Rain

Alana sekarang tengah berada di ruang inap kakak nya sehabis dari Administrasi untuk membayar biaya operasi. Alana menggengam Tangan Violetta erat.

"Kakak harus bertahan ya.." ucap Alana menatap wajah pucat Violetta."demi Alana" lanjut nya.

Pintu Ruang inap terbuka dan mendapati Dr.maya memasuki ruang inap.

Dr. Maya berjalan ke arah Alana.

Alana yang melihat itu segera berdiri dari duduk nya.

"Mbak Alana. Besok pagi Pasien sudah bisa dioperasi. pukul 10 pagi operasi nya akan dimulai" ucap Dr. Maya.

Alana yang mendengar ucapan Dr. Maya mengangguk."Baik dok. Besok saya akan datang kemari"

Dr.maya tersenyum dan mengangguk."saya hanya menyampaikan itu saja kepada Mbak Alana. Kalau begitu saya permisi" ucap Dr. Maya membuat Alana mengangguk kan kepala nya.

"Terimakasih dok" ucap nya membut Dr. Maya mengangguk dan segera berlalu keluar dari ruang inap.

Alana kembali menatap ke arah Violetta. Dan kembali menggenggam tangan kurus kakak nya

"Kak vio. Alana pulang dulu yaa..besok alana Datang kesini lagi." ucap Alana lembut.

"Kakak baik-baik aja disini ya. Besok kakak akan segera dioperasi dan kita akan kembali bersama lagi" lanjut Alana seraya mengelus kepala kakak nya yang tidak berambut itu.

Alana menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan nya yang menunjuk kan pukul. 08.30 Wib.

Alana beralih menatap kakak nya dan memperbaiki selimut yang berada ditubuh kakak nya. Alana menatap wajah pucat violetta dan tersenyum kecil."Alana pamit ya" ucap nya dan melangkah kan kaki nya menuju Pintu keluar dan segera keluar dari ruang inap Violetta.

****************

Cafe Nam'e.

Seorang pria tampan sedang berada di ruang VVIP yang berada Di Cafe nam'e itu. Pria tampan itu memejam kan mata tajam nya seraya menunggu kedatangan seseorang.

Perlahan Pintu diketuk dan terbuka bersamaan dengan Seorang pria yang diyakini adalah ervan. ia menutup kembali pintu Itu dan melangkah ke arah seorang pria tampan yang sedang Menutup mata nya itu.

Ervan Duduk di sofa yang berada diseberang Pria tampan itu. Ervan membuka resleting tas kerja nya dan mengeluarkan Dokumen Yang berisi kontrak yang ditanda tangani oleh Alana. Ervan meletak kan Dokumen itu di atas meja dan menyodorkan nya ke arah pria itu.

"Gue udah nemuin Seorang Gadis yang bersedia menikah dengan Lo Xav" ucap ervan kepada pria itu yang tak lain Adalah Xavier maximilian Robbertson'

Xavier segera membuka mata nya. Dan menatap ke arah ervan dengan mata tajam bak elang nya. Ia menarik Sebelah Alis nya. Untuk menyuruh Ervan melanjut kan ucapan nya.

Ervan yang melihat itu hanya berdehem."Perempuan itu membutuh kan Biaya untuk operasi kakak nya. Jadi gue bilang sama dia. Kalo gue mau ngebantuin bayar semua biaya operasi kakak nya tapi dengan satu syarat yaitu menikah dengan lo" ucap Ervan menjelaskan."Awal nya perempuan itu menolak tapi akhirnya dia nerima untuk nikah sama lo. dan menanda tangani Kontrak pernikahan itu" lanjut Ervan

Xavier hanya mengangguk singkat dan mengambil dokumen itu. Xavier menatap tanda tangan beserta nama Perempuan itu yang akan ia nikahi.'Alana Brianna Caitlin' Batin Xavier membaca nama perempuan itu.

Xavier menatap Ervan dengan datar."Kenapa harus Gadis miskin itu yang kau cari"

Ervan hanya menelan ludah nya. Ia tau bagaimana kriteria wanita Bos sekaligus sahabat nya itu."Karna Gue liat-liat Perempuan itu Gadis baik-baik"

Xavier hanya menatap datar Ervan dan memijat Pelipis nya.

"Kau tau bagaimana sikap mama jika mengetahui calon menantu nya perempuan miskin"

Ervan menggigit bibir nya. Ia paham betul bagaimana sikap Mama rosalie. Mama rosalie dihidupi dengan kehidupan mewah dan Harta berlimpah Serta berglamor. Bagaimana bisa ia menerima calon menantu yang miskin.

Xavier hanya menghela nafas nya dan berdiri dari duduk nya dan segera berlalu keluar dari Ruang VVIP itu.

****************

Pukul. 23.30. Wib.

Alana kini tengah berada di depan sebuah Cafe yang sudah ditutup. Ia menduduk kan bokong nya Dikursi panjang yang berada di luar Cafe itu. Alana Mendongak kan kepala nya menatap ke arah awan gelap itu.

Awan Gelap itu Perlahan memunculkan Sebuah Kilatan. Suara petir saling bersahutan pertanda Hujan akan turun. Tetapi Alana masih berdiam diri ditempat nya. Tak ingin beranjak dari sana. Padahal hari sudah larut malam dan menunjuk kan pukul 23.30 wib. Alana merasa enggan untuk pulang ke kontrakan kecil nya.

Rintikan Hujan Perlahan turun dari awan gelap itu. Hujan itu semakin Menderas membasahi seluruh tubuh Alana. Tetapi Alana masih saja berdiam diri di kursi itu tanpa berniat berteduh dari Rintikan hujan.

Alana menyandarkan kepala nya di dinding Luar Cafe. Perlahan Mata nya terpejam menikmati setiap rintikan Hujan yang membasahi sekujur tubuh nya.

"Kenapa kau tidak mengizinkan ku bahagia tuhan..?"

"Aku adalah anak perempuan yang memeluk luka ku seorang diri. Lalu kenapa kau terus membiarkan ku Terluka seperti ini??"

"Aku selalu mampu dan bisa melewati badai sendirian, Tapi kali ini aku sangat lelah"

Alana terus membantin. Tetesan-Tetesan Air mata nya mengalir begitu deras nya. Tetapi tersamarkan oleh Hujan.

Lampu mobil Menyoroti Ke arah tubuh Basah Alana. Tetapi Alana tidak terganggu Oleh Cahaya itu. Alana hanya terus memejam kan mata nya.

Perlahan Seseorang pria yang berada didalam mobil itu keluar dari mobil nya dengan membawa payung Di tangan nya. Seorang pria tampan itu berjalan ke arah Alana. Dan mempayungi Tubuh Alana menggunakan Payung Berwarna Hitam nya.

Alana mengernyitkan dahi nya saat Percikan hujan itu tak lagi mengenai Wajah nya. Alana Perlahan membuka mata sembab nya dan mendongak kan kepala nya menatap seorang Pria tampan dengan mata memerah nya.

Pria tampan itu menatap Alana sendu dan tersenyum Kecil ke arah Alana.

"Ayo gue anter Pulang. Ngga baik seorang Gadis malem-malem diluar apalagi mandi hujan kayak gini" ucap Pria tampan itu sembari menatap Mata sembab Alana.

Alana hanya menghela nafas nya pelan. dan memaling kan wajah nya dari pria tampan itu.

"Gue masih mau disini. Lo balik aja"

Pria tampan itu menghela nafas nya pelan.

"Al. Stop nyiksa diri lo sendiri kayak gini. Kalo lo terus-terusan disini. Lo bisa sakit. Dan siapa nanti yang ngerawat Kak vio?" ucap Pria tampan itu yang diyakini Teman dari Alana.

Alana terdiam. Ia baru teringat sesuatu. Kalau besok pagi Adalah jadwal Kakak nya akan di operasi. Alana mentap Pria tampan itu Dan perlahan berdiri dari duduk nya.

"Ayo" ucap Alana seraya melangkah kan kaki nya.

Pria tampan itu Segera menyusul Alana dan terus mempayungi Alana. Ia membuka pintu mobil nya untuk Alana. Alana segera masuk kedalam mobil. Pria tampan itu memutari Mobil nya dan membuka pintu mobil nya dan segera masuk kedalam mobil.

Pria tampan itu Membuka hoodie yang berada ditubuh nya. dan hanya menyisakan Kaos berwarna putih yang melekat pada tubuh atletis nya. Pria itu memberikan hoodie tersebut kepada Alana.

Alana yang melihat itu hanya mengernyitkan dahinya.

"Pakai. Gue tau lo kedinginan" ucap Pria itu sembari meletak kan hoodie nya di pangkuan Alana.

Alana hanya menghela nafas pelan dan segera memakai hoodie Teman pria nya itu.

Pria tampan yang diyakini nama nya.

'Reza Mahardika Putra' Teman Alana ketika menginjak Bangku Kelas 2 SMA

Reza segera mengemudikan mobil nya menuju Kontrakan Alana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!