Cassie melirik ke sekitar rumah, memastikan si hantu yang dilihatnya tak mengikutinya. Setelah yakin hantu itu tak ada di dekatnya, dia pun kini menatap Mama dengan wajah meminta bantuan dan perlindungan dari Mama.
"Ta... Tadi, " ujarnya terbatas, "Cassie baru saja melihat hantu penghuni rumah sebelah." Dan, jantungnya masih berdetak tak tentu..
Kening Mama berkerut. "Rumah sebelah? " ulang Mama.
Cassie mengangguk cepat sebagai jawaban.
Senyum Mama mengembang seketika. "Kamu ini. Itu pasti Erika. Kalau tidak, berarti anaknya. Mereka bukan hantu. Kamu saja yang terlalu berlebihan, " kata Mama menenangkan sambil menahan tawa. "Eh, Mama sudah bilang belum kalau anaknya ada dua, yang satu SMA juga dan yang satu sudah kerja. Yang SMA satu sekolah denganmu. Dia kelas sepuluh juga. "
Cassie mengerutkan keningnya. "Benar, Mama? " ulangnya. "Kenapa Cassie tidak melihat mereka selama kita bersih-bersih rumah ini?"
Mama mengangguk sebagai jawaban. "Mungkin mereka diam di kamar mereka masing-masing selagi kamu ke sini. Jadinya kamu tidak melihat. Kalau Erika, dia baru keluar rumah kalau dia mau pergi ke pasar sama saat menyiram tanaman. Pagi dan sore. Sedangkan kamu, kamu selalu ke sini siang hari setelah pulang sekolah, makanya tidak ketemu, " jelas Mama.
"Tapi kenapa rumahnya sepi sekali? Seperti tidak ada penghuninya, " tanya Cassie heran.
"Kamu seramai apa? Mereka cuma berempat di rumah sama seperti kita juga, " jelas Mama yang menengok kearah kakaknya yang tersenyum geli dengan keheranan Cassie.
Cassie mengangguk-angguk. "Jadi bukan hantu? " tanya Cassie memastikan.
Reno kakaknya menggeleng sambil tersenyum geli. "Bukanlah, bocah. "
Lalu Mama menjelaskan. "Bukan.Terus, anak- anaknya memang hobi diam di rumah. Padahal cowok, " tambah Mama. Dia terlihat antusias sekali menceritakan anak tetangga sebelah itu.
"Cowok? " tanya Cassie.
"Lha mulai kepo kalau cowok anak tetangga kita di sebelah itu.. " kata Reno kakaknya yang jalan ke tangga menuju ke lantai atas.
Rasa takut yang memenuhi dada Cassie pun berangsur pergi, berganti dengan rasa ingin tahu atau kepo persis seperti yang dikatakan oleh Reno kakaknya itu. Namun Cassie ingat lagi tadi dia kira hantu bisa jadi Tante Erika. "Eh tapi, kalau yang tadi itu Tante Erika, kok wajahnya muda sekali? Awet muda, ya... " pikir Cassie.
"Mama mengangguk. " Mereka.. " Mama tampak ragu untuk melanjutkan, "ganteng, Cas. "
"Ih, Mama!! " seru Cassie kesal. ' Cowok ganteng' sudah keluar dari buku kamus kehidupan Cassie. Dia benci cowok -cowok ganteng. Mereka itu bagi Cassie sombong. Dan mereka merasa amat senang menghina cewek berwajah biasa saja.
Wajah Cassie berubah keruh. Dia jadi teringat pada penolakan yang dia alami beberapa bulan lalu. Sebenarnya rasa suka yang dia punya lebih kepada rasa kagum, tapi cowok dengan wajah ketampanan yang setara dengan Wang Yi Bo itu malah menolaknya dengan kasar sekaligus bisa mempermalukannya. Sial!
Melihat wajah kusut Cassie, Mama sadar sudah salah bicara. Dia mengungkit luka lama Cassie yang belum sembuh. Remaja mana yang bisa menganggap masalah perasaan itu masalah yang tidak ada artinya? Mama sangat paham akan hal itu. Jadi, dia mencoba membicarakan hal lain.
"Tapi anaknya Erika yang besar itu sering juga berwajah kusut. Sepertinya dia tipe anak yang pemarah dan dingin. Kamu harus hati-hati loh , kalau nanti bicara dengannya, " ujar Mama yang diberikan anggukan gaya bergosip Reno.
"Kalau adiknya sih ramah deh, " imbuh Reno dari lantai atas sambil memegangi tiang.
"Masa sih, Mama, Kak? "
Baik Mama maupun Kak Reno menganggukkan kepala mereka dengan yakin. "Coba nanti kamu ikut Mama dan kenalan sama anak-anaknya. kau bisa lihat betapa dinginnya anak pertamanya itu! "
"Kayak batu es dong, Mama? " Cassie terkekeh usai mengatakan hal tersebut.
Mama dan Kak Reno ikutan terkekeh. " Sudah. Sana, ganti baju. Bajumu sudah basah begitu. Nanti kamu sakit. Sudah dibilang jangan main hujan-hujanan, "tegur Mama kemudian.
