Hampir satu jam Gisel melakukan semua itu , keringatnya bercucuran membasahi sekujur tubuhnya .
Gisel terduduk diatas kursi kecil yang terbuat dari kayu yang ada dalam kamar itu .
" Capek ..." ucap Gisel sambil meluruskan kakinya kedepan dan menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi .
Sementara itu wanita parubaya yang masih duduk setia diatas pembaringan itu melipat kedua kakinya dan meranggulnya dengan kedua tanganya, wajahnya di sembunyi diantara kedua buah lutut.nya .
Gisel memandangi wanita itu dengan seksama ada rasa kasihan menderah dalam hatinya .
Gisel bangkit dari tempat duduknya dan mencoba mendekati wanita itu.
Gisel mendudukkan tubuhnya di ujung tempat tidur itu dan menggantung kakinya bebas ke arah bawah .
Lama Gisel terdiam memandangi wanita parubaya itu dan akhirnya Gisel memberanikan diri untuk memulai berkomunikasi dengan Beliau .
"Bu ..nama saya Gisel! kalau ibu ? ucap Gisel sambil mengulurkan tangan kanannya ke arah wanita itu .
Mendengar suara dari Gisel wanita itu mendongak dan memandangi Gisel dengan tatapan yang tajam.
"Pergi kau dari sini kau yang mau merebut suamiku , kau penjahat , kau pelakor .....pergi ....Aku bukan pembunuh ...aku bukan pembunuh tolong maafiin Aku tolong ......" ucap wanita itu sambil menangis dan memukuli gisel dengan bantal .
Gisel mencoba menenangkan wanita itu tapi tetap saja wanita itu terus merontah dan mengusirnya .
Kasihan sekali wanita ini kenapa bisa Ia seterpuruk ini ! dan apa sebenarnya yang terjadi di masa lalunya ? itulah pertanyaan pertanyaan yang ada di kepala Gisel saat ini.
Gisel mencoba berdiri dan melangkah keluar dari bilik itu .Gisel melayangkan pandanganya ke tiap penjuruh ruangan untuk mencari sesuatu .
" Pagi Nona apa ada bisa saya bantu " ucap Surti pelayan yang menemukan Gisel dalam keadaan kebngungan .
"Maaf bi ! perkenalkan saya Gisel!" ucap Gisel menjulurkan tangannya kearah surti .
"Nama saya surti Nyonya " ucap surti tidak menyambut uluran tangan Gisel tapi membukkukan badannya sebagai tanda perkenalan
Gisel menarik kembali tanganya sambil tersenyum manis ke arah surti .
"Bi ruang dapur berada di bagian mana ? ucap Gisel memecah kecanggungan diantata mereka .
"Nyonya mau makan apa biar bibi yang masakin " ucap Surti memandang ke arah Gisel.
"Bukan saya bi ! Gisel ingin memasak untuk Nyonya yang ada dalam bilik itu " ucap Gisel sambil menunjuk kearah bilik besar yang sedang tertutup rapat .
Mata Surti terbelalak setelah mendengar ucapan Gisel .
"Tapi Nyonya ! Nyonya Elin tidak suka memakan sembarang jenis makanaan. Baliau hanya memakan roti yang sudah di sediakan khusus oleh Tuan Aldo ."ucap Surti dengan nada heran kepada Gisel .
" Hanya Roti kata bibi ! " ucap Gisel dengan mata melotot kepada Surti .
Surti hanya mengangguk pelan tanpa memberi jawaban .
"Mana sehat bi " harusnya Nyonya Elin di beri asupan gizi yang seimbang agar kesehatannya cepat pulih seperti sediakala" ucap Gisel panjang lebar .
Kembali Surti hanya mengangguk anggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Ayo bi tunjukkin Gisel dimana letak dapur rumah ini " ucap Gisel menari tangan Surti .
Surti hanya pasrah dan mencoba menunjukkan letak dapur yang ada di dalam rumah besar itu .
Tidak butuh waktu lama untuk tiba di tempat itu kini keduanya sudah berada di ruang yang cukup besar semua perlengkapan dapur nyaris lengkap ada disana .
Tiga koki yang sedang asyik melakukan aktifitas kerjanya segera berhenti setelah melihat kedatangan Gisel dan surti .
" Pagi Nyonya " ucap mereka bertiga serentak
"pagi juga! maaf mengganggu silahkan melakukan Aktifitas kembali " ucap Gisel memberi senyuman kepada mereka .
" Baik Nyonya " kembali ucapan serentak keluar dari tiga laki laki yang berprofesi sebagai kaki dirumah itu.
"Bi Surti boleh tidak saya memasak bubur Ayam buat Nyonya Elin ? ucap Gisel menatap kearah Surti .
"Tidak usah repot repot Nyonya biar mereka saja yang melakukannya dan memang tugas mereka di sini untuk melayani penghuni rumah ini " ucap Surti yang di ketahui adalah kepala prlsyan dari rumah besar itu .
"Tapi Gisel yang mau melakukannya sendiri boleh ya ! ucap Gisel memelas kepada Surti .
Surti yang melihat majikannya yang begit imut terpaksa menganggukkan kepalanya disertai senyuman dengan senyuman .
"Baiklah Bibi izinkan tapi cuma kali ini saja " ucap Surti tegas .
Cup ...sebuah ciuman mendarat di pipi Surti .
Gisel berlari kecil menyediakan bahan baku untuk memasak sementara bi Surti terdiam terpaku melihat Nyonya kecilnya itu .
👉budayakan like vote , poin dan koin disertai comentnya ya kawan kawan makasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Eemlaspanohan Ohan
lanjut
2024-05-12
0
Diah Elmawati
Semangatmu Gisel pasti.disukai Aldo
2023-05-06
1
Kristi Yani
masih menyimak 🙃
2023-01-31
0