Jika membahas masalah cinta tidak akan ada habisnya. Kita semua pasti pernah merasakan yang namanya cinta, kita pernah mengalaminya atau bahkan tersakiti karena cinta. Rasa suka, rasa sayang dan rasa cinta merupakan sesuatu yang fitrah bagi manusia, itu anugerah dari yang Maha Kuasa.
Siang ini Rania akan mengisi kajian disebuah SMA yang terletak tepat disebelah kampusnya. SMA Swasta yang lumayan terkenal ini kebetulan dihari sabtu siang ada ekstrakurikuler Rohis bagi siswa siswinya. Jadilah Rania yang aktif sebagai aktivis dakwah di kampusnya, diundang oleh bagian sekolah untuk memberikan materi kepada siswi SMA tersebut.
Namun, Sangat disayangkan. Tidak banyak siswa-siswi yang berminat mengikuti Rohis. Mereka lebih banyak memilih ekstrakurikuler yang lain seperti Badminton, Silat, Seni suara dan lain sebagainya. Bukannya melarang untuk ikut kegiatan itu, cuman sangat disayangkan kenapa kegiatan islami yang merupakan kewajiban kita sebagai umat islam malah dikesampingkan, atau bahkan dilupakan.
Rania berpikir, pelajaran agama disekolah-sekolah yang cuman 2 jam perminggu tidak akan mampu membuat kepribadian islami di kalangan remaja saat ini, ditambah lagi pengaruh sekulerisme sangat merajalela dikalangan remaja. Bagaimana bisa remaja tidak terpengaruh oleh budaya barat yang jelas tampak didepan mata, jika tidak dibekali dengan ajaran islam yang mutlak?
Rania melangkah pasti menuju Musholla yang terletak dilantai 2, ia bejalan menelusuri halaman sekolah, melihat kekiri dan kekanan. Di sebelah kiri ia melihat beberapa remaja putri sedang ketawa lepas dan keras, entah apa yang mereka bahas tapi melihat pemandangan itu membuat Rania menghela nafas dan mengurut dada. Wanita yang dikenal dengan kelembutannya tidak baik bersikap seperti itu didepan umum, apalagi tertawa lepas seperti itu. Tapi apa yang bisa ia buat? Beginilah sikap remaja yang tidak tahu aturan, dan tidak mau tahu. Beda dengan ramaja yang memang sudah ikut kajian, dia akan lebih berhati-hati dalam bersikap, dia akan menjaga tutur katanya, dia tidak pernah tertawa lepas, palingan hanya tersenyum. Itulah yang telah berhasil Rania bentuk pada seorang remaja di SMA ini, namanya Zahra.
Setelah beberapa kali mengikuti kajian Rania dengan serius, akhirnya Zahra benar-benar berubah menjadi seorang Muslimah dan merangkap sebagai ketua rohis disekolahnya. Saat ini Zahra sudah kelas 3 SMA dan sebentar lagi akan menghadapi ujian akhir.
Kini pandangan Rania beralih kesebelah kanan. Dilihatnya sepasang remaja sedang berduaan di bawah pohon. Si wanita sedang menunduk malu dan si lelaki seperti bersiap-siap ingin mengatakan sesuatu. Rania yakin sebentar lagi pasti akan terjadi peroses “penembakan”, pemandangan yang lagi-lagi hanya bisa membuat Rania menggelengkan kepala. Tapi, tidak munafik dulunya dia juga pernah merasakan nikmatnya masa remaja, disaat rasa suka mulai menjalari dirinya, serasa ada yang lain, serasa ada yang beda. Rania dan para Remaja itu pasti pernah dan sedang merasakan itu semua, karena itu fitrah, itu gak salah. Yang salah adalah penempatan dan penyalurannya saja.
Akhirnya, Rania sampai di Musholla, semua remaja putri sudah berkumpul di mushola. Hari ini lumayan ramai. Ada angin apa ya? Adalah sekitar 20an orang. Rania yakin ini pasti usahanya Zahra untuk mengumpulkan teman dan adik kelasnya sebanyak mungkin. Karena Zahra yang tidak mau membuat Rania kecewa jika jumlah yang datang mendengar kajiannya sedikit. Rania sangat berterima kasih kepada Zahra, gadis berwajah ayu itu sangat menghargainya.
“Assalamu’alaikum kak…” Zahra Menyapa Rania sebelum kajian dimulai.
“Walaikumusalam, Sehat Zahra?”
“Alhamdulilah, kak.. kakak gimana? Serba biru nech, kakak kelihatan lebih anggun”
“Alhamdulilah, syukron atas pujiannya Zahra. Zahra juga kelihatan lebih fresh”
Setelah berbincang-bincang sebentar dengan Zahra, tepat pukul 13.30 kajiannya pun dimulai. Kajian dibuka dengan pembacaan kitab suci Al-Quran oleh Zahrani, siswi kelas 2 yang memang memiliki suara yang indah ketika membaca Al-Quran. Kemudian sedikit kata sambutan oleh ketua Rohis, yaitu Zahra dan setelah itu barulah giliran Rania yang menunjukkan kemampuannya dalam mengisi kajian dakwah di sekolah tersebut.
“Assalamu’alaikum warahmatullahhi wa barokatuh, Alhamdulillah wasyukurilah atas segala nikmat dan kasih sayangNya sehingga kita masih dipertemukan di kajian mingguan ini dalam keadaan sehat, dan kita juga masih diberi kekuatan iman sehingga memperingan langkah kaki kita menuju rumah Allah ini untuk menuntut ilmu dan InsyaAllah bisa menjadi tsaqofah saat kita menyampaikan kepada orang lain nantinya. Sholawat dan salam tidak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi junjungan Alam, Nabi besar kita. Nabi Muhammad Saw. Dengan tidak bosan-bosannya kita bershalawat kepada beliau berharap mendapakan syafaat dari Beliau kelak di akhirat.”
“Baiklah, sebelumnya dimulai mari kita buka kajian ini dengan membaca surat Al-Fatihah”
Setelah pembacaan surat Al-Fatihah…
“Adapun judul kajian kita pada siang hari ini adalah tentang ‘Cinta Dalam Diam’.”
Mendengar kalimat tersebut membuat para remaji pun senyum-senyum malu. Entah apa yang terbayang dibenak mereka mendengar judul itu.
“Adik-adik semua pasti bingung apa yang di maksud dengan cinta dalam diam? Kakak mengambil judul ini karena jujur hati kakak sangat miris melihat pemandangan diluar sana, baik remaja putri maupun putra, mereka salah dalam menyalurkan rasa cinta mereka, rasa suka meraka. Salah dalam artian mereka menjadikan “pacaran” sebagai ajang untuk mengenal lebih dekat satu dengan yang lain, “proses penjajakan” yang akhirnya akan menimbulkan kehancuran bagi mereka, terutama perempuan. Tidak ada yang salah dengan cinta, malahan salah jika kita tidak memiliki cinta. Itu yang paling berbahaya. Cinta bukan kita arti kan cuman sebatas hubungan dengan lawan jenis semata. Cinta itu luas. Cinta kepada orang tua kita, kepada saudara-saudara kita, kepadan teman kita. Dan yang paling penting adalah cinta kepada yang memberikan rasa cinta itu bersamayam dihati kita, siapakah DIA? Yaitu Allah….”
“Pernahkah kita merasakan cinta kepada Allah? Atau pernahkah terpikir oleh kita untuk mencintai Allah? Tuhan kita? Jawab dihati masing-masing ya…”
“Jadi, sebelum rasa cinta ini berjalan pada jalan yang salah, marilah kita mengenal Sang Pemberi rasa Cinta. Marilah kita mengenal Allah lebih dalam. Karena pepatah lama mengatakan tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, jadi bagaimana kita bisa mencintai Allah jika kita tidak mau mengenalnya? Kita harus tahu apa-apa saja yang disukai oleh Allah dan apa apa saja yang dibenci olehNya. Kita kaitkan dengan masalah cinta, bukti kita taat dan cinta pada Allah pasti kita mau terikat dengan segala aturannya bukan? Aturan yang telah tercantum dalam al-Quran dan As-Sunnah. Yang sudah pasti. Tidak ada lagi keraguan didalamnya. Seperti firman Allah dalan surat Al-Baqaroh….
“Kitab Al-Quran ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa”
“Jadi, pedoman dan pegangan kita dalam berbuat dan meraih keridhoanNya adalah Al-Quran dan As-Sunnah.”
“jadi Ukhtifillah… Allah memberikan kita sebuah rasa yang bersemayam dihati, ada rasa suka, sayang, cinta bahkan benci. Itu fitrah, dan memang ada pada setiap manusia, itulah potensi yang diberikan kepada Manusia. Tapi, masalahnya… bagaimana kita menyalurkan rasa tersebut? Menyalurkannya sesuai dengan perintah Allah atau malah bertentangan dengan perintahNya? Itulah pilihan kita. Karena ingat setiap pilihan pasti ada konsekuensi yang harus kita tanggung, pahalakah atau dosakah?”
“Masa remaja yang sedang adik-adik lalui ini adalah masa yang sangat rawan sekali, kenapa? Kakak bisa bilang seperti ini karena sudah banyak sekali fakta diluar sana yang menampakkan kehancuran akibat dari salahnya menyalurkan rasa suka dan sayang itu kepada yang belum berhak menerimanya. Rasa cinta yang hanya berbalut hawa nafsu belaka.” Tegas Rania, semua siswi mendengarkan dengan seksama dan serius.
“Maka dari itu, menyalurkan rasa suka dengan cara pacaran, TTMan atau apalah namanya, adik-adik yang lebih tahu, tidak ada dalam Islam. Kakak tegas kan tidak ada sejarah yang mencatatkan adanya pacaran dalam Islam. Entah dari mana awalnya pacaran itu datang, yang jelas menurut penelitian pacaran itu berasal dari budaya barat yang menjunjung tinggi **** bebas. Itulah yang masuk ke negeri kita saat ini dan sudah menjadi hal biasa untuk dipraktekkan baik bagi dewasa maupun remaja.”
“Islam agama mulia yang diturunkan oleh Allah dan mengandung aturan yang memang untuk keselamatan umatnya. Dimana Allah melarang tegas sekali dalam firmannya ‘jangan mendekati zina…’ nah, mendekatinya saja kita dilarang apalagi melakukannya. Pacaran itu adalah salah satu aktivitas yang mengantarkan kita kepada perbuatan zina. Maka harus kita tinggalkan aktivitas itu. Karena segala sesuatu yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah, seperti Firman Allah SWT.‘Boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui’ (Q.S. Al-Baqoroh:216).
“jadi pertanyaannya, bagaimana jika kita mencintai seseorang? Nah, inilah judul kita tadi. Cinta dalam diam. Cintai lah ia karena Allah. Mencintai karena Allah adalah mencintai apa-apa yang dikehendaki oleh Allah, dengan cara mengerjakan perintahNya dan meninggalkan laranganNya. Allah telah memerintahkan manusia untuk menikah, itulah proses penyaluran rasa suka yang halal dan baik. Tapi, gimana kalau belum siap? Seperti adik-adik yang masih berseragam SMA ini, apakah mau menikah sekarang?” ditanya seperti itu semua siswi serentak menjawab belum mau.
“jelas belum kan? Adik-adik masih sekolah, orang tua menaruh harapan yang besar kepada kalian akan kesuksesan kalian, jadi apa kata orang tua adik-adik jika tiba-tiba kalian minta segera menikah? Pasti hal itu sangat mengecewakan mereka bukan?”
“Nah.. inilah caranya.. cintai dalam diam. Cukup hanya kita dan Allah yang tahu rasa cinta ini. Cukup kita simpan dihati bahwa kita mencintai si dia, tak perlu dia tahu dan tak perlu juga balasan dari dia. Karena yakin dengan mengikuti segala aturan main Allah, mencintai apa-apa yang diridhoi oleh Allah, pasti.. yakinlah.. tidak perlu dipakasa.. tidak perlu didesak.. cukup serahkan semuanya kepada Allah.. kelak Allah lah yang akan menuntun hatinya untuk kita, karena setiap hati manusia itu ada dalam genggamanNya. Kita hanya butuh bersabar. Berpuasalah menahan diri dari rasa suka yang berlebihan. Fokuskan diri dengan ibadah dan menuntut ilmu. Jangan risaukan masalah jodoh, dan jangan takut cinta tak terbalas karena Allah telah menegaskan setiap manusia itu diciptakan berpasang-pasangan, dan masing-masing kita pasti memiliki pasangan. Sekarang tinggal pilih mau pasangan halal dariNya atau pasangan haram dari setan?”
Rania berhenti sejenak. Senyum manis mengembang di bibirnya. Diperhatikannya semua siswi yang antusias mendengarkan kajiannya siang itu. Dia bahagia bisa menjadi motivator bagi siswi SMA tersebut dan dia sangat berharap semoga siswi-siswi yang mendengar kajian dirinya ini tidak mengalami nasib seperti dirinya dulu, seperti 2 tahun yang silam. Masa lalu yang sudah dia kubur dalam-dalam. Rasa sakit yang mulai terobati, luka hati yang sudah berangsur-angsur sembuh. Itu semua karena salah dirinya. Salah dalam mengartikan cinta dan menyalurkan cinta.
Rania ingat sebuah nasihat yang menegaskan bahwa :
“Mencintai dalam diam memang menyakitkan namun akan indah bila telah halal. Karena itulah kesucian dan kemurnian cinta.. Bila engkau mencintai dan belum siap tuk menikahi, maka sebaiknya engkau menjauhi. Bukan karena engkau tidak mencintai tapi untuk menjaga kesucian cinta dirimu dan dirinya agar mendapat keridhaan dari Yang Kuasa.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments