Cassie mencoba untuk mengingat-ingat istilah itu, dan tiba-tiba dia menjerit-jerit panik. Tanpa di duga, angin dari luar berembus kencang sekali, membuka lembar-lembar buku tulis Cassie, dan cukup kencang hingga mrmbuat kertas ulangan fisika yang selalu di sisipkan dalam buku tulis nya ikut terbang bersama angin.
Cassie meringis. Wajahnya memberengut dan bibirnya berdecak kesal. "Bikin repot, " keluhnya pada angin. Cassie suka sekali merutuk dan bergumam pada diri sendiri dan benda-benda mati atau yang tak kasatmata seperti angin tadi. Keanehannya itu menjadi salah satu alasan mengapa teman-teman SMP nya dulu semuanya menjauhinya.
Cassie buru- buru mengkritik arah kertas itu yang terbang ke balkon kamarnya. Dia pun cepat berhambur ke sana dan mulai mencari kertas ulangan yang berharga itu. Berharga karena baru pada ulangan itu Cassie mendapat nilai 100 , sementara teman-teman sekelasnya dapat rata -rata 70 dan 60.
Mata Cassie menyusuri seluruh balkon, namun nihil. Bibirnya langsung mengerucut kembali. Dia yakin tadi melihat kertasnya terbang ke balkon ini, tapi kenapa tidak ada?
Dengan enggan Cassie menjulurkan kepalanya ke halaman di bawah kamarnya. Namun, kertas yang dia cari tak terlihat. Penasaran, dia pun memutuskan untuk turun ke lantai bawah.
"Kenapa, Cas? " tegur wanita yang tingginya telah hampir sama dengan Cassie, heran melihat Cassie buru -buru menuruni tangga.
Cassie tidak menjawab pertanyaan Mamanya itu karena dia terus saja melangkah keluar.
"Di luar hujan, Cas. Nanti kamu jatuh sakit, " tegur Mama lagi.
Cassie sayup-sayup mendengar teguran itu, tapi kertas ulangan tadi jauh lebih penting daripada kemungkinan dirinya akan jatuh sakit. Kertas itu sudah menjadi harta karun satu-satunya dalam pelajaran. Tak boleh sampai hilang.
Cassie menuju ke halaman rumahnya. Matanya awas mencari kertas yang harus segera dia amankan. Sebelum hujan menyentuhkan airnya dan menghancurkan kertas berharga tadi.
"Tidak ada! " jerit Cassie kesal. Dia lalu cepat mengedarkan pandangannya ke halaman rumah sebelah. Matanya memicing tajam, mencoba menemukan yang dia cari.
"Mungkin tidak ya kalau terbang ke sana? " pikir Cassie ragu.
Setelah mempertimbangkan dengan matang dan akhirnya Cassie melangkah. Dia menuju ke pagar rumahnya secepat kilat, membukanya lalu berbelok ke kiri. Dia mematung sejenak,sambil mengamati sekitar. Dipastikannya tak ada satu pun yang melihat aksi nekadnya.
Setelah yakin tak ada orang di sekitarnya, dan menyakini rumah di depannya sekarang ini benar -benar sebuah rumah tak berpenghuni, Cassie menaiki pagar itu dan buru-buru melompatinya. Tanpa membuang waktu, apalagi kalau dirinya sibuk dengan pikiran tentang pagar rumah yang terlihat kosong ini terkunci dari dalam, Cassie pun melangkah menuju ke halam di bagian kiri rumah itu.
Cassie membungkuk sambil melihat ke seluruh halaman. Namun, meski sudah berhujan- hujanan mencari di lokasi yang dia yakini, kertas itu tetap tak ditemukannya.
Cassie melangkah ke sisi lain, tak ada juga.
"Kemana perginya? " batin Cassie dengan cemas sekaligus sedih.
Dia sungguh tidak rela kalau kertas ulangan itu hilang begitu saja. Hanya dengan kertas itu dia bisa selalu pamer dan bangga pada Mama dan Papa.
Ragu-ragu, Cassie memutuskan menuju ke sisi kanan, ke kebun yang dipenuhi bunga kerucut berwarna ungu. Kebun itu berdekatan dengan pagar samping rumahnya.
Senyum Cassie merekah saat matanya melihat lembar putih yang tergeletak pasrah di atas bunga kerucut berwarna ungu itu. Cepat- cepat dia mendekat. Benar, itu kertas yang dia cari. Diambilnya kertas itu dengan hati-hati agar tidak sobek.
"Untunglah, " batin Cassie lega sementara itu senyum lebar bertakhta di bibir mungilnya.
Cassie berbalik, memutuskan untuk pulang ke rumah sebelum Mama mengomel. Namun, tak sengaja bola matanya melihat ke dalam rumah tak berpenghuni itu. Agak aneh, beberapa daun jendela terbuka dan semua tirainya juga telah di biarkan terbuka,hal yang luput dari penglihatan nya lantaran berlari cepat tadi dan sekilas dirinya melihat ada sosok di dalam rumah itu, seperti sedang membelakangi Cassie.
Deg!
Jantung Cassie berdentum keras. Kegugupan kini melandanya. Matanya terbelalak. Dia pun meneguk ludah dengan paksa sementara itu jantungnya masih bermaraton. Hal yang paling dia benci di dunia ini adalah hantu dan film horor yang tak menyangka bahwa hari ini,di usianya yang baru menginjak enam belas tahun, dia menemui makhluk tak kasatmata yang telah menampakkan diri di siang bolong.
Jadi sekarang, jangan salahkan pikirannya yang mulai menduga sosok yang memunggunginya adalah...
"Kyaaaa!! " Cassie tak mampu lagi menahan rasa takutnya. Teriakannya mengundang perhatian dari" Penghuni " yang ada di rumah kosong itu.
Sosok yang memunggungi Cassie tadi berbalik, menatapnya dengan satu alis terangkat.
"Hantuuuuuu! " teriak Cassie lagi seraya cepat- cepat melarikan diri. Dia tak mau berlama-lama di rumah kosong itu. Bila-bila dia jadi santapan hantu siang bolong.
Cassie berlari kencang ke arah pagar. Dia juga membuka pagar dengan gerakan cepat, lalu menutupnya dengan kecepatan yang sama. Lalu bergegas menuju ke rumahnya. Wajahnya pucat. Hantu tadi masih terekam jelas sekali di dalam ingatannya. Berambut pendek dengan wajah cantik. Mata pekatnya menatap Cassie dengan ekspresi terganggu.
"Bagaimana ini? " Cassie meringis dalam hati. " Bagaimana kalau dia marah karena tadi Cassie ke rumahnya, lalu mencekik lehernya dan juga mencengkram kaki Cassie... dan menyeret paksa ke rumah itu lagi? Huwaaa... "
Cassie berlari setengah melompat dengan cepat ke ruang tengah.Khawatir hantu tadi sudah tiba di rumahnya dan siap untuk mencengkram kaki nya.
Sementara itu, sosok yang Cassie kira hantu tadi justru memiringkan sedikit kepalanya. Dia juga memastikan bahwa ia memang melihat ada seorang perempuan dengan tubuh agak berisi berdiri di halaman rumahnya.Bahkan dia juga mendengar teriakan cempreng yang sangat luar biasa memekakkan telinga tadi.
Sekian detik memikirkan siapa perempuan yang berwajah kucel dan rambut basah itu, akhirnya dia pun menyimpulkan bahwa perempuan itu hanyalah orang gila yang kebetulan mampir ke rumahnya.
"Ya ampun, Cassie!kenapa kamu hujan- hujanan seperti ini? " Mama yang telah keluar dari dapur langsung menyambut Cassie dengan wajah dan tatapan mata marah karena melihatnya basah kuyup.
Cassie tak mampu menjawab. Jantungnya pun masih berdegup kencang. Dia masih khawatir hantu tadi mengikutinya. "Ma.. Mama... " rengek Cassie terbata.
Melihat wajah pucat Cassie, Mama wajah dan tatapannya berubah diserang rasa panik. "Kamu kenapa? "
Cassie nyaris menitikkan airmatanya. "Apa benar yang Cassie lihat tadi hantu penunggu rumah itu? Apa benar dia mengikuti Cassie ke sini? Bagaimana Cassie tidur malam ini?Jangan- jangan dia akan masuk ke mimpi Cassie? " pikir Cassie semakin takut.
"Kenapa, sayang? " tegur Mama cemas sambil mengelus rambut Cassie yang basah. Mama tak jadi marah karena Cassie ketakutan.
Bersambung!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
🛡️Change⚔️ Name🛡️
Mungkin hantunya kepepet, jadi keluar siang-siang
2023-05-04
0
Bangu Thry Wulandari
hantu ada yang keluar siang bolong kah,
2023-05-02
0
🥑⃟Serina
Gebuk aja pake batako klo ketemu 😂
2023-05-01
0