Tonight

"Sudah dua bulan." Aidenloz yang berdiri tepat di depan jendela berbalik lalu menatap Mikayla. Malam semakin larut, sunyi juga senyap bahkan suara dari binatang malam sudah bersahut-sahutan sejak tadi. "Saatnya kau pulang."

Mikayla mengangguk yakin. Gadis itu tengah duduk di seberang Aidenloz setelah menyalakan tungku perapian yang membantu menghangatkan tubuh mereka yang dingin sehabis berlatih seharian. "Kau benar. Aku akan membalaskan semua yang mereka lakukan padaku!" Manik biru jernih itu mengkilat. Penuh dendam atas semua kejahatan para bangsawan yang mengucilkannya selama ini. "Terimakasih atas bantuanmu selama ini. Ah, benar, setelah dipikir-pikir aku berhutang nyawa padamu."

Aidenloz tersenyum tipis. "Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kau harus membayarnya."

"Dengan?" Mikayla tak membawa sedikitpun uang saat insiden terakhir di dalam hutan. Semua uang yang diberikan Duke Stanley padanya hanya diserahkan pada pengasuh dirinya untuk dikelola karena Mikayla dinilai tidak bisa mengontrol keuangannya sendiri. Lalu membayar Aidenloz ... Bagaimana caranya?

"Aku tak meminta uangmu," ucap Aidenloz seolah tahu dengan apa yang Mikayla pikirkan. Ia berdiri dan berjalan mendekat, lalu mengurung Mikayla di kungkungannya. Jarak mereka hanya tersisa sejengkal. "Aku hanya ingin kau menjadi istriku. Hanya itu."

Awalnya manik biru Mikayla membulat, namun seketika ia sadar. Benar. Laki-laki inilah yang memberikannya kehidupan lebih lama, maka sudah sepantasnya ia membalas kebaikan Aidenloz dengan sisa hidupnya. Lagipula, Mikayla tak suka bila berhutang budi pada orang lain.

Tanpa ragu, Mikayla mengangguk setuju. Dengan berani ia menatap manik sedalam samudera itu penuh keyakinan. "Baik, aku setuju. Akan ku tuntaskan masalah dengan Pangeran Danial secepat mungkin."

Aidenloz tersenyum tipis, nyaris tak terlihat. Ia berbisik, "Aku menunggu."

__________

"Tuan, ada wanita misterius yang ingin bertemu dengan Anda."

Duke Stanley berhenti menulis. Malam sudah sangat larut, tapi kenapa masih ada orang yang berkeluyuran, terlebih lagi itu wanita. Sangat bertentangan dengan etiket bangsawan. Duke Stanley merasakan ada hal yang tidak beres di sini.

"Apa keperluannya?"

"Hamba tidak tahu. Dia hanya mengatakan ingin menemui Anda," jawab pengawal yang berdiri tepat di depan meja kerja Duke Stanley.

Duke Stanley mengangguk. Ia meletakkan pena nya kembali kedalam wadah berisi cairan tinta yang dibuat dari perak. Ia berdiri, lalu pengawal tadi mengikutinya dari belakang.

Duke Stanley terhenti di anak tangga pertama. Ruangan sudah gelap temaram karena anggota keluarga Stanley sudah terlelap kecuali Duke itu sendiri. Karena remang-remang, maka Duke Stanley masih bisa melihat seorang gadis bertudung hitam sedang duduk di kursi santai milik Mikayla berbentuk ayunan di tengah ruangan yang sengaja tak dipindahkan untuk mengenang gadis yang disia-siakan nya, anak pertamanya. Duke Stanley geram, ia segera menghampiri gadis itu dan tentu saja ia berjanji akan memberikan pelajaran pada orang yang tak sopan.

"Lancang sekali kau telah duduk di sana!"

"Jangan menaikkan suara Anda, Duke Stanley. Orang-orang akan terbangun," jawab Mikayla yang masih berlindung di balik tudung hitam yang ia gunakan.

Duke Stanley merasa tersengat. Suara itu ... Sama seperti putrinya yang telah bunuh diri.

"S-siapa kau, nona? Apa keperluanmu datang kemari si tengah malam?" ucap Duke Stanley sedikit curiga setelah mendudukkan dirinya tepat di seberang gadis misterius itu.

"Tidak ada. Aku hanya ingin pulang." Mikayla melepas tudung hitamnya. Manik dengan warna yang sama itu saling bertubrukan.

