Allaahu Akbar, Allaaahu Akbar… Suara adzan subuh membangunkan Rania dari tidurnya yang lelap. Ia langsung terduduk dengan nafas naik turun disertai keringat dingin yang menjalari tubuhnya. Ia baru saja mimpi. Mimpi buruk pastinya.
“Astaghfirullah Hal 'Adzim…” ia beristigfar beberapa kali dan meludah 3 kali kearah kiri, mengikuti sunnah Rasul jika baru saja mengalami mimpi buruk.
Mimpi barusan membuat perasaannya menjadi tak enak. Setelah sekian lama peristiwa itu berlalu, kini hadir meskipun hanya dalam mimpi. Ia jadi teringat sebuah kalimat yang mengatakan bahwa mimpi buruk yang dialami seseorang berasal dari setan, begitu juga sebaliknya. Tapi, perasaannya sebelum tidur ia selalu berwudu, membaca doa, ayat kursi dan sholawat Nabi, tidak pernah ia meninggalkan kebiasaan baik itu. Apakah ini sebagai pertanda atau .. entahlah, semakin dipikirkan membuat kepala Rania nyut-nyutan.
Hayya 'alas-Shalaah… Panggilan sholat kembali terdengar ditelinganya. Setelah mengatur nafas yang seperti habis berlari, Rania langsung menuju kamar mandi untuk berwudhu dan segera melaksanakan kewajibannya. Selesai sholat, ia berdzikir panjang.
“Laaaillaahaillahu wahdahu laa syarika lah lahu mulku walahu hamdu wahuwa ‘ala kulli syaiin qodir” Rania mengucapkan kalimat tersebut sebanyak 10 kali karena ia menyakini Allah akan mencatat untuknya 10 kebaikan dan menghapus darinya 10 keburukan. Subhanallah…! Betapa mudahnya meraih pahala hanya dengan sebuah kalimat yang singkat. Tapi, jarang sekali manusia mengetahuinya.
Kemudian Rania melanjutkan Tadabur Alqur’annya sendiri. Biasanya ia melakukan itu berdua dengan Raisya, sahabat setianya sejak masih SD. Tapi, kebetulan Raisya pulang kampung menjenguk orang tuanya yang lagi sakit.
Rania hampir tidak pernah lagi tidur setelah subuh. Ia mulai melatih kebiasaan baik yang satu ini semenjak dua tahun yang lalu, ketika sebuah komitmen besar menjadi pilihannya. Lagi pula, rugi baginya menyia-nyiakan waktu subuh yang justru pada saat itulah seluruh malaikat Allah turun kebumi menyaksikan hamba-hamba Allah yang tengah beribadah kepadaNya. Sungguh bangga bukan ibadah kita disaksikan langsung oleh malaikatnya Allah? Tapi, lagi-lagi tidak banyak manusia yang tahu dan menyakini hal itu. Padahal janji Allah itu pasti dan ajaran Nabi Muhammad Saw. itu adalah Shahih.
Pukul 6 tepat Rania keluar kamar. Diruang tengah masih sepi. Kelihatannya teman satu kosnya yang lain masih tidur, meskipun ia tadi sempat juga membangunkan beberapa teman kosnya yang masih tinggal dirumah tersebut untuk sholat, dan setelah selesai sholat mereka melanjutkan kembali perjuangan mereka dengan menarik selimut.
Rania melangkah keluar. Menghirup udara pagi yang masih segar tanpa terkontaminasi oleh polusi udara. Ia sedikit merilekskan badannya. Olahraga ringan, lumayan untuk kesehatan, pikirnya. Makanya ia jarang sekali sakit meskipun aktifitas kesehariannya sangat melelahkan dan menguras pikiran. Palingan ia hanya kena flu karena alergi debu tapi cepat diatasi dengan madu yang dicampur air hangat. Ia sangat anti sekali minum obat, meskipun saat ini pekerjaannya berkiprah dibidang kesehatan dan farmasi.
Tepat pukul 7 pagi Rania memulai aktifitasnya. Pagi ini adalah jadwal kuliahnya sampai nanti pukul 9. Rania kelihatan anggun dengan gamis biru muda dan kerudung biru tua yang ia gunakan pagi itu, dengan menyandang tas ransel yang juga berwarna biru. Itu warna kesukaannya, ia pun berangkat. Sebelumnya Rania sarapan dan pamitan dengan teman kosnya yang sudah bangun.
