tanda tangan kontrak

Universitas andalas.

Pukul. 10.15.

Alana dan Naomi kini tengah berada dikantin sembari menyeruput minuman Mereka masing-masing.

"Al lo hari ini ada kelas?" tanya Naomi sembari menyeruput Es jeruk nya.

Alana menggeleng."Hari ini jadwal kelas gue cuma Satu mata pelajaran doang. Habis ini gue langsung ke tempat kerja"

Naomi mengangguk."Enak banget lo hari ini ngga ada kelas lain. Lah gue masih ada dua mata pelajaran." ucap naomi mengeluh.

Alana hanya tersenyum mengejek.

"Kasian" ucap nya menjulur kan lidah nya.

Naomi yang melihat itu hanya mendengus kesal

Alana melirik Jam yang melingkar dipergelangan tangan nya.

"Gue cabut duluan ya. Bentar lagi mau masuk kerja" ucap Alana seraya berdiri dari duduk nya.

Naomi mengangguk."Hati-hati lo dijalan."

Alana hanya mengangguk dan berlalu dari kantin.

Alana terus melangkah kan kaki nya menelusuri kampus itu. Alana mengutak-atik ponsel nya untuk memesan ojek online.

5 menit kemudian..

Alana sampai didepan Kampus. Seorang Bapak-bapak yang mengendarai Kendaraan beroda dua itu mendatangi Alana.

"Dengan mbak Alana?" ucap tukang Ojek itu seraya melihat ke arah ponsel nya.

Alana mengangguk."Iya pak" ucap Alana

tukang ojek itu mengangguk dan menyerahkan helm Kepada Alana dan diterima baik oleh Alana.

Alana segera memakai helm itu dan menaiki Motor tukang ojek itu. Tukang ojek yang melihat Alana telah menaiki motor nya. Segera melajukan Motor nya dengan kecepatan sedang menuju ke arah Goldstar Cafe.

****************

Goldstar Cafe.

Pukul. 17.00 wib

Alana mengusap pelu yang berada dikening nya. Ia meregang kan kedua tangan nya yang letih saat melayani Banyak nya pelanggan yang datang ke Goldstar Cafe.

"Cape ya Al?" ucap Melinda. Salah satu Karyawati di Goldstar cafe

Alana hanya tersenyum menanggapi."Lumayan Sih mel" ucap nya.

Drtt

Drtt

Suara dering ponsel Alana berbunyi. Alana mengambil Ponsel nya disaku celana nya. Ia mengernyitkan dahi nya saat melihat nomor tidak di kenal yang menghubungi nya

Melinda yang melihat itu menatap heran Alana."kenapa nggak diangkat al?"

"Nomor nggak dikenal" Balas Alana.

Melinda menatap ke arah ponsel Alana yang terus saja berdering."Angkat aja Al. Siapa tau penting"

Alana mengangguk dan segera menggeser tombol hijau dilayar benda pipih nya Untuk menerima Telepon itu. Alana mendekat kan Ponsel nya ketelinga nya."Hallo" ucap nya

'Dengan mbak Alana brianna Caitlin?" Ujar Si penelpon

"Iya benar. Dengan saya sendiri" balas Alana

"ini saya dokter maya. Mbak Alana Harus segera datang ke rumah sakit. Keadaan mbak Violetta semakin memburuk" Ujar sipenelpon yang ternyata Dr. Maya

Alana yang mendengar ucapan Dr. Maya menutup mulut nya terkejut."Baik dok saya akan segera kesana" ucap Alana seraya mematikan Panggilan Mereka.

Melinda menatap wajah Alana yang tengah terlihat cemas."Ada apa Al."

"Mel tolong izinin Gue..ya sama bu nerissa. Gue harus segera kerumah sakit. Keadaan Kak vio semakin memburuk" ucap Alana cemas.

Melinda mengangguk kan kepala nya dengan cepat."Nanti gue bilang sama Bu nerissa. Lo jangan khawatir. Sekarang Lo harus cepat-cepat kerumah sakit. Takut nya terjadi apa-apa sama kak vio" ucap Melinda seraya memegang bahu Alana.

Alana mengangguk dan dengan cepat Mengambil tas nya dan berlalu dari Goldstar Cafe.

****************

Alana telah sampai di perkarangan Rs. Kenara. Alana segera memasuki Rs itu dan berlari kecil kearah ruangan kakak nya berada.

Alana hampir sampai Di depan ruangan Kak vio. Alana menatap ke arah Dr. Maya yang ingin keluar dari ruangan Kak vio. Dan segera berjalan dengan cepat Ke arah Dr. Maya.

"Dok" ucap Alana saat telah sampai di hadapan Dr. Maya.

"Bagaimana kondisi Kakak saya Dok?" tanya nya dengan Cemas.

Dr. Maya hanya menghela nafas nya pelan" mbak Alana. Keadaan Kakak anda semakin memburuk. Tumor yang ada dikepala nya semakin berkembang. Itu menyebabkan Mbak Violet Koma." ucap nya seraya menatap prihatin Alana.

Alana yang mendengar ucapan Dr. Maya meneteskan Air mata nya.

Dr. maya hanya mengelus bahu alana lembut."Jika mbak Violet tidak segera di operasi. Keadaan Mbak violet akan semakin memburuk. Dan mungkin mbak Violet tidak akan pernah bangun dari koma nya" ucap Dr. Maya. Membuat Alana semakin terisak.

Alana menatap memohon ke arah Dr. Maya dengan berlinang Air mata.

"Dok saya mohon kepada Anda. Tolong Lakukan apa saja Pada Kesembuhan kakak saya. Saya akan membayar berapapun biaya pengobatan Nya" ucap Alana menatap memohon Dr. maya dengan mata memerah.

Dr. Maya mengangguk."Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk kesembuhan Pasien. Tetapi. Jika Operasi nya dengan cepat dilakukan. Kemungkinan Pasien bisa sembuh."

Alana mengangguk dengan cepat."Saya akan segera membayar Biaya operasi nya dok" ucap Alana.

Dr. Maya mengangguk."Kalau begitu saya permisi mbak alana." ucap nya seraya berlalu dari hadapan Alana.

Alana segera masuk kedalam ruang Kakak nya.

Ia menutup mulut nya saat melihat keadaan kakak nya. Banyak selang-selang yang berada ditubuh Violet

Alana mendekat ke arah brangkar. ia memegang tangan kurus kakak nya. Alana terisak Memilukan dan menumpu kepala nya diatas punggung tangan Kak violet yang tidak diinfus.

"Kak Vio hiks" ucap alana lirih.

Alana kembali mengangkat kepala nya Dan menatap Sendu Kak Violet.

"Kakak harus cepat sembuh hiks.. Alana akan ngelakuin hiks..apa aja supaya kakak bisa bangun lagi dan bisa bersama alana lagi. hiks.." ucap Alan terisak.

"Kakak harus bertahan untuk Alana kak. Jangan pernah ninggalin Alana sendiri disini" ucap Alana semakin terisak.

Alana memeluk tubuh kakak nya yang semakin hari semakin mengurus itu dengan erat. Alana benar-benar tidak sanggup menghadapi ini semua. Ia Benar-benar sangat rapuh.

10 menit kemudian..

Alana mulai tenang dan melepaskan pelukan nya dari tubuh kurus Violet. ia menghapus sisa-sisa Air mata nya dengan pelan. Ia menatap violet dengan sendu.

"Alana akan berusaha untuk mencari biaya untuk operasi kakak. Alana akan ngelakuin apa aja supaya kakak bisa sembuh" ucap Alana dengan suara serak nya.

Alana mengatur nafas nya yang terasa sesak. Ia melangkah kan kaki nya menuju pintu keluar. Dan segera keluar dari ruangan Kakak nya.

Alana berjalan ke arah tempat Administrasi untuk membayar biaya operasi kakak nya.

Hingga beberapa menit kemudian. Alana telah sampai ke tempat Administrasi berada.

"Ada yang bisa saya bantu mbak?" ucap suster yang bertugas sebagai Administrasi itu.

Alana tersenyum dan mengangguk.

"Saya ingin membayar biaya Operasi untuk pasien No.23-B. Sus" ucap Alana.

Suster itu mengangguk."Baik. Segera isi Formulir ini terlebih dahulu mbak" ucap Suster seraya memberikan Formulir itu kepada Alana.

Alana segera menerima formulir yang berisi data-data Untuk Pasien yang akan dioperasi.

Alana mengambil pulpen Dan segera mengisi formulir itu dengan cepat. Lalu memberikan nya kepada suster itu

"Ini mbak" Ucap Alana saat sudah siap mengisi semua formulir itu.

Suster itu segera membaca Formulir itu dengan teliti dan mengecek ke arah komputer.

"Pasien yang bernama Violetta Gloretha yang berada di ruang No. 23-B yang terkena Kangker tumor otak yah mbak?" ucap suster itu membuat Alana mengangguk kan kepala nya.

"Untuk biaya operasi kangker tumor otak. hanya berjumlah 100 juta mbak" ucap suster itu membuat Alana terkejut dan menutup mulut nya.

"Apakah tidak bisa kurang sus?" ucap alana. Membuat suster itu menggeleng kan kepala nya.

"Maaf tidak bisa mbak. Karna semua jumlah itu sudah Termasuk biaya rawat inap, obat atau penggunaan fasilitas dan Alat lainnya" Ucap suster tersebut.

Alana hanya terdiam kaku."Gue nggak punya uang sebanyak itu. Dari mana Gue harus mencari uang sebanyak itu" batin Alana

"Apakah tidak Bisa dicicil sus?" tanya Alana kembali membuat suster tersebut menggelengkan kepala nya.

"Tidak bisa mbak" ucap suster itu.

Alana hanya menunduk kan kepala nya. Dan menatap ke arah suster itu."Sus nanti saya kembali lagi" ucap Alana dan melangkah kan kaki nya kembali keruang inap Kakak nya.

Tanpa sepengetahuan Alana seorang pria sedari tadi menatap ke arah Alana dan mendengar percakapan nya dengan suster tersebut. Pria itu mengikuti Alana dengan diam-diam ke arah ruang inap kakak nya.

Alana memberhentikan langkah disamping Kursi tunggu yang berada didekat Ruang inap Violetta. Ia menduduk kan bokong nya dikursi itu. Setetes air mata kembali terjatuh dari mata sayu alana. Ia kembali menangis dan menutup wajah nya.

Pria yang sedari tadi mengikuti Alana tadi segera berjalan ke arah alana. Pria itu memberhentikan langkah nya saat sudah sampai disamping Alana. Ia duduk disamping Alana dan menatap alana lekat.

"Apa yang membuat Anda menangis seperti ini nona?" ucap pria tampan itu menatap Alana.

Alana yang mendengar itu segera menjauhkan kedua tangan nya dari wajah nya. Dan menatap pria tampan yang berada disamping nya dengan berurai air mata.

Pria tampan itu menatap alana lekat.

"kenapa kamu menangis?" tanya nya

Alana segera memaling kan wajah nya dan mengusap dengan kasar air mata nya. Ia kembali menolehkan kepala nya menatap ke arah pria itu dengan heran.

"Itu bukan urusan Anda" ucap Alana

Pria itu mengangguk kan kepala nya" itu memang bukan urusan saya. tapi jika nona Berbicara apa yang terjadi kepada anda. Saya bisa membantu anda" ucap pria tampan itu.

Alana memalingkan wajah nya."Saya tidak butuh bantuan siapa pun" ucap Alana seraya berdiri dari duduk nya dan ingin membuka knop pintu ruang inap kakak nya. Tetapi segera dihentikan oleh pria tampan itu.

"Tunggu dulu nona. Saya Tau Anda sedang membutuh kan Biaya Pengobatan Kakak Anda. Dan Saya bisa membantu anda untuk melunasi semua biaya operasi kakak anda" ucap Pria itu. Membuat alana menatap nya terkejut.

"Bagaimana pria ini bisa tau?" batin Alana menatap tak percaya Pria itu.

Pria itu hanya tersenyum."Anda tidak perlu bagaimana saya mengetahui nya. Yang saya tau anda sangat membutuh kan Uang itu. dan saya akan membantu anda Untuk membayar semua biaya pengobatan itu" ucap Pria itu.

Alana menatap sinis Pria itu."Anda tidak perlu repot-repot untuk mengurusi biaya pengobatan kakak saya. Saya bisa membayar Semua biaya operasi itu" ucap Alana

Pria itu hanya menghela nafas pelan saat melihat betapa keras kepala nya gadis itu.

"Saya tau anda tidak sanggup untuk membayar biaya operasi itu. Tolong jangan keras kepala nona. Kakak anda sedang mati-matian untuk bertahan Demi hidup nya disana." ucap pria itu."kakak anda sedang membutuh kan operasi itu. Dan saya hanya ingin menolong anda." lanjut nya menatap ke arah Alana yang hanya terdiam.

"Jika anda menolak bantuan saya. Itu terserah anda. Saya permisi" ucap Pria itu dan ingin melangkah kan kaki nya.

Alana hanya terdiam saat mendengar ucapan Pria asing itu."Gue nggak boleh egois. Kakak lebih membutuh kan operasi itu dan gue malah nolak bantuan orang lain?" batin Alana dan menatap ke arah Pria asing itu yang sedang melangkah kan kaki nya.

"Tunggu" ucap alana dengan keras membuat pria itu memberhentikan langkah nya.

Pria itu yang mendengar suara Alana hanya tersenyum lebar dan segera membalik kan tubuh nya menatap ke arah Alana.

Alana berjalan ke arah Pria asing itu.

"Saya menerima bantuan anda" ucap Alana

Pria itu mengangguk kan kepala nya."Mari nona. Kita berbicara disana saja" ucap pria itu menunjuk ke arah kursi tunggu.

Alana mengangguk kan kepala nya dan berjalan ke arah kursi tunggu diikuti oleh pria asing itu. Mereka menduduk kan bokong mereka dikursi tunggu.

Pria itu menyodorkan telapak tangan nya ke arah Alana. untuk berjabat tangan.

"Sebelum itu perkenal kan nama saya Ervan Leonard." ucap pria itu yang tak lain adalah sekretaris sekaligus teman Xavier

Alana segera menjabat tangan Ervan.

"Alana" ucap Nya singkat dan melepaskan jabatan nya

Ervan menatap Alana lekat."Saya bisa membantu anda untuk membayar semua biaya operasi Kakak anda tetapi dengan satu syarat." ucap ervan membuat Alana mengernyit kan dahi nya.

"Syarat?" ucap Alana membuat Ervan mengangguk.

"sebelum nya saat minta maaf nona. Saya membantu anda bukan cuma-cuma seperti itu. Tetapi anda harus memenuhi syarat yang saya katakan." ucap Ervan

Alana mengangguk."Saya tau. Katakan lah apa syarat itu?"

Ervan menyapu bibir nya dengan lidah nya dan menatap Alana dengan serius.

"Anda harus siap menikah dengan Bos saya" ucap Ervan membuat Alana terkejut dan membola kan mata nya.

Alana berdiri dari duduk nya."Apa anda sedang bercanda?" ucap Alana menatap tajam Ervan.

Ervan hanya menghela nafas pelan."Nona Alana tenang lah." ucap nya."Itu adalah Persyaratan jika anda ingin segera dibiayai pengobatan kakak anda. Lagi pula Pernikahan ini hanya berdasarkan kontrak saja." lanjut Ervan

Alana menatap heran Ervan."kontrak?" ucap nya membuat ervan mengangguk.

"Duduk dulu nona Alana. Saya akan menjelaskan nya kepada anda" ucap Ervan membuat alana segera duduk kembali.

"Pernikahan ini hanya berdasar kan kotrak saja. Anda hanya akan menjadi istri kontrak selama satu tahun. Dan selama satun tahun berakhir anda akan dibebaskan dari pernikahan kontrak ini" ucap Ervan menjelaskan.

Alana hanya terdiam sembari menatap ke arah lantai rumah sakit.

"jika anda menyetujui nya anda bisa menanda tangani persetujuan anda di dokumen kontrak ini dan saya akan segera membayar Biaya Operasi kakak anda." ucap Ervan seraya mengeluarkan Dokumen yang berisikan kontrak pernikahan itu didalam Tas kerja nya.

Alana menatap ke arah Dokumen itu."Jika gue menolak persyaratan Ini. Biaya operasi kakak nggak akan terbayar. nggak nggak. kakak harus segera dioperasi. Kakak lebih membutuh kan operasi itu dari pada kebahagiaan gue." batin Alana dan menatap ke arah ervan

"Saya menyetujui persyaratan itu." ucap alana membuat ervan tersenyum.

Ervan mengeluar kan pulpen nya dan memberikan Pulpen dan Dokumen itu kepada Alana dan diterima oleh Alana.

Ervan menunjuk Kertas dokumen itu dengan jari telunjuk nya."Anda bisa menanda tangani di bawah ini" ucap nya. Membuat Alana segera menandatangani Dokumen itu.

Setelah siap Alana Memberikan dokumen itu kepada Ervan dan diterima baik oleh Ervan.

Ervan melihat ke arah dimana tanda tangan Alana. Ia mengembang kan senyuman nya dan segera menyimpan dokumen itu kedalam tas kerja nya.

Ervan berdiri dari duduk nya."Kalau begitu mari nona Alana. kita akan membayar biaya operasi kakak anda" ucap nya membuat alana mengangguk dan berdiri dari duduk nya.

Ervan dan Alana kembali berjalan menuju Administrasi berada.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!