"Mikayla!" Duke Stanley terkejut bukan main. Ia segera berjalan cepat menuju putri pertamanya dan mendekap erat tubuh mungil anaknya itu, Penyesalan dalam dirinya perlahan luntur menjadi perasaan lega luar biasa. "Kenapa kau hampir bunuh diri? Kenapa, apa yang mengganggumu?"

"Ayah," ucap Mikayla lirih lalu akhirnya pertahanannya rubuh. Ia balas memeluk Duke Stanley dengan erat. Pelukan ini, pelukan yang diidamkannya setiap malam. Pelukan yang hanya didapatkan Rosella sejak kecil, kini akhirnya bisa ia rasakan. Perihal ia bunuh diri, Mikayla yakin kalau berita itulah yang disebarkan Marquis Torand agar penyelidikan diberhentikan. Dasar, pria tua yang licik!

"Maafkan aku, tak seharusnya aku bunuh diri. Tenang saja, ayah. Aku sudah berubah pikiran," sahut Mikayla dengan ekspresi meyakinkan. Biarkan saja dirinya mengikuti permainan Marquis gila kekayaan itu, setelah ia mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya, Mikayla berjanji pada dirinya sendiri untuk menjebloskan Marquis Torand ke dalam penjara bawah tanah!

Pelukan mereka terurai. Duke Stanley dengan wajah semangatnya memanggil beberapa pelayan. "Beritahu seluruh kastil bahwa Mikayla telah kembali!" titahnya yang langsung diangguki oleh kelima pelayan yang berada di situ.

Mikayla menggeleng. "Tidak perlu. Malam semakin larut, lagipula keberadaan ku tak mempengaruhi banyak orang, kan? Biarkan besok menjadi kejutan bagi semua orang di kastil. Apa Ayah setuju?"

Duke Stanley terkekeh geli. "Sejak kapan kau seperti ini?" tanyanya dengan binar bahagia. "Kalau itu maumu, aku bisa apa? Yang terpenting cepatlah kembali ke kamar dan tidur. Hah, aku sudah tidak sabar menunggu matahari terbit!"

Mikayla tersenyum manis. "Kalau begitu aku akan pergi ke kamar. Ingat Ayah, jangan beritahu kepada siapapun kalau aku kembali!"

"Baik nona muda!" ejek Duke Stanley lalu mereka sama-sama pergi ke kamar masing-masing.

Namun sebelum Duke Stanley memasuki kamarnya, ia menatap punggung putrinya itu dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

"Entah perasaanku saja, tapi kurasa kau sudah berubah, nak."

_________

Makan pagi berlangsung seperti biasanya. Sepi dan formal. Rosella telah mengambil tempat duduknya di samping Duchess Azaleah, sedangkan kursi di sampingnya kosong, di sana tempat Mikayla biasanya duduk.

"Seperti biasa, kalian selalu melupakan aku untuk sarapan bersama." Mikayla muncul di balik pilar besar. Kali ini ia memakai gaun berwarna ungu gelap dengan manik-manik hitam, begitu elegan. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap tiga orang yang berada di kursi makan dengan datar.

Prang!

Sendok makan yang digunakan Azaleah terjatuh. Wanita itu menutup mulutnya dengan syok nyaris tak percaya. Rosella pun tak jauh berbeda dari Azaleah, ia semakin menatap benci Mikayla yang menurutnya semakin cantik. Sial!

"Kau kah itu, Mikayla?" tanya Azaleah hati-hati.

Mikayla menatap malas. "Tentu saja. Aku masih menjadi putri Duke Stanley. Ah, atau kalian hanya menganggap putri Duke Stanley hanya satu orang saja?" Mikayla bertanya balik dengan senyum sinis nya lalu melirik Rosella dengan tajam.

Mikayla yang dulu sudah terbunuh, ialah Mikayla yang sebenarnya.

Rosella tak tenang saat ditatap seperti itu oleh Mikayla. Dengan canggung ia mengambil piring yang sudah tersedia berbagai macam makanan lalu memakannya dalam diam.

"Kemari, Mikayla. Oh, Ya Tuhan, aku sangat tidak menyangka! Kalaupun mimpi, tolong jangan bangunkan aku," ujar Azaleah dengan senangnya.

Mikayla duduk di kursinya. Wajahnya tampak semakin memukau daripada yang terakhir Azaleah lihat. Cantik bak porselen. Ah, andai saja ia boneka, pasti sudah menjadi rebutan anak-anak perempuan untuk memainkannya.

"Setelah sekian lama saya hidup, apakah Anda baru menyadari kalau Putri pertama Anda pernah ada?" komentar Mikayla pedas.

Duke Stanley hanya diam. Ia tak mau semakin merusuhkan acara sarapan kali ini. Pertama kali bersama Mikayla. Ia melirik istrinya yang terpaku, sepertinya Azaleah baru tersadar kalau Mikayla jauh berbeda dari yang dulu.

"I-ibu juga tidak tahu," jawab Azaleah yang sedikit merinding dengan ucapan dingin Mikayla barusan. Ia kembali tersenyum. "Lebih baik makan makananmu. Ada banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan. Oh, bagaimana kalau kita berjalan-jalan. Hanya berdua. Bagaimana?"

Mikayla tampak sedikit enggan. Namun melihat ekspresi Rosella yang memerah menahan emosi tentu membuatnya senang. Kapan lagi ia bisa membuat wanita ini emosi? "Tentu. Aku senang jika hanya berjalan berdua dengan Ibu," sambung Mikayla yang sengaja memanas-manasi Rosella.

Mikayla yang baru akan membersihkan namanya yang sempat kotor.

Terpopuler

Comments

Putri Putri

Putri Putri

ka knp ga di gambar kan biasa nya kolo di buku novel tuh ada gambar nya walau hanya sekilas yg ky kejadian gitu jd kan bisa bayangin gitu wajah pemeran ky gimana nih aku bingung pikir nya kerasa aja yg kurang gitu walau emang seru sih g sama sama novel lain kolo novel lain nya kolo udh lama bacanya pasti bosen tp kolo novel nya ky gini entah kenapa ga ngebosenin gitu gitu aja sih pendapat aku soal novel ini

2023-04-25

0

Dewi

Dewi

Terkadang kecantikan tidak membuat seseorang bahagia

2022-11-18

0

Del-lKaiser

Del-lKaiser

iri bilang author

2022-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 A Stupid Princess
2 She's Dead
3 In Another World
4 Tonight
5 Enemy's Fault
6 Second Murder: Failed!
7 Two Privileges
8 Sword Knights
9 Find Out the Truth
10 Deterrent Effect
11 In Disguise
12 Who Is He?
13 Someone In the Emperor's Heart
14 Puzzles
15 Looking For Other Memories
16 Request To Return
17 Loot
18 Lost Her Sword
19 Start the Journey
20 Incognito
21 Maid Maid Maid
22 Another Door
23 Night In the Past
24 the First Heartbreak
25 Problem With Another Lady
26 Celebration
27 Surprise For Aldergo
28 A Plan
29 Second Mikayla
30 Sacrifice
31 The Same Lady
32 Past History at Eroshvent
33 Past History at Domania
34 Keadilan sang Kaisar
35 Hari Pernikahan
36 Antara Memaafkan atau Melupakan
37 Mencari Kebenaran Masa Lalu
38 Manipulasi
39 Sisi Lain
40 Bertemu Pria Menyusahkan
41 Bertemu Lagi
42 Lelaki Konyol
43 Perjalanan Mengarungi Lautan
44 Cahaya Biru
45 Dua Pilihan
46 Rencana Penyerangan ke Armovin
47 Kecemasan dan Tekad
48 Perang Terakhir
49 Hadiah Terbaik
50 Diam atau Kau Akan Mati
51 Ancaman Untuk Kaisar
52 Penguntit yang Gagal
53 Bertemu Wanita Lemah
54 Membawa Orang Asing Kembali
55 Perihal Bayi
56 Menginginkan Posisi Selir
57 Harapan Budak Baru
58 Sisi Berbeda Dari Jiwa Phoenix
59 Persiapan
60 Ancaman Dibalik Kepolosan
61 Permintaan Ibu Hamil
62 Nasihat
63 Thom Itu Hebat Jika....
64 Bernapas di Alam Bebas
65 Jangan Bermain-main Terhadap Kaisar
66 Perihal Budak yang Melawan
67 Duka Dalam Perayaan
68 Langkah Terakhir
69 Mati Sebelum Dibunuh
70 Hukuman yang Pantas
71 Dunia Lain
72 Kembali ke Dunia
73 Pemberontakan Lama
74 Menyusun Kepingan Rencana
75 Utusan Bermuka Dua
76 Seperti Kawan Lama
77 Kejutan Dari Istana
78 Kelam yang Sebenarnya
79 Awal Ditiupnya Terompet Peperangan
80 Menetap atau Pergi
81 Pergi Entah Sampai Kapan
82 Tawaran yang Lebih Buruk Dari Kematian
83 Menghilang
84 Pembelotan Putra Mahkota Ashvar
85 Pengejaran
86 Bertemu Kembali
87 Kekuatan Berbeda
88 Membuka Jalan Pikiran
89 Bisa Kembali
90 Kembali
91 Kematian dan Kelahiran
92 Status di Balik Lencana
93 Rencana Permaisuri
94 Rencana Kaisar
95 Berbagai Tuduhan
96 Sidang Pertama
97 Kesaksian
98 Keputusan Pangeran
99 Karena Dia Pantas Mendapatkannya
100 Akhir Cerita
101 Extra Part : 6 Years Later
102 Extra Part: How to be a Prince
103 Announcement
104 New Story
Episodes

Updated 104 Episodes

1
A Stupid Princess
2
She's Dead
3
In Another World
4
Tonight
5
Enemy's Fault
6
Second Murder: Failed!
7
Two Privileges
8
Sword Knights
9
Find Out the Truth
10
Deterrent Effect
11
In Disguise
12
Who Is He?
13
Someone In the Emperor's Heart
14
Puzzles
15
Looking For Other Memories
16
Request To Return
17
Loot
18
Lost Her Sword
19
Start the Journey
20
Incognito
21
Maid Maid Maid
22
Another Door
23
Night In the Past
24
the First Heartbreak
25
Problem With Another Lady
26
Celebration
27
Surprise For Aldergo
28
A Plan
29
Second Mikayla
30
Sacrifice
31
The Same Lady
32
Past History at Eroshvent
33
Past History at Domania
34
Keadilan sang Kaisar
35
Hari Pernikahan
36
Antara Memaafkan atau Melupakan
37
Mencari Kebenaran Masa Lalu
38
Manipulasi
39
Sisi Lain
40
Bertemu Pria Menyusahkan
41
Bertemu Lagi
42
Lelaki Konyol
43
Perjalanan Mengarungi Lautan
44
Cahaya Biru
45
Dua Pilihan
46
Rencana Penyerangan ke Armovin
47
Kecemasan dan Tekad
48
Perang Terakhir
49
Hadiah Terbaik
50
Diam atau Kau Akan Mati
51
Ancaman Untuk Kaisar
52
Penguntit yang Gagal
53
Bertemu Wanita Lemah
54
Membawa Orang Asing Kembali
55
Perihal Bayi
56
Menginginkan Posisi Selir
57
Harapan Budak Baru
58
Sisi Berbeda Dari Jiwa Phoenix
59
Persiapan
60
Ancaman Dibalik Kepolosan
61
Permintaan Ibu Hamil
62
Nasihat
63
Thom Itu Hebat Jika....
64
Bernapas di Alam Bebas
65
Jangan Bermain-main Terhadap Kaisar
66
Perihal Budak yang Melawan
67
Duka Dalam Perayaan
68
Langkah Terakhir
69
Mati Sebelum Dibunuh
70
Hukuman yang Pantas
71
Dunia Lain
72
Kembali ke Dunia
73
Pemberontakan Lama
74
Menyusun Kepingan Rencana
75
Utusan Bermuka Dua
76
Seperti Kawan Lama
77
Kejutan Dari Istana
78
Kelam yang Sebenarnya
79
Awal Ditiupnya Terompet Peperangan
80
Menetap atau Pergi
81
Pergi Entah Sampai Kapan
82
Tawaran yang Lebih Buruk Dari Kematian
83
Menghilang
84
Pembelotan Putra Mahkota Ashvar
85
Pengejaran
86
Bertemu Kembali
87
Kekuatan Berbeda
88
Membuka Jalan Pikiran
89
Bisa Kembali
90
Kembali
91
Kematian dan Kelahiran
92
Status di Balik Lencana
93
Rencana Permaisuri
94
Rencana Kaisar
95
Berbagai Tuduhan
96
Sidang Pertama
97
Kesaksian
98
Keputusan Pangeran
99
Karena Dia Pantas Mendapatkannya
100
Akhir Cerita
101
Extra Part : 6 Years Later
102
Extra Part: How to be a Prince
103
Announcement
104
New Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!