Rania berjalan keluar dari gang kos tersebut dan menunggu angkot. Tidak berapa lama kemudian angkot datang dan ia segera masuk kedalam. Didalam angkot ini belum terlalu ramai, cuman ada 4 orang. Dirinya, ibu-ibu bersama anaknya dan seorang pemuda bertopi yang duduk di paling sudut sedangkan Rania duduk di paling tepi.
Beberapa saat kemudian, angkot berhenti. Ibu beserta anaknya tersebut turun. Perasaan tidak enak mulai menjalari tubuh Rania. Ia jadi teringat pengalaman tragis yang terjadi pada teman satu kuliahnya ketika diangkot. Saat itu hanya temannya sendiri perempuan, sedangkan didalam angkot tersebut ada 2 orang laki-laki berbadan besar dengan wajah seram yang seakan-akan mau menerkamnya. Salah satu dari mereka bergerak mendekati teman Rania tersebut, karena takut hal yang buruk akan terjadi pada dirinya maka ia segera minta supir untuk memberhentikan angkotnya, tapi si supir semakin melajukan kendaraan yang spontan membuat teman Rania itu melompat keluar, sehingga membuat teman Rania itu dirawat karena mengalami patah tulang dibagian kakinya.
Yach.. begini lah hidup di akhir jaman ini. Keamanan bagi setiap manusia tidak ada yang bisa menjamin. Kemana pun melangkah pasti ada saja orang yang berniat jahat, entah merampok, menjambret atau memperkosa. Parah ! Naudzubillah mindzalik. Kini pun Rania seperti dihadapkan pada situasi seperti itu. Berdua didalam angkot bersama lelaki yang ia tak tau apakah dia laki-laki yang baik atau malah berniat yang tidak baik pada dirinya. Wajarlah Rania punya pikiran jelek terhadap laki-laki itu, karena dia perempuan.
“Assalamu’alaikum, maaf mbak.. mengganggu sebentar” lelaki bertopi itu tiba - tiba menyapanya dengan ramah.
“Wa'alaikumusalam…” jawab Rania sedikit kaget akan sapaan tersebut.
“Kenapa?” selidik Rania.
“Kalau boleh tau mbak mau kemana ya?” Tanyanya dengan sok ramah.
“Emangnya kenapa?” Rania bertanya bingung.
“Mana tau tujuan kita sama, mbak,” jawabnya sambil tersenyum.
Rania tidak begitu jelas melihat wajah laki-laki itu karena dia lebih focus melihat kejalanan dan sudah siap mengambil aba-aba untuk lompat jika laki-laki sok akrab itu mulai mendekatinya.
“Mbak?” lelaki itu memangilnya lagi sambil berpindah posisi duduk agak dekat dengan Rania.
“Stop pak… Stop…!!” spontan Rania berteriak. Angkot berhenti mendadak. Lalu ia turun. Laki-laki itu hanya bisa memandang heran ke Rania.
...****...
“Maaf Buk, saya Telat….” ucap Rania sesaat setelah ia sampai didepan kelas dan mendapati seorang dosen muda yang cantik tengah menerangkan mata kuliah pagi itu.
“Ngak apa-apa, kamu boleh masuk” ucap Dosen Rania dengan senyum manisnya.
“Tumben telat” cibir Selvi ketika Rania telah duduk ditempatnya yang kebetulan bersebelahan dengan selvi.
“Pandainya berkoar-koar nyuruh orang disiplin, eehh,, dia sendiri masuk kelas telat. Ngak konsekuen” Sindiran Selvi yang pedas itu spontan membuat Rania tersentak, mau dijawab tapi Rania tahan karena ngak enak memancing keributan saat jam kuliah, biarlah nanti waktu jam istirahat ia jelaskan dengan teman satu kelasnya itu yang dari awal memang tidak suka dengan dirinya. Rania mulai memfokuskan pikirannya ke materi Psikologi kesehatan yang diberikan oleh dosen muda tersebut, ia mendengarkan dengan seksama. Topik pembahasan saat itu adalah mengenai Gangguan Psikologis Pada Masa Reproduksi Kehamilan yang salah satu contohnya adalah kehamilan yang tidak dikehendaki di kalangan remaja.
“Remaja bisa bilang kalau **** bebas atau **** pra nikah itu aman dilakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun merasakan akibat dari perilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan. Salah satu risiko dari **** pra nikah atau **** bebas itu adalah kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan yang tidak direncanakan sebelumnya merampas “kenikmatan” masa remaja yang seharusnya dinikmati oleh setiap remaja lelaki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya karena harus bertanggung jawab…” jelas Dosen tersebut.
Pikiran Rania menerawang sejenak. Permasalahan **** bebas ini merupakan materi yang sangat menarik untuk dibahas, karena apa? Karena banyaknya remaja yang terbuai dengan kenikmatan sesaat tapi berbuah malapetaka akhirnya. Jika diteliti lebih lanjut akar permasalahan terjadi **** bebas ini adalah karena tidak diterapkannya sistem pergaulan islami dikalangan remaja. Jika bicara mengenai islam, begitu luas dan tak akan ada habisnya. Islam adalah agama yang terdiri dari aturan-aturan yang memang mengandung kemaslahatan bagi manusia, jika ia mampu menaatinya. Contohnya saja masalah **** bebas tadi. Bagaimana tegasnya aturan islam dalam melarang khalwat dan zina, jangan kan melakukannya mendekatinya saja tidak boleh, ditegaskan Allah dalan Al-Quran :
“dan janganlah kalian mendekati zina karena itu merupakan suatu perbuatan yang keji”
Karena dampak dari perbuatan itu bukan saja dirasakan diakhirat nanti tapi juga didunia, seperti kehamilan yang tak diinginkan dan akhirnya terjadilah aborsi. Karena alasan belum siap ataupun malu seorang wanita tega menggugurkan kandungannya sendiri, sudah mendapatkan dosa zina malah membuat dosa yang baru lagi yaitu membunuh. Naudzubillah min dzalik.
Berdasarkan kenyataan tersebut patutlah kita menyebutkan jaman ini merupakan jaman jahiliah modern. Dimana sebelum Rasulullah diutus bangsa arab dikenal jahiliahnya, jika anak perempuan lahir langsung dibunuh karena dianggap aib bagi orang tersebut tapi sekarang bayi yang belum tau jenis kelaminnya laki-laki atau perempuan malah langsung dibunuh.
Umat islam saat ini memang sudah jauh dari ajaran Al-Quran dan As-Sunnah. Rania terkadang sangat geram dan miris hatinya melihat fakta-fakta negatif yang terjadi dilingkungannya apalagi yang berbau **** pranikah. Dan yang lebih parahnya lagi **** ini bukan hanya menyerang remaja tapi juga anak-anak. Jika tidak dibasmi dari sekarang akar permasalahannya ini, entah jadi apa generasi muda 5-10 tahun kedepan.
Karena itulah perlu adanya pengemban dakwah untuk menyadarkan remaja dari kesalahan mereka dalam mengartikan cinta. Cinta yang awalnya fitrah dan suci jadi dinodai karena hawa nafsu yang tidak terkontrolkan. Cinta berbalut nafsu, bukan cinta yang diridhoi lagi tapi malahan cinta yang dimurkai oleh Nya.
Islam mengatur sistem pergaulan antar lawan jenis, dimana seorang wanita dilarang berdua-duaan dengan lelaki yang bukan mahramnya begitu juga sebaliknya. Dengan kata lain tidak ada istilah pacaran dalam islam, entah dari mana awalnya pacaran itu menjadi suatu tradisi dikalangan remaja, yang jelas pacaran merupakan budaya Negara barat yang menjunjung tinggi **** bebas. Orang barat yang mayoritas kehidupannya bebas tanpa ada ikatan aturan agama. Itulah gaya hidup yang meracuni pola pikir dan pola sikap remaja saat ini. Ini perlu dibasmi dan di binasakan, sebab kita umat islam, kita punya aturan, kita harus hidup dibawah aturan sang Pemilik aturan yaitu Allah Azza Wa Jallah.
Rania menghentikan pergolakan antara pikiran dan hatinya. Ia kembali mendengarkan penjelasan dari dosen psikologinya itu. Tapi, penyelesaian masalah ini tidak sampai disini saja, tekad bulat mulai menjalari seluruh tubuhnya. Dia harus membahas masalah ini lebih dalam, dan memberantasnya hingga ke akar-akarnya.
...💦💦💦💦...
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments