Aldo melajukan mobilnya ke arah barat menuju Mension miliknya. Tatapanya tajam kedepan dan sesekali melihat kearah Gisel yang duduk di kursi belakang melalui kaca spion .
Sementara Gisel hanya diam terpaku, Matanya memandang kearah luar jendela mobil.
Tatapanya kosong, air matanya tidak henti keluar dari kedua bola matanya.
Tidak butuh waktu lama kini mobil sport milik Aldo telah memasuki halaman Mension.
"Cepat keluar," ujar Aldo dengan nada membentak sambil melangkah masuk kedalam Mension .
Gisel hanya pasrah dan melakukan seperti perintah Aldo, Gisel keluar dari dalam mobil dan melangkah mengikuti kemana langkah Aldo menuju.
Setelah tiba dalam gedung megah itu, Gisel memandangi seisi ruangan. Matanya takjub dengan dekorasi dan barang-barang mewah yang tergeletak dan yang terpajang didinding Mension tersebut .
"Kenapa hanya diam disitu?, apa kamu tidak perna melihat barang-barang mewah seperti ini seumur hidupmu?," Aldo yang kala itu membuyarkan lamunan Gisel .
Gisel hanya diam dan tidak sedikit pun menggubris ucapan Aldo.
"Cepat kemari dan jangan sesekali berpikiran untuk membawa kabur salah satu benda yang ada di kediamanku ini " ucap Aldo lagi dengan begitu angkuhnya.
Mendapat perkataan dan perlakuan yang selalu memojokkan dirinya kini emosi Gisel mulai naik .
"Untuk apa juga Aku membawa kabur barang-barang seperti itu, menjualnya ribet mending Saya merampok Bank sekalian langsug dapat uang cash," balas Gisel mulai berani menentang perkataan Aldo .
"Berani juga gadis ini melawanku, awas saja Kamu nanti gadis kecil " ucap Aldo dalam hati sembari menatap lekat pada Gisel.
"Pelayan bawa gadis udik ini kedalam bilik dan ganti pakaianya dengan pakaian yang sudah tersedia dalam lemari. Aku tidak mau ada gembel bau hidup pula tinggal kediamanku ini," tutur Aldo pada pelayan yang sedari tadi berdiri di dekat mereka .
"Baik Tuan, Saya akan melakukan sesuai perintah Tuan. Mari Nona, Saya antar Anda ke kekamar," pelayan mempersilahkan Gisel menuju kesebuah kamar.
" Trimah kasih," balas Gisel mengikuti langkah Sang pelayan tersebut.
Setelah kepergian Gisel, Aldo memasuki ruang kerjanya dan duduk di kursi kebesaranya .
Aldo merogoh saku celananya lalu mengeluarkan handpone dari dalam sana untuk menghubungi seseorang.
"Hallo Joni, apa yang Aku perintahkan padaMu sudah Kau laksanakan?," tanya Aldo setelah sambungan telepon dengan Joni sang sekertaris terhubung.
"Sudah Tuan, semua sesuai dengan apa yang Anda inginkan. Tiga puluh menit lagi Kami akan tiba disana," balas Joni di ujung telpon .
"Baiklah jangan sampai terlambat," sambung Aldo lagi pada Joni lalu memutus panggilankan mereka.
Sementara itu di dalam kamar, Gisel sudah melakukan ritual mandi. Para pelayan yang sedari tadi menungguinya segera mendekat dan membawa Gisel kedepan meja rias.
Mereka dengan sigap Mendandani Gisel. Gisel hanya bisa pasrah kalau pun Dia melawan akan percuma, karena Aldo pasti akan memaksa dan mengancangnya lagi.
Tidak butuh waktu lama, kini Gisel sudah di make over oleh para pelayan profesional. Tidak sia-sia apa yang mereka lakukan pada Gisel. Wajah Gisel berubah jadi imut, cantik dan mempesona dengan tubuh yang sangat mungil.
"Nona sangat cantik," ucap Ryo takjub dengan gaya kemayunya .
"Trimah kasih. Aku juga tidak percaya kalau yang di dalam cermin itu adalah Aku " balas Gisel menepuk-nepuki kedua belah pipinya.
Para pelayan tersenyum bahagia dengan hasil kerja mereka hari ini.
Sementara itu di ruang tamu, Joni sudah tiba dengan seorang penghulu dan beberapa orang saksi.
Joni melangkahkan menujuh ruang kerja Aldo dimana Tuannya itu sudah menungguinya sedari tadi disana.
tock ....tocok ..tock...
Tiga pukulan tanganya mendarat di daun pintu tersebut.
"Masuk ..!,".
Joni membuka pintu lalu mendekatinya.
"Tuan, penghulu dan beberapa orang saksi sudah datang. Beliau sudah menunggu Anda di ruang tamu,"
"Baiklah, ayo kita kesana," Aldo berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju ruang tamu.
Aldo, Joni, pak penghulu dan 4 orang saksi kini berada di ruang tamu. Mereka kini menunggu kedatangan Gisel .
Aldo sudah sedari merasa gelisah menunggu ke datangan Gisel. Tatapanya tidak henti-hentinya menatapi pintu kamar yang di tempati Gisel saat ini.
Tidak lama kemudian, pintu kamar pun terbuka. Keluarlah Gisel di dampingi dua wanita melangkah keluar dengan mengenakan kebaya dipadukan sarung batik.
Gisel keluar begitu Anggun. Gadis itu berjalan kemayu bak putri kraton.
Semua mata memandang tak berkedip.
"Ternyata gadis udikan itu sangat cantik tapi sayang kecil sekali," ucap Aldo dalam hati .
Setelah Gisel duduk Pak penghulu pun mulai angkat bicara.
"Kalau begitu mari kita mulai acaranya,"
Semua orang dalam ruangan itu mengangguk kecil.
Ankahtuka wa Zawwajtuka Makhtubataka Aldo Bin Sanjaya.
Aku nikahkan engkau, dan Aku kawinkan engkau dengan pinanganmu, Gisel binti Hambali jayadi dengan mahar seperangkat alat sholat di bayar tunai
"Saya terimah nikah dan kawininya, Gisel binti Hambali jayadi dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai," Aldo dengan satu tarikan nafas .
"Bagaimana saksi Sah?," tanya Pak penghulu pada semua orang.
"Sah ucap para saksi,"
"Allhamdulillah,".
Kini Gisel sudah menyandang nama sanjaya dibelakang namanya .
👉 budaya like , vote , dan coment ya trimah kasih .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Eka Chusnul Msi
yahhh... sayang banget mas kawinnya seperangkat alat sholat tanpa tambahan yang lain
2024-05-11
1
Shanty Nk
semoga dijadikan benar2 seorang istri atau nyonya ..
2023-03-16
3
Kristi Yani
Gisel masih punya bapak woi, nikah nya ga sah kalau ga ada wali dari pihak perempuan 🤗
2023-01-31
0