wajah dan lengan gadis elf itu yang berwarna merah kebiruan akibat pukulan.
"Komandan, kepala tim minta tambahan penjaga di perbatasan. Khawatir para Orc yang kehilangan gadis itu akan mengejar sampai ke negara kita!" ujar petugas.
Komandan pasukan itu berbalik dan melihat si petugas sejenak. Kemudian dia keluar dari ruangan tabib dan memerintahkan beberapa orang untuk pergi mengikuti petugas itu ke perbatasan.
Lima penjaga baru, berangkat bersama petugas pertama. Mereka bergegas pergi, khawatir keadaan sudah genting di perbatasan.
Belum lama berjalan, keenam orang itu bertemu dengan petugas kedua yang juga membawa pria Elf yang terluka.
"Ada lagi?" tanya mereka. Kekhawatiran sangat jelas terlihat.
"Mungkinkah para Elf itu melarikan diri ke perbatasan kita, saat dikejar oleh Orc?" tebak mereka.
"Bisa jadi. Setelah perbatasan itu jatuh, siapapun yang masuk ke sana pasti akan dihadang oleh Orc. Mereka ingin memutuskan jalan penghubung Negara Penyihir dari negara lainnya!" kata yang lain.
"Sudah! Kau, segeralah bawa pria itu dan beri laporan.Setelah itu, cepat kembali. Mungkin kita masih akan menemukan korban lainnya!" ujar penjaga pertama.
"Aku pergi!" penjaga yang membawa pria Elf, meneruskan perjalanannya ke desa.
"Apa!" Komandan pasukan mereka terlonjak kaget. Dia baru saja kembali dari kediaman tabib yang merawat wanita Elf yang tadi dibawa.
"Ya, Komandan. Saya sudah membawanya ke rumah tabib!" jawab penjaga.
"Ayo ke sana!" Komandan itu kembali berdiri dan berjalan lagi menuju rumah tabib.
Dilihatnya pria pingsan di depannya. Tabib sedang meramu obat, sementara pembantunya membersihkan luka-luka di sekujur tubuh pria Elf itu.
"Dia melawan hingga tubuhnya menyerah!" Komandan memperhatikan luka-luka yang tercetak nyata di tubuh pria Elf di depannya.
"Ini pedang bergerigi! Ini gada berduri!" Komantan terus memeriksa dengan seksama. Bahkan terhadap luka kecil yang ditemukannya, dapat diidentifikasinya jenis senjata yang digunakan untuk melukai.
"Dan pakaiannya, menunjukkan dia seorang prajurit!" Komandan itu membuat kesimpulan.
"Hemm ...." Pria tampan dengan air muka cerah dan bercahaya itu berpikir keras.
"Selamatkan dia. Jika sadar, gali keterangan dan informasi itu harus segara dilaporkan padaku!" pesannya sebelum keluar dari rumah tabib.
"Komandan, saya harus kembali secepatnya. Ketua tim bilang, khawatir ada bahaya lain di sana," pamitnya.
"Tunggu!" cegah komandan. "Ikut aku!" Dia berjalan kembali ke kediamannya. Petugas penjaga perbatasan itu mengekori dari belakang. Meski tidak tahu apa yang dipikirkan komandannya, tapi dia tak mungkin membantah.
"Kau mendapat tugas lain. Laporkan hal ini pada pemimpin pasukan di kota. Mereka harus segera mendapat laporan. Mungkin saja mereka adalah rombongan penting yang dicegat Orc!"
Petugas perbatasan itu terkejut. Dia tak berpikir sampai sana. Bagaimana kalau dua temuan itu adalah bagian dari rombongan penting Bangsa Elf?
"Baik!" ujarnya cepat. Komandan pasukan memberikan surat jalan sebagai tanda bahwa penjaga itu sedang melakukan perintahnya.
"Saya berangkat!" ujar penjaga itu setelah menerima surat jalannya. Dia keluar dari rumah komandan dan sudah disiapkan seekor kuda bagus sebagai kendaraan untuk ke kota.
Komandan tidak bisa duduk dengan tenang setelah menerima dua orang Elf yang terluka itu.
"Menurutmu, apa mungkin seorang prajurit akan pergi sendiri saja, mengawal seorang wanita?" tanya komandan itu pada seorang pria paruh baya yang terus mengikutinya ke manapun.
Pria itu menggeleng. "Seharusnya dia membawa pasukan kecil. Terutama karena sebelum mencapai tanah Bangsa Penyihir, mereka pasti harus melewati Tanah TAk Bertuan!" Pria paroh baya itu memberi pendapat.
"Dan, dari satu pasukan kecil yang melindungi rombongan, hanya seorang gadis dan prajurit itu saja yang lari hingga ke negara kita. Lalu di mana rombongannya?"
Mata komandan itu menatap tajam pada pria paroh baya di sebelahnya. Dia sudah memiliki perkiraan jawaban di kepala. Namun, dia sendiri takut jika dugaan itu benar.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
rombongannya udh habis 😁
2024-02-17
0
Rosnila Sari
aq juga nunggu kemunculan Eric😍
2023-03-06
4
nurul zakiyah
kapan eric muncul thor? udah
2023-03-05
5