Cassie cengengesan. Lalu berjalan menuju ke kamarnya di lantai dua bersebelahan dengan kamarnya Kak Reno.
Usai makan malam, Cassie pergi ke kamarnya dan menuju ke pintu balkon. Dia bermaksud untuk menutupnya, namun dibatalkannya.Karena
dari tempat Cassie berdiri, dirinya dapat melihat kamar di sebelah rumahnya. Lampu kamar itu menyala. Benda-benda yang memenuhi ruangan kamar terlihat cukup jelas. Ada poster pembalap motogp Valentino rossi dan marquez yang telah menempel di dindingnya.
Kening Cassie mengernyit " Itu kamar siapa? Anak pertama Tante Erika ataukah kamar anak kedua dari Tante Erika yang Mama ceritakan tadi? Kalau Tante Erika benar secantik dan juga seawet muda itu, pasti anak-anaknya ganteng banget, ya? " pikirnya dengan rasa iri hati yang memuncak. Sungguh Cassie sangat ingin sekali punya wajah cantik seperti Tante Erika. Bahkan dengan rambut sependek itu, tidak mengurangi gurat cantik di wajahnya. Benar-benar bentuk wajah idaman banget. "Ah, apalagi Tante Erika juga langsing. Ugh, Cassie juga ingin punya body selangsing itu! "
Sekelebat bayangan yang masuk ke kamar itu mengusik pikiran Cassie. Orang itu pun terlihat mengambil sesuatu lalu duduk di tepi ranjang. Ia adalah sosok berwajah cantik yang tadi siang di lihat Cassie.
"Ehh? Tante Erika kok ke kamar itu? Tapi wajar sih, itu kan kamar anaknya. Cantik banget Tante Erika itu. Kurus lagi. Iriii.... " gumam Cassie nada manja.
Merasa diperhatikan, sosok cantik itu menatap kamar Cassie. Cassie pun segera mengalihkan pandangannya dan beranjak masuk ke dalam. Dia menutup pintu dan tirai tanpa berani untuk melihat ke sana. Entah mengapa jantungnya itu berdegup sangat kencang ketika mata cantik itu mengarah ke kamarnya.
"Kenapa aku malah bersembunyi seperti ini? " tanya Cassie heran sambil memukul kepalanya pelan, seakan-akan menghukum dirinya sendiri karena kebodohannya.
Sementara itu sosok cantik itu menggelengkan kepala lalu kembali duduk di tepi ranjang sambil bermain gitar dan bernyanyi sendirian namun di temani seekor kucing persia cantik yang duduk di atas meja belajar.
"Di dunia ini ada juga orang yang kepo sama aku sampai segitunya. " kata sosok cantik itu yang mengelus bulu kucingnya.
Pintu kamarnya di ketuk dari luar oleh adiknya yang bernama Kenny Rogers yang begitu pintu dibuka langsung melompat ke ranjangnya tanpa minta izin dahulu darinya.
"Kak, bolehkah aku meminta tolong sama Kakak untuk satu kali saja? " pinta Kenny Rogers sambil memeluk guling.
"Tak bisa.. " jawab sosok cantik itu dengan judes sekali.
"Ayolah, Kak. Nanti Kenny traktir makan siomay di depan kecamatan yang menjadi favorit mu. " Kata Kenny Rogers memelas kepada Kakaknya yang judes sekali namun menggemaskan sekali seperti boneka saja.
Bersambung!!
Nb:
Cassie gadis remaja cantik yang tidak sadar kalau dirinya memiliki kelebihan tersendiri yang dapat memikat hati seorang pemuda anak tetangga sebelah rumahnya sendiri.
Aaron pemuda tampan dan cantik yang dingin dan angkuh namun perhatiannya cuma pada satu orang gadis saja yang telah menyentuh hati dinginnya menjadi hangat dengan cara -cara yang unik.
Kimberly gadis cantik yang selalu menjadi teman curhat Kenny Rogers adiknya Aaron untuk gadis itu bisa mendekati Aaron yang unik itu.
Kenny Rogers teman satu sekolah Cassie yang super crazy namun ia selalu ada untuk Cassie.
Reno Wijaya Kakak Cassie yang posesif banget sama Cassie semenjak tahu adiknya memiliki luka yang dalam dari seseorang yang menolak adiknya itu.
Silvana teman sekolah Cassie yang sangat baik sekali yang juga merupakan adik dari Ronaldo.
Alvaro cowok ganteng yang pernah menolak Cassie.
Ronaldo penggemar berat Kimberly dari SMP dan juga teman dekat Aaron.
Marisa Kakak perempuan Silvana yang juga pacar Reno Wijaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
visualnya keren banget 😍
2023-05-03
1
Bangu Thry Wulandari
ceritanya seru kak
2023-05-02
1
Pink Blossom
jd ingt sm Suho tp lbh mirip sm karakter komik Sydney i'm in love
2023-05-01
1