Gisel memasak dengan sangat terampil ,
Surti terus mengawasi majikannya itu dari jarak jauh .
" Gadis itu benar benar telaten! tapi kenapa Tuan Aldo memperlakukanya sebagai pembantu ! " ujar Surti yang sedari tadi mengawasi Gisel dari jarak jauh .
Tidak beberapa lama Gisel sudah menyelesaikan tugasnya. satu porsi bubur Ayam sudah tertata rapi di meja dapur.
" Akhirnya selesai juga " gumam Gisel sambil melap keringat di keningnya.
Meliha majikannya sudah selesai dengan masakannya Surti berdiri dan melangkah mendekati Gisel.
"Apa Nyonya sudah selesai " ucap Surti sambil menatap bubur Ayam buatan Gisel .
"Sudah Bi tapi Gisel belum membereskan peralatan dapur yang baru Gisel guakan he he he" ucap Gisel sambil memperlihatkan sederetan gigi putihnya .
"Biarlan saja Nyonya nanti para pelayan rumah ini yang akan membereskannya " ucap Surti dengan nada datar .
" Tapi Gisel merasa tidak enak Bi pada mereka !" ucap Gisel yang merasa tidak enak kepada pelayan di rumah itu .
"Mereka yang tidak Enak kalau hanya memakan gaji buta Nyonya" ucap Surti yang masih datar sejak tadi .
"Baiklah Bi trimah kasih atas semuanya " ucap Gisel sambil melangkah membawa nampan yang berisi bubur dan segelas air putih .
Gisel terus melangkah menuju bilik Elin , sebelum masuk Gisel mengetuk pintu dan mengucap salam .
Hampir beberapa menit Gisel berdiri di depan pintu kamar itu tapi tidak ada jawaban dari siempunya kamar .
Gisel mencoba memutar gagang pintu dan mendorongnya secara pelan pelan .
Gisel memasuki kamar itu dan mendapati Elin masih dalam posisi yang sama seperti saat Gisel keluar tadi .
Gisel meletakkan nampan berisi bubur dan air minum diatas nakas dekat tempat tidur tersebut .
" Nyonya makan dulu ! biar tubuh Nyanya bisa bertenaga! ucap Gisel dengan lembut .
Elin tetap saja terdiam tanpa ada respon sedikit pun dari ucapan Gisel .
Gisel kemudian menyentuh lembut kulit lengan Elin dan mengusapnya dengan sangat hati hati.
"Nyonya Ayo makan dulu nanti Nyonya tambah sakit " ucap Gisel dengan mengusap lengan Elin dengan sangat sangat lembut .
Dapat sentuhan dari sesorang, Elin mulai bereaksi Elin menatap Gisel dengan sorot mata membunuh dan tiba tiba Elin menyerang Gisel secara bertubi tubi.
"B4jingan kau , pembunuh kau , penghianat kau , perebut kau " teriakan Elin dengan menarik rambut milik Gisel .
"Ampun Nyonya Ampun " ucap Gisel sambil menahan kedua tangan Elin yang semakin keras menjambak rambutnya .
Elin terus menarik rambut Gisel sehinggan terjatuh dan kepalanya terbentur di sudut ranjang yang terbuat dari kayu .
Gisel merintih kesakitan pandangannya memudar matanya tertutup dan kesadarannya mulai hilang .
"Aku menang , aku menang penjahatnya mati hore hore hore " ucap Elin sambil melompat lompat diatas ranjang sesekali membuang bantil dan gulingnya di udara .
Sementara itu Aldo yang sudah kembali dari perusahaanya melangkah masuk kedalam rumah.
Aldo masuk dalam biliknya dan menghempaskan tubuhnya diatas ranjang .
" Kenapa hari ini badanku terasa capek sekali ! ah baiknya aku mandi dulu supaya segar " ucapnya sambil memasuki bilik kamar mandi.
Tidak lama kemudian ritual mandinya sudah selesai , wajahnya yang tampan di tambah tubuhnya yang mirip binaragawan itu membuatnya nyaris sempurna.
Aldo siap siap menuju meja makan setelah menggunakan pakaian santai ala rumahan .
Bi surti yang sedari tadi menunggu tuannya datatang menarik kursi dan mempersilahkan Aldo untuk duduk .
"Silahkan Tuan "ucap Surti setelah menarik kursi buat Aldo .
"Heem " jawab Aldo singkat .
Belum juga Aldo menyentuh sesuatu Aldo kemudian teringat pada Gisel .
"Bi Gadis kecil itu dimana ? ucap Aldo tanpa melihat ke Arah Surti .
" Maaf maksud Tuan Nyonya Gisel " ucap Surti memperjelas ucapan Aldo .
" Heem " ucap Aldo singkat padat dan tidak jelas.
" Tadi Nyonya membawakan bubur Ayam buat Nyonya Elin, tapi sejak masuk Nyonya tidak kelihatan lagi Tuan " ucap Surti menjelaskan dengan detail .
"Apa .....? ucap Aldo dan berlari ke arah bilik Elin .
Aldo mendobrak pintu tersebut tapi ternyata pintu tidak terkunci, tubuh Aldo langsung menerobos masuk dan terjatuh diatas tubuh Gisel .
Bibir mereka saling bersentuhan Aldo membulatkan matanya tapi tetap tidak melepaskan ciuman itu .
Aldo baru tersadar setelah sebuah bantantal guling mengenai kepalanya .
" Jahat , penghianat " ucap Elin sambil memukul mukul kepala Aldo dengan bantal guling .
Alda bangkit dan menatap Elin dengan Wajah emosi .
" Apa yang ibu lakukan ! ibu bisa saja membunuhnya " Bentak Aldo dengan sangat keras kepada Elin .
Mendengar bentakan dari Aldo, Elin langsung terdiam terpaku di tempat tidurnya. Elin menutupi wajahnya dengan bantal guling saking takutnya ia kepada Aldo .
Aldo mengangkat tubuh Gisel kemudian membawahnya pergi .
👉budayakan vote ,like and comen ya teman teman makasih .........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Supartini
tu kan benar ibunya aldo
2022-12-17
0
Kinay naluw
Elin itu gila apa trauma sih, horror banget.
2022-11-11
0
Lia Rochmatuz
Gisel nya di jambakin melulu perasaaan... lama2 botak tengah entar
2022-11-